Anda di halaman 1dari 18

BAB III

TINJAUAN KASUS
3.1 Biodata
3.1.1identitas pasien
Nama

: Ny.N

Jenis kelamin

: perempuan

Status perkawinan

: sudah menikah

Agama

: islam

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: IRT

Alamat

: jln. Kuala gumit binjai

Tangga masuk RS

: 17-09-2012

No.register

:-

Ruangan/kamar

: sakura (RW III)

Golongan darah

:O

Tanggal pengkajian

: 19-09-2012

Tanggal operasi

:-

Dianosa medis

: tuberkulosis paru

3.1.2 penaggung jawab


Nama

: Tn.M

Hubungan dengan pasien

: Suami

Pekerjaan

: wiraswasta

Alamat

: Jln.kuala gumit binjai

Umur

: 34 tahun

3.2 keluhan utama


Pasien mengatakan badan lemah, nafsu makan brkurang. Batuk diserti sputum (+) da
sesak pada dada kemudian pasien mengalami suli tidur malam hari karena batuk terus menerus.
3.2 Riwayat kesehtan sekarang

Penyebab penyakit pasien karena kurang istrahat. Hal-hal yang bisa memperbaiki pasien
konsultasi ke dokter lalu dibawa ke rumah sakit dan minum obat . pasien merasa sakit pada
bagian dadanya. Pasien nampak lemas dan jalan napas tidak eektif dan aktivitas pasien terganggu
karena batuk nyeri pada bagian dada dikarenakan terjadinya penyemitan jalan napas. Penyakit ini
dapat menyebar aabila pasien batuk.
3.4 Riwayat kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah dialami Ny.B biasa seperti batuk dan flu pasien tidak pernah
dirawat atau diperasi di rumah sakit. Selama pasien sakit pasien hanya minum obat-obatan
warung seperti paramex dan procold.
3.5 Riwayat kesehatan keluarga
Menurut keterangan dari keluarga pasien tidak mempunyai penyakit keturunan . keluarga
pasien tidak ada yang meninggal karena penyait keturunan.

Genogram :

Keterangan :
: laki-laki

: perempuan

:pasien
:meninggal
: tinggal satu rumah

3.6 Riwayat kesehatan sekarang


Pasin dalam berkomunikasi menggunakan bahasa indonesia. Persepsi pasien tentang
penyakitnya sangat optimis bahwa penyakitnya dapat sembuh dan postur tubuh pasien kurus.
Kadaan emosi pasien stabil. Terapi pasien takut dengn lawan bicaranya karena takut dan malu.
Hubugan pasien dengan keluarga baik pasien selalu berdoa kepaa Allah SWT.
3.7 pemeriksaan fisik
A. keaaan umum

penampilan

: kurang baik

kesadaran

: pasien dalam keadaan sadar

B. Tanda-tanda vital

temp : 36,10C

TD

: 110/70 mmHg

TB

: 158 cm

RR

: 36 x/i

Pols

: 82 x/i

BB

: 46 kg

C. Pemeriksaan kepala dan leher

Kepala dan rambut


Bentuk kepala oval, rambut ikal tidak mudah rontok, rambut hitam tidak berketombe

Mata
Ketajaman penglihatan pasien baik tidak menggunakan alat bantu kaca mata. Pasien
dapat membaca dengan jarak 30 cm tidakada luterus. Upil baik, cornea dan visus normal

Hidung
Tidak ada polip dan peradangan pada rongga hidung

Telinga
Tidak ada perbedaan pada telinga pasien, bentuk ukuran dan lubang normal.

Mulut dan faring


Keadaan bibir kering dan pecah-pecah ludah , gusi dan gigi pasien norma

Leher
Pada trakhea tidak ada peradangan dan tidak ada pembengkakkan pada kelenjar limfe
normal, dan pols 82 x/i
D. pemeriksaan integument
Kebersihan pasien terjaga kehangatan tubuh asien normal 36,10C. Warna kulit
kuninglangsat. Pada turgor pasien elastis dan tidak ada kelainan dn peradangan pada kulit.
E. pemeriksaan payudara dan ketiak
Payudara pasien normal,warna payudara dan aerola baik, dan tidak ada peradangan pada
payudara puting.
F. Pemeriksaan thoraks /dada
Inspeksi thoraks
Bentuk thoraks simestris pasien kesulitan bernafas karena sesak pada dada dan irama
tanci basah RR: 36x/i

Pemeriksaan paru
Pada pmeriksan tidak ada di jumpai kelainan dan auskultasinya tansi basah.

Pemeriksaan jantung
Pada pemeriksaan jantung dijumpai inpeksi dan pulsasai terihat normal.

Auskultasi
Bunyi jantung 1dan 2 normal dan begitu jga dengan bunyi jantung tambahan dan mrumur normal
G. pemeriksaan abdomen

Inspeksi
bentuk abdomen oval dan tidak terdapat benjolan. Bayangan pembuluh darah normal.

Palpasi
Nyeri pada bagian diafragma. Tidak ada benjolan dan pada hepar tidak teraba oleh palpasi

Perkusi
Pada perkusi ini suara abdomen terdengar kembung.
3.8 pengkajian pola fungsional

Pola istirahat dan tidur


Sebelum masuk rumah sakit tidur siang 2-3 jam tidur malam 3-4 jam. Hal-hal yang
membuat pasien susah tidur di karenakan pasien selalu batuk pada malam hari sputum (+). Dan
pasien selalu minum obat dan berposisi semi fowler agar dapat tidur. Sesudah masuk rumah sakit
tidur malam 3-4 jam dan tidur siang 1-2 jam. Pasien susah tidur karena batuk dan lingkungan
yang kurang nyaman.

Pola eliminasi
Sebelum masuk rumah sakit BAB normal dan bauk khas tidak ada kelainan. Konsistensi
lunak berwarna kuning kecoklatan sesudah masuk rumah sakit. BAB 1 kali sehari, bau khas dan
tidak ada kelainan konsitensi lunak warna kuning kecoklatan sebelum masuk rumah sakit BAK
normal 4 kali sehari. Warna kuning dan tidak ada kelainan sesudah masuk rumah sakit BAK 2
kali sehari warna kuning tua dan tidak ada kelainan.

Pola nutrisi dan metabolisme


Sebelum masuk rumah sakit pola nutrisi dan metabolisme pasien minum 6-8 gelas dalam
sehari. Sesudah masuk rumah sakit pasien minum 4 gelas. Pola makan pasien 31 sehari dan
pasien kesulitan mengunyah dan menelan di karenakan pasien terpasang oksigen dan pola nafas
tidak lancar.jadi porsi yang disajikan hanya habis porsi.

Pola bernapas
Pola napas tidak efektif peningkatan frekuensi pernapasan (fibrosis parenkim paru dan
pleural) pengembangan pernapasan tidak simetris

Pola mempertahankan tubuh


Pasien tampak sulit bernapas dan mengatakan panas. Pakaia yang digunakan pasien
pakaian tipis yang tidak panas dan tidak berkeringat

Kebutuhan spritual
Terkadang pasien beribadah dan berdoa agar penyakitnya dapat disembuhkan.

Kebutuhan berpakaian
Pasien selalu menggunakan pakaian tipis dan sering digunakan setia waktu

Kebutuhan rasa aman dan nyaman


Pasien merasa aman bila ada di dekat keluarganya dan pasien merasa nyaman bila
keadaan ruangan bersih da menang.

Kebutuhan kerja
Sebelum masuk rumah sakit pasien dapat melakukan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga
sesudah di rumah sakit pasien hanya bisa badrest di tempat tidur sambi nonton TV disela-sela
waktunya.
3.9 Data penunjang
Diagnosa medis penyakit ini adalah TB paru yaitu peradangan paru-paru yang disebabkan
oleh paru-paru yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis :
Pemeriksaan diagnosis
Laboratorium :
Hasilrongsen : - trakea media
: - bercak infiltrat pada sebelah kanan dan sebelah kiri
: - cr 50
Normal
Hb

: 12,3 gr/dl

LK : 12-16 Pr : 10-15 anak2 : 12-15,5

Leukosit

: 9800 mm

D : 4000-10000 anak : 5000-12000

Laju endap darah: 53mm/rl

LK : 0-10 Pr : 10-20

Trombosit

: 205000/rl

150000-450000

Eritrosit

: 449 juta

Glukosa

: (-)

Terapi :

Isoniazid (INH/H) 3x1

Ethombutol hydrochloride (EMB/E) 3x1

Rimfompisin (RP/R) 3x1

Pyrazinomide (PZA/Z) 3x1

LK : 4-5,5 Pr : 3,5-5,5

3.10 Analisa data


No DATA
ETIOLOGI
1
DS : pasien mengatakan sesak pada Peningkatan sputum

MASALAH
Jalan napas tidak efektif

dadanya
DO : pasien tampak sesak, lemas,
sputum (+)

batuk(+)

TD : 110/80 mmHg
2

RR : 36 x/i
DS : pasien mengatakan tidak selera Anoreksia

Perubahan nutrisi kurang

makan

dari kebutuhan tubuh

DO : pasien tampak lemas porsi yang


3

tersedia habis bagian


DS : pasien mengatakan tidak bisa tidur

Perubahan

suasana Gangguan pola istrahat

DO : mata cekung, pucat tidur siang 1- di RS


4

2 jam tidur malam 3-4 jam


DS : pasien mengatakan nyeri pada Penyempitan
dada

napas

jalan Gangguan rasa nyaman


nyeri

Do : pasien tampak pucat dan selalu


memegang dadanya
RR : 36 x/i
Pols : 82 x/i

3.2.11 Prioritas masalah


1.

Jalan napas tidak efektif b/d peningkatan sputum d/d pasien mengatakan sesak pada dadanya

pasien tampak sesak, lemas, sputum (+, batuk(+)TD : 110/80 mmHg,RR : 36 x/i
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d aoreksia d/d pasien mengatakan tidak selera
makan, pasien tampak lemas porsi yang tersedia habis bagian
3. Gangguan kebutuhan istrahat tidur b/d perubahan suasana di RS d/d pasien mengataan tidak bisa
4.

tidur, mata cekung, pucat tidur siang 1-2 jam tidur malam 3-4 jam
Gangguan rasa nyaman nyeri b/d penyempitan jalan napas d/d pasien mengatakan nyeri pada
dadanya, pasien tampak pucat dan selalu memegang dadanya RR : 36 x/i,Pols : 82 x/i

N
o

DATA

DS

DIAGN
OSA

: Jalan

Jaan
napas
tidak
efektif

napas

pasien

tidak
mengatak
an

efektif

sesak b/d
peningka

pada

tan
dadanya
DO

sputum
: d/d
pasien

pasien
tampak
sesak,
lemas,
sputum
(+)
batuk(+)
TD

110/80
mmHg
RR : 36
x/i

TUJU
AN

PERENCANAAN
INTERVENSI RASIONAL
ISASI

IMPLEMEN
TASI

EVALU
ASI

-Bersihkan
jalan napas
-Atur
posisi
yang nyaman
-Anjurkan
pasien batuk
efektif
-Beri
air
minum hangat
secukupnya
-Kolaborasi
dengan dokter

-memberikan
jalan napas
-Mengatur
posisi pasien
yang nyaman
seperti semi
fowler
Menganjurka
n
pasien
batuk efektif
- memberikan
air
minum
hangat pada
pasien
sebanyak 6-8
gelas perhari
Berkolaborasi
dengan dokter
dalam
pemberia
terapi
Inj
:
streptomycin
500/m
Ranitidine 1x
12 jam

S : paien
mengata
kan
sesak
O
:
pasien
tampak
sesak,
lemas,
sputum
(+,
batuk(+)
TD
:
110/80
mmHg,
RR : 36
x/i
A
:
masalh
belum
teratasi
P : R/T
dilanjutk
an

-Dengan
memberikan
jalan

napas

pasien dapat
bernapas
dengan
tenang
-Dengan
mengatur
posisi pasien

mengata

agar

pasien

kan

tidak

sesak

sesak

lagi

pada

-Dengan

dadanya

mnganjurkan

pasien

pasien batuk

tampak

efekti

sesak,

sputum

lemas,

dapat

sputum

dikeluarkan

(+,

-Dengan

batuk(+)

memberikan

TD

air

agar

minum

110/80

hangat dapat

mmHg,

mengurangi

RR : 36

batuk

x/i

sputum
-Dengan
berkolaboras
i

dengan

dokter dapat
membantu
diagnosa
pasien

DS

: Perubah

pasien

an

mengatak
an

tidak

selera

kurang

makan
DO

nutrisi

dari
:
kebutuha

tampak
lemas

n tubuh

porsi yang

b/d

tersedia
habis
bagian

aoreksia
d/d
pasien
mengata
kan
tidak

Kebutu

-Sajikan

-Dengan

-Menyajikan

han

makanan

menyajikan

makanan

pasien

nutrisi

dalam

makanan

dalam

mengatk

terpenu

keadaan

dalam keadaan keadaan

an sudah

hi

hangat

hangat

ada

-berikan

selera

makanan

pasien ada

makan -Memberikan

selera

makanan

makan

bervariasi/be -Dengan

bervariasi/ber

O : porsi

rgizi

memberikan

gizi

yang

-Beri

makanan

-Memberikan

disajika

makanan

bervariasi

makanan

n habi

sedikit

tapi pasien merasa sedikit

sering

pasien merasa sering

-Beri

tidak

tapi bagian
seprti A

bosan bubur

masalah

manfaattetan untuk makan

-Memberikan

sebagian

penjelasan

teratasi

memberikan

tentang

P : R/T

makanan

manfaat

dilanjutk

manfaat -Dengan

makanan

sedikit
selera

maka hangat

sering

tapi makanan
maka

an

makan,

nutrisi

pasien

akan terpenuhi

pasien

-dengan
tampak

memberikan

lemas

penjelasan
maka

porsi

pasien

mengetahui
yang

manfaat

tersedia

makanan untuk
membantu

habis

penyembuhan
bagian
3

DS

: Gangguan

pasien

kebutuhan

mengata
istrahat

kan
tidak

tidur

bisa
tidur
:

cekung,
pucat

suasana di
RS

d/d

pasien

tidur
siang 12

mengataan

jam tidak bisa

tidur

tidur, mata

malam
3-4 jam

cekung,
pucat tidur
siang

-Batasi jam -Dengan

istrahat

berkunjung

membatasi

pasien

-Batasi

berkunjung

terpenu

jumlah

pasien

pengunjung

dapat

b/d hi

perubahan

DO

Pola

1-2

-Membatasi S:
jam jam

pasien

berkunjung

mengata

pasien -Membatasi kan


istrahat jumlah

sudah

-Beri posisi dengan tenang

pengunjung

bisa

yang

-Dengan

tidur

nyaman

membatasi

memberika

O : tidur

-Ciptakan

jumlah

lingkungan

pengunjung agar yang

yang

istrahat

tidur

nyaman

tidak terganggu

seperti

-Bersihkan/

-dengan

posisi semi 5-6 jam.

rapikan

memberikan

fowler

tempat tidur

posisi

yang -

Masalah

nyaman

dapat Menciptaka

teratasi

memicu

tidur n

P : R/T

posisi siang 3-

pasien nyaman

pasien nyaman

lingkungan

jam

malam :
A

dihentik

jam

tidur

malam 3-4

-Dengan

yang

an

menciptakan

nyaman

lingkungan yang jam

nyaman,

pasien Mebersihka

dapat

DS

tidur n

nyenyak

tidur

tempat

: Ganggua Rasa
pasien
n
rasa nyeri
hilang
mengatak nyaman

-Kaji

-Dengan

S : pasie

skala

mengkaji

skala Mengkaji

mengataka

nyeri

nyeri pasien agar skala

an

nyeri nyeri b/d

-Beri

kita

pada

pada

penyemp

posisi

tingkat

dadanya

itan

yang

pasien

Memberi

O : pasien

jalan

nyaman

-Denga

kan

tampak

-beri

memberikan

posisi

pucat

DO

: napas

mengetahui nyeri
nyeri -

nyeri

dadanya

pasien

d/d

minum air posisi

yang yang

RR : 36 x/i

tampak

pasien

hangat

dapat nyaman

Pols : 8 x/i

nyaman

pucat dan mengata

mengurangi rasa seperti

selalu

kan

nyeri pasien

posisi

masalah

memegan

nyeri

-Dengan

semi

sebagian

g dadanya pada

memberi

RR : 36 dadanya,

hangat

x/i,Pols

napas

82 x/i

: pasien
tampak
pucat
dan
selalu

air fowler
jalan pasien Memberi

menjadi hangat

teratasi
P

R/T

dilanjutka

air putih n
hangat

memega
ng
dadanya
RR : 36
x/i,Pols :
82 x/i

BABA IV
PEMBAHASAN
Pada bab pembahasan ini akan diuraikan mengenai kesenjangan kesenjangan yang
penulis jumpai antara tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus yang penulis lakukan dalam
menerapkan Asuhan keperawatan pada Tn.M dengan gangguan sistem pernapasan TB Paru di
ruang RW III di rumah sakit PTPN Bangkatan kota Binjai. Selanjutnya penulis akan
memaparkan dukungan-dukungan maupun maupun hambatan dalam melakukan asuhan
keperawatan yang meliputi pengkajian diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
4.1 Pengkajian
Tahap pengkajian dalam proses keperawatan merupakan langkah awal yang dilaksanakan
daam pengumpulan data. Dalam taap ini penulis melakukan pendekatan untuk memperoleh data
mengenai keadaan pasien melalui hasil observasi, wawancara baik dengan pasien maupun
keluarga dan catatan medik juga tim kesehatan lainnya.
Selama tahap pengkajian ini penulis tidak megalamikesulitan, karena pasien mau bekerja
sama selama penulis melakukan pengkajian, sehingga dapat diperoleh kemudahan dan
kelancaran dalam pengumpulan data.
4.2 Diagnosa keperawatan
Berdasarkan tinjauan kepustakaan yang ada pada diagnosa keperawatan dengan
gangguan sistem pernapasan TB paru maka ditemukan 5 diagnosa keperawan.
Menurut tinjauan teori yang dijumpai pada kasus TB paru ini adalah :
1. Resiko tinggi terjadinya infeksi b/d pertahanan primer tak adekuat kerusakan jaringan tambahan
infeksi d/d kurangnya pengetahuan untuk menghindari pemajaan phatogen.
2.

Bersihkan jaan napas tak efektif b/d secret darah kelemahan tubuh dan upaya uapaya batuk
buruk d/d frekuensi frekuensi pernapasan udara ke dalam tidak normal.

3. Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas b/d tidak dapat ditetapkan adanya tanda-tanda dan gejala
membuat diagnosa aktual
4.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kelemahan sering batuk produksi sputum
dispnea d/d berat badan di bawah 10-20 % ideal untuk bentuk tubuh dan berat.

5.

Kurang pengetahuan mengenai kondisi aturan tindakan dan pencegahan b/d permintaan
informasi menunjukkan kesalahan konsep kesehatan
Sedangkan diagnosa yang penulis temukan pada tinjauan kasus adalah :

1.

Jalan napas tidak efektif b/d peningkatan sputum d/d pasien mengatakan sesak pada dadanya

pasien tampak sesak, lemas, sputum (+, batuk(+)TD : 110/80 mmHg,RR : 36 x/i
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d aoreksia d/d pasien mengatakan tidak selera
makan, pasien tampak lemas porsi yang tersedia habis bagian
3. Gangguan kebutuhan istrahat tidur b/d perubahan suasana di RS d/d pasien mengataan tidak bisa
tidur, mata cekung, pucat tidur siang 1-2 jam tidur malam 3-4 jam
4. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d penyempitan jalan napas d/d pasien mengatakan nyeri pada
dadanya, pasien tampak pucat dan selalu memegang dadanya RR : 36 x/i,Pols : 82 x/i
Dari iagnosa di atas ditemukan perubahan antara diagnosa yang ada di teori tetapi tidak ada
ditemukan pada kasus :

1. Resiko tinggi terjadinya infeksi b/d pertahanan primer tak adekuat kerusakan jaringan tambahan
infeksi d/d kurangnya pengetahuan untuk menghindari pemajaan phatogen. Hal ini tidak terdapat
pada kasus karena pasien tidak mengalami gangguan resiko tinggi terjadinya infeksi.
2. Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas b/d tidak dapat ditetapkan adanya tanda-tanda dan gejala
membuat diagnosa aktual. Hal ini tidak terdapat pada kasus karena pasien cepat mendapatkn
perawatan dan pengobatan.
3.

Kurang pengetahuan mengenai kondisi aturan tindakan dan pencegahan b/d permintaan
informasi menunjukkan kesalahan konsep kesehatan. Hal ini tidak terdapat pada kasus karena
pasien mengtahui tentang penyakitnya
Sedangkan diagnosa yang ditemukan pada asus tetapi tidak ditemukan pada teori :

1. Gangguan kebutuhan istrahat tidur b/d perubahan suasana di RS d/d pasien mengataan tidak bisa
tidur, mata cekung, pucat tidur siang 1-2 jam tidur malam 3-4 jam. Hal ini ditemukan pada kasus
karena istrahat pasien terganggu , tampak mata pasien terlihat cekung dan pucat
2. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d penyempitan jalan napas d/d pasien mengatakan nyeri pada
dadanya, pasien tampak pucat dan selalu memegang dadanya RR : 36 x/i,Pols : 82 x/i. Hal ini
ditemukan pada kasus karena istrahat pasien merasakan nyeri dengan skala nyeri 3.
4.3 Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini penulis membuat suatu rencana asuhan keerawtn dengan
menentukan tujuan tindakan dann evaluasi. Pada tahap ini enulis secara secara umum tidak
menemukan hambatan dan kesulitan yang berarti.sebaliknya banyak faktor yng membantu
seperti adanya kerja sama yang baik antara tim kesehatandan respon positif dari pasien dan
keluarga pasien serta fasilitas yang tersedia di Rumah Sakit.
4.4 Pelaksanaan
Pada dasarnya dalm tahap pelaksanaan penulis tetap mengaku pada tindakan perencanaan
keperawatan yang disesuaikan dengan kondisi. Sitasi dan kebutuhan pasien serta fasilitas yang
ada di rumah sakit. Pada tahap ini penulis tidak menemukan kesulitan dan hambatan karena
semua rencana tindkan yang telah disusun dapat dilakukan sesuai dengan perencanan.
4.5 Evaluasi
Tahap evalusi merupakan tahap proses terakhir dan tidak ditemukan hambatan dan
kesulitan karena hasil yang diinginkan dapat dilihat dengan jelas. Pada tahap ini dapat dari hasil
pengamatan pasien dan mendapat respn psien terhadap tindakan keperawatn yang diberikan
kepada pasien dan keluarganya. Penulis memberikan asuhan keperawatan pada pasien sert
dukungan dan kerjasama dari tim medis lainnya.

BABV
KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah pasien menguraikan tentang proses keperawatan pada umumnya. Adapun


kesimpulan yang diambilpenulis adalah sebagai berikut :
5.1 Kesimpulan
1. Tuberkulosis adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh masuknya benda asing ke dlam
paru-paru yang disebabkan oleh masuknya benda asing ke dalam paruparu seperti
mucobacterium tuberkulosis, sehingga menimbulkan rasa sesak dan batuk serta nyeri pada dada.
2. Pemberian asuhan keperawatan pada pasien akan terlaksana dengan baiak bila ada kerja sama
yang baik serta dorongan dari semua pihak terkait, baik dari tim meds, perawat yang bertugs di
ruangan dan keluarga pasien.
3. Dalam perencanaan harus sesuai dengan tujuan mengatasi masalah pasien dan tahap pelaksanaan
berpedoman pada perencanaan keperawatan.
4. Untuk hal pengobatan sngat penting untuk memepersiapkan fisik dan mental pasien dan keluarga
dalam pengobatan lanjutan agar melaksanakan dapat berjalan dengan lancar.
5.2 saran
Saran dalam penulisan karya tulis adalah :
1.

Perlu adanya pengetahuan yang lebih baik lagi dalam mengatasi penyakit TB paru ini agar
penyakit ini dapat tuntas sehingga pasien tidak terlalu lama menahan sakit

2.

Dalam penulisan perumusan diagnosa ini tidak bisa hanya berpedoman paa teori, tetapi harus
mempertimbangkan dan mengkaji langsung pada pasien yang mengalami penyakit Tbparu

3.

Dalam melaksanakan asuhan keperwatan hendaknya dibuat secara sistematis serta


didokumentasi agar pelaksanaan tepat dan efesien. Juga perlu mengembangkan komunikasi yang
akrabdan terbuka sehingga tercipta hubungan saling percaya antara perawat, pasien dan
keluarganya

4. Hendaknya psien dilengkapi dengan pendidikan kesehatan dan pemulihan kondisi pasien.
Alangkah baiknya bila rumah sakit lebih meningkatkan saran dan prasarana dalm
peningkatan mutu pelayanan dam perawatan.

DAFTAR PUSTAKA
A.Aziz Alimu .H.2009, kebutuha dasar manusia, Jakarta. Penerbit PT Gramedia Medika
Arief mansjoer 2001. Kapita selekta kedokteran, jakarta

Penerbit media aesculapius

Aru W. Sudoyo.2006, buku ajar ilmu penyakit dalam , Jakarta Penerbit Departemen Ilmu
penyakit dalam fakultas kedokteran indonesia
Asih .SKP . 2003 keperawatan medikal bedah, jakarta Penerbit EGC
Drs. H. Syaifuddin. AMK. Anatomi fisiologi, jakarta Penerbit EGC
Elizabeth J.corwin.2002. Patofisiologi, jakarta penerbit EGC
Evelyn C. Pearce.2009. Anatomi dan fisiologi, Jakarta Penerbit PT Gramedia medika
Irman Soemantri.2008. Keperawatan medikal bedah , jakarta Penerbit salemba medika
Marilyn E. Doenges.2000. rencana asuhan keperawtan .jakarta penerbit Buku kedokteran EGC
Widoyono.2008. Penykit tropis, jakarta penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai