BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem ekstrapiramidal merupakan jaringan saraf yang terdapat pada otak
bagian sistem motorik yang mempengaruhi koordinasi dari gerakan. Letak dari
ekstrapimidal terutama di formatio retikularis dari pons dan medulla, dan di target
saraf di medulla spinalis yang mengatur refleks, gerakan-gerakan yang kompleks,
dan kontrol postur tubuh (1,2).
Istilah sindrom ekstrapiramidal (EPS) mengacu pada suatu kelompok gejala
yang bermanifestasikan sebagai gerakan otot skelet, spasme atau rigditas, tetapi
gejala-gejala itu diluar kendali traktus kortikospinal (piramidal). Beberapa gejala
ekstrapiramidal dapat ditemukan bersamaan (1,2,3). Berdasarkan etiologi,
sindrom ekstrapiramidal terbagi menjadi primer dan sekunder. Gangguan primer
berarti kelainan bersifat neurogeneratif, sedangkan pada gangguan sekunder dapat
ditemukan beberapa macam penyebab di antaranya intoksikasi obat, infeksi,
metabolik, dan kelainan vascular (1).
Sistem ekstrapiramidal bertanggungjawab atas pergerakan involunter dan
refleks sistem motorik yaitu modulasi pergerakan dan pengaturan serta modulasi
sel tanduk anterior dari traktus spinalis, sehingga membatasi pergerakan motor
involunter. Gejala klinis ekstrapiramidal sering dibagi dalam beberapa kategori
yaitu reaksi distonia akut, akatisia, dan parkinsonism (Sindrom Parkinson),
diskinesia tardive (4). Penatalaksanaan obat yang disebabkan oleh gangguan gerak
akut termasuk penyesuaian dosis, perubahan obat, atau pengobatan lanjutan
1

terutama agen antikolinergik, benzodiazepin, dan -blocker. Obat antikolinergik

yang

umum

digunakan

termasuk

benztropine,

diphenhydramine,

dan

trihexyphenidyl (Artane). Agen ini biasanya paling efektif untuk neuroleptikinduced parkinson. Namun, semakin meningkat manajemen dilakukan dengan
pemilihan antipsikotik generasi kedua, kemungkinan dapat mengurangi sindrom
ini (3,4).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam referat ini adalah
identifikasi

kasus-kasus

pada

sindrom

ekstrapiramidal

beserta

penatalaksanaannya.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meresume informasi mengenai
sindrom ekstra piramidalis dan penatalaksanaannya.
Tujuan khusus penelitian ini adalah
1. Mengidentifikasi epidemiologi dan definisi dari sindrom ekstrapiramidalis.
2. Mengidentifikasi etiologi dan faktor risiko sindrom ekstrapiramidalis.
3. Mengidentifikasi kasus-kasus pada sindrom ekstrapiramidalis.
4. Mengidentifikasi tatalaksana pada sindrom ekstrapiramidalis.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan teori untuk sosialisasi lebih
lanjut mengenai sindrom ekstrapiramidalis agar pengetahuan tentang sindrom
ekstrapiramidalis

dapat

membantu

pencegahan

terjadinya

sindrom

ekstrapiramidalis. Bagi penyaji, diharapkan referat ini dapat meningkatkan

wawasan serta pengetahuan tentang kasus-kasus sindrom ekstrapiramidalis. Bagi
institusi, referat ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber pustaka yang
dapat

menambah

wawasan

mengenai

tatalaksananya di RSUD Ulin Banjarmasin.

sindrom

ekstrapiramidalis

dan