Oleh
Rohman Saepurohman
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke Hadirat Allah Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya
membahas mengenai Problematika Pendidikan di Indonesia.
Makalah ini dibuat dengan menggunakan beberapa sumber yang
kebanyakan saya ambil dari referensi-referensi yang berasal dari internet. Karena
mengingat keterbatasan bahan referensi yang bisa saya dapatkan dari buku yang
saya miliki.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan para pembaca untuk
memberikan saran beserta kritik yang dapat membangun saya. Kritik konstruktif
dari para pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian, khususnya bagi saya selaku penulis.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meninjau dari kualitas pendidikan di Negara Indonesia saat ini sungguh
memperihatinkan. Hal ini dibuktikan dari data UNESCO (2000) tentang indeks
Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari
peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kapita yang
menunjukan bahwa indeks pengembangan manusia di Indonesia kian menurun.
Dari 174 negara-negara di dunia, Indonesia menempati posisi ke-102 pada tahun
1996, lalu mengalami peningkatan menjadi ke-99 pada tahun 1997, namun turun
kembali dan menempati posisi ke-105 pada tahun 1998, dan pada akhirnya
menempati posisi ke-109 di tahun 1999.
Lalu menurut survei dari Political and Economic Risk Consultant (PERC),
kualitas pendidikan Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia.
Posisi Indonesia di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic
Forum Swedia pada tahun 2000, Indonesia memiliki daya saing yang rendah,
yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan
masih menurut survei dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat
sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Dari pernyataan-pernyataan di atas, akan timbul sebuah pertanyaan Mengapa
kualitas pendidikan di Indonesia ini sangat rendah?. Dan jawaban dari
pertanyaan itu akan menjadi bahan pembahasan makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Ciri-ciri pendidikan di Indonesia
2. Bagaimana kualitas pendidikan di Indonesia
3. Apa saja yang menjadi penyebab rendahnya kualitas pendidikan di
Indonesia?
4. Bagaimana solusi yang dapat diberikan dari permasalahan-permasalahan
pendidikan di Indonesia?
5. BAB II
6. LANDASAN TEORITIS
7.
A. Pengertian Problematika
8. Problematika atau biasa disebut juga dengan problema berasal dari Bahasa
Inggris yaitu problematic yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan
dalam Bahasa Indonesia, problema atau problematika berarti hal yang belum
dapat dipecahkan atau juga hal yang dapat menimbulkan suatu permasalahan.
9. Dengan kata lain, problema atau problematika adalah suatu masalah yang
belum dapat dipecahkan oleh orang-orang yang berada di dalamnya dan terkadang
jika belum berupa masalah, maka Problema atau problematika ini dapat
menimbulkan permasalahan bagi pihak-pihak yang akan terkait di dalamnya.
10.
B. Pengertian Pendidikan
11.Berikut ini merupakan definisi pendidikan dari beberapa sumber, antara
lain:
1. UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003
12. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya
15.
setinggi-tingginya.
4. Menurut UU No.20 tahun 2003
16. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya
19.BAB III
20.PEMBAHASAN
21.
A. Ciri-ciri Pendidikan di Indonesia
22.
Cara melaksanakan pendidikan di Indonesia sudah tentu tidak
terlepas dari tujuan pendidikan di Indonesia, sebab pendidikan Indonesia yang
dimaksud di sini ialah pendidikan yang dilakukan di bumi Indonesia untuk
kepentingan bangsa Indonesia.
23.
Aspek ketuhanan sudah dikembangkan dengan banyak cara seperti
melalui pendidikan-pendidikan agama di sekolah maupun di perguruan tinggi,
melalui ceramah-ceramah agama di masyarakat, melalui kehidupan beragama di
asrama-asrama, lewat mimbar-mimbar agama dan ketuhanan di televisi, melalui
radio, surat kabar dan sebagainya. Bahan-bahan yang diserap melalui media itu
akan berintegrasi dalam rohani para siswa atau mahasiswa.
24.
Pengembangan pikiran sebagian besar dilakukan di sekolahsekolah atau perguruan-perguruan tinggi melalui bidang studi-bidang studi yang
mereka pelajari. Pikiran para siswa/mahasiswa diasah melalui pemecahan soalsoal, pemecahan berbagai masalah, menganalisis sesuatu serta menyimpulkannya.
25.
B. Kualitas Pendidikan di Indonesia
26.
Seperti yang telah kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia
semakin memburuk. Hal ini terbukti dari kualitas guru, sarana belajar, dan muridmuridnya. Guru-guru tentuya punya harapan terpendam yang tidak dapat mereka
sampaikan kepada siswanya. Memang, guru-guru saat ini kurang kompeten.
Banyak orang yang menjadi guru karena tidak diterima di jurusan lain atau
kekurangan dana. Kecuali guru-guru lama yang sudah lama mendedikasikan
dirinya menjadi guru. Selain berpengalaman mengajar murid, mereka memiliki
pengalaman yang dalam mengenai pelajaran yang mereka ajarkan. Belum lagi
masalah gaji guru. Jika fenomena ini dibiarkan berlanjut, tidak lama lagi
pendidikan di Indonesia akan hancur mengingat banyak guru-guru berpengalaman
yang pensiun.
27.
Sarana
pembelajaran
juga
turut
menjadi
faktor
semakin
yang tertera dalam Peraturan Mendikbud RI No.049 tahun 2014 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi. Agar meningkatkan kualitas pendidikan tinggi,
maka jumlah SKS untuk mahasiswa pascasarjana (S2) ditambah dari 36 SKS
menjadi 72 SKS, yang berarti lama studi yang normal selama empat semester
ditambah menjadi sekitar delapan semester (empat tahun). Pada saat yang sama,
pendidikan pascasarjana (S2) dalam bidang bisnis (seperti Master of Business
Administration atau Magister Management) di United State of America (USA)
sedang dipertimbangkan untuk dikurangi dari lama belajar selama dua tahun
menjadi satu tahun, karena negara-negara di Eropa pun sekarang telah
menyelenggarakan pendidikan MBA atau MM dalam waktu 10 sampai 12 bulan
saja.
31.
peserta
didik
untuk
dapat
suatu
belajar
pendidikan
dengan
yang
mudah,
37.
tujuan dengan proses yang lebih murah. Dalam proses pendidikan akan jauh
lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik
tanpa melupakan proses yang baik pula. Hal-hal itu jugalah yang kurang jika
kita lihat pendidikan di Indonesia. Kita kurang mempertimbangkan
prosesnya, hanya bagaimana dapat meraih standar hasil yang telah disepakati.
40. Beberapa masalah efisiensi pengajaran di dindonesia adalah
mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan,
mutu pegajar dan banyak hal lain yang menyebabkan kurang efisiennya
proses pendidikan di Indonesia. Yang juga berpengaruh dalam peningkatan
sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik.
41. Masalah mahalnya biaya pendidikan di Indonesia sudah menjadi
rahasia umum bagi kita. Sebenarnya harga pendidikan di Indonesia relative
lebih randah jika kita bandingkan dengan Negara lain yang tidak mengambil
sitem free cost education. Namun mengapa kita menganggap pendidikan di
Indonesia cukup mahal? Hal itu tidak kami kemukakan di sini jika
penghasilan rakyat Indonesia cukup tinggi dan sepadan untuk biaya
pendidiakan.
42. Jika kita berbicara tentang biaya pendidikan, kita tidak hanya
berbicara tenang biaya sekolah, training, kursus atau lembaga pendidikan
formal atau informal lain yang dipilih, namun kita juga berbicara tentang
properti
43.
yang ditempuh untuk dapat sampai ke lembaga pengajaran yang kita pilih. Di
sekolah dasar negeri, memang benar jika sudah diberlakukan pembebasan
biaya pengajaran, nemun peserta didik tidak hanya itu saja, kebutuhan lainnya
adalah buku teks pengajaran, alat tulis, seragam dan lain sebagainya yang
ketika kami survey, hal itu diwajibkan oleh pendidik yang berssngkutan. Yang
mengejutkanya lagi, ada pendidik yang mewajibkan les kepada peserta
didiknya, yang tentu dengan bayaran untuk pendidik tersebut.
44. Selain masalah mahalnya biaya pendidikan di Indonesia, masalah
lainnya adalah waktu pengajaran. Dengan survey lapangan, dapat kita lihat
bahwa pendidikan tatap muka di Indonesia relative lebih lama jika
dibandingkan negara lain. Dalam pendidikan formal di sekolah menengah
misalnya, ada sekolah yang jadwal pengajarnnya perhari dimulai dari pukul
07.00 dan diakhiri sampai pukul 16.00.. Hal tersebut jelas tidak efisien,
karena ketika kami amati lagi, peserta didik yang mengikuti proses
pendidikan formal yang menghabiskan banyak waktu tersebut, banyak peserta
didik yang mengikuti lembaga pendidikan informal lain seperti les akademis,
bahasa, dan sebagainya. Jelas juga terlihat, bahwa proses pendidikan yang
lama tersebut tidak efektif juga, karena peserta didik akhirnya mengikuti
pendidikan informal untuk melengkapi pendidikan formal yang dinilai
kurang.
45.
Selain itu, masalah lain efisiensi pengajaran yang akan kami bahas
47.
dihasilkan secara optimal dengan hanya masukan yang relative tetap, atau jika
masukan yang sekecil mungkin dapat menghasilkan keluaran yang optimal.
Konsep efisiensi sendiri terdiri dari efisiensi teknologis dan efisiensi
ekonomis. Efisiensi teknologis diterapkan dalam pencapaian kuantitas
keluaran secara fisik sesuai dengan ukuran hasil yang sudah ditetapkan.
Sementara efisiensi ekonomis tercipta jika ukuran nilai kepuasan atau harga
sudah diterapkan terhadap keluaran.
50.
10
10
4.
Seperti yang kita lihat sekarang ini, standar dan kompetensi dalam
Tinjauan
terhadap
standardisasi
dan
kompetensi
untuk
11
10.
11
Banyak hal lain juga yang sebenarnya dapat kami bahas dalam
hanya sebatas yang kami bahas di atas. Banyak hal yang menyebabkan
rendahnya mutu pendidikan kita. Tentunya hal seperti itu dapat kita temukan
jika kita menggali lebih dalam akar permasalahannya. Dan semoga jika kita
mengetehui akar permasalahannya, kita dapat memperbaiki mutu pendidikan
di Indonesia sehingga jadi kebih baik lagi.
14.
15.
berikut ini akan dipaparkan pula secara khusus beberapa masalah yang
menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.
1. Rendahnya Kualitas Sarana Fisik
16.
tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar
rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak
standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya.
12
Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak
memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
17.
12
18.
Keadaan
guru
di
Indonesia
juga
amat
memprihatinkan.
13
13
guru dan dosen (PNS) agak lumayan. Pasal 10 UU itu sudah memberikan
jaminan kelayakan hidup. Di dalam pasal itu disebutkan guru dan dosen akan
mendapat penghasilan yang pantas dan memadai, antara lain meliputi gaji
pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, dan/atau
tunjangan khusus serta penghasilan lain yang berkaitan dengan tugasnya.
Mereka yang diangkat pemkot/pemkab bagi daerah khusus juga berhak atas
rumah dinas.
25.
14
26.
kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi
tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika
siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah. Menurut Trends in
14
27.
Indonesia hanya berada di ranking ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi
matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains.
Dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura
sebagai negara tetangga yang terdekat.
28.
materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk
uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat
terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.
31.
15
15
6.
Hal
tersebut
dapat
dilihat
dari
banyaknya
lulusan
yang
16
16
11.
Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan
17
15.
pelayanan publik tak lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk
memastikan pembayaran utang. Utang luar negeri Indonesia sebesar 35-40
persen dari APBN setiap tahunnya merupakan faktor pendorong privatisasi
pendidikan. Akibatnya, sektor yang menyerap pendanaan besar seperti
17
16.
18
18
20.
status menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) itu menjadi momok.
Jika alasannya bahwa pendidikan bermutu itu harus mahal, maka argumen ini
hanya berlaku di Indonesia. Di Jerman, Prancis, Belanda, dan di beberapa
negara berkembang lainnya, banyak perguruan tinggi yang bermutu namun
biaya
pendidikannya
rendah.
Bahkan
beberapa
negara
ada
yang
tepatnya, tidak harus murah atau gratis. Tetapi persoalannya siapa yang
seharusnya membayarnya? Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban
untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin
akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Akan
tetapi, kenyataannya Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab.
Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk
cuci tangan.
23.
D. Solusi dari Permasalahan-permasalahan Pendidikan di Indonesia
24.
sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem
pendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem
pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi
kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan
peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan
pendidikan.
19
26.
19
27.
kapitalisme saat ini wajib dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam
yang menggariskan bahwa pemerintah-lah yang akan menanggung segala
pembiayaan pendidikan negara.
28.
20
30.BAB IV
31.PENUTUP
32.
A. Kesimpulan
33.
Dari pembahasan-pembahasan yang telah dipaparkan, kita bisa
menarik kesimpulan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia ini masih terbilang
cukup rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Hal ini
diakibatkan oleh sistem pendidikan dan Sumber Daya Manusia di Negara
Indonesia ini yang masih dapat dikatakan kurang baik atau kurang memadai.
Adapun solusi untuk mengatasi problematika-problematika tersebut yaitu dengan
cara memperbaiki sistem-sistem pendidikan yang kurang bagus dan juga
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya itu sendiri.
34.
B. Saran
35.
Dengan diadakannya persaingan atau pasar global secara bebas
sekarang ini, tidak menutup kemungkinan bahwa di Negara Indonesia ini akan
banyak bermunculan perusahaan-perusahaan ataupun datangnya produk-produk
asing yang nantinya akan mendominasi. Oleh karena itu, Indonesia dituntut agar
dapat memperbaiki sistem pendidikan serta meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusianya secepat mungkin. Karena jika tidak, maka Negara Indonesia tercinta
ini akan tertinggal kalah bersaing dengan negara-negara lain.
21
36.DAFTAR PUSTAKA
37.
38. http://sitichotijah269.wordpress.com/tugas-kuliah/tugas-internetdesing/artikel-masalah-pendidikan-di-indonesia/
39. http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/
40. http://infogurudankepalasekolah.blogspot.com/2013/04/pengertianproblematika-defisi-menurut.html
41. http://mutupendidikanindonesia.wordpress.com/category/mutupendidikan/ciri-ciri-pendidikan-di-indonesia/
42. http://kupang.tribunnews.com/2014/08/26/kualitas-sistem-pendidikan-diindonesia
43. http://id.wikipedia.org/wiki/MBA
44. http://id.wikipedia.org/wiki/Gelar_akademik
22
45.DAFTAR ISI
46.
47. Halaman
48. KATA PENGANTAR .........................................................................
i
49. DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
50. BAB
I
PENDAHULUAN ...........................................................................
1
1
2
51. BAB
II
3
3
52. BAB
III
54. BAB
IV
PENUTUPAN ................................................................................. 21
A. Kesimpulan ................................................................................ 21
B. Saran .......................................................................................... 21
55. DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 22
ii