Anda di halaman 1dari 4

Belerang (sulfur) adalah unsur non-logam multivalen, berlimpah, tidak berasa dan tidak

berbau.Dalam bentuk alami, belerang berbentuk kristal padat berwarna kuning. Meskipun
belerang terkenal karena baunya dimana bau tersebut sebenarnya berasal dari gas hidrogen
sulfida (H2S), bukan dari belerang murni.
Genesa Belerang
Di Indonesia semua endapan belerang mempunyai hubungan erat dengan kegiatan
gunung berapi. Endapan tersebut dapat merupakan endapan sedimen, kerak belerang, atau
endapan hidrothermal-metasomatik. Belerang kristal ini biasanya berkadar tinggi sedang
belerang berbentuk lumpur umumnya berkadar rendah dan banyak dijumpai di danau-danau
kawah
Kecenderugan belerang untuk terbentuk di daerah yang sekitar Gunung Api baik di
permukaan ataupun di bawah air, akan lebih mudah ditemukan selama pada suatu lokasi
terdapat gunung api dapat dimungkinkan bahwa daerah tersebut dapat memiliki potensi
belerang berbeda halnya dengan mineral logam meskipun mineral logam erat
pembentukannya dengan gunung api namun pemilahan asosiasi batuan terhadapa suatu jenis
mineral logam akan lebih sulit dibandingkan keterdapaan mineral belerang pada batuan hasil
gunung api. Dari segi umur batuan atau umur gunung api mineral belerang dapat terbentuk
pada gunung api kuarer ataupun yang lebih tua sedangkan mineral bijih akan cenderung
melimpah pada batuan tersier atau lebih tua. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa genesa
dari mineral belerang akan jauh lebih mudah dipelajari dan ditemukan keberadaanya selama
terkait oleh proses gunung api dibanding mineral logam.

Keterdapatan Belerang

Gambar 1. Peta Persebaran Mineral di Indonesia

Endapan belerang di Indonesia dapat ditemukan di beberapa provinsi diantaranya adalah :


1. Sumatra Utara, yaitu di Tarutung, Sibangaor, Sonk Merapi, serta di Namora I
Langit
2. Lampung, yaitu di daerah Sekicau
3. Jawa Barat, yaitu di Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Putri, Gunung
Galunggung, Gunung Ciremai, Gunung Papandayan Telaga Bodas, Kawah
4.
5.
6.
7.

Putih
Jawa Tengah, yaitu di Gunung Dieng, Gunung Telaga Terus
Jawa Timur, yaitu di Gunung Arjuno, Welireng, Kawah Ijen
Sulawesi Utara, yaitu di Gunung Mahawu, Gunung Saputan, Kawah Maseun
Maluku, yaitu di pulau Damar

Daerah diatas merupakan beberapa daerah yang telah terbukti memiliki endapan belerang
dalam jumlah yang besar, endapan belerang dapat dijumpai hampir disepanjang daerah ring
of fire terutama daerah central dan proximal gunung api dibanding dengan mineral logam
yang hanya pada titik titik tertentu seperti Wonogiri, Batuhijau dll.

Keterjangkauan dan Biaya Eksplorasi


Belerang dapat ditemukan sebagai endapan masif di permukaan pada lereng gunung
api atau disekitar puncak gunung api, sebagai endapan masif belerang dapat dengan mudah
ditemukan dan lebih mudah diketahui kelimpahannya, meskipun kadang belerang ditemukan
pada lokasi dengan akses yang cukup sulit, namun jika dibandingkan dengan mineral bijih
yang tersebar pada batuan sebagai urat, mineral belerang akan jauh lebih mudah ditemukan
dan dihitung kelimpahannya disamping itu mineral belerang tidak perlu data dan analisis
tambahan seperti data geofisika seismik refleksi yang digunakan untuk menentukan
persebaran suatu intrusi serta tidak perlu juga dilakukan analisis laboratorium karena mineral
belerang dapat dikenali dengan mudah dari warna, bentuk dan baunya. Sehingga biaya
eksplorasi dari mineral belerang cenderung lebih murah jika dibandingkan biaya eksplorasi
mineral logam atau mineral bijih.
Penggunaan Belerang
Belerang umumnya banyak digunakan dalam industri kimia, yaitu pembuatan asam
sulfat (H2SO4) yang diperlukan dalam pembuatan pupuk, penghalusan minyak, bahan-bahan
kimia berat dan keperluan metalurgi. Selain itu masih banyak lagi kegunaan dari pada
belerang antara lain yaitu dalam industri cat, karet, industri tekstil, industri korek api, bahan
peledak, industri ban luar dan dalam, pabrik kertas, industri gula yang digunakan dalam
proses sulfinasi serta dalam industri rayon film cellulosa, ebonit, cairan sulfida, CS2, bahan
anti serangga, bahan pengawet kayu, obat-obatan dan lain-lain.
Dalam proses eksploitasi dan pemanfaatan mineral belerang, akan memerlukan
beberapa teknik. Paling awal teknik Pengambilan mineral, belerang akan dengan mudah
diambil karena memiliki bentuk masif dalam ukuran yang cukup besar (centimeter atau
meteran) sedangkan mineral bijih memerlukan ekstraksi untuk mengambil mineral bijih
tersebut dari batuan yang memerlukan teknologi serta perlakuan khusus. Penambangan
belerang yang tergolong mudah dapat dilakukan oleh personal/perseorangan dengan
teknologi sederhana seperti palu dan tenpat penampungan mineral belerang, berbeda dengan
mineral logam yang akan memerlukan alat-alat seperti bor, mesin berat, kereta pengangkut
mineral.
Dalam proses pengolahan menjadi produk jadi umumnya belerang secara langsung
dapat dijual ke konsumen sebagai bahan campuran bangunan tanpa memerlukan proses
pemurnian seperti pada mineral bijih karena mineral belerang cenderung akan mengumpul

sebagai mineral sendiri tanpa tercampur dengan mineral-mineral lain. Berbeda dengan
mineral logam yang diperlukan pemurnian karena mineral logam pada bentuk urat dalam
batuan hampir tidak dapat dimanfaatkan sebagai bahan penunjang kebutuhan manusia.

Anda mungkin juga menyukai