Al-Huda, Suryolelono.
1. Pendahuluan
Konstruksi timbunan (embankment) yang digunakan
untuk konstruksi jalan di atas tanah lunak sering
mendapat hambatan dalam pelaksanaan maupun
setelah konstruksi jalan tersebut selesai. Hambatan
yang muncul berkaitan dengan sifat dari tanah lunak
yang memiliki kuat geser rendah, tingkat
65
2. Metode Penelitian
2.1 Lokasi
Penelitian ini mengambil objek trial embankment di
daerah Kaliwungu, Semarang, Jawa Tengah. Data yang
digunakan untuk analisis merupakan data sekunder,
terdiri dari data tanah dan data monitoring yang
diambil dari uji di laboratorium dan di lapangan yang
dilaksanakan oleh Balai Geoteknik Jalan, Pusat
Litbang Prasarana Transportasi. Kondisi konstruksi
trial embankment yang digunakan pada penelitian ini
adalah normal trial embankment (Gambar 2).
Perkuatan Geosintetik
Embankment
Vertical drains
Gambar 1. Perkuatan dasar geosintetik dan drainase vertikal (Rowe dan Li, 2005)
66
Al-Huda, Suryolelono.
12.2 m
3.1 m
Lapis 7
Lapis 6
Lapis 5
Lapis 4
Lapis 3
Lapis 2
Lapis 1
0.2 m
0.3 m
0.3 m
0.3 m
0.3 m
0.3 m
0.3 m
Lapis platform
1.1 m
21.5 m
Deskripsi Tanah
Lempung , warna coklat Abu-Abu,
sifat lunak
Lempung tercampur kulit kerang,
warna abu-abu tua, sifat lunak
Lempung tercampur kulit kerang,
warna abu-abu tua, sifat lunak
Lempung tercampur kulit kerang,
warna abu-abu tua, sifat lunak
Lempung tercampur kulit kerang,
warna abu-abu tua, sifat lunak
Lempung tercampur kulit kerang,
warna abu-abu tua, sifat lunak
0.50 0.90
1.00 4.40
5.00 9.40
10.0014.40
15.00 19.40
20.00 20.30
1 .9
3 .6
2 .6
2 .6
5 m
10 m
S a tu a n : m e te r
15 m
p iz o m e te r
s e ttle m e n p la te
20 m
in c lin o m e te r
25 m
30 m
5 .5 m
5 .2 m
5 .0 m
j
()
2,4
2,5
4,0
7,6
4,7
67
Tanah dasar
(Reinforcement)
dan
drainase
68
gunsat
(kN/m3)
gsat
(kN/m3)
17,194
12,544
15,681
13,346
13,384
13,140
14,244
13,116
20,372
16,01
19,63
16,955
17,717
17,357
18,707
17,289
Regangan
0,15
EA (kN/m)
1333,333
Al-Huda, Suryolelono.
e =
2 { } [E ]{ }dV
1
u
v {F }dV
w
S1
u
T
v {}ds {d }e {Pe }
w
(1)
e
= 0 , maka diperoleh Persamaan 3.
{d }e
u
v = [N ]{d}e
w
(2)
[B ][
. E ][B]dV .{d }e = {Pe } + [N ]T .{F }dV + [N ]T { }ds
V
S1
V
(3)
dengan:
{Pe }
T
[N ] .{F }dV : vektor beban akibat pengaruh body
V
forces,
T
[N ] { }ds
: vektor beban akibat surface traction.
S1
[B][
. E ][B ]dV .{d }e = {P}e
V
(4)
69
[ ]
(5)
70
Al-Huda, Suryolelono.
Perbedaan pertambahan perpindahan horizontal antara hasil perhitungan numeris dengan pengukuran
lapangan umumnya masih menampakkan selisih yang
besar untuk setiap penambahan lapisan embankment,
hal ini terlihat pada Gambar 7, perpindahan horizontal hasil perhitungan numeris memberikan nilai yang
lebih kecil daripada hasil pengukuran di lapangan
(underpredicted). Perbedaan hasil juga terlihat pada
Gambar 6 dan Gambar 8, perbedaan pertambahan
perpindahan vertikal hasil hitungan numeris pada
pusat di bawah embankment umumnya memberikan
hasil yang lebih besar dari pada hasil pengukuran di
lapangan (overpredicted). Perbedaan hasil yang
terjadi antara hitungan numeris dengan menggunakan
program Plaxis dan pengukuran di lapangan diasumsikan dapat terjadi karena dalam program plaxis
model dan parameternya dianggap homogen untuk
jarak kedalaman tertentu, sedangkan kenyataannya
parameter kekakuan, permeabilitas dan kuat geser
bervariasi untuk setiap kedalaman.
Vol. 21 No. 1 April 2014
71
72
Al-Huda, Suryolelono.
geogrid
3.1
PVD
20
1.3 m
30
m
Kondisi batas
10.75 m
Gambar 10. Model reinforced embankment dan
drainase vertikal pada Plaxis versi 8.2
73
74
Al-Huda, Suryolelono.
4. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh pada penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Besarnya beban embakment dan lamanya waktu
konsolidasi yang ditentukan pada normal
embankment
akan
mempengaruhi
besarnya
deformasi tanah lunak, baik perpindahan arah
vertikal maupun perpindahan arah horisontal.
2. Kelebihan tekanan air pori yang terjadi pada normal
embankment akan meningkat segera setelah
pembebanan dan berkurang setelah mengalami masa
konsolidasi. Besarnya peningkatan tekanan air pori
sama dengan besarnya pertambahan tegangan yang
diterapkan dan besarnya pengurangan kelebihan
tekanan air pori tergantung lamanya masa
konsolidasi.
3. Penggunaan parameter yang homogen untuk jarak
kedalaman tertentu pada model diasumsikan dapat
menghasilkan adanya perbedaaan hasil antara
hitungan numeris dan pengukuran di lapangan.
4. Hasil simulasi numeris perkuatan embankment
dengan
geogrid
yang
digunakan
untuk
mempertahankan kestabilan embankment dan
pemasangan drainase vertikal pada tanah lunak
untuk mempercepat proses konsolidasi dapat
mengurangi
perpindahan
horisontal
dan
meningkatkan perpindahan vertikal pada tanah
lunak.
5. Pengaruh pemasangan drainase vertikal pada tanah
dasar dapat mempercepat penurunan kelebihan
tekanan air pori baik dalam area maupun di luar area
pemasangan drainase vertikal.
6. Tegangan efektif pada normal embankment hasil
analisis numeris menggambarkan bahwa tegangan
efektif akan bertambah setelah air pori terdisipasi
akibat proses konsolidasi. Tegangan efektif tanah
dasar umumnya mengalami peningkatan yang cepat
pada rigid reinforcement dan interface embankment
akibat pengaruh proses percepatan konsolidasi oleh
drainase vertikal.
Vol. 21 No. 1 April 2014
75
a. Titik A
b. Titik B
Gambar 14. Kelebihan Tekanan air pori pada titik A dan B
76
Al-Huda, Suryolelono.
Daftar Pustaka
Balai
Bowles, J.E., 1984, Physical and Geotechnical Properties of Soils, Second edition, USA: McGraw
Hill.
Brinkgreve, R.B.J., 2002, Plaxis Version 8, A.A
Balkema Publishers Lisse/ Abingdon/ Exton
(PA)/ Tokyo.
Geosinindo, 2005, Product Catalog-Description of
Miragrid GX Geogrids, TenCate Geosynthetics
Asia Sdn. Bhd., Malaysia: Selangor Darul
Ehsan.
Hutapea, M.B., Rahadian, H., Karyasupatra, S.Y., dan
Widodo, T., 2003, Permodelan Prefabricated
Vertical Drain Semarang Trial Embaknment,
Jakarta: Prosiding Konferensi Geoteknik
Indonesia-VI dan Pertemuan Ilmiah TahunanVII, 11-13 Agustus 2003.
Lawson, C., 2005, Construction Over Soft Foundation
Using Geosynthetic, Jakarta: Seminar Sehari
Application of Geosynthetics With Reference to
Indonesian Soil Condition, 14 Februari 2005.
Patria, A.N., dan Suryolelono, K.B., 2006, Analisis
Deformasi Dua Dimensi pada Geogrid Akibat
Beban Lalu Lintas Kendaraan., Yogyakarta:
Prosiding Seminar Nasional Geoteknik Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Syiah
Kuala, ISBN : 979-95022-8-4, 11 Juli 2006.
Rowe, R.K & Li, A.L., 2005, Geosynthetic-Reinforced
Embankment over Soft Foundation, Geosyntetic
International, No.1, 50 85.
Suhendro, B., 2001, Metode Elemen Hingga dan
Aplikasinya, Yogyakarta: Beta offset.
Suryolelono, K.B., 2000, Geosintetik Geoteknik, Edisi
I, Cetakan 1, Nafiri, Yogyakarta.
77
78