1. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan oleh pasien yang menjadi alasan pasien
untuk datang berobat. Keluhan ini harus dinyatakan menurut bahasa pasien sendiri untuk
menghindarai adanya prediagnosis. Contoh keluhan utama yang sering dirasakan oleh pasien
diantaranya : penglihatan buram, mata merah, nyeri, berair, silau, banyak kotoran (belekan),
mata mengganjal seperti kelilipan, mata terasa kering, seperti ada lalat beterbangan.
2. Keluhan tambahan
Keluhan tambahan merupakan keluhan yang menyertai keluhan utama. Terkadang pasien
merasakan lebih dari satu keluhan yang menyebabkan pasien datang berobat. Keluhan
tambahan seringkali berkaitan dengan keluhan utama pasien. Misalnya pada pasien glaukoma
akan mengeluhkan mata nyeri disertai mata merah, mual dan muntah. Pada keadaan ini
keluhan utama pasien adalah nyeri, keluhan tambahannya adalah : mata merah, mual dan
muntah. Keluhan tambahan penting untuk ditanyakan kepada pasien karena dapat membantu
dalam menegakkan diagnosa utama pada pasien.
3. Riwayat penyakit sekarang
- Lateralitas : apakah keluhan hanya dirasakan pada satu atau dua mata
- Pada beberapa kasus (misalnya: proptosis) penting untuk menanyakan keadaan sebelumnya,
jika perlu tanyakan foto pasien sebelumnya
- Apakah tingkat/derajat sakit yang dirasakan sekarang sama, lebih ringan atau bahkan lebih
berat bila dibandingkan dengan riwayat sebelumnya
lupa nama obat yang digunakan akan lebih mudah apabila menanyakan kemasan/tutup
kemasan obat yang digunakan)
- Apakah keadaan pasien membaik, memburuk atau tidak berubah dengan pengobatan yang
diberikan
7. Pengobatan sistemik
Pasien dengan riwayat penyakit sistemik perlu ditanyakan riwayat pengobatannya karena
hal ini dapat berkaitan dengan keadaan sakit pada matanya. Misalnya pasien dengan diabetes
melitus yang tidak terkontrol memiliki resiko yang lebih besar untuk terjadinya retinopati
diabetika dibandingkan dengan pasien yang terkontrol.
8. Riwayat alergi
Beberapa penyakit mata dapat terjadi akibat alergi, misalnya alergi terhadap beberapa jenis
kosmetik dapat mengakibatkan terjadinya blefaritis. Selain itu dengan mengetahui riwayat alergi
pada pasien baik alergi terhadap makanan, obat-obatan atau lingkungan sekitar (debu, angin,
tungau, matahari dsb) dapat membantu dalam menetukan pilihan terapi dan edukasi untuk
pasien.
9. Riwayat sosial
Riwayat keadaan lingkungan yang berkaitan denga keadaan/penyakit pasien penting untuk
ditanyakan. Misalnya pada konjungtivitis perlu ditanyakan apakah ada teman yang mengalami
hal serupa. Contoh lain pada retinitis akibat toksoplama perlu ditanyakan apakah di lingkungan
pasien terdapat hewan seperti kuding, burung.
10. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga dengan riwayat penyakit mata ataupun sistemik penting untuk
ditanyakan karena beberapa penyakit ada yang bersifat diturunkan seperti diabetes melitus,
glaukoma, retinitis pigmentosa atau buta senja.
PEMERIKSAAN KLINIS
Alat - alat yang diperlukan:
- Lampu senter/penlight
- Loop 5D
- Kartu Snellen/Snellen Chart
- Pinsil/pulpen
Cara Pemeriksaan :
1. Tajam Penglihatan
- Alat yang digunakan : Snellen Chart, lampu senter
- Pasien duduk menghadap Snellen chart dengan jarak 6 meter. Minta pasien untuk melihat
ke depan dengan santai tanpa melirik atau mengerutkan kelopak.
- Pemeriksaan dilakukan pada mata kanan terlebih dahulu. Pasien diminta untuk menutup
mata kiri atau jika tersedia trial lens, mata kiri pasien ditutup dengan menggunakan
occluder.
- Mintalah pasien untuk membaca/mengidentifikasi huruf/angka/simbol mulai dari yang
paling besar (baris paling atas) sampai huruf pada baris yang tidak dapat dibaca lagi oleh
pasien, maka visus dasar/tajam penglihatan pasien adalah baris yang masih dapat dibaca
pasien dengan jelas. Misalnya : pasien masih dapat membaca huruf ..
- Setelah menemukan visus dasar pasien lakukan pemeriksaan pinhole dengan cara
meletakkan trial lens pinhole dan minta pasien untuk membaca kembali Snellen chart.
Apabila pasien dapat membaca huruf yang sebelumnya tidak terbaca, pemeriksaan dapat
dilanjutkan dengan pemeriksaan refraksi.
- Lakukan pemeriksaan yang sama untuk mata kiri
- Apabila pasien menggunakan kacamata, pemeriksaan tajam penglihatan dilakukan dengan
menggunakan kacamata. Apabila tajam penglihatan menggunakan kacamata milik pasien
tidak didapatkan 6/6 atau 20/20 atau 1.0 maka pemeriksaan tajam penglihatan dilakukan
tanpa menggunakan kacamata.
- Apabila pasien tidak dapat mengidentifikasi huruf/angka atau gambar pada Snellen Chart,
pemeriksaan tajam penglihatan dilakukan menggunakan hitung jari. Apabila pasien dapat
menghitung jari pada jarak 1 meter maka tajam penglihatan pasien tersebut adalah 1/60
dan seterusnya.
- Apabila pasien tidak dapat menghitung jari maka pemeriksaan dilanjutkan menggunakan
lambaian tangan. Minta pasien untuk mengenali arah gerakan lambaian tangan (ke atasbawah atau ke kanan-kiri). Apabila pasien dapat mengidentifikasi arah gerakan lambaian
tangan maka tajam penglihatan pasien adalah 1/300 atau Hand Movement.
dengan
menggunakan
lampu
senter/penlight.
2. Refraksi
- Alat yang digunakan : Snellen Chart, lampu senter
- Pemeriksaan dilakukan pada mata kanan terlebih dahulu. Tutup mata kiri menggunakan
ocluder
- Berikan lensa sferis negatif pada pasien dimulai dari ukuran -0.25 D, kemudian
tanyakan pada pasien apakah penglihatan pasien bertambah jelas. Apabila pasien
menyatakan
penglihatan
menjadi
bertambah
jelas
minta
pasien
untuk
- Gerakan jari telunjuk tangan kiri ke arah empat kuadran. Bandingkan lapang pandang
pasien dengan lapang pandang pemeri ksa.
Pemeriksaan
Suprasilia (alis)
Bola mata
Glandula lakrimalis
Sklera
Pemeriksaan
Konjungtiva
Kornea
Pupil
Iris
Lensa