Anda di halaman 1dari 5

Gangguan anxietas menyeluruh ditandai dengan dimana penderita menunjukkan

ansietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa
minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada
keadan situasi khusus tertentu saja (sifatnya free floating atau mengambang)
GEJALA KLINIS
Gejala klinis biasanya mencakup unsur-unsur sebagai berikut :
Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit
konsentrasi, dsb)
Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai)
Overaktivitas

otonomik

(kepala

terasa

ringan,

berkeringat,

jantung

berdebar-debar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering,


dsb)
Pada

anak-anak

sering

terlihat

adanya

kebutuhan

berlebihan

untuk

ditenangkan (reasurance) serta keluhan-keluhan somatik berulang yang menonjol.


Disamping kecemasan terdapat juga gejala-gejala lain seperti depresi,
amarah, perasaan tak mampu, gangguan psikosomatik, dan sebagainya. Kadangkadang kecemasan tidak tampak jelas dalam keadaan bangun, tetapi dalam tidur
keluar tanda-tandanya seperti mimpi yang menakutkan dan sering terkejut bangun.

Pada keadaan cemas yang menahun mungkin terjadi serangan-serangan kecemasan


yang akut.

DIAGNOSA BANDING
Permulaan skizofrenia
Mania
Psikosis atipis
Gangguan adaptasi dengan mood cemas
Permulaan sindroma otak organik
Hipertiroid
Penyalahgunaan zat
Gangguan sistemik lain. (1,2)

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan dari gangguan anxietas menyeluruh dapat dilakukan secara
psikoterapi dan farmakoterapi.

a. Psikoterapi
-

Terapi kognitif-perilaku

Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung mengenali distorsi


kognitif dan pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik secara langsung.
-

Terapi suportif
Pasien diberikan kenyamanan, digali potensi-potensi yang ada dan belum
tampak, didukung egonya, agar lebih bisa beradaptasi optimal dalam fungsi
sosial dan pekerjaannya.

b. Farmakoterapi
-

Benzodiazepine
Merupakan pilihan obat pertama. Pemberian benzodiazepin dimulai dengan
dosis terendah dan ditingkatkan sampai mencapai respons terapi. Contoh
obat nya seperti diazepam dan alprazolam. Dosis diazepam 10 30
mg/hari, 2 3 x sehari sedangkan dosis alprazolam 3 x 0,25 0,5
mg/hari.

Non-benzodiazepine
Merupakan obat pilihan kedua setelah benzodiazepine. Contoh obat
seperti sulpride dan buspirone. Dosis sulpride 100-200 mg/hari dan dosis
buspirone 15-30 mg/hari. (2)

PROGNOSA
Pada umumnya tergantung pada kepribadian sebelumnya (bila relatif stabil,
maka prognosa lebih baik) ; permulaannya (bila akut, maka prognosanya lebih baik) ;
bila stres yang menimbulkan gangguan cemas itu mudah diatasi, maka prognosa juga
baik ; bila gejala-gejala itu menguntungkan si penderita (mendapatkan kasih-sayang,
perhatian, simpatik, uang, pembebesan tangguang jawab) maka prognosanya jelek.

1. Kaplan HI, Gangguan Kecemasan, in Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA, et al eds, Sinopsis
Psikiatri, Jilid II, Edisi ke-7, Binarupa Aksara, Jakarta, 1997, hal 17-31.
2. Redayani P, Gangguan Cemas Menyeluruh in Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia . 2010. Hal 230-241
3. Maslim R, Gangguan Anxietas Menyeluruh in Maslim R, eds, Buku Saku Diagnosis
Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ III, Jakarta, 2001, 72-75
4. Maslim R, Obat anti anxietas in Maslim R, eds, Panduan praktis penggunaan klinis obat
psikotropik. Jakarta, 2001, Hal 36-41.

Menurut Teori Freud, ada tiga jenis kecemasan, yaitu:


1.

Kecemasan realistik (realistic anxiety) adalah takut kepada bahaya nyata yang ada diluar,
misal takut akan bahayanya mengendarai kendaraan tanpa rem.
2.
Kecemasan neurotik (neurotic anxiety) adalah ketakutan akan tidak terkontrolnya insting
dan akan mengakibatkan adanya hukuman. Ketakutan ini merupakan ketakutan terhadap
hukuman yang akan diterima dari orangtua atau figur penguasa lainnya. Misal, seorang pelajar
yang makan diam-diam di kelas karena lapar.
3.
Kecemasan moral (moral anxiety) adalah ketakutan terhadap kata hati. Perasaan bersalah
dimana mereka melakukan sesuatu atau berfikir untuk melakukan sesuatu yang bertentangan
dengan kode moral yang telah ada. Misal, kecemasan mahasiswa yang berusaha memegang
teguh nilai-nilai moral dan agamanya, justru dijauhi teman-temannya, padahal di dalam
kelompok sosial ia tetap memerlukan teman-temannya.

epidemiologi anxietas
Sumber :

Hubungan Jenis Kelamin, Status Pernikahan, dan Status Pekerjaan dengan


Gangguan Ansietas Menyeluruh di Klinik Psikiatri RS dr. Pirngadi Medan
Nining Gilang Sari, Elmeida Effendy, Mustafa Mahmud Amin
Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
RSUP Haji Adam Malik Medan

Anda mungkin juga menyukai