24
25
Sel adenokarsinoma dapat tunggal atau tersusun dalam morula tiga dimensi,
asinus, pseudopapila, dan papila sejati dengan inti fibrovaskular. Batas kelompok
sel tegas dan khas. Volume sitoplasma bervariasi tetapi umumnya relatif sedikit.
Sel bersifat sianofilik dan lebih translusen dibandingkan karsinoma sel skuamosa.
Sitoplasma bersifat homogen atau granular dan sebagian bersifat foamy karena
adanya vakuola-vakuola kecil. Vakuola besar dan tunggal yang berisi mukus
banyak ditemukan, sehingga pada sebagian kasus dapat meregangkan sitoplasma
dan menekan nukleus ke satu arah, membentuk yang disebut signet-ring cell.
Nukleus umunya tunggal, berbentuk bulat sampai oval dengan kontur relatif halus
dan sedikit ireguler. Kromatin cenderung bergranular halus dan tersebar pada
tumor yang berdiferensiasi baik tetapi terdistribusi kasar dan ireguler atau
hiperkromatik pada tumor yang berdiferensiasi buruk (32).
26
juga sering terjadi adalah campuran karsinoma sel skuamosa dan SCLC. Pola
kombinasi karsinoma bronkogenik memperlihatkan lebih dari satu garis
diferensiasi, tetapi semua berasal dari satu sel progenitor multipotensial (27).
Gambar 5.3 Tarikan Di Sitoplasma Sel Ganas (Panah) Jenis Karsinoma Sel
Skuamosa pada Pemeriksaan FNAB (A), pada Pemeriksaan Sitologi
Cairan Pleura (B) (Diambil dari Laboratorium Patologi Anatomi
RSUD Ulin Banjarmasin)
Karsinoma sel skuamosa adalah suatu tumor epitel ganas yang menunjukkan
keratinisasi skuamosa dan keratinisasi intraselular dengan atau tanpa intercellular
bridges. Tipe ini berasal dari epitel bronkus. Sinonimnya adalah karsinoma
epidermoid (32, 34).
Manifestasi sitologi dari karsinoma sel skuamosa bergantung pada derajat
diferensiasi histologi dan jenis sampel. Gambar 5.3 menunjukkan sel tumor besar
dengan inti hiperkromatik yang ireguler dan terletak di tengah, dengan satu atau
lebih anak inti. Batas sitoplasma kurang jelas. Sel-sel tampak membentuk
kelompok yang kohesif, umumnya berbentuk datar dengan nukleus yang panjang
(32).
Seluruh preparat kemudian dikumpulkan berdasarkan angka kejadian setiap
tahun. Data digunakan untuk melihat jumlah pasien karsinoma paru yang
27
menjalani pemeriksaan FNAB dan sitologi cairan pleura dari tahun ke tahun. Data
per tahun disajikan dalam tabel 5.1:
Tabel 5.1 Angka kejadian kanker paru berdasarkan hasil pemeriksaan sitologi
cairan pleura dan FNAB di RSUD Ulin Banjarmasin periode Januari
2011-April 2014
Klinis
N
Tahu
kanker paru
Jm
%
2011
l
9
2012
14
%
34,15
12
%
29,27
%
14,63
41
%
100%
3
4
2013
2014
Total
FNAB
Positif
Jm
%
21,95
l
4
Negatif
Jm
%
9,76%
l
5
10
24,39
%
21,95
%
12,2%
28
68,3%
12,2
l
4
%
9,76
%
7,3%
9,76%
l
5
12,2%
17,07
17,07
%
21,95
%
7,31%
4,88%
17
41,46
2,44
%
9,76%
13
%
31,7
24
58,54
Negatif
Jm
%
28
Tabel 5.2 Hasil uji statistik dari pasien yang melakukan kedua pemeriksaan
sitologi cairan pleura dan FNAB
FNAB
Sitologi
Cairan Pleura
Total
Positif
Negatif
Positif
Negatif
21 (51,22%)
3 (7,32%)
7 (17,07%) 10 (24,39%)
28 (68,29%)
13 (31,71%)
Total
24 (58,54%)
17 (41,46%)
p
0,344
41 (100%)
29
bedah dinding dada ke dalam rongga parietal pleura untuk aspirasi cairan (35).
Cairan yang diambil kemudian diperiksa di bawah mikroskop dan dinilai
abnormalitasnya (11). Pembacaan preparat dilakukan oleh dokter spesialis
patologi anatomi.
Kelebihan pemeriksaan sitologi cairan pleura dibandingkan dengan FNAB
di antaranya adalah prosedur ini tergolong mudah, aman dan praktis sehingga
dapat dilakukan di sarana pelayanan kesehatan primer dengan fasilitas medis
tingkat dasar, pengambilan cairan tergolong rendah risiko karena jarum hanya
melewati jaringan kulit dan otot paling luar, dan pengambilan cairan dalam
jumlah besar dapat dijadikan terapi simptomatik untuk mengurangi gejala efusi
pleura (11). Kekurangan pemeriksaan sitologi cairan pleura adalah pengambilan
sampel cairan harus dilakukan atas indikasi efusi pleura. Selain itu, pembacaan
sitologi harus dilakukan oleh dokter yang berkompetensi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemeriksaan sitologi cairan pleura
dapat dijadikan metode diagnostik alternatif pada pasien karsinoma paru di RSUD
Ulin Banjarmasin. Akan tetapi, pemeriksaan ini masih belum dapat menggantikan
peran FNAB sebagai standar utama diagnosis karsinoma paru di RSUD Ulin
Banjarmasin karena masih terdapat negatif palsu. Hal ini juga merupakan salah
satu keterbatasan dari penelitian ini.