BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Peta Kerja
Peta kerja atau biasa disebut Peta Proses (process chart) merupakan alat
komunikasi yang sistematis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai
akhir. Dan melalui peta kerja ini kita dapat melihat semua urutan proses kerja yang
dialami oleh suatu benda kerja atau input dari saat mulai masuk ke lokasi
kegiatan/pabrik kemudian menggambarkan semua langkah-langkah aktivitas yang
dialaminya seperti: transportasi, operasi kerja, inspeksi, menunggu (delay) dan
menyimpan, sampai akhirnya menjadi suatu produk akhir, baik produk setengah jadi
maupun produk jadi (Wignjosoebroto, 2008, pp. 123-124)
Apabila kita melakukan studi seksama terhadap suatu peta kerja, maka
pekerjaan untuk memperbaiki metode kerja akan mudah dilaksanakan. Perbaikan
yang mungkin dilakukan antara lain (Wignjosoebroto, 2008, p. 124):
Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan merupakan salah satu jenis dari peta
kerja yang biasa disebut sebagai peta operator (Operator Process Chart). Peta
Tangan Kiri dan Tangan Kanan adalah peta kerja yang bermanfaat untuk menganalisa
gerakan tangan manusia dalam melakukan melakukan pekerjaan yang sifatnya
manual (Wignjosoebroto, 2008).
Studi kasus ini membahas tentang bagaimana memperbaiki gerakan kerja
operator agar lebih efisien dengan menggunakan Peta Tangan Kiri dan Tangan
Kanan.
2.2
Studi Gerakan
Studi gerakan (motion study) adalah studi tentang gerakan-gerakan yang
dilakukan oleh pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Melalui studi ini, dapat
diperoleh gerakan-gerakan standard untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, yaitu
rangkaian gerakan-gerakan yang efektif dan efisien dengan mengeliminir atau
mengurangi gerakan-gerakan yang lebih efektif sehingga pekerjaan akan mudah
dilaksanakan dan laju produksi bisa ditingkatkan (Wignjosoebroto, 2008, p. 106).
2.3
kerja dapat dibagi ke dalam dua bagian, yaitu pengukuran waktu kerja langsung dan
pengukuran waktu kerja secara tidak langsung (Wignjosoebroto, 2008, p. 170).
1. Pengukuran waktu kerja secara langsung
Pengukuran waktu kerja secara langsung adalah pengukuran yang
dilaksanakan secara langsung yaitu ditempat dimana pekerjaan yang diukur
dijalankan. Contoh teknik-teknik pengukuran kerja langsung adalah
Stopwatch Time Study (Jam Henti) dan Work Sampling.
2. Pengukuran waktu kerja secara tidak langsung
Pengukuran waktu kerja secara tidak langsung adalah pengukuran yang
dilakukan tanpa si pengamat harus ditempat pekerjaan yang di ukur. Contoh
teknik-teknik pengukuran kerja tidak langsung adalah data waktu baku
(standard data) dan data waktu gerakan (predetermined time system).
2.4
10
LANGKAH PERSIAPAN
Pilih dan definisikan pekerjaan yang akan diukur dan akan
ditetapkan waktu standartnya.
Informasikan maksud dan tujuan pengukuran kerja kepada
supervisor/pekerja.
Pilih operator dan catat semua data yang berkaitan dengan sistem
operasi kerja yang akan diukur waktunya.
ELEMENTAL BREAKDOWN
Bagi siklus kegiatan yang berlangsung ke dalam elemen-elemen kegiatan
sesuai dengan aturan yang ada
PENGAMATAN DAN PENGUKURAN
Laksanakan pengamatan dan pengukuran waktu sejumlah N
pengamatan untuk setiap siklus/elemen kegiatan (X1, X2,....,Xn)
Tetapkan performance rating dari kegiatan yang ditujukan
operator
CHEK KESERAGAMAN DAN KECUKUPAN DATA
Keseragaman Data
1. Common sense (subjektif)
2. Batas-batas kontrol + 3 S.D.
Kecukupan Data :
k
N X i2 ( X i ) 2
N'
( X i )
N = N +
N <
N
Output standard =
11
2.5
level)
dan
derajat
ketelitian
(degree
of
accuracy)
N' s
N X i2 ( X i ) 2
( X i )
(2.1)
Dimana:
N
= Jumlah pengamatan/pengukuran
= Tingkat ketelitian
= Jumlah data
12
Apabila N < N, maka data dinyatakan cukup. Jika N > N, maka data
dinyatakan tidak cukup dan perlu dilakukan pengamatan harus ditambah lagi
sedemikian rupa sehingga data yang diperoleh bisa memberikan tingkat
keyakinan dan tingkat ketelitian sesuai yang diharapkan (Wignjosoebroto,
2008, p. 186).
2.5.2
maka tidak kalah pentingnya adalah bahwa data yang diperoleh haruslah juga
seragam. Test keseragaman data bisa dilaksanakan dengan cara visual atau
mengaplikasikan peta kontrol (control chart)(Wignjosoebroto, 2008, p. 194).
Peta kontrol adalah suatu alat yang tepat guna dalam mengetest
keseragaman data yang diperoleh dari hasil pengamatan (Wignjosoebroto,
2008, p. 194).
Batas kontrol atas (BKA) atau upper control limit (UCL) serta batas
kontrol bawah (BKB) atau lower control limit (LCL) untuk grup data dapat
dicari dengan formulasi berikut:
BKA =
+ 3 SD
(2.2)
BKB =
3 SD
(2.3)
Dimana:
BKA = Batas Kontrol Atas, BKB = Batas Kontrol Bawah
= Nilai rata-rata
13
SD () = Standar Deviasi
Mencari standar deviasi dapat dihitung dengan rumus:
(2.4)
program pengolah data statistic mulai dari model aplikasi statistic deskriptif
(mean, median, modus, kuartil, persentil, range, distribusi, varians, standar
deviasi, standar eror, nilai kemiringan, dan lain-lain), statistic parametrik (uji
t, regresi, anova, dan lain-lain), statistic non parametrik (uji crosstab,
binomiak, chi square, Kolmogorov Smirnov, dan lain-lain) (Prastito, 2004, p.
1).
Uji distribusi normal dengan Kolmogorov Smirnov, jumlah reponden
harus lebih besar dari 50. Dengan uji hipotesis (Prastito, 2004):
Ho : data dari populasi yang terdistribusi normal
H1 : data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan adalah berdasarkan probabilitas:
Jika nilai probabilitas > 0.05 maka Ho diterima, Data berdistribusi normal
14
2.6
ditetapkan
Effort (usaha) adalah kemauan untuk bekerja secara efektif
15
Condition (usaha) adalah kondisi lingkungan kerja seperti suhu udara, adanya
2.7
yang
berkualifikasi
baik
akan
bekerja
menyelesaikan
pekerjaan
pada
16
2.8
(2.5)
Constant Allowance
Yaitu kelonggaran yang nilainya konstan atau tetap dan sudah distandarisasikan
dilihat dari Personal Allowance (kelonggaran personal) sebesar 5 % dan Basic
Fatigue (tingkat kelelahan) sebesar 4 %.
Variable Allowance
Yaitu kelonggaran yang nilainya tidak tetap, dilihat dari pengamatan langsung
secara aktual. Variable Allowance dilihat dari beberapa faktor yaitu: Faktor Standing
17
18
2.9
dasar yang kecil yang telah memiliki waktu tertentu dan diterima luas (Heizer &
Render, 2009).
Banyak usaha dari Taylor yang sudah menjadi dasar kerja dan sekarang ini
disebut data waktu gerakan predetermined time system. Beberapa
sistem yang
terkenal adalah Motion Time Analysis (MTA), Work Factor (WF), Basic Motion Time
Study (BMT), Methods of Time Measurement (MTM) (Kilgore, 1997).
Salah satu metode predetermined system adalah Methods Time Measurement
(MTM). MTM adalah suatu system penetapan awal waktu baku yang dikembangkan
berdasarkan studi gambar gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri
yang direkam dalam film. Unit waktu yang digunakan dalam tabel-tabel ini adalah
sebesar perkalian 0.00001 jam dan unit satuan ini dikenal sebagai TMU (Time
19
Measurement Unit). 1 TMU adalah sama dengan 0.00001 jam atau 0.0006 menit atau
0.0036 detik (Wignjosoebroto, 2008).
Pengukuran waktu metoda membagi gerakan-gerakan kerja atas elemenelemen gerakan sebagai berikut (Wignjosoebroto, 2008, pp. 251-259)
Menjangkau (reach)
Menjangkau adalah gerakan dasar yang digunakan untuk memindahkan
tangan atau jari ke suatu tempat tujuan tertentu. Waktu yang dibutuhkan
bervariasi tergantung kondisi tujuan, oanjang gerakan dan macam gerakan
yang dilakukan. Ada lima macam kelas menjangkau yaitu:
o Menjangkau kelas A: gerakan menjangkau ke arah suatu tempat yang
pasti, atau ke suatu obyek di tangan lain
o Menjangkau kelas B: gerakan menjangkau ke arah suatu sasaran yang
tempatnya berada pada jarak kira-kira tapi tertentu dan diketahui
lokasinya.
o Menjangkau kelas C: gerakan menjangkau kea rah suatu yang
bercampur aduk dengan obyek lain
o Menjangkau kelas D: gerakan menjangkau ke arah suatu obyek yang
kecil sehingga diperlukan suatu alat pemegang khusus
o Menjangkau kelas E: gerakan menjangkau kea rah suatu sasaran yang
B:
bila
gerakan
mengangkut
merupakan
20
o Mengangkut
kelas
C:
bila
pemindahan
obyek
ke
suatu
gerakan
sasaran
mengangkut
yang
merupakan
letaknya
sudah
tertentu/tetap
Memutar (turn)
Memutar adalah gerakan yang dilakukan untuk memutar tangan baik dalam
keadaan kosong atau membawa beban. Gerakan disini berputar pada tangan,
sebuah atau beberapa obyek baik dengan jari-jari, maupun dengan tangan.
Mengarahkan (position)
Mengarahkan adalah elemen gerakan dasar yang dilaksanakan untuk
menggabungkan, mengarahkan atau memasangkan satu obyek dengan obyek
lainnya.
Menekan (Apply Pressure)
Gerakan melakukan gerakan dasar menekan
Melepas (release)
Melepas adalah elemen gerakan dasar untuk membebaskan kontrol atas suatu
obyek oleh jari atau tangan
Lepas rakit (disassemble atau disengange)
Lepas rakit adalah elemen gerakan dasar yang digunakan untuk memisahkan
kontak antara suatu obyek dengan obyek lainnya
Gerakan mata (eye movement)
Pada
bagian
besar
aktivitas
kerja,
waktuyang
dibutuhkan
untuk
Gerakan Anggota Badan, Kaki dan Telapak Kaki (Body Leg, Foot)
Metode yang paling efektif untuk melaksanakan suatu operasi kerja dilakukan
dua atau lebih anggota tubuh yang bergerak saat bersamaan maka akan
menghemat waktu penyelesaian kerja
21
2.11
Keseimbangan Lini
Lini perakitan adalah komponen dari banyak sistem produksi, seperti yang
digunakan dalam otomotif dan industri alat rumah tangga (Pastor, 2011).
Keseimbangan Lini Perakitan adalah metode penugasan pekerjaan ke dalam
stasiun-stasiun kerja yang saling terkait atau berhubungan dengan ukuran kinerja
yang dioptimalkan (Kara, Ozguven, & Atasagun, 2011).
Hasil dari keseimbangan lini perakitan adalah peningkatan dalam kinerja,
penghematan biaya, peningkatan produktivitas dan efisiensi serta konsekuensi jangka
panjang bahwa betapa pentingnya merancang proses perakitan (Chiang, Urban, &
Xu, 2012).
2.11.1 Metode Keseimbangan Lini
Salah satu metode keseimbangan lini adalah metode Heuristic.
Metode Heuristik adalah pemecahan masalah dengan menggunakan prosedur
dan aturan, alih-alih optimasi matematis. Terdapat lima pilihan dalam metode
ini yaitu: waktu pengerjaan terpanjang, tugas yang paling sering diikuti,
bobot posisi berperingkat, waktu tugas terpendek, dan jumlah tugas lanjutan
yang paling sedikit (Heizer & Render, 2009, p. 562).
Dalam studi kasus ini, penyeimbangan
keseimbangan
lini
22
C
B
2.12
23
Waktu siklus
(2.7)
(2.8)
(2.9)
atau Efisiensi =
(2.10)
24
Dimana:
Eb
= balance efficiency
= jumlah waktu keseluruhan dalam lini produksi
Balance Delay
Balance Delay adalah ukuran dari ketidakefisiensinan lintasan yang
dihasilkan dari waktu menganggur sebenarnya yang disebabkan karena
pengalokasian yang kurang sempurna di antara stasiun-stasiun kerja (Mikell,
2008). Balance Delay dapat dihitung dengan rumus berikut:
(2.12)
Dimana:
d
= Balance delay
= jumlah waktu keseluruhan dalam lini produksi
25