TINJAUAN KASUS
3.1 Biodata
3.1.1identitas pasien
Nama
: Ny.N
Jenis kelamin
: perempuan
Status perkawinan
: sudah menikah
Agama
: islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Alamat
Tangga masuk RS
: 17-09-2012
No.register
:-
Ruangan/kamar
Golongan darah
:O
Tanggal pengkajian
: 19-09-2012
Tanggal operasi
:-
Dianosa medis
: tuberkulosis paru
: Tn.M
: Suami
Pekerjaan
: wiraswasta
Alamat
Umur
: 34 tahun
Penyebab penyakit pasien karena kurang istrahat. Hal-hal yang bisa memperbaiki pasien
konsultasi ke dokter lalu dibawa ke rumah sakit dan minum obat . pasien merasa sakit pada
bagian dadanya. Pasien nampak lemas dan jalan napas tidak eektif dan aktivitas pasien terganggu
karena batuk nyeri pada bagian dada dikarenakan terjadinya penyemitan jalan napas. Penyakit ini
dapat menyebar aabila pasien batuk.
3.4 Riwayat kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah dialami Ny.B biasa seperti batuk dan flu pasien tidak pernah
dirawat atau diperasi di rumah sakit. Selama pasien sakit pasien hanya minum obat-obatan
warung seperti paramex dan procold.
3.5 Riwayat kesehatan keluarga
Menurut keterangan dari keluarga pasien tidak mempunyai penyakit keturunan . keluarga
pasien tidak ada yang meninggal karena penyait keturunan.
Genogram :
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
:pasien
:meninggal
: tinggal satu rumah
penampilan
: kurang baik
kesadaran
B. Tanda-tanda vital
temp : 36,10C
TD
: 110/70 mmHg
TB
: 158 cm
RR
: 36 x/i
Pols
: 82 x/i
BB
: 46 kg
Mata
Ketajaman penglihatan pasien baik tidak menggunakan alat bantu kaca mata. Pasien
dapat membaca dengan jarak 30 cm tidakada luterus. Upil baik, cornea dan visus normal
Hidung
Tidak ada polip dan peradangan pada rongga hidung
Telinga
Tidak ada perbedaan pada telinga pasien, bentuk ukuran dan lubang normal.
Leher
Pada trakhea tidak ada peradangan dan tidak ada pembengkakkan pada kelenjar limfe
normal, dan pols 82 x/i
D. pemeriksaan integument
Kebersihan pasien terjaga kehangatan tubuh asien normal 36,10C. Warna kulit
kuninglangsat. Pada turgor pasien elastis dan tidak ada kelainan dn peradangan pada kulit.
E. pemeriksaan payudara dan ketiak
Payudara pasien normal,warna payudara dan aerola baik, dan tidak ada peradangan pada
payudara puting.
F. Pemeriksaan thoraks /dada
Inspeksi thoraks
Bentuk thoraks simestris pasien kesulitan bernafas karena sesak pada dada dan irama
tanci basah RR: 36x/i
Pemeriksaan paru
Pada pmeriksan tidak ada di jumpai kelainan dan auskultasinya tansi basah.
Pemeriksaan jantung
Pada pemeriksaan jantung dijumpai inpeksi dan pulsasai terihat normal.
Auskultasi
Bunyi jantung 1dan 2 normal dan begitu jga dengan bunyi jantung tambahan dan mrumur normal
G. pemeriksaan abdomen
Inspeksi
bentuk abdomen oval dan tidak terdapat benjolan. Bayangan pembuluh darah normal.
Palpasi
Nyeri pada bagian diafragma. Tidak ada benjolan dan pada hepar tidak teraba oleh palpasi
Perkusi
Pada perkusi ini suara abdomen terdengar kembung.
3.8 pengkajian pola fungsional
Pola eliminasi
Sebelum masuk rumah sakit BAB normal dan bauk khas tidak ada kelainan. Konsistensi
lunak berwarna kuning kecoklatan sesudah masuk rumah sakit. BAB 1 kali sehari, bau khas dan
tidak ada kelainan konsitensi lunak warna kuning kecoklatan sebelum masuk rumah sakit BAK
normal 4 kali sehari. Warna kuning dan tidak ada kelainan sesudah masuk rumah sakit BAK 2
kali sehari warna kuning tua dan tidak ada kelainan.
Pola bernapas
Pola napas tidak efektif peningkatan frekuensi pernapasan (fibrosis parenkim paru dan
pleural) pengembangan pernapasan tidak simetris
Kebutuhan spritual
Terkadang pasien beribadah dan berdoa agar penyakitnya dapat disembuhkan.
Kebutuhan berpakaian
Pasien selalu menggunakan pakaian tipis dan sering digunakan setia waktu
Kebutuhan kerja
Sebelum masuk rumah sakit pasien dapat melakukan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga
sesudah di rumah sakit pasien hanya bisa badrest di tempat tidur sambi nonton TV disela-sela
waktunya.
3.9 Data penunjang
Diagnosa medis penyakit ini adalah TB paru yaitu peradangan paru-paru yang disebabkan
oleh paru-paru yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis :
Pemeriksaan diagnosis
Laboratorium :
Hasilrongsen : - trakea media
: - bercak infiltrat pada sebelah kanan dan sebelah kiri
: - cr 50
Normal
Hb
: 12,3 gr/dl
Leukosit
: 9800 mm
LK : 0-10 Pr : 10-20
Trombosit
: 205000/rl
150000-450000
Eritrosit
: 449 juta
Glukosa
: (-)
Terapi :
LK : 4-5,5 Pr : 3,5-5,5
MASALAH
Jalan napas tidak efektif
dadanya
DO : pasien tampak sesak, lemas,
sputum (+)
batuk(+)
TD : 110/80 mmHg
2
RR : 36 x/i
DS : pasien mengatakan tidak selera Anoreksia
makan
Perubahan
napas
Jalan napas tidak efektif b/d peningkatan sputum d/d pasien mengatakan sesak pada dadanya
pasien tampak sesak, lemas, sputum (+, batuk(+)TD : 110/80 mmHg,RR : 36 x/i
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d aoreksia d/d pasien mengatakan tidak selera
makan, pasien tampak lemas porsi yang tersedia habis bagian
3. Gangguan kebutuhan istrahat tidur b/d perubahan suasana di RS d/d pasien mengataan tidak bisa
4.
tidur, mata cekung, pucat tidur siang 1-2 jam tidur malam 3-4 jam
Gangguan rasa nyaman nyeri b/d penyempitan jalan napas d/d pasien mengatakan nyeri pada
dadanya, pasien tampak pucat dan selalu memegang dadanya RR : 36 x/i,Pols : 82 x/i
N
o
DATA
DS
DIAGN
OSA
: Jalan
Jaan
napas
tidak
efektif
napas
pasien
tidak
mengatak
an
efektif
sesak b/d
peningka
pada
tan
dadanya
DO
sputum
: d/d
pasien
pasien
tampak
sesak,
lemas,
sputum
(+)
batuk(+)
TD
110/80
mmHg
RR : 36
x/i
TUJU
AN
PERENCANAAN
INTERVENSI RASIONAL
ISASI
IMPLEMEN
TASI
EVALU
ASI
-Bersihkan
jalan napas
-Atur
posisi
yang nyaman
-Anjurkan
pasien batuk
efektif
-Beri
air
minum hangat
secukupnya
-Kolaborasi
dengan dokter
-memberikan
jalan napas
-Mengatur
posisi pasien
yang nyaman
seperti semi
fowler
Menganjurka
n
pasien
batuk efektif
- memberikan
air
minum
hangat pada
pasien
sebanyak 6-8
gelas perhari
Berkolaborasi
dengan dokter
dalam
pemberia
terapi
Inj
:
streptomycin
500/m
Ranitidine 1x
12 jam
S : paien
mengata
kan
sesak
O
:
pasien
tampak
sesak,
lemas,
sputum
(+,
batuk(+)
TD
:
110/80
mmHg,
RR : 36
x/i
A
:
masalh
belum
teratasi
P : R/T
dilanjutk
an
-Dengan
memberikan
jalan
napas
pasien dapat
bernapas
dengan
tenang
-Dengan
mengatur
posisi pasien
mengata
agar
pasien
kan
tidak
sesak
sesak
lagi
pada
-Dengan
dadanya
mnganjurkan
pasien
pasien batuk
tampak
efekti
sesak,
sputum
lemas,
dapat
sputum
dikeluarkan
(+,
-Dengan
batuk(+)
memberikan
TD
air
agar
minum
110/80
hangat dapat
mmHg,
mengurangi
RR : 36
batuk
x/i
sputum
-Dengan
berkolaboras
i
dengan
dokter dapat
membantu
diagnosa
pasien
DS
: Perubah
pasien
an
mengatak
an
tidak
selera
kurang
makan
DO
nutrisi
dari
:
kebutuha
tampak
lemas
n tubuh
porsi yang
b/d
tersedia
habis
bagian
aoreksia
d/d
pasien
mengata
kan
tidak
Kebutu
-Sajikan
-Dengan
-Menyajikan
han
makanan
menyajikan
makanan
pasien
nutrisi
dalam
makanan
dalam
mengatk
terpenu
keadaan
an sudah
hi
hangat
hangat
ada
-berikan
selera
makanan
pasien ada
makan -Memberikan
selera
makanan
makan
bervariasi/be -Dengan
bervariasi/ber
O : porsi
rgizi
memberikan
gizi
yang
-Beri
makanan
-Memberikan
disajika
makanan
bervariasi
makanan
n habi
sedikit
sering
-Beri
tidak
tapi bagian
seprti A
bosan bubur
masalah
-Memberikan
sebagian
penjelasan
teratasi
memberikan
tentang
P : R/T
makanan
manfaat
dilanjutk
manfaat -Dengan
makanan
sedikit
selera
maka hangat
sering
tapi makanan
maka
an
makan,
nutrisi
pasien
akan terpenuhi
pasien
-dengan
tampak
memberikan
lemas
penjelasan
maka
porsi
pasien
mengetahui
yang
manfaat
tersedia
makanan untuk
membantu
habis
penyembuhan
bagian
3
DS
: Gangguan
pasien
kebutuhan
mengata
istrahat
kan
tidak
tidur
bisa
tidur
:
cekung,
pucat
suasana di
RS
d/d
pasien
tidur
siang 12
mengataan
tidur
tidur, mata
malam
3-4 jam
cekung,
pucat tidur
siang
istrahat
berkunjung
membatasi
pasien
-Batasi
berkunjung
terpenu
jumlah
pasien
pengunjung
dapat
b/d hi
perubahan
DO
Pola
1-2
-Membatasi S:
jam jam
pasien
berkunjung
mengata
sudah
pengunjung
bisa
yang
-Dengan
tidur
nyaman
membatasi
memberika
O : tidur
-Ciptakan
jumlah
lingkungan
yang
istrahat
tidur
nyaman
tidak terganggu
seperti
-Bersihkan/
-dengan
rapikan
memberikan
fowler
tempat tidur
posisi
yang -
Masalah
nyaman
dapat Menciptaka
teratasi
memicu
tidur n
P : R/T
posisi siang 3-
pasien nyaman
pasien nyaman
lingkungan
jam
malam :
A
dihentik
jam
tidur
malam 3-4
-Dengan
yang
an
menciptakan
nyaman
nyaman,
pasien Mebersihka
dapat
DS
tidur n
nyenyak
tidur
tempat
: Ganggua Rasa
pasien
n
rasa nyeri
hilang
mengatak nyaman
-Kaji
-Dengan
S : pasie
skala
mengkaji
skala Mengkaji
mengataka
nyeri
an
-Beri
kita
pada
pada
penyemp
posisi
tingkat
dadanya
itan
yang
pasien
Memberi
O : pasien
jalan
nyaman
-Denga
kan
tampak
-beri
memberikan
posisi
pucat
DO
: napas
mengetahui nyeri
nyeri -
nyeri
dadanya
pasien
d/d
yang yang
RR : 36 x/i
tampak
pasien
hangat
dapat nyaman
Pols : 8 x/i
nyaman
selalu
kan
nyeri pasien
posisi
masalah
memegan
nyeri
-Dengan
semi
sebagian
g dadanya pada
memberi
RR : 36 dadanya,
hangat
x/i,Pols
napas
82 x/i
: pasien
tampak
pucat
dan
selalu
air fowler
jalan pasien Memberi
menjadi hangat
teratasi
P
R/T
dilanjutka
air putih n
hangat
memega
ng
dadanya
RR : 36
x/i,Pols :
82 x/i
BABA IV
PEMBAHASAN
Pada bab pembahasan ini akan diuraikan mengenai kesenjangan kesenjangan yang
penulis jumpai antara tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus yang penulis lakukan dalam
menerapkan Asuhan keperawatan pada Tn.M dengan gangguan sistem pernapasan TB Paru di
ruang RW III di rumah sakit PTPN Bangkatan kota Binjai. Selanjutnya penulis akan
memaparkan dukungan-dukungan maupun maupun hambatan dalam melakukan asuhan
keperawatan yang meliputi pengkajian diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
4.1 Pengkajian
Tahap pengkajian dalam proses keperawatan merupakan langkah awal yang dilaksanakan
daam pengumpulan data. Dalam taap ini penulis melakukan pendekatan untuk memperoleh data
mengenai keadaan pasien melalui hasil observasi, wawancara baik dengan pasien maupun
keluarga dan catatan medik juga tim kesehatan lainnya.
Selama tahap pengkajian ini penulis tidak megalamikesulitan, karena pasien mau bekerja
sama selama penulis melakukan pengkajian, sehingga dapat diperoleh kemudahan dan
kelancaran dalam pengumpulan data.
4.2 Diagnosa keperawatan
Berdasarkan tinjauan kepustakaan yang ada pada diagnosa keperawatan dengan
gangguan sistem pernapasan TB paru maka ditemukan 5 diagnosa keperawan.
Menurut tinjauan teori yang dijumpai pada kasus TB paru ini adalah :
1. Resiko tinggi terjadinya infeksi b/d pertahanan primer tak adekuat kerusakan jaringan tambahan
infeksi d/d kurangnya pengetahuan untuk menghindari pemajaan phatogen.
2.
Bersihkan jaan napas tak efektif b/d secret darah kelemahan tubuh dan upaya uapaya batuk
buruk d/d frekuensi frekuensi pernapasan udara ke dalam tidak normal.
3. Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas b/d tidak dapat ditetapkan adanya tanda-tanda dan gejala
membuat diagnosa aktual
4.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kelemahan sering batuk produksi sputum
dispnea d/d berat badan di bawah 10-20 % ideal untuk bentuk tubuh dan berat.
5.
Kurang pengetahuan mengenai kondisi aturan tindakan dan pencegahan b/d permintaan
informasi menunjukkan kesalahan konsep kesehatan
Sedangkan diagnosa yang penulis temukan pada tinjauan kasus adalah :
1.
Jalan napas tidak efektif b/d peningkatan sputum d/d pasien mengatakan sesak pada dadanya
pasien tampak sesak, lemas, sputum (+, batuk(+)TD : 110/80 mmHg,RR : 36 x/i
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d aoreksia d/d pasien mengatakan tidak selera
makan, pasien tampak lemas porsi yang tersedia habis bagian
3. Gangguan kebutuhan istrahat tidur b/d perubahan suasana di RS d/d pasien mengataan tidak bisa
tidur, mata cekung, pucat tidur siang 1-2 jam tidur malam 3-4 jam
4. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d penyempitan jalan napas d/d pasien mengatakan nyeri pada
dadanya, pasien tampak pucat dan selalu memegang dadanya RR : 36 x/i,Pols : 82 x/i
Dari iagnosa di atas ditemukan perubahan antara diagnosa yang ada di teori tetapi tidak ada
ditemukan pada kasus :
1. Resiko tinggi terjadinya infeksi b/d pertahanan primer tak adekuat kerusakan jaringan tambahan
infeksi d/d kurangnya pengetahuan untuk menghindari pemajaan phatogen. Hal ini tidak terdapat
pada kasus karena pasien tidak mengalami gangguan resiko tinggi terjadinya infeksi.
2. Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas b/d tidak dapat ditetapkan adanya tanda-tanda dan gejala
membuat diagnosa aktual. Hal ini tidak terdapat pada kasus karena pasien cepat mendapatkn
perawatan dan pengobatan.
3.
Kurang pengetahuan mengenai kondisi aturan tindakan dan pencegahan b/d permintaan
informasi menunjukkan kesalahan konsep kesehatan. Hal ini tidak terdapat pada kasus karena
pasien mengtahui tentang penyakitnya
Sedangkan diagnosa yang ditemukan pada asus tetapi tidak ditemukan pada teori :
1. Gangguan kebutuhan istrahat tidur b/d perubahan suasana di RS d/d pasien mengataan tidak bisa
tidur, mata cekung, pucat tidur siang 1-2 jam tidur malam 3-4 jam. Hal ini ditemukan pada kasus
karena istrahat pasien terganggu , tampak mata pasien terlihat cekung dan pucat
2. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d penyempitan jalan napas d/d pasien mengatakan nyeri pada
dadanya, pasien tampak pucat dan selalu memegang dadanya RR : 36 x/i,Pols : 82 x/i. Hal ini
ditemukan pada kasus karena istrahat pasien merasakan nyeri dengan skala nyeri 3.
4.3 Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini penulis membuat suatu rencana asuhan keerawtn dengan
menentukan tujuan tindakan dann evaluasi. Pada tahap ini enulis secara secara umum tidak
menemukan hambatan dan kesulitan yang berarti.sebaliknya banyak faktor yng membantu
seperti adanya kerja sama yang baik antara tim kesehatandan respon positif dari pasien dan
keluarga pasien serta fasilitas yang tersedia di Rumah Sakit.
4.4 Pelaksanaan
Pada dasarnya dalm tahap pelaksanaan penulis tetap mengaku pada tindakan perencanaan
keperawatan yang disesuaikan dengan kondisi. Sitasi dan kebutuhan pasien serta fasilitas yang
ada di rumah sakit. Pada tahap ini penulis tidak menemukan kesulitan dan hambatan karena
semua rencana tindkan yang telah disusun dapat dilakukan sesuai dengan perencanan.
4.5 Evaluasi
Tahap evalusi merupakan tahap proses terakhir dan tidak ditemukan hambatan dan
kesulitan karena hasil yang diinginkan dapat dilihat dengan jelas. Pada tahap ini dapat dari hasil
pengamatan pasien dan mendapat respn psien terhadap tindakan keperawatn yang diberikan
kepada pasien dan keluarganya. Penulis memberikan asuhan keperawatan pada pasien sert
dukungan dan kerjasama dari tim medis lainnya.
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
Perlu adanya pengetahuan yang lebih baik lagi dalam mengatasi penyakit TB paru ini agar
penyakit ini dapat tuntas sehingga pasien tidak terlalu lama menahan sakit
2.
Dalam penulisan perumusan diagnosa ini tidak bisa hanya berpedoman paa teori, tetapi harus
mempertimbangkan dan mengkaji langsung pada pasien yang mengalami penyakit Tbparu
3.
4. Hendaknya psien dilengkapi dengan pendidikan kesehatan dan pemulihan kondisi pasien.
Alangkah baiknya bila rumah sakit lebih meningkatkan saran dan prasarana dalm
peningkatan mutu pelayanan dam perawatan.
DAFTAR PUSTAKA
A.Aziz Alimu .H.2009, kebutuha dasar manusia, Jakarta. Penerbit PT Gramedia Medika
Arief mansjoer 2001. Kapita selekta kedokteran, jakarta
Aru W. Sudoyo.2006, buku ajar ilmu penyakit dalam , Jakarta Penerbit Departemen Ilmu
penyakit dalam fakultas kedokteran indonesia
Asih .SKP . 2003 keperawatan medikal bedah, jakarta Penerbit EGC
Drs. H. Syaifuddin. AMK. Anatomi fisiologi, jakarta Penerbit EGC
Elizabeth J.corwin.2002. Patofisiologi, jakarta penerbit EGC
Evelyn C. Pearce.2009. Anatomi dan fisiologi, Jakarta Penerbit PT Gramedia medika
Irman Soemantri.2008. Keperawatan medikal bedah , jakarta Penerbit salemba medika
Marilyn E. Doenges.2000. rencana asuhan keperawtan .jakarta penerbit Buku kedokteran EGC
Widoyono.2008. Penykit tropis, jakarta penerbit Erlangga