Anda di halaman 1dari 5
17 Ked Gi, Vol. 1, No. 8, Oxtober 2010: 116-120 ISSN 2086-0218 PERBEDAAN KEBOCORAN OBTURAS! APIKAL SALURAN AKAR TEKNIK KONDENSASI LATERAL, WARM VERTICAL CONDENSATION DAN SINGLE CONE MENGGUNAKAN SILER RESIN Ahmad Syariet Asyarl * Wignyo Hadriyanto ** Sri Subekti Winanto “7 * Program Stus Keneervasl Gig Program Pendidikan Dok Gig SpaialsKerasama FKG UGM ~ “* Bagian timu Konservasi Gigi FKG UGM *** Bagian Konservasi Gigi FKG USAKTI ABSTRAK kar yang hermatis morupakan tujuan utama perawatan saluran ekar. Kebocoran Pengisian saluran akar yang titak sempuma. Tujuan cari peneliian ini adalah untuk mengeiabui perbedaan kebocoran obturasi apikal saluran akar toknik Kondensasi lateral, warm vertical condensation dan single cone. Peneliian ini menggunakan 92 sampel gigi promolar mandibvla, Sampel dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok pertama gigi dlobturasi menggunakan teknik kondensasi leteral, Kelompok kedua dengan teknix warm vertical condensation, kelomaok ketiga dengan toknik single cone dan kolompok kontrol tidak dilakukan obturasi. Sampel pada kelomook perlakuan diolesi 2 lapis cat kuku dan 1 lapis sticky wax 2mm dari apikal gig. Sampel ada kelompok kontrol post tidak ditutup sama sekal, sedangkan sampel pada kelompok kontrol dolesi 2 lapis cat kuku dan 1 lapis sticky wax pada seluruh permckaan. Sampol di thermocyciing, direndam dalam larutan bir metlen 2% dan diseninfugasi. Sampe! dibelah longitudinal dan diihat kevocoran apikal berdasarkan penetrasi lerdalam dari larutan biru metilon dar apikal ke keronal menggunakan mikroskop stereo pembesaran 60 kab. Reerata kebocoran yang didapat deri kelompok kandensasi lateral 1,875 + 0.2315, pada kelompok warn vertical condensaton dengan rerata 0,688 + 0,2568 sedangkan pada kelompck single cone dengan rerala 1,5 = 0.4628. Hasit menunjukkan bahwa hasil rerata pengukuran “kebocoran apikal pada teknik warm vertical Condensation paling kecl dibandingkan dengan teknik kondoneasi lateral dan teknik single cone. Hasil uji ANAVA ‘Satu jalur menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermmakna (p<0,05) antara kebocoran apikal pada cbturasi ‘saluran akar dengan teknik warm vertical condensation dengan tokrik kondensaei tateral dan single cone, Kesimpulan dari penelitan ini ada perbedaan kebocoran apikal antara obturasi saluran akar dengan toknik kondensasi lateral, warm vertical condensation dan single cone Gengan menggunakan siler resi (o<0,05). Kata kunci: kebocoran apikal, Kondensasi lateral, warm vertical condensation, single cone ABSTRACT Hermetic root cant obturation is the main goa! of root canal troalmont. Apical leakage is due to improper root canal obturation .The aim of this study is to observe the difference af apical leakage raot canal obturation ‘between lateral condensation, warm vertical condensation and single cone techniques. Thirty two mandibular premolar tooth which were used as sample jn this study were divided into 4 groups; group | was treated using lateral condensation obturation technique, group using warm vertical condensation; group Ill single cane and group IV as control group where no obturation were done, and this consisted of positive and negative subgroups. Treated samples were coated with 2 layered nail polish and one layer sticky wax 2mm fram the apex, The negative subgroup of the contro! were thoroughly smeared while the osilive subgroup were not smeared at all All samples were thermocycled and centrifuged, cut longitudinally anet apical leakage were observed based on the deepest penetration of methylene blue from apex to crown under stereo microscope. ‘Average leakage observed in group | was 1,875 + 0,2915 In group II was 0,688 + 0,2588 and in group lit was 1,5 0.4629. These results indicated that the average apical leakage (rem the warm vertical condensation technique was the least compared fo the other two, Stalisical analyses using one way Anava test showed a signticant diference between apical root canal leakage using warm vertical condensation technique campared io Tateral condensation and single cone root canel obturation techniques (p<0.05). 116 ‘Ahmad SA. aki: Perbedaan Kebocoran Obturasi Apikal Saluran ISSN 2086-0218 The conclusion of this study showed/proved that there is @ significant difference in apical leakage >arween lateral candensation, warm vertical contensation and single cone root canal obturation techniques using resin sealer. Key words: apical azkage, lateral condensation, warm vertical condensation, single cone. PENDAHULUAN Foramen —apikal_—_-merupakan penghubung antara saluran akar dengan Jaringan periodonsium. Oleh karena ity ‘obturasi saluran akar yang adekuat dan kedap ‘airan pada foramen apikal dan menutup jalan masa ko dalam saluran akar pening dalam tahap perawatan saluran akar " Kebocoran apikal sering disababikan arena pengisian saluran akar yang tidak ‘sempurna. Kebocoran obturasi ini dapat terjadi di antara_siler dan dinding saluran akar, i antara bahan obturasi dan slier atau pada siler itu sendiri yang mengalami_kelarutan. Sebagian besar Kebocoran obturasi saluran akar lerjadi antara siler dengan dinding saluran akar® Banyek teknik yang digunakan untuk mengisi saluran akar. Salah satunya dengan teknik —kondensasi lateral” (lateral condensation). Teknik kedua yaitu, dengan teknik warm vertical condensation *. Toknik ketiga_yaitu dengan teknik single cone. Obturasi saluran akar dengan teknik warm vertical condensation leblt balk dibandingkan dengan teknik kondensasi lateral, Karena pada teknik warm vertical condensation guta perca dapat mengisi ,saluran akar asesori dan saluran lateral ©, Menggunakan konus guta Perea yang sama dengan taper instrument nike! titanium tersebut_ dapat _mengurang| kebocoran mikro. Teknik ini membutuhkan sier yang lebin banyak dibandingkan teknik lain sehingga dapat menyebabkan shrinkage yang dapat beresiko terjadinya kebocoran °. ‘Obturasisaluran akar dengan teknik warm vertical condensation akan menghasikan kerapatan apikal yang lobih baik cibandingkan dengan teknik kondensasi lateral’. Siler berbahan dasar resin epoksi dapat masuk lebin dalam ke daerah struktur dentin karena siler ini mempunyai daya alr yang tinggi dan mempunyai waktu pengerasan lebih lama *. Siler ini dapat berdifusi dengan baik hingga ke tubulus dentin dan membentuk suatu jkatan yang kuat antara siler dengan dentin *. Tujuan_penelitian ini adalah untuk mengetahul apakah ada perbedaan kebocoran apikal penggunaan teknik Kondensasi lateral, warm vertical condensation dan single cone dengan menggunakan siler resin dalam obturasi saluran akar. METODOLOG! PENELITIAN Poneiitian ini_morupakan penelitian eksperimental laboratori. Variabel pengaruh dari peneliian ini adalah teknik obturasi kondensasi lateral, warm vertical condensation dan single cone. Variabel_pengaruhnya adalah kebocoran apikal. Subyek peneliian berupa 32 gigi premolar yang cibagi menjadi: kelompok pertama terdiri dari 8 gigi yang dilakukan obturasi saluran akar dengan teknik kondensasi lateral. Kelompok kedua tardii dari 8 gigi yang dilakukan obturasi saluran akar dengan teknik warm vertical condensation. Kelompok —ketiga terdiri dari 8 gigi yang dilakukan obturasi saluran akar dengan tekni Single cone. Kelompok keempat terdini dari @ gigh yang dilakukan tidak dilakukan obturasi saluran akar, divagi menjadi kelompok kontrol ‘egalif dan positf (masing-masing 4 buah). ‘Alat Penelitian: (1) Endo access bur (Mailloter, Dentsply); (2) ProTaper hand use (Maillofer, Dentsply); (3) Spreader (Mailleter, Dentsply); (4) Plugger (Maillefer, Dentsply); (5) System B (Sybron Endo); (8) ‘Inkubator; (7) Alat centrifuge dengan tabung centrifuge 12 rl; (8) Mikroskop stereo. Bahan Penelitian: (1) 32 gigi premolar satu mandbula; (2) NaOCl! 5,25%: (8) EDTA 17%; (4) Siler AH Plus (Maillefer, Dentsply) (5) Guta perca poin 2% (Maillefer, Dentsply); (©) Guta porca poin F3 6% (Maillefer, Dentsply); (7) Methylene blue 2%; (8) Cat kuku; (9) Paper point —ukuran 30; (10) 417 7 Ked Gi Vol. 1, No. 3, Oktober 2010: 118-120 Tumpatan sementara (Fermin, Germany). Soluruh sampel dilakukan pembukaan akses kavitas dan dipreparasi dengan file proTaper sampai ila F3. Saluran akar dirigasi dengan 5,25% sodium hipoklorit 2 mi setiap pergantian instrumen. Tahap berikutnya, jumlah sampel gigi secara random dibagi menjadi empat kelompok yang masing-masing berjumiah 8, serta kelompok kontrol posit dan negatit yang masing-masing berjumlah 4 gigi. Kelompok 1 diobturasi dengan _teknik kondensasi lateral. Kelompok 2 dibturasi dengan teknik warm vertical condensation. Kelompok 3 diobturasi dengan teknik single cone, dan kelompok Kontrol hanya dilakukan preparasi_biomekanik tanpa dilakukannya

Anda mungkin juga menyukai