Anda di halaman 1dari 14

Tugas Metode Pelaksanaan Konstruksi Kelompok 7

PONDASI SUMURAN

1. Jenis-Jenis Pondasi
Pada umumnya pengklasifikasian pondasi didasarkan pada kedalaman pondasi. Jenis
pondasi berdasarkan kedalaman peondasinya dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Pondasi Dangkal
Disebut Pondasi dangkal karena kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya
beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah pondasi
menerus yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau pasangan batu,meneruskan beban dari
dinding dan kolom bangunan ke tanah keras. Pondasi dangkal dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis :
- Pondasi Setempat ( Single Footing )
- Pondasi Menerus ( Continuous Footing )
- Pondasi Pelat ( Plate Foundation )
- Pondasi Cakar Ayam
- Pondasi Sarang Laba-laba
- Pondasi Grid
- Pondasi Gasing
b) Pondasi Dalam
Digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah yang lemah di
bagian atas ke lapisan bawah yang lebih keras. Pondasi dalam dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis :
- Pondasi tiang pancang (pasak bumi)
- Pondasi tiang bor (bored pile)
- Pondasi Caisson (pondasi sumuran)
Pada kesempatan kali ini, kami hanya akan membahas mengenai Pondasi Caisson atau yang
lebih dikenal dengan Pondasi Sumuran.

2. Pondasi Caisson atau Pondasi Sumuran


Pag
e1

Tugas Metode Pelaksanaan Konstruksi Kelompok 7


Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang
dan digunakan apabila tanah dasar (tanah keras) terletak pada kedalaman yang relative dalam.
Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:
Daya dukung pondasi harus lebih besar dari pada beban yang dipikul oleh pondasi
tersebut
Penurunan yang terjadi harus sesuai batas yang diizinkan (toleransi) yaitu sebesar 1
inchi (2,54 cm)
Ada beberapa alasan pondasi sumuran digunakan dibanding pondasi dangkal yaitu:

Bila tanah keras terletak lebih dari 3 meter, maka jika digunakan pondasi plat kaki
atau jenis pondasi langsung lainnya akan menjadi tidak hemat (galian tanahnya

terlalu dalam dan lebar).


Bila air permukaan tanah terletak agak tinggi, konstruksi pelat beton akan sulit
dilaksanakan karena air harus dipompa ke luar lubang galian.

Ada beberapa metode Pelaksanaan Pondasi Sumuran di lapangan, salah satunya adalah
metode dengan menggunakan cincin. Dengan metode ini, sumuran terdiri dari pipa/cincin-cincin
besar yang terbuat dari beton biasa atau beton bertulang dan biasa dikenal sebagai gorong-gorong.
Tebal cincin umumnya 8-12 cm. ukuran garis tengah bagian dalam cincin bervariasi antara 70-150
cm. ukuran yang digunakan tergantung kebutuhan luas dasar pondasihasil perhitungan beban
bangunan dan kekuatan tanah.
Ada pipa/cincin beton siap pakai dengan ukuran tinggi

100 cm dengan garis tengah

bermacam-macam. Jumlah cincin pada satu titik tergantung pada kedalaman tanah kerasnya. Cincin
beton dapat pula dibuat sendiri. Bila dibuat sendiri, sebaiknya dinding bagian bawah dibuat runcing
untuk memudahkan penurunan pipa ke dalam tanah.
Berikut adalah langkah-langkah memasang pondasi sumuran:
1. Pembersihan area pengerjaan
2. Gali tanah sedalam 30-50 cm. masukkan cincin pertama, letakkan dengan benar (jangan
miring agar tidak terjadi penjepitan)

Pag
e2

Tugas Metode Pelaksanaan Konstruksi Kelompok 7


3. Bila tepi atas cincin telah rata dengan tanah, tumpangi dengan cincin perlahan-lahan
melesak masuk
4. Bila tanah berair, air dibuang keluar (dipompa).
5. Bila telah mencapai tanah keras, bagian bawah sumuran diisi dengan pasir yang dipadatkan
setebal 5-10 cm, lalu kemudian diisi dengan cyclopen dan batu kali.
Dimana cyclopean adalah beton yang menggunakan batu-batu besar atau puing bangunan
(pecahan beton) untuk meminimalkan area permukaan dan menghemat pemakaian semen.
6. Untuk bangunan-bangunan yang ringan, sumuran cukup diisi dengan pasir padat.
7. Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi pembesian untuk mengikat sloof.

Gambar di atas adalah cincin pembuat sumuran (cincin beton)

Gambar Penampang melintang pondasi sumuran dengan menggunakan cincin beton

Pag
e3

Tugas Metode Pelaksanaan Konstruksi Kelompok 7


Ada metode lain yang digunakan dalam pembuatan pondasi sumuran. Metode ini tetap
menggunakan cincin beton sebagai sumurannya. Berikut adalah langkah-langkahnya :
1. Bersihkan area pengerjaan
2. Gali tanah dengan diameter 60-80 cm seperti menggali sumur dengan kedalaman 2-3 m
(sesuai dengan perencanaan. Namun pada keadaan tertentu pondasi ini dapat mencapai 8
meter).
3. Cincin beton dimasukkan secara perlahan dan pertahankan tetap dalam keadaan vertical
4. Isilah cincin beton dengan menggunakan campuran beton cyclopean (siklup) dan batu
kali.
5. Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi pembesian untuk mengikat sloof
Pondasi jenis ini digunakan bila lokasi pembangunannya jauh sehingga tidak
memungkinkan

dilakukan

transportasi

untuk

mengangkut

tiang

pancang.

Walaupun lokasi pembangunan memungkinkan, pondasi jenis ini jarang digunakan. Selain boros
adukan beton, penyebab lainnya adalah sulit dilakukan pengontrolan hasil cor beton di tempat yang
dalam.

Kelebihan :

Alternatif penggunaan pondasi dalam, jika material batu banyak dan bila tidak
dimungkinkan pengangkutan tiang pancang.

Tidak diperlukan alat berat.

Biayanya lebih murah untuk tempat tertentu.

Kekurangan :

Bagian dalam dari hasil pasangan pondasi tidak dapat di kontrol (Karena batu dan adukan
dilempar/ dituang dari atas)

Pemakaian bahan boros.

Tidak tahan terhadap gaya horizontal (karena tidak ada tulangan).

Pag
e4

Tugas Metode Pelaksanaan Konstruksi Kelompok 7

Untuk tanah lumpur, pondasi ini sangat sulit digunakan karena susah dalam menggalinya.

Penampang Melintang Pondasi Sumuran


Penjelasan di atas merupakan penggunaan pondasi sumuran pada bangunan-bangunan
ringan. Perlu diketahui, pondasi caisson ini juga dapat digunakan sebagai pondasi konstruksi
jembatan. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang atau beton pracetak, yang umum digunakan pada
pekerjaan jembatan di Indonesia adalah dari silinder beton bertulang dengan diameter 250 cm, 300
cm, 350 cm, dan 400 cm. Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penurunan dinding sumuran yang
dicor di tempat atau pracetak yang terdiri unit-unit beton pracetak. Penurunan dilakukan dengan
menggali sedikit demi sedikit di bawah dasarnya. Berat beton pada sumuran memberikan gaya
vertical untuk mengatasi gesekan (friction) antara tanah dengan beton, dan dengan demikian
sumuran dapat turun.
Ketepatan pematokan pada sumuran sangat penting karena tempat yang digunakan oleh
sumuran sangat besar. Akibat kesalahan pematokan, bersama-sama dengan kemiringan yang terjadi
pada waktu sumuran diturunkan, dapat menyebabkan sumuran itu berada di luar daerah kepala
jembatan atau pilar. Hal ini merupakan tambahan pekerjaan untuk memperbesar kapala jembatan

Pag
e5

Tugas Metode Pelaksanaan Konstruksi Kelompok 7


atau pilar, dan akan meneruskan beban vertical dari bangunan atas kepada bangunan bawah secara
eksentris.
Garis tengah memanjang jembatan dan garis tengah melintang dari sumuran harus
ditentukan dan dioffset sejauh jarak tertentu untuk memastikan bahwa titik-titik referensi tersebut
tidak terganggu pada saat pembangunan sumuran. Harus diperhatikan penentuan letak tiap segmen
untuk memastikan bahwa segmen baru akan mempunyai alinyemen yang benar sepanjang sumbu
vertical. Hal ini penting terutama pada waktu suatu segmen ditambahkan pada sumuran yang tidak
(keluar dari) vertical. Secara ideal kemiringan ini harus diperbaiki sebelum penambahan segmen
berikutnya. Setelah pekerjaan pematokan selesai, dilakukan penggalian pendahuluan untuk
memberikan jalan awal melalui mana sumuran akan diturunkan. Sisi galian ini harus sedapat
mungkin vertical.

Detail Pondasi Sumuran

Pembuatan Pondasi Sumuran sebagai Pondasi Struktur Jembatan

Pag
e6

Tugas Metode Pelaksanaan Konstruksi Kelompok 7


1. Pondasi Caisson menggunakan Beton Pracetak
Unit beton pracetak harus dicor pada landasan pengecoran yang sebagaimana mestinya.
Cetakan harus memenuhi garis dan elevasi yang tepat dan terbuat dari logam. Cetakan harus kedap
air dan tidak boleh dibuka paling sedikit 3 hari setelah pengecoran. Unit beton pracetak yang telah
selesai dikerjakan harus bebas dari segregasi, keropos, atau cacat lainnya dan harus memenuhi
dimensi yang disyaratkan.
Unit beton pracetak tidak boleh digeser paling sedikit 7 hari setelah pengecoran, atau sampai
pengujian menunjukkan bahwa kuat tekan beton telah mencapai 70 persen dari kuat tekan beton
rancangan dalam 28 hari. Unit beton pracetak tidak boleh diangkut atau dipasang sampai beton
tersebut mengeras paling sedikit 14 hari setelah pengecoran, atau sampai pengujian menunjukkan
kuat

tekan

mencapai

85

persen

dari

kuat

tekan

rancangan

dalam

28

hari.

2. Dinding Sumuran dari Unit Beton Pracetak


Beton pracetak yang pertama dibuat harus ditempatkan sebagai unit yang terbawah.
Bilamana beton pracetak yang pertama dibuat telah diturunkan, beton pracetak berikut-nya harus
dipasang di atasnya dan disambung sebagimana mestinya dengan adukan semen untuk memperoleh
kekakuan dan stabilitas yang diperlukan. Penurunan dapat dilanjutkan 24 jam setelah
penyambungan

selesai

dikerjakan.

3. Dinding Sumuran Cor Di Tempat


Cetakan untuk dinding sumuran yang dicor di tempat harus memenuhi garis dan elevasi
yang tepat, kedap air dan tidak boleh dibuka paling sedikit 3 hari setelah pengecoran. Beton harus
dicor dan dirawat sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini. Penurunan tidak boleh dimulai
paling sedikit 7 hari setelah pengecoran atau sampai pengujian menunjukkan bahwa kuat tekan
beton mencapai 70 persen dari kuat tekan rancangan dalam 28 hari. Bilamana penggalian dan
penurunan pondasi sumuran dilaksanakan, perhatian khusus harus diberikan untuk hal-hal berikut
ini:

Pag
e7

Tugas Metode Pelaksanaan Konstruksi Kelompok 7


Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan aman, teliti, mematuhi undang-undang
keselamatan kerja, dan sebagainya.
Penggalian hanya boleh dilanjutkan bilamana penurunan telah dilaksanakan dengan
tepat dengan memperhatikan pelaksanaan dan kondisi tanah. Gangguan, pergeseran dan
gonjangan pada dinding sumuran harus dihindarkan selama penggalian.
Dinding sumuran umumnya diturunkan dengan cara akibat beratnya sendiri, dengan
menggunakan beban berlapis (superimposed loads), dan mengurangi ketahanan geser
(frictional resistance), dan sebagainya.
Cara mengurangi ketahanan geser : Bilamana ketahanan geser diperkirakan cukup besar
pada saat penurunan din-ding sumuran, maka disarankan untuk melakukan upaya untuk
mengurangi geseran antara dinding luar sumuran dengan tanah di sekelilingnya.
Sumbat Dasar Sumuran Dalam pembuatan sumbat dasar sumuran, perhatian khusus
harus diberikan untuk hal-hal berikut ini :
Pengecoran beton dalam air umumnya harus dilaksanakan dengan cara tremies
atau pompa beton setelah yakin bahwa tidak terdapat fluktuasi muka air dalam
sumuran.
Air dalam sumuran umumnya tidak boleh dikeluarkan setelah pengecoran beton
untuk sumbat dasar sumuran.
Pengisian Sumuran Sumuran harus diisi dengan beton siklop K175 sampai elevasi satu
meter di bawah pondasi telapak. Sisa satu meter tersebut harus diisi dengan beton K250,
atau
Pekerjaan

sebagaimana
Dinding

yang
Penahan

ditunjukkan
Rembesan

dalam
(Cut-Off

Gambar.
Wall

Work)

Dinding penahan rembesan (cut-off wall) harus kedap air dan harus mampu menahan
gaya-gaya dari luar seperti tekanan tanah dan air selama proses penurunan dinding
sumuran, dan harus ditarik setelah pelaksanaan sumuran selesai dikerjakan.
Pembongkaran Bagian Atas Sumuran Terbuka Bagian atas dinding sumuran yang telah
terpasang yang lebih tinggi dari sisi dasar pondasi telapak harus dibongkar.
Pembongkaran harus dilaksanakan dengan menggunakan alat pemecah bertekanan
(pneumatic breakers). Peledakan tidak boleh digunakan dalam setiap pembongkaran ini.
Baja tulangan yang diperpanjang masuk ke dalam pondasi telapak harus mempunyai
panjang paling sedikit 40 kali diameter tulangan.

Pag
e8

Tugas Metode Pelaksanaan Konstruksi Kelompok 7


Pondasi tiang bor atau caisson adalah pondasi yang berbentuk kotak, bulat atau konbinasi
bentuk-bentuk tersebut dengan tampang melintang melintang yang relatif besar. Karena
tampangnya yang besar ini, bagian dalam fondasi sering terbagi-bagi dalam ruangan-ruangan.
Pondasi caisson yang berbentuk silinder atau kotak beton dibuat dengan membenamkan silinder
beton ditempatnya, bersamaan dengan penggalian tanah. Pondasi ini dimaksudkan untuk
mengirimkan beban besar yang harus melalui air atau material jelek sebelum mencapai tanah
pendukung yang kuat. Pekerjaan pembuatan kaison memerlukan banyak alat-alat berat. Dalam tiaptiap pelaksanaan sering ditemui masalah-masalah umum dan yang tidak bias dilakukan.
Berikut

ini

akan

dipelajari

cara

pelaksanaan

pekerjaan

pembuatan.

Tipe-tipe caisson dibagi menurut cara pembuatannya, yaitu :


1. Caisson terbuka (open caisson)
2. Caisson pneumatic (pneumatic caisson)
3. Caisson apung (floating caisson)
1. Caisson terbuka
Caisson terbuka merupakan caisson yang pada bagian atas dan bawahnya terbuka terbuka
selama pelaksanaan. Caisson ini, bila digunakan pada area yang tergenang air, pelaksanaannya
adalah dengan membenamkan dan menggali tanah di bagian dasarnya. Caisson dimanfaatkan
dengan memanfaatkan beratnya sendiri, bersama sama dengan penggalian tanah. Ketika
pembenaman kaisonmencapai tanah keras yang diinginkan, dasar caisson ditutup dengan beton
dengan tebal antara 1,5 sampai 5 m. Pada caisson terbuka, penutupan dilakukan di bawah muka air.
Jika tanah dasar sangat keras maka penggalian dilakukan dengan cara peledakan (blasting).
Pada penggalian tanah untuk kaison terbuka yang umunya dilakukan dengan cara pengukuran,
volume tanah yang tergali selalu lebih besar diri volume kaison yang terpasang. Hal ini, disebabkan
dinding

lubang

galian

tanah

yang

cendrung

Keuntungan Caisson terbuka :


1. Dapat mencapai kedalaman yang besar.
2. Biaya pembuatan relatif rendah.

Pag
e9

bergerak

ke

dalam

galian.

Tugas Metode Pelaksanaan Konstruksi Kelompok 7


Kerugian caisson terbuka :
1. Dasar caisson tidak dapat diperiksa dan di bersihkan.
2. Kualitas beton penutup dasar yang dicor dalam air tidak bagus.
3. Penggalian pada tanah yang berbatu sangat sulit.
Langkah-langkah pembuatan Open Caisson (Caisson Terbuka) adalah sebagai berikut:
1. Bagian yang tajam dibuat di permukaan tanah
2. Penggalian di dalam caisson dimulai dan caisson mulai terbenam
3. Ketika bagian atas caisson sudah mulai terbenam dan mendekati dasar, maka unit caisson
yang lain mulai disambungkan
4. Langka ke-3 di atas dilakukan sampai pada kedalaman yang direncanakan
5. Kemudian bahan pengisi dimasukkan (tanah, pasir, dan air)
6. Pembuatan lantai beton penutup diselesaikan.

Gambar Caisson Terbuka (Open Caisson)


2. Caisson pneumatic (Caisson Tekanan)
Caisson pneumatic (pneumatic caisson), merupakan kaison yang tertutup. Penggalian tanah
dilakukan dengan mengalirkan udara bertekanan kedalam ruang kerja untuk penggalian. Dengan

Pag
e 10

Tugas Metode Pelaksanaan Konstruksi Kelompok 7


cara ini penggalian dan pengecoran beton ke dalam sumuran dilakukan dalam kondisi kering.
Bentuk tubuh caisson pneumatic hampir sama seperti caisson terbuka, bedanya hanya pada bagian
ruangkerja di bawah. Penggalian dilakukan pada ruang kerja yang diberi tekanan udara yang sama
dengan tekanan air tanah untuk mencegah aliran air masuk ke ruang kerja. Pintu udara, kecuali
dipakai untuk jalan keluar masuk pekerja juga untuk mengeluarkan tanah galian. Untuk kaison
yang besar dapat dipakai 2 pintu udara, yang pertama untuk galian sedang yang kedua untuk keluar
masuk pekrja. Ruang kerja diisi dengan beton pada waktu dasar kaison telah mencapai kedalaman
yang dikehendaki.
Keuntungan :
1. Pelaksanaan dalam kodisi kering.
2. Kerena pengecoran beton dalam kondisi kering, kualitas beton dapat seperti yang
diharapkan.
3. Batu-batuan besar dapat dibongkar pada waktu penggalian untuk membenamkan caisson.
Kerugian :
1. Penggalian dengan tekanan udara membuat biaya pelaksanaan tinggi.
2. Kedalaman penetrasi di bawah air terbatas sampai kedalaman sekitar 40 m atau 400 kPa.
Hal ini karena tenaga manusia mempunyai ketahanan terhadap tekanan udara yang terbatas
Langkah-langkah pembuatan Pneumatic Caisson (Caisson Tekanan) adalah sebagai berikut:
1. Konstruksi sama dengan Caisson Terbuka, tetapi ada ruang kerja kedap udara dengan tinggi
langit-langit antara 1,8 m s/d 2 m.
2. Ke dalam ruang kerja dimasukkan udara bertekanan sama dengan tekanan air tanah untuk
mencegah banjir.
3. Penggalian dilakukan dengan tenaga manusia atau mesin.
4. Corong dan pintu udara dipakai untuk jalan keluar dan masuk pekerja, tempat mengeluarkan
tanah galian
5. Apabila penurunan telah mencapai kedalaman yang dikehendaki, ke dalam ruang kerja
dituangkan beton.

Pag
e 11

Tugas Metode Pelaksanaan Konstruksi Kelompok 7

3. Caisson Apung
Caisson apung atau caisson box merupakan caisson yang tertutup pada dasarnya. Caisson
tipe ini terbuat dari tipe beton bertulang yang dicetak di daratan dan peletakkannya dilakukan
dengan mengapungkan caisson tersebut setelah beton mengeras. Pembenaman caisson ke dalam air
atau tanah yang berair, dilakukan dengan dengan cara mengisikan, pasir, kerikil, beton atau air ke
dalamnya. Permukaan air harus diperhitungkan selalu berada pada beberapa meter di bawah puncak
caisson untuk mencegah air masuk ke dalamnya. Stabilitas pengapungan dirancang menurut
prinsip-prinsip hidrolika.
Keuntungan :
1. Biaya pelaksanaan rendah.
2. Dapat digunakan bila pembuatan tipe kaison yang lain tidak memungkinkan

Pag
e 12

Tugas Metode Pelaksanaan Konstruksi Kelompok 7


Kerugian :
1. Tanah dasar halus digali atau ditimbun sampai elevasi yang diinginkan.
2. Tipe ini hanya cocok bila tanah fondasi berada di dekat permukaan tanah. Penggalian
tanahyang terlalu dalam mahal, karena tanah jenuh cenderung longsor ke dalam lubang
galian.
3. Tanah pendukung sering tidak padat, karena pemadatann di dalam air sangat sulit.

Pag
e 13

Tugas Metode Pelaksanaan Konstruksi Kelompok 7


Berikut adalah faktor pemilihan pondasi yang akan digunakan:

Pag
e 14

Anda mungkin juga menyukai