Anda di halaman 1dari 16

PROSES-PROSES SOSIAL

KONFLIK PETANI DENGAN


PERHUTANI (STUDI KASUS DI
DESA GENTENG KECAMATAN
SUKASARI KABUPATEN
SUMEDANG)

Oleh :
KELOMPOK 3

DEA AMELIA PUTRI 200110120040

RADEN GITA ANASTASIA 200110130317

RADITYA RACHMAN 200110130320

VIRNANDA N.F

200110130330

LASDAME P. GULTOM

200110130352

JUNIARTI M. HASIBUAN

LINDA GUSTIANI
ZHASA NURLAILYA

NEVI NURJANAH
RIFA FISTYKAWATI

200110130388

200110140033
200110140039
200110140051
200110140058

DIAN ANGGRAINI 200110140060

Sosio
lo
pedes gi
aan
kelas
B
Kelom
pok 0
3

LATAR
BELAKANG
Pada kehidupan sosial manusia dimana saja dan kapan saja, tidak pernah
lepas dari apa yang disebut konflik. Konflik merupakan sesuatu hal yang
tidak dapat di hindari oleh setiap manusia yang tinggal bersama karena
setiap individu memiliki kecenderungan untuk mementingkan dirinya sendiri
dan berusaha menyingkirkan pihak lainnya.
terlibat

sebuah

konflik,

baik

konflik

Setiap waktu manusia pasti

ringan

maupun

konflik

berat.

Kebanyakan konflik-konflik tersebut melibatkan orang lain, baik konflik antar


individu, kelompok, lembaga, negara, maupun masyarakat.
Daerah pedesaan merupakan tempat yang masih asri dan penuh dengan
rasa toleransi yang tinggi. Padahal pada kenyataannya, potensi konflik pasti
ada di keadaan desa yang dinamispun misalnya seperti sengketa lahan yang
akan menjadi pokok masalah dalam bahasan kelompok kami kali ini.

TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Alisjahbana (1986) bahwa konflik
merupakan perbedaan pendapat dan pandangan
diantara kelompok-kelompok masyarakat yang
akan mencapai nilai yang sama, suatu konflik
muncul jika terdapat ketidaksesuaian pada
sebuah situasi sosial tentang pokok-pokok pikiran
tertentu
dan/atau
terdapat
antagonismeantagonisme emosional. Terjadinya konflik sosial
umumnya melalui dua tahap, yaitu dimulai dari
tahap keretakan sosial (disorganisasi) yang terus
berlanjut ke tahap perpecahan (disintegrasi).

i
d
a
j
r
e
t
h
da
u
m
k
i
fl
n
ko
a
k
g
n
a
s
a
r
apabila p
g
n
u
s
g
n
a
l
r
telah be
t
u
r
u
n
e
M
.
lama
,
)
8
7
9
1
(
Gerungan ocial 1. Kurangnya pengetahuan dan
s
a
k
g
pengertian tentang hidup pihak
n
a
s
a
pr
)
e
c
i
d
u
j
e
lain
r
p
l
a
i
c
o
s
(
:
a
n
2. Adanya kepentingan
e
r
a
k
i
d
a
terj
perseorangan atau golongan
3. Ketidakinsyafan akan kerugian
dari akibat prasangka

Dalam

sosiologi,

terjadinya

konflik

percekcokan,

merupakan
perselisihan,

gambaran

tentang

ketegangan

atau

pertentangan sebagai akibat dari perbedaan-perbedaan yang


muncul dalam kehidupan masyarakat, baik perbedaan secara
individual maupun perbedaan kelompok.
Perbedaan

tersebut

dapat

berupa

perbedaan

pendapat,

pandangan, penafsiran, pemahaman, kepentingan atau perbedaan


yang lebih luas dan umum, seperti perbedaan agama, ras, suku
bangsa, bahasa, profesi, golongan politik dan kepercayaan.
Sumber terjadinya konflik dalam kehidupan masyarakat dapat

Mengatasi pengaruh konflik yang bersifat


negatif terhadap keutuhan dan integrasi
masyarakat, maka konflik tersebut harus
sesegera mungkin dicarikan alternatif
pemecahannya. Terdapat beberapa cara
penyelesaian konflik berdasarkan kebiasaankebiasaan yang digunakan masyarakat untuk
menyelesaikannya. Berikut ini disajikan lima
cara untuk mengatasi konflik sosial, mulai
dari cara damai sampai cara paksaan. Kelima
cara tersebut adalah sebagai berikut:

Konsilia
si

Mediasi

Arbitras
i

Paksaa
n

Dtente

konflik yang terjadi diakibatkan oleh perbedaan kepentingan lahan antara petani Desa
Genteng dengan Perhutani. Petani yang menginginkan lahan Perhutani dikelola, khususnya
pengelolaan secara intensif yang dilatarbelakangi oleh motif ekonomi. Berbeda dengan
Perhutani, mereka ingin menjaga hutan agar tetap lestari demi generasi yang akan datang.
Perhutani juga tidak ingin kerusakan hutan yang ada di Timur Manglayang semakin rusak
parah karena bisa berdampak pada orang lain, seperti banjir atau erosi tanah. Dalam
masyarakat petani Desa Genteng konflik sudah berlangsung sejak tahun 1982. Konfliknya ada
yang berlangsung secara damai dan ada juga yang berujung pada kerusuhan. Kondisi petani
di Desa Genteng kebanyakan tidak bertanah dan menggunakan alat pertanian yang sangat
sederhana. Para petani yang ada di Desa Genteng menggarap lahan Perhutani hanya untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Petani berani menggarap lahan Perhutani tidak terlepas dari
peran kelompok tani. Dalam kelompok tani sering dilakukan diskusi sehingga pengetahuan
mereka bertambah khususnya dalam politik dan hukum. Petani malah menuntut kepada
pemerintah agar landreform dijalankan. Sekarang telah dibentuk kelompok kecil untuk
mencari solusi yang terbaik.

STUDY
KASUS

Kebijakan Perundang-Undangan
Konflik yang terjadi di Desa Genteng merupakan
tanggung jawab dari pemerintah. Dengan Sistem
perundang-udangan sekarang pemerintah pusat maupun
daerah harus mengguakan asas Pancasila sebagai landasan
idiil dan UUD 45 sebagai landasan konstitusionalnya.
Berdasarkan UUD 45 pasal 33 ayat 3 bahwa bumi dan air
dikuasai oleh negara dan harus dikelola untuk kemakmuran
rakyat Indonesia.
Dengan demikian maka lahirlah UU PA yang bertujuan
untuk membagikan tanah kepada masyarakat petani tanpa
terkecuali. Melalui UU ini pemerintah bisa menyelesaikan
konflik yang terjadi di Desa Genteng. Selain itu ada
beberapa UU yang baru dan bisa menjadi penguat
pemerintah khususnya pemerintah daerah. Adapun UU
tersebut adalah:

PEMBAHASAN

Undang-undang

No.32

Tahun

2004

Tentang

Pemerintah Daerah
Dalam undang-undang ini pasal 10 ayat (3) yang
menjadi urusan pemerintah pusat adalah politik luar
negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan
fiskal nasional dan agama. Di luar dari yang
disebutkan tadi merupakan kewenangan daerah. Ini
merupakan angin segar bahwa untuk menjalankan
reforma sangat terbuka jelas karena menyangkut
potensi daerah terutama yang daerah pertanian.

Undang-undang

No.25

Tahun

1992

Tentang

Perkoperasian
Pada

pasal

mensejahterakan

3,

koperasi

anggota

secara

bertujuan
khususnya

untuk
dan

masyarakat pada umunya. Selain itu koperasi juga


bertujuan untuk membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang
adil dan makmur sesuai dengan pancasila dan UUD
1945. Di dalam koperasi petani bisa meminjam modal
yang memiliki bunga rendah dan bisa membagi hasil
diakhir tahun sesuai dengan pasal 45 ayat 2. Hal ini

Penyelesaian Sengketa Agraria Di Desa Genteng


Dalam penyelesaian kasus sengketa lahan yang ada di Desa
Genteng ada dua caranya, yaitu yang pertama adalah menjalankan
landreform. Bila memang landreform menjadi solusi yang akan
dijalankan oleh pemerintah maka ada hal yang harus diperhatikan
yaitu kondisi hutan. Hutan yang semakin tergerus ekologinya
menjadi pertimbangan utama agar tidak terjadi banjir disaat musim
hujan dan kekeringan di saat kemarau.
Kedua adalah petani yang ada di Desa Genteng terkhusus yang
berkaitan langsung dengan konflik bisa dialih profesikan. Selama ini
masyarakat hanya berfokus pada pertanian dan membuat
kebutuhan lahan juga sangat tinggi. Dengan pengembangan
potensi yang dimiliki oleh masyarakat maka ketergantungan
terhadap lahan juga semakin berkurang sehingga konflik antara
petani dengan Perhutani dapat diselesaikan.

makalah ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :


1. Sengketa tanah di Desa Genteng antara Petani dan
Perhutani
dimana
masyarakat
(Petani)
yang
membutuhkan tanah memanfaatkan lahan dari Perhutani,
namun Perhutani ingin melakukan konservasi hutan agar
sumber airnya tidak kekeringan.
2. Kasus sengketa lahan yang terjadi di Desa Genteng
antara petani dengan perhutani merupakan suatu konflik
dimana terdapat perjuangan diantara mereka masingmasing untuk mempertahankan apa yang mereka punya
dengan menggunakan satu sumber lahan tanpa
memperhatikan dampak antara satu sama lain. Salah satu
sumber terjadinya konflik dalam studi kasus ini adalah
perbedaan kepentingan.
3. Penyelesaian konflik yang dilakukan oleh penelitian
Andri (2013) dilakukan dengan dua cara, yaitu
menjalankan landreform dan alih profesi dari potensi yang
ada di desa tersebut. Berdasarkan teori, penyelesaian
konflik dilakukan mulai dari konsiliasi, mediasi dan
arbitrasi. Pihak ketiga yang terlibat dalam penyelesaian
masalah ini adalah pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai