PENDAHULUAN
1.1;
Latar Belakang
Plumbum (Pb) adalah suatu unsur logam berat yang lebih tersebar luas di
1.2;
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang dapat dikaji dari penelitian
ini adalah:
1;
2;
1.3;
1.4;
Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi ilmiah
1.5;
Kerangka Pemikiran
Kadar Pb di dalam tubuh manusia berkisar antara 100400 mg. Sumber
banyak, bila terjadi akumulasi air yang cukup banyak di dalam sel hati
mengakibatkan terbentuknya vakuola besar di sekitar inti sel hati dan tampak
seperti cincin (halo). Degenerasi lemak terjadi karena adanya akumulasi lemak di
dalam sel hati, ditandai dengan adanya vakuola-vakuola kecil di dalam
sitoplasma, vakuola-vakuola ini dapat membesar dan mendesak inti sel ke bagian
tepi sel hati, hal tersebut berdampak terhadap keutuhan vena sentralis dan
sinusoid. Perlemakan dimulai pada bagian sentral lobulus hati kemudian meluas
cepat, bila terjadi secara terus-menerus dapat mengakibatkan kematian sel atau
nekrosis (Anggraini, 2008).
Price dan Wilson (2006) menjelaskan, secara histologis jaringan yang
mengalami nekrosis tidak menyerap zat warna hematoksilin. Pada nekrosis
kerusakan banyak terjadi pada inti, perubahan pada inti diantaranya adalah: inti
menjadi keriput, tidak bulat lagi; inti tampak lebih padat, warnanya gelap hitam
(piknosis); inti terbagi-bagi menjadi fragmen-fragmen (karioreksis); dan inti tidak
lagi menyerap zat warna, menjadi pucat dan tidak nyata (kariolisis).
Kandungan zat kimia dalam ekstrak temulawak yaitu kurkumin dan
minyak atsiri dapat menetralkan racun, meningkatkan sekresi empedu, anti
bakteri, menurunkan kadar kolesterol, dan dapat mencegah terjadinya perlemakan
dalam sel-sel hati (Setianingrum, 1999).
Menurut Devaraj dkk. (2010), ekstrak etanol dari temulawak (Curcuma
xanthorrhiza L.) dosis 0,5 mg/gBB/oral/hari selama 7 hari dapat mengurangi
gejala hati berlemak pada tikus akibat pemberian alkohol dan memiliki efek
hepatoprotektif sebagai pengobatan yang efektif untuk penyakit hati akut.
Pemberian serbuk rimpang temu putih (Curcuma zedoaria Rosc.) dosis 1 mg/gBB
1.6;
Hipotesis
Berdasarkan uraian pada kerangka pemikiran, dapat ditarik beberapa
2;
1.7;
Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental di laboratorium
asetat dosis 0,4 mg/gBB/oral/hari selama 14 hari dan satu hari setelahnya diberi
ekstrak temulawak dosis 1 mg/gBB/oral/hari selama 7 hari.
Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Penelitian ini
menggunakan 25 ekor mencit jantan umur 3 bulan dan berat badan rata-rata 30
gram, dengan koefisien variasi maksimal 10%. Mencit diberi minum air ledeng
dan pakan pelet.
Parameter yang diamati adalah: struktur morfologis hati mencit meliputi:
warna, struktur permukaan, dan konsistensi; dan struktur histologis hati mencit
meliputi: inti sel hati, sitoplasma, susunan sel, vena sentralis, dan sinusoid.
Untuk menganalisis data hasil penelitian dibuat skor-skor yang dilanjutkan
dengan uji Kruskal-Wallis dengan taraf kepercayaan 95% (Santoso, 1999).
Apabila diperoleh hasil yang signifikan dilanjutkan dengan uji Multiple
Comparison dengan taraf kepercayaan 95% (Sudjana, 2001).
1.8;