Anda di halaman 1dari 67

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebuah kebiasaan yang sudah dijalankan oleh manusia dalam jangka
panjang, akan sulit untuk dirubah. Apabila kebiasaan tersebut terlaksana semenjak
kecil maka di masa besarnya akan membekas kuat dan sukar untuk dihilangkan.
Kebiasaan yang baik ataupun buruk di masa kecilnya, memberikan pola bentuk
tingkah laku manusia pada usia dewasanya. Maka pendidikan akhlaqul karimah
melalui pembiasaan berperilaku baik ini, merupakan salah satu bagian dari proses
pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 10/X Tanjung Jabung Timur. Selain mata
pelajaran pokok yang harus disampaikan untuk para pelajar Sekolah Dasar Negeri
10/X Tanjung Jabung Timur ini, pembiasaan berakhlak baik juga diprioritaskan
sebagai bagian tak terpisahkan dari kegiatan pendidikan.
Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu
peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiaannya.
Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia.1 Di
Sekolah Dasar Negeri 10/X Tanjung Jabung Timur, guru Pendidikan Agama Islam
memiliki tanggung jawab untuk menjalankan dan melancarkan proses kegiatan
1 Umar Nirtarahardja, La Sula, Pengantar Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),
hlm. 1

pembelajaran melalui pembiasaan berperilaku sesuai kaedah dan dasar-dasar


ajaran agama. Kegiatan pembiasaan benar-benar terkait juga dengan proses
kegiatan belajar mengajar di sekolah, yang mana pelaksanaannya juga sangat
urgen dan tidak dapat dipisahkan.
Guru Pendidikan Agama Islam merupakan sosok ideal yang memiliki
tanggung jawab utama dalam kegiatan pembinaan keselarasan proses pendidikan
Agama di Sekolah. Dengan berbagai kompetensi yang sudah ditetapkan, dalam
proses transfer atau pengiriman ilmu pengetahuan dari guru ke dalam ingatan dan
pemikiran siswa, guru Pendidikan Agama Islam juga berperan dalam pembentukan
karakter dan perilaku yang menciptakan suasana kondusif dan berpeluang
meningkatkan mutu dan hasil belajar melalui proses belajar yang tepat dan
menyenangkan. Peran guru Pendidikan Agama Islam tidak hanya sebatas membina
dan membimbing lewat pelajaran Pendidikan Agama Islam, tetapi juga bisa
terlibat langsung dalam proses bimbingan dalam pembentukan perilaku mulia
melalui kegiatan pembiasaan akhlak mulia di sekolah. Dalam kenyataannya, selain
guru kelas, guru Pendidikan Agama Islam juga ikut bertanggungjawab dalam
pembimbingan akhlaqul karimah.
Subyek yang menjadi sasaran kegiatan adalah siswa usia remaja, yang
merupakan pribadi pancaroba yang berada dalam posisi pertengahan atau
peralihan, baik dalam pemikiran, pandangan hidup, identitas dan gaya perilakunya.

Periode ini akan berdampak penting dan signifikan dalam kepribadian remaja.
Berbagai masalah meliputi pribadi remaja ini. masalah tersebut tentulah
merupakan akumulasi dari adanya faktor internal disertai berbagai pengaruh
lingkungan baik keluarga, karib kerabat, saudara, lingkungan teman bermain dan
yang terakhir, lingkungan di sekolah.
Lingkungan sekolah dapat memberikan pengaruh, baik pengaruh positif
ataupun pengaruh negatif. Dengan adanya keterlibatan guru pembimbing, maka
pelaksanaan pembiasaan akhlak mulia ini menjadi bagian dari lingkungan yang
positif memberikan pengaruh bagi perkembangan bentuk perilaku siswa. Di setiap
sekolah sebenarnya sudah ada kode panduan dalam pelaksanaan pembiaasaan
akhlak mulia, yang ini bertujuan untuk memberikan kesempatan luas bagi siswa
dalam meletakkan dasar perilaku ideal dalam hidupnya di masa depan.
Pembiasaan ini dapat dirasakan setelah siswa mengalami berbagai seluk beluk
kehidupannya. Tidak langsung serta merta menunjukkan hasilnya.
Dalam kaitannya dengan pembentukan akhlaqul karimah siswa maka
semakin sering tindakan mulia dilaksanakan dalam usia remaja, dipaksa atau tidak,
maka semakin mudah bagi siswa tersebut untuk melakukannya di masa depan,
setelah meninggalkan sekolahnya. Alur kegiatan pembiasaan ini juga sesuai
dengan teori behavioristik, di mana kebiasaan bisa memberi pengaruh dalam
perilaku manusia, jika pembiasaan itu baik, maka bisa menjadi modal untuk

membentuk pribadi yang baik. Pihak sekolah, dalam hal ini, guru pembimbing
juga melibatkan dirinya untuk membiasakan remaja berperilaku mulia dan disiplin,
baik kepada Allah, masyarakat sekitarnya, dirinya sendiri, maupun kepada
lingkungan sekitarnya.
Para siswa di SD Negeri 10/X Tanjung Jabung Timur hidup dengan
lingkungan dan kondisi sekeliling yang tidak lepas dari keadaan lingkungan
beragam, di mana berbagai macam tingkah laku dan aneka perbuatan terjadi dan
hampir menjadi pemandangan keseharian kita. Kondisi tersebut tentunya akan
memberikan akibat serius bagi siswa sekolah, secara langsung maupun tak
langsung.
Akibat tersebut bisa dengan cepat memberi pengaruh kepada siswa sekolah
ataupun pengaruh itu dataing setelah beberapa tahun menyaksikan tingkah laku
yang kurang sehat bagi perkembangan pemikiran dan akhlaqul karimah seorang
anak tersebut. Guru dan orang tua tidak bisa untuk dengan segera dan seketika
merubah dan memberi gaya hidup sesuai norma ideal yang sesungguhnya. Oleh
sebab itu maka dalam perbahasan ini kita diwajibkan untuk menyelenggarakan
situasi dan mengkondisikan suasana keseimbangan dan neraca datar, atau kalau
bisa melahirkan penilaian lebih baik dalam mengolah karakter masyarakat
lingkungan siswa itu sendiri.

Dalam hal ini sepantasnya guru Pendidikan Agama Islam lebih aktif dan
menyajikan suasana yang kondusif dengan nuansa keseharian ditaburi keindahan
akhlak mulia dan akhlak ideal yang didasarkan kepada hukum dan aturan baku
agama, yang dalam hal ini adalah agama Islam. Tidak sedikit dari pendidik yang
merasa bersalah dan berhadapan dengan situasi sulit jika sudah menangani akhlak
dan tingkah laku sehari-hari siswa, baik di sekolah, maupun mendengar laporan
kegiatannya di rumah.
Guru, khususnya Guru Pendidikan Agama Islam selain dituntut untuk
bertanggung jawab dalam memberikan pelajaran Agama Islam kepada siswa juga
mempunyai tanggung jawab moral untuk mendidik sikap, mental serta perilaku
siswa yang mengarah akhlaqul karimah mulia sesuia dengan ajaran Agama Islam.
Hal ini juga senada dengan tujuan pengajaran agama yang dimaksudkan oleh
GBHN, yaitu: membina manusia beragam, berarti manusia yang mampu
melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga
tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka
mencapai kebahagiaan dan kejayaan hidup di dunia dan akhirat.2
Kenyataan yang ditemukan dewasa ini, masih banyak terdapat siswa di
sekolah-sekolah yang belum mampu untuk menunjukkan sebuah sikap yang
mencerminkan akhlaqul karimah. Khususnya di Sekolah Dasar Negeri 10/X
2 Zakiah Daradjat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bumi
Aksara, Cetakan ke-4, 2008), hlm.172

Tanjung Jabung Timur juga masih terdapat problematika yang sedemikian rupa,
yakni masih ada sejumlah siswa yang belum mampu untuk menunjukkan sikap
berakhlak mulia dalam kehidupannya sehari-hari di Sekolah. Atas dasar latar
belakang itu semua

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan

membuat skripsi dengan judul Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Peningkatan Akhlaqul Karimah terhadap Siswa-siswi di SD Negeri 10/X Nipah
Panjang II Kec. Nipah Panjang Kab.Tanjung Jabung Timur.

B. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan kemampuan dari peneliti, waktu dan dana, serta untuk
menjaga pembahasan penelitian ini tidak keluar dari tujuan penelitian dan tetap sesuai
dengan judul yang diteliti, maka penelitian ini dibatasi pada beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana siswa-siswi selama belajar di SD Negeri 10/X Nipah Panjang II
Kec. Nipah Panjang Kab.Tanjung Jabung Timur berakhlaqul karimah
2. Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 10/X Nipah
Panjang II Kec. Nipah Panjang Kab.Tanjung Jabung Timur dalam memberikan
contoh berakhlaqul karimah
3. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan akhlaqul karimah di di
SD Negeri 10/X Nipah Panjang II Kec. Nipah Panjang Kab.Tanjung Jabung
Timur.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari apa yang dibahas pada latar belakang masalah di atas,
maka penulis membuat rumusan masalah-masalah agar penelitian ini tidak
menyimpang dari tujuan penelitian ini dan mengarah ke masalah lain. Rumusan
masalah tersebut sebagai berikut:
1. Bagaimana proses kegiatan pembelajaran akhlaqul karimah bagi siswa-siswi di
SD Negeri 10/X Nipah Panjang II Kec. Nipah Panjang Kab.Tanjung Jabung
Timur?
2. Bagaimana peran guru dalam meningkatkan akhlaqul karimah siswa-siswi di
SD Negeri 10/X Nipah Panjang II Kec. Nipah Panjang Kab.Tanjung Jabung
Timur?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam peningkatan akhlaqul karimah
siswa di SD Negeri 10/X Nipah Panjang II Kec. Nipah Panjang Kab.Tanjung
Jabung Timur?

D. Tujuan Penelitian.
Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mendapatkan data yang
valid dan bersifat empiris tentang hal berikut:

1. Untuk mengetahui tentang proses kegiatan pembelajaran akhlaqul karimah


siswa-siswi di SD Negeri 10/X Nipah Panjang II Kec. Nipah Panjang
Kab.Tanjung Jabung Timur.
2. Untuk mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan guru dalam meningkatan
akhlaqul karimah siswa-siswi di SD Negeri 10/X Nipah Panjang II Kec. Nipah
Panjang Kab.Tanjung Jabung Timur.
3. Untuk mengetahui apa faktor pendukung dan penghambat dalam peningkatan
akhlaqul karimah siswa-siswi di SD Negeri 10/X Nipah Panjang II Kec. Nipah
Panjang Kab.Tanjung Jabung Timur.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa menambah khazanah keilmuwan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan, terutama yang berkaitan dengan peran Guru
Pembimbing dalam pembiasaan akhlak mulia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian

ini

sangat

bermanfaat

terutama

dalam

meningkatkan

kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai Guru Pendidikan Agama Islam


di sekolah formal, memberdayakan dan kegiatan pembentukan akhlaqul
karimah siswa di sekolah menghadapi kondisi para siswa sekolah seumur

remaja yang sudah tidak dapat dipisahkan dari pergaulan di tengah


masyarakatnya dengan akhlak yang beraneka ragam.
b. Bagi Siswa
Sebagai pedoman dalam membentuk akhlaqul karimah siswa yang dididik
oleh Guru Pendidikan Agama Islam, yang dapat dijadikan pedoman dalam
bersikap dan berperilaku.
c. Bagi Orang tua
Membantu dalam melaksanakan peranan orang tua dalam memberi
kegiatan pendidikan akhlaqul karimah terhadap anak-anaknya, terutama orang
tua yang sudah sibuk dengan pekerjaan dan kegiatan di luar rumah, sehingga
perhatian terhadap anak-anaknya berkurang
d. Bagi Sekolah
Manfaat bagi SD Negeri 10/X Nipah Panjang II Kec. Nipah Panjang
Kab.Tanjung Jabung Timur, yaitu bahwa penelitian ini sangat berguna terutama
sebagai bahan untuk mendukung dalam pembelajaran akhlaqul karimah siswasiswinya.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Peran Guru Pendidikan Agama Islam


Dari segi bahasa pendidikan dapat diartikan perbuatan (hal, cara dan
sebagainya) mendidik; dan berarti pula pengetahuan tentang mendidik, atau
pemeliharaan (latihan-latihan dan sebagainya) badan, batin dan sebagainya.3
Menurut Abdul Mujib sebagaimana yang dikutip Muhammad Fathurrohman
dan Sulistyorini, pendidikan Islam adalah proses transinternalisasi pengetahuan
dan nilai Islam kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan,
bimbingan, pengasuhan, pengawasan dan pengembangan potensinya guna
mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia dan di akhirat.4
Secara keseluruhan, defenisi yang bertemakan pendidikan Islam itu mengacu
kepada suatu pengertian bahwa yang dimaksud dengan pendidikan Islam adalah
upaya membimbing, mengarahkan, dan membina peserta didik yang dilakukan
secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama sesuai
dengan nilai-nilai ajaran Islam.5

3 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm.333
4 Muhammad Fathurrohman & Sulistyorini, Meretas Pendidikan Berkualitas dalam
Pendidikan Islam: Menggagas Pendidik atau Guru yang Ideal dan Berkualitas dalam
Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras, 2012, hlm. 15
5 Abuddin Nata, Op. Cit, hlm. 340

10

Mengenai tugas guru dalam pendidikan Islam, para ahli sepakat bahwa guru
tidak hanya sekedar sebagai pengajar tetapi sekaligus sebagai seorang pendidik.
Seorang pendidik adalah orang yang memberikan pendidikan bagi para peserta
didik. Sesuai dengan tujuan pendidikan, bahwa pendidikan itu adalah sebuah usaha
sadar untuk menyiapkan kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi
perananannya di masa yang akan datang (UUSPN Nomor 2 Bab I Pasal I). 6
Berlandaskan dari UU tersebut maka dapat ditarik kesimpula bahwa tugas guru
sesungguhnya

adalah

selaku

pembimbing

bagi

peserta

didik

dalam

mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku lainnya untuk direalisasikan


dalam kehidupannya bermasyarakat.
Tugas seorang pendidik memang sangat luas cakupannya. Menurut Akmal
Hawi dalam bukunya Dasar-Dasar Pendidikan Islam mengatakan bahwa tugas
pendidik ada 4 macam meliputi: 7
1.
2.
3.
4.

Membentuk anak menjadi pengabdi Allah SWT.


Memilih dan menyiapkan bahan yang tepat.
Memilih dan mengatur penggunaan alat-alat pendidikan.
Meneliti dan mengontrol hasil pendidikan.

6 Dinn Wahyudin, Supriadi, Ishak Abduhak, Pengantar Pendidikan, (Jakarta:


Universitas Terbuka, Edisi-I, 2006), hlm.3.29.
7 Akmal Hawi, Dasar-dasar Pendidikan Islam, (Palembang : IAIN Raden Fatah
Press, 2005).

11

Guru sebagai seorang pendidik harus mampu berperan dan memegang


tanggung jawab dalam kegiatan pendidikan. Seorang guru juga harus mampu
bertindak sebagai fasilitator. Peran guru harus terbuka, mendorong siswa untuk
aktif belajar, dapat menerima gagasan siswa, memupuk siswa untuk meberikan
kritik, membangun dan mampu memberikan penilaian terhadap diri sendiri,
menghindari hukuman atau celaan terhadap ide yang tidak biasa, dan menerima
perbedaan menurut waktu dan kecepatan setiap siswa dalam menuangkan ide-ide
barunya.8
Umar Nirtarahardja dan La Sula (2000:54) mengatakan bahwa yang
dimaksud dengan pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. 9 Dalam perspektif
pendidikan Islam keberadaan peran dan fungsi guru merupakan keharusan yang
tak dapat diingkari. Tidak ada pendidikan tanpa kehadiran guru. Guru merupakan
penentu arah dan sistematika Pembelajaran mulai dari kurikulum, sarana, bentuk
pola sampai bagaimana usaha anak didik seharusnya belajar yang baik dan benar
dalam rangka mengakses diri akan pengetahuan dan nilai-nilai hidup.
Tanggung jawab guru adalah mencerdaskan kehidupan anak didik. Pribadi
susila yang cakap adalah yang diharapkan ada pada diri setiap anak didik. Menjadi
8 Hera Lestari Mikarsa, Agus Taufik, Puji Lestari Prianto, Pendidikan Anak di SD (Jakarta: Universitas
Terbuka, Edisi-1, 2007), hlm. 3.30

9 Umar Nirtarahardja & La Sula. Op Cit, hlm. 54.

12

tanggung jawab guru untuk memberikan sejumlah norma itu kepada anak didik
agar tahu bagaimana perbuatan yang susila dan asusila. Mana perbuatan yang
bermoral dan amoral. Semua norma itu tidak mesti harus guru berikan ketika di
kelas, di luar kelaspun sebaiknya guru contohkan melalui sikap, tingkah laku dan
perbuatan.10
Tugas guru PAI sebagai profesi adalah mendidik, mengajar, melatih dan
menilai atau mengevaluasi proses dan hasil belajar-mengajar. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti
mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.11 Menilai adalah kegiatan
yang dilakukan guru untuk mengukur atau mengetahui tingkat keberhasilan proses
dan hasil belajar mengajar di kelas.

B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah bagi anak didik bukan
saja belajar tentang yang boleh dan tidak boleh, tetapi mereka belajar adanya
pilihan nilai yang sesuai dengan perkembangan anak didik. Guru dalam
mentransfer nilai tidak hanya diberikan dalam bentuk ceramah, tetapi juga
10 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2000), Cet. 1, hlm. 35-36.

11 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 7.

13

terkadang dalam bentuk membaca puisi, bernyanyi, mendongeng dan bentuk


lainnya, sehingga suasana belajar tidak monoton dan terasa menyenangkan.
Menurut Andre Rinanto seperti yang dikutip oleh Juwariyah (2010:45),
pendidikan merupakan aktivitas mengembangkan seluruh potensi serta aspek
kepribadian manusia yang berjalan sepanjang kehidupan manusia. Dengan
demikian pendidikan dimaksudkan bukan sekedar pendidikan yang berlangsung di
dalam kelas dalam ruang dan waktu yang terbatas yang sering disebut orang
pendidikan formal, akan tetapi ia mencakup seluruh kegiatan yang mengandung
unsur pengembangan setiap potensi dasar yang dimiliki manusia kapan saja dan di
mana saja ia dilakukan. Karena itu pendidikan dikatakan sebagai sarana utama
untuk mengembangkan kepribadian manusia.12
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang guru Pendidikan Agama Islam
diharapkan mengikuti perkembangan metode pembelajaran mutakhir untuk
menggunakan media teknologi informasi dalam pembelajarannya. Melalui alat
teknologi ini, pembelajaran yang efisien dapat dicapai. Selain itu, seorang guru
juga harus bisa profesional dalam melaksanakan tugasnya.
Menurut J. Drost (2002) seperti yang dikutip oleh Arief Armai, yang
terpenting dalam menentukan kualitas pendidikan adalah cara guru mengajar di
depan kelas. Bukan pada kurikulumnya. Karena kurikulum pada dasarnya hampir
12 Juwariyah, Dasar-dasar Pendidikan Anak dalam Al-Quran (Yogyakarta: Teras,
2010), hlm. 45

14

sama pada setiap negara. Oleh karena itu, kombinasi antara kurikulum berbasis
kompetensi dengan guru yang berkualitas akan sangat menentukan keberhasilan
sebuah proses pembelajaran.13

C. Akhlaqul Karimah
1. Pengertian Akhlaqul Karimah
Secara etimologi, akhlak (bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari khuluq
yang artinya budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Berakar dari kata
khalaqa yang artinya menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (pencipta), makhluq
(yang diciptakan) dan khalq (penciptaan). Dengan pengertian etimologis seperti
ini, maka akhlak bukan hanya merupakan tata aturan manusia dengan manusia
lainnya, tetapi melibatkan tata perilaku antara manusia dengan Tuhannya, dan
bahkan dengan alam semesta. (Yunahar Ilyas, 2001:1). 14
Akhlak ini erat kaitannya dengan kejadian manusia yaitu Khaliq (pencipta)
dan makhluq (yang diciptakan). Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak
yaitu untuk memperbaiki hubungan makhluq (manusia) dengan Khaliq (Allah

13 Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Press Group,


Cetakan ke-2, 2007), hlm. 32
14 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam
LPPI, 2001), hlm.1

15

Ta`ala) dan hubungan baik antara makhluq dengan makhluq.15 Menurut pendekatan
etimologi, perkataan "akhlak" berasal dari
mufradnya "khuluqun" yang

bahasa Arab jama' dari bentuk

menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai,

tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian


dengan perkataan "khalqun" yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan
"khaliq" yang berarti pencipta dan "makhluq" yang berarti yang diciptakan.16
Sementara itu, secara terminologis, Imam Ghazali yang hidup pada tahun
450505 H/10581111 M memberikan definisi akhlak sebagai kondisi yang
tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah,
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan (lihat: Ihya Ulumuddin). Dilihat
dari definisi Imam Ghazali ini, akhlak lebih menuju kepada arti sebuah perbuatan
yang sudah menjadi kebiasaan, sehingga untuk melakukannya tidak diperlukan
kesiapan dan kesadaran khusus untuk melakukannya. Jadi, menurut definisi ini,
akhlak merupakan perbuatan yang diperbuat manusia tanpa ada tekanan dan
rangsangan dari pihak luar.
Imam Ibrahim Anis mendefinisikan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk,
15 Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam: Arah Baru Pengembangan Ilmu dan
Kepribadian di Perguruan Tinggi (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 139
16 Zahruddin AR, dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), Cet.1, hlm. 1.

16

tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. Definisi lain dikemukakan oleh


Imam Abdul Karim Zaidan, akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam
dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya, seseorang menilai
perbuatannya baik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau
meninggalkannya.17
Selanjutnya Abdullah Darraz mengemukakan bahwa akhlak adalah suatu
kekuatan dalam kehendak yang mantap yang membawa kecenderungan kepada
pemilihan pada pihak yang benar (Akhlak yang baik) atau pihak yang jahat
(akhlak yang buruk).18 Akhlak yang buruk ialah akhlak yang tidak baik, yang
bertentangan atau berseberangan dengan akal, norma masyarakat normal, dan
syari. Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata al-khuluq, atau alkhulq,
yang secara etimologis berarti :
(1) Tabiat, budi pekerti,
(2) Kebiasaan atau adat,
(3) Keperwiraan, kesatriaan, kejantanan,
(4) Agama
(5) Kemarahan (al-gadab).
2. Ruang Lingkup Akhlaqul Karimah
17 Yunahar Ilyas, Op. Cit, hlm. 2
18 Didiek Ahmad Supadie & Sarjuni, Pengantar Studi Islam (Jakarta, Rajawali Pers,
2011), hlm. 216-217

17

Sebagaimana dikutip dari Abdullah Darraz dalam bukunya Dustur al Akhlaq


fi al Islam, Yunahar Ilyas membagi ruang lingkup tersebut adalah:
a. Akhlak beragama
b. Akhlak Pribadi
c. Akhlak berkeluarga
d. Akhlak bermasyarakat
Sementara itu, makna mulia adalah terpuji atau baik. Sehingga akhlak mulia
merupakan suatu akhlak yang baik dan terpuji. Dalam Buku Panduan Pembiasaan
Akhlak Mulia Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama (Depdiknas,
Depag, 2009:9) dijelaskan secara rinci, beberapa akhlak yang termasuk dalam
bentuk akhlak mulia, di mana siswa dilatih untuk melaksanakannya, yaitu:
a. Akhlaqul Karimah kepada Allah
Allah Swt. telah mengatur hidup manusia dengan adanya hokum
perintah dan larangan. Hokum ini tidak lain adalah untuk mengakkan
keteraturan dan kelancaran hidup manusia itu sendiri. Berikut ini beberapa
contoh akhlak terhadapa Allah Swt.:
1) Ikhlas, yaitu melaksanakan

hukum

Allah

semata-mata

hanya

mengharapkan rida-Nya.
2) Khusyu`, yaitu bersatunya pikiran dengan perasaan batin dalam perbuatan
yang sedang dikerjakannya.
3) Sabar, yaitu ketahanan mental dalam menghadapi kenyataan yang menimpa
diri kita.

18

4) Syukur, yaitu merealisasikan apa yang dianugerahkan Allah kepada kita


sesuai dengan fungsinya.
5) Tawakkal, yaitu menyerahkan amal perbuatan kita kepada Allah untuk
dinilai oleh-Nya.
6) Doa, yaitu memohon hanya kepada Allah.19
b. Akhlaqul Karimah Terhadap Diri Sendiri
Islam mengajarkan agar manusia menjaga diri meliputi jasmani dan
rohani. Tubuh dan akal perlu dijaga agar tidak kotor. Jiwa harus disucikan agar
menjadi orang yang beruntung. Hal ini tertera dalam firman Allah QS. AsySyam: 9-10 sebagai berikut:

Artinya:
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
c. Akhlaqul Karimah terhadap Keluarga.
Akhlaqul karimah terhadap keluarga meliputi ayah, ibu, anak, dan
keturunannya. Kita harus berbuat baik kepada orang tua. Berbuat baik kepada
orang tua harus senantiasa dilaksanakan meskipun berbeda amal perbuatan.
Dalam QS. Al-Ahqaf: 15 Allah telah berfirman:

19 Deden Makbuloh, Op. Cit, hlm. 145-146

19

Artinya:
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua
orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah. Mengandungnya sampai menyapihnya
adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya
sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk
mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada
ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau
ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak
cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang berserah diri". (QS. Al-Ahqaf : 15)
d. Akhlaqul Karimah terhadap Masyarakat.
Islam mengajarkan agar tidak boleh memasuki rumah orang lain
sebelum minta izin dan member salam kepada penghuninya. Jika tidak ada

20

orang maka janganlah masuk. Firman Allah dalm QS. An-Nur:27 sebagai
berikut:

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang
bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada
penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.
(QS. An-Nur:27)
Dalam ayat tersebut terkandung ajaran yang luhur, mempunyai dampak
yang mendalam untuk tata kehidupan manusia. Akhlaqul karimah ini jika
diaplikasikan, tidak mungkin ada pencurian. Jadi, soal kemanusiaan sudah ada
dalam Islam, tidak perlu berkiblat pada Humanisme yang diteorikan barat.
e. Akhlaqul Karimah Terhadap Lingkungan
Akhlaqul Karimah terhadap lingkungan ini yaitu lingkungan alam,dan
lingkungan makhluk hidup lainnya, termasuk air, udara, tanah, tumbuhtumbuhan dan hewan. Manusia dilarang untuk membuat kerusakan dimuka
bumi ini. Hal ini telah disampaikan Allah dalm QS. Al-Baqarah: 11 sebagai
berikut:

21

Artinya:
Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orangorang yang mengadakan perbaikan".(QS. Al-Baqarah: 11)
Demikianlah diantara nilai-nilai akhlaqul karimah yang memiliki
dampak signifikan dalam segala tata kehidupan manusia. Segala masalah dan
kebutuhan umat manusia pada hakikatnya sudah diantisipasi dalam ajaran
agama Islam.

D. Pembiasaan Akhlaqul Karimah di Sekolah.


Sesuai dengan buku Panduan Pembiasaan Akhlak Mulia Pendidikan Agama
Islam Sekolah Menengah Pertama (Depdiknas, Depag, 2009:25), termasuk materi
yang diajarkan di sekolah-sekolah menengah pertama, adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Akhlaqul Karimah ketika masuk masjid


Akhlaqul Karimah membaca Al Quran
Akhlaqul Karimah berdoa
Akhlaqul Karimah ketika mendapat nikmat
Akhlaqul Karimah ketika ditimpa musibah
Akhlaqul Karimah pada orang tua
Akhlaqul Karimah pada teman
Akhlaqul Karimah kepada guru

22

9. Akhlaqul Karimah kepada tetangga


10. Akhlaqul Karimah ketika meminjamkan
11. Akhlaqul Karimah ketika berbicara
12. Akhlaqul Karimah ketika bermain
13. Akhlaqul Karimah ketika berjanji
14. Akhlaqul Karimah ketika makan dan minum
15. Akhlaqul Karimah mulia ketika hendak tidur
16. Akhlaqul Karimah mulia masuk rumah atau kelas
17. Akhlaqul Karimah ketika di kamar kecil
18. Akhlaqul Karimah ketika buang air kecil atau besar
19. Akhlaqul Karimah ketika berpakaian
20. Akhlaqul Karimah ketika bercermin
21. Akhlaqul Karimah ketika berkendaraan
22. Akhlaqul Karimah ketika belajar
23. Akhlaqul Karimah ketika bersin
24. Akhlaqul Karimah ketika menguap
25. Akhlaqul Karimah ketika meludah
26. Akhlaqul Karimah ketika sakit
27. Akhlaqul Karimah ketika sedang marah
28. Akhlaqul Karimah ketika berbelanja
29. Akhlaqul Karimah ketika melihat kejadian alam
30. Akhlaqul Karimah ketika melihat keindahan alam
31. Akhlaqul Karimah kepada hewan
32. Akhlaqul Karimah kepada tumbuhan
33. Akhlaqul Karimah mulia ketika bersilaturohmi
Menurut Hamka, Ada beberapa hal yang mendorong seorang untuk
berbuat baik, diantaranya:
1.
2.
3.
4.
5.

Karena bujukan atau ancaman dari orang lain


Mengharap pujian atau karena takut mendapat cela
Karena kebaikan dirinya (dorongan hati nurani)
Mengharapkan pahala dan sorga.
Mengharap pujian dan takut azab Tuhan
6. Mengharap keridhaan Allah semata.20

20 Bisri, Akhlak (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama


RI, 2012), hlm. 7

23

Ada banyak cara yang ditempuh untuk meningkatkan akhlaqul karimah


secara lahiriah, diantaranya:
1. Pendidikan,

dengan

pendidikan,

cara

pandang

seseorang

akan

bertambah luas, tentunya dengan mengenal lebih jauh akibat dari


masing-masing

akhlak

terpuji dan tercela. Semakin baik tingkat

pendidikan dan pengetahuan seseorang, sehingga mampu lebih mengenali


mana yang terpuji dan mana yang tercela.
2. Menaati dan mengikuti aturan dan undang-undang yang ada di
masyarakat dan negara. Bagi seorang muslim tentunya mengikuti aturan
yang digariskan Allah dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad
SAW.
3. Kebiasaan, akhlaqul karimah dapat ditingkatkan melalui kehendak dan
kegiatan baik yang dibiasakan.
4. Memilih pergaulan yang baik, sebaik-baik pergaulan adalah berteman
dengan para ulama (orang beriman) dan ilmuwan (intelektual).
5. Melalui perjuangan dan usaha. Menurut Hamka, bahwa akhlaqul karimah
tidak timbul kalau tidak dari keutamaan, sedangkan keutamaan tercapai
melalui perjuangan.21
Sedangkan akhlaqul karimah batiniah, dapat dilakukan melalui beberapa cara,
yaitu:
1. Muhasabah, yaitu selalu menghitung perbuatan-perbuatan yang telah

21 Ibid, hlm. 8

24

dilakukannya selama ini, baik perbuatan buruk beserta akibat yang


ditimbulkannya, ataupun perbuatan baik beserta akibat yang ditimbulkan
olehnya.
2. Muaqabah, memberikan hukuman terhadap berbagai perbuatan dan
tindakan yang telah dilakukannya. Hukuman tersebut tentu bersifat ruhiyah
dan berorientasi pada kebajikan, seperti melakukan shalat sunnah yang
lebih banyak dibanding biasanya, berdzikir dan sebagainya.
3. Muahadah, perjanjian dengan hati nurani (batin), untuk tidak mengulangi
kesalahan dan keburukan tindakan yang dilakukan, serta menggantinya
dengan perbuatan baik.
4. Mujahadah, berusaha maksimal untuk melakukan perbuatan yang baik
untuk mencapai derajat ihsan, sehingga mampu mendekatkan diri kepada
Allah SWT (muraqabah). Hal tersebut dilakukan dengan kesungguhan dan
perjuangan keras, karena perjalanan untuk mendekatkan diri kepada Allah
banyak rintangannya.

BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

25

Jenis dan banyaknya variabel sangat mempengaruhi pendekatan penelitian.


Beberapa faktor yang memberi pengaruh signifikan terhadap pendekatan
penelitian, yaitu tujuan penelitian, waktu dan dana yang tersedia, tersedianya
subyek penelitian, dan minat peneliti. Peneliti menerapkan jenis kualitatif dalam
melaksanakan penelitian ini, yang mana pembahasannnya menggunakan analisa
deskriptif. Menurut Best, seperti yang dikutip oleh Sukardi tentang pengertian
penelitian deskriptif

itu merupakan sebuah metode penelitian yang berusaha

menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai dengan apa adanya (Best,


1982:119).22
Penulis dalam hal ini menggunakan pendekatan penelitian dan jenis
penelitian diatas untuk mengungkapkan tentang sebuah gambaran, yaitu analisis
deskriptif untuk mengungkapkan tentang peran dari guru Pendidikan Agama Islam
dalam upaya peningkatan akhlaqul karimah bagi siswa-siswinya di Sekolah Dasar
Negeri 10/X Nipah Panjang Kab. Tanjung Jabung Timur.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di SD Negeri 10/X Nipah Panjang II Kec. Nipah
Panjang Kab.Tanjung Jabung Timur, Jambi. Peneliti memilih SD Negeri 10/X
22 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya (Jakarta:
Bumi Aksara, Cetakan ke-11, 2012), hlm. 157

26

Nipah Panjang II Kec. Nipah Panjang Kab.Tanjung Jabung Timur sebagai tempat
penelitian dikarenakan sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah unggul yang
menjadi favorit di Kecamatan Nipah Panjang. Selain itu, lokasi sekolah yang
cukup strategis juga menjadi alasan karena memberikan akses yang mudah bagi
peneliti.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian adalah selama 3 (tiga) bulan yang
pelaksanaannya dimulai dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Juni 2014.
Proses penelitian dilaksanakan dengan cara terlibat langsung dalam kegiatan
belajar mengajar di sekolah tersebut.

C. Data dan Sumber Data


Penelitian ini menggunakan metode informan. Informan adalah individu
yang diharapkan dapat menjadi mitra peneliti. Alasan itulah yang mendasari
peneliti untuk memilih informan agar mempermudah mengkaji penelitiannya.
Data/objek yang peneliti teliti adalah siswa-siswi SD Negeri 10/X Nipah Panjang
II Kec. Nipah Panjang Kab.Tanjung Jabung Timur. Dengan maksud untuk
mengetahui dan mengungkap sejauh mana mereka mengimplementasikan akhlaqul
karimah sehari-hari di sekolah dan apakah upaya guru Pendidikan Agama Islam
menunjukkan hasil bagi peningkatan akhlaqul karimah siswa-siswinya.

27

1. Kepala SD Negeri 10/X Tanjung Jabung Timur


Dari Kepala SD Negeri 10/X Tanjung Jabung Timur diperoleh informasi
(data) secara akurat mengenai gambaran umum SD Negeri 10/X Tanjung Jabung
Timur, yang meliputi sejarah dan latar belakang berdirinya, letak dan keadaan
geografis, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa, fasilitas yang digunakan
dan seluruh

kegiatan yang mendukung segala aktivitas pendidikan akhlaqul

karimah di SD Negeri 10/X Tanjung Jabung Timur.


2. Waka Kurikulum
Melalui waka kurikulum SD Negeri 10/X Tanjung Jabung Timur akan
diperoleh informasi (data) kurikulum yang diterapkan dalam membentuk akhlaqul
karimah para siswa-siswi SD Negeri 10/X Tanjung Jabung Timur.
3. Guru
Para guru SD Negeri 10/X Tanjung Jabung Timur adalah pihak yang
berinteraksi langsung dalam pelaksanaan implementasi pendidikan akhlaqul
karimah para siswa. Dan dari komponen ini diperoleh data mengenai kegiatan dan
cara implementasi pendidikan akhlak.
4. Karyawan
Karyawan SD Negeri 10/X Tanjung Jabung Timur yaitu pihak yang bekerja
dan menjaga keamanan sekolah yang bergaul langsung dengan para siswa. Dan
dari mereka dapat diperoleh data mengenai aktifitas pergaulan siswa-siswi seharihari di lingkungan sekolah dan bagaimana sikap dan tindakan karyawan jika
menemui siswa-siswi tidak mencerminkan akhlaqul karimah.

28

5. Siswa-siswi
Siswa-siswi SD Negeri 10/X Tanjung Jabung Timur sebagai sumber data
yang nyata dari program yang telah diaplikasikan oleh sekolah. Dari mereka dapat
diperoleh data yang valid dan keberhasilan program sekolah yang telah
dicanangkan atau sebaliknya program yang gagal diterapkan pada siswa-siswi SD
Negeri 10/X Tanjung Jabung Timur.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, alat pengambil data (instrument) menentukan kualitas
data yang dapat dikumpulkan dan kualitas data menentukan kualitas penelitian.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang
diselidiki.23 Jenis teknik observasi yang lazim digunakan untuk alat pengumpulan
data adalah:
a. Observasi Partisipan
Observasi ini ialah apabila observasi (orang yang melakukan observasi)
turut ambil bagian atau berada dalam keadaan obyek yang diobservasi.
b. Observasi Sistematik
Ciri pokok observasi sistematik adalah adanya kerangka yang memuat
faktor-faktor yang telah diatur kategorinya.
c. Observasi Eksperimental
23 Cholid Narbuko & Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara,
cetakan ke-10, 2009), hlm. 70

29

Adalah observasi yang dilakukan dimana observer mengadakan


pengendalian unsur-unsur penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga
situasi itu dapat diatur sesuai dengan tujuan penelitian dan dapat dikendalaikan
untuk menghindari atau mengurangi timbulnya faktor-faktor yang secara tak
diharapkan mempengaruhi situasi itu.
Dari jenis observasi ini penulis dapat mengumpulkan data-data secara
valid yang berkaitan dengan penelitian ini dan juga mendapatkan data yang
berhubungan dengan upaya yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam dalam
peningkatan akhlaqul karimah siswa-siswi di SD Negeri 10/X Nipah Panjang Kab.
Tanjung Jabung Timur.
2. Wawancara
Wawancara menurut Hasan (1963) dalam Garabiyah (1981:43) dapat
didefenisikan sebagai interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam
situasi saling berhdapan salah seorang, yaitu melakukan wawancara meminta
informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar di sekitar
pendapat dan keyakinannya.24
Wawancara ini hasilnya nanti akan menjadi bahan data bagi peneliti dalam
melakukan penelitian tentang upaya yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam
dalam peningkatan akhlaqul karimah siswa-siswi di SD Negeri 10/X Nipah
24 Cholid Narbuko & Abu Achmadi. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data
(Jakarta: Rajawali Pers, cetakan ke-3, 2012). hlm. 50

30

Panjang Kab. Tanjung Jabung Timur. Adapun berbagai pihak yang dijadikan
sebagai informan dalam wawancara ini adalah Kepala Sekolah, Guru, Karyawan
dan siswa-siswi yang ada di SD Negeri 10/X nipah Panjang Kab. Tanjung Jabung
Timur.
3. Dokumentasi
Di samping observasi dan wawancara, para peneliti kualitatif dapat juga
menggunakan berbagai dokumen dalam menjawab pertanyaan terarah.dokumendokumen yang mungkin digunakan sebagai data mencakup deskripsi kerja, laporan
tahunan, memo, arsip berupa foto atau video, dll. Dalam penelitian ini metode
dokumentasi digunakan untuk mengambil data tentang nama siswa, program
kegiatan pembelajaran PAI SD Negeri 10/X Nipah Panjang Kab. Tanjung Jabung
Timur.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi.
1.Reduksi data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari

31

catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan selama penelitian


berlangsung, setelah peneliti di lapangan, sampai laporan tersusun.
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak diperlukan, dan
mengorganisasi data sehingga kesimpulan final dapat diambil dan diverifikasi.
Data kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasi dengan berbagai cara;
seleksi, ringkasan, penggolongan, dan bahkan ke dalam angka-angka.
2.Penyajian Data
Penyajian data merupakan alur kedua dalam kegiatan analisis data. Data
dan informasi yang sudah diperoleh dilapangan dimasukkan ke dalam suatu
matriks. Penyajian data bisa meliputi berbagai jenis matrik, grafik, dan bagan.
3.Verifikasi dan Kesimpulan
Setelah matrik terisi, maka kesimpulan awal dapat dilakukan. Sekumpulan
informasi yang tersusun memungkinkan adanya penarikan
pengambilan tindakan. Penarikan kesimpulan hanyalah

kesimpulan dan

sebagian dari suatu

kegiatan. Kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.


Proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah seluruh
data yang dikumpulkan baik yang diperoleh melalui observasi, interview, maupun
dokumentasi, baru kemudian ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode
deskriptif.

32

G. Pengecekan Keabsahan Data


Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan teknik
triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
perbandingan data. Dengan kata lain bahwa Teknik triangulasi berarti

teknik

pengumpulan

teknik

data

yang

bersifat

menggabungkan

dari

berbagai

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan
pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan
data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data
dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Triangulasi
yang digunakan adalah triangulasi metode dan triangulasi sumber. Triangulasi
digunakan untuk mengolah data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi
serta

kuesioner

dengan

menghilangkan

data

yang

tidak

perlu

dalam

menyempurnakan data.

33

BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah: SD Negeri 10/X Nipah Panjang Kab. Tanjung Jabung Timur
b. Status

: Negeri

c. NSS

: 101100804001

d. Alamat Sekolah

: Jl. Agung Kelurahan Nipah Panjang II


Kec. Nipah Panjang, Kab. Tanjung Jabung Timur

34

Provinsi Jambi
e. Akreditasi

:-

f. Tahun Berdiri

: 1956

2. Visi dan Misi SD N 10/X Nipah Panjang


a. Visi
Cerdas, terampil dan berbudi pekerti luhur.
b. Misi
1)
2)
3)
4)

Menciptakan peserta didik yang berakhlak mulia


Menerapkan pembelajaran sesuai kurikulum
Menciptakan peserta didik terampil dalam segala hal
Membina peserta didik sadar lingkungan

3. Struktur Organisasi SD Negeri 10/X Nipah Panjang


Struktur SD Negeri 10/X Nipah Panjang Kab. Tanjung Jabung Timur terdiri
atas kepengurusan harian dan non harian. Kepengurusan harian meliputi: Kepala
Sekolah, Waka Kesiswaan, Waka

Kurikulum, dan Tata Usaha. Sedangkan

kepengurusan non harian meliputi: wali kelas, perpustakaan, dan ekstrakulikuler.


Kepala Sekolah
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada organigram berikut:
Organigram Struktur Organisasi SD Negeri 10/X Nipah Panjang
Waka Kurikulum

Karyawan Sekolah

Waka Kesiswaan

Wali kelas

Tata Usaha

Guru
35
Siswa

Sumber: SD Negeri 10/X Nipah Panjang Kab. Tanjung Jabung Timur

4. Kurikulum Pendidikan SD Negeri 10/X Nipah Panjang


Kurikulum yang digunakan di SD Negeri 10/X Nipah Panjang Tanjung
Jabung Timur saat ini masih mengacu kepada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Adapun mata pelajaran yang diajarkan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1
Kurikulum SD Negeri 10/X Nipah Panjang
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Mata Pelajaran
Pendidikan Agama
Pendidikan Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia
Matematika
Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Sosial
Seni Budaya dan Keterampilan
Pendidikan Jasmani, Olah raga dan Kesehatan
Muatan Lokal

Alokasi Waktu
3
2
6
6
3
2
4
2
2

Sumber: Buku Laporan Siswa SD Negeri 10/X Nipah Panjang

5. Keadaan Guru dan Karyawan SD Negeri 10/X Nipah Panjang

36

Tenaga guru dan karyawan SD Negeri 10/X Nipah Panjang Kab.Tanjung


Jabung Timur seluruhnya berjumlah 19 (Sembilan belas) orang yang terdiri dari
beberapa orang pegawai negeri dan beberapa orang guru dan karyawan honorer.
Untuk lebih jelas mengenai jumlah dan klasifikasi jabatan dari guru dan karyawan
di SD Negeri 10/X Nipah Panjang Kab. Tanjung Jabung timur dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 2
Daftar Guru dan Karyawan SD Negeri 10/X Nipah Panjang
No

Nama

L/P

Pendidikan

Jabatan

Saadi, S. Pd.
Lukmanuddin, S. Pd.
Zulbahri, S. Pd.I.
Rahmawani A. Ma. Pd.
Nurlela Sari Pane, A. Ma. Pd.
Ismawanti, S. Pd.
Hayati, S. Pd.
Hj. Nurlian, S. Pd.
Marleni, S. Pd.
Sangadah, S. Pd.
Betty Sondang, S. Pd.
Siti Zubaidah, A. Ma.
Wagiono
Didi Supriyadi, S. Pd.
M. Yusuf, S. Pd.
Sarkuan
Arnila, A. Ma.
Imran Rosadi
M. Dong

L
L
L
P
P
P
P
P
P
P
P
P
L
L
L
L
P
L
L

S.1
S.1
S.1
D.II
S.1
S.1
S.1
S.1
S.1
S.1
S.1
D.II
SD
S.1
S.1
SLTA
S.1
SLTA
SPG

Kepala Sekolah
Guru Kelas
Guru Kelas
Guru Kelas
Guru Kelas
Guru Kelas
Guru Kelas
Guru Kelas
Guru Kelas
Guru Kelas
Guru Kelas
Guru Agama
Penjaga Sekolah
Guru SBK
Guru Kelas
Guru Agama
Guru Kelas
Guru Penjas
Guru Penjas

.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Sumber: Laporan Bulanan SD Negeri 10/X Nipah Panjang

6. Keadaan Siswa SD Negeri 10/X Nipah Panjang

37

Jumlah seluruh siswa-siswi SD Negeri 10/X Tanjung Jabung Timur pada


tahun ajaran 2013/2014 seluruhnya adalah berjumlah 438 orang yang terdiri dari 3
rombel dengan rincian siswa sebanyak 226 orang dan siswi sebanyak 212 orang.
Berikut ini penjelasan yang diuraikan ke dalam tabel:
Tabel 2
Data Siswa SD Negeri 10/X Nipah Panjang
N
o
1
2
3
4
5
6

Kelas
I
II
III
IV
V
VI
Total

Jenis Kelamin
L
P
26
41
40
40
40
39
226

37
41
30
40
32
32
212

Jumlah

Jumlah

Siswa
63
82
70
80
72
71
438

Rombel
3
3
3
3
3
3
18

Sumber: Laporan Bulanan SD Negeri 10/X Nipah Panjang

7. Keadaan Sarana dan Prasarana SD Negeri 10/X Nipah Panjang


Sarana dan prasarana dibutuhkan oleh sebuah sekolah ataupun lembaga
pendidikan dalam memfasilitasi semua kegiatan pendidikan di sekolah atau
lembaga tersebut. Dengan tersedianya sarana dan prasarana maka kegiatan
pendidikan dapat diselenggarakan dengan lebih baik. Berikut ini adalah data
tentang sarana dan prasrana yang ada di SD Negeri 10/X Nipah Panjang Kab.
Tanjung Jabung Timur:
Tabel 5
Data Sarana dan Prasarana SD Negeri 10/X Nipah Panjang
No

Bangunan

Luas

Jumlah

Kondisi

38

Dan

(M2)

Baik

Rusak

IV
1

V
1

VI
-

1
1
19
1
4
1
1
1
-

1
14
1
4
1
1
-

5
-

Ruang
I
1

II

III

Ruang

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Sekolah
Ruang Guru
Ruang Tata Usaha
Ruang UKS
Ruang Kelas
Laboratorium
Ruang Perpustakaan
WC Guru/Murid
Mushala
Lapangan Olahraga
Pos Satpam
Ruang Serbaguna

Kepala

Sumber: Laporan Bulanan SD Negeri 10/X Nipah Panjang

B. Gambaran Khusus
1. Proses Peningkatan Akhlaqul Karimah di SD Negeri 10/X Nipah Panjang
Program pendidikan akhlaqul karimah yang diprogramkan oleh SD Negeri
10/X Nipah Panjang Kab.Tanjung Jabung Timur termasuk ke dalam program
kurikuler sekolah. Program kurikuler adalah program yang dimasukkan pada
kurikulum sekolah dan dimasukkan pada jadwal pelajaran sekolah. Hal ini telah
disampaikan oleh Bapak Saadi , S. Pd. Dalam hasil wawancara yang dilakukan di
ruangannya. Beliau menjelaskan:
Kegiatan pembinaan akhlaqul karimah siswa-siswi di sekolah ini
merupakan program kegiatan kurikuler sekolah yang dilaksanakan dalam rangka
membentuk karakter dan perilaku semua siswa-siswi disini agar sesuai dengan
tuntunan dan ajaran agama Islam. Bagi yang beragama non-muslim tentunya

39

mereka akan ikut menyesuaikan. Proses pelaksanaan kegiatan ini kita mulai
dengan menerapkan peraturan sekolah yang menanamkan kebiasaan baik dan
melatih kedisiplinan. Dengan diawali oleh sebuah peraturan yang mengatur tata
tertib di sekolah maka akan lebih mudah untuk melaksanakan program kegiatan
yang lainnya. Selanjutnya kegiatan pembinaan yang kita lakukan adalah dengan
kerja sama antara semua guru, khususnya guru agama Islam kita mengadakan
kegiatan pembinaan berupa melaksanakan kegiatan keagamaan seperti
membiasakan shalat berjamaah, membiasakan tegur sapa dan tutur sapa yang baik,
hingga mengadakan kegiatan pengajian Al-Qur`an dan ceramah pada tiap hari
Jum`at.25
Berdasarkan keterangan dari Bapak Saadi, S. Pd. Tersebut beliau telah
menjelaskan bahwa proses pelaksanaan kegiatan pembinaan akhlaqul karimah bagi
siswa-siswi di SD Negeri 10/X Nipah Panjang Kab. Tanjung jabung Timur dimulai
dengan menjalankan peraturan tata tertib sekolah. Selanjutnya Kepala Sekolah
dengan bantuan guru Pendidikan Agama Islam bersama guru-guru lain
mengadakan kegiatan pendidikan keagamaan berupa kegiatan shalat dhuhur
berjamaah, kegiatan pengajian rutin setiap Jum`at serta membiasakan tegur sapa
dan tutur kata yang baik dalam pergaulan sehari-hari di sekolah.
Hal serupa juga turut dijelaskan oleh Bapak Zulbahri, S. Pd. I. selaku guru
di SD Negeri 10/X Nipah Panjang Kab. Tanjung Jabung Timur. Beliau
memberikan keterangan bahwa proses kegiatan pembinaan akhlak bagi siswa itu
harus diawali dari gurunya sendiri.
Apabila guru sudah mampu memberikan contoh teladan maka guru juga
harus mampu membina akhlaqul karimah siswa dengan melaksanakan kegiatankegiatan yang mengarah kepada hal itu. Program kegiatan yang dilaksanakan
sekolah untuk meningkatkan akhlaqul karimah siswa adalah menyelenggarakan
25 Wawancara, Saadi (Kepala Sekolah) Senin, 5 Mei 2014, Jam 08.00 wib.

40

kegiatan berupa shalat dhuhur berjamaah, pengajian rutin, dan membiasakan


perbuatan yang mencerminkan akhlaqul karimah seperti contohnya menegur guru
dengan sopan dan mencium tangan guru apabila bertemu di jalan.26
SD Negeri 10/X Nipah Panjang Kab.Tanjung Jabung Timur menetapkan
program kurikuler yang masuk pada pendidikan akhlak adalah:
a. Hafalan Al-Quran, Hadits, dan Doa sehari-hari
b. Membiasakan shalat dhuhur berjamaah
c. Membiasakan akhlaqul karimah di sekolah
d. Kegiatan kedisiplinan
Temuan-temuan tentang kegiatan peningkatan akhlaqul karimah bagi
siswa-siswi oleh guru pendidikan agama Islam di SD Negeri 10/X Nipah Panjang
Tanjung Jabung Timur yang di jumpai oleh peneliti selama melakukan observasi,
wawancara, dan pengumpulan dokumentasi adalah hafalan Al-Quran, Hadits,
dan doa sehari-hari, membiasakan shalat dhuhur berjamaah, membiasakan
akhlaqul karimah di sekolah, serta menjalankan kegiatan kedisiplinan.
a. Hafalan Al-Quran, Hadits, dan Doa sehari-hari
Kegiatan ini merupakan bagian dari mata pelajaran agama Islam di SD
Negeri 10/X Nipah Panjang Kab. Tanjung Jabung Timur. Pelaksanaannya juga
dilakukan pada setiap awal pelajaran pendidikan agama Islam dimulai di kelas.
Semua siswa tanpa terkecuali diberikan tugas untuk belajar dan menghafal
pada saat di luar jam sekolah dengan tujuan dan harapan bahwa anak akan
lebih memanfaatkan waktunya untuk kegiatan yang posiif, serta dengan hal
tersebut bisa membuat siswa lebih memahami tentang ajaran Islam.
b. Membiasakan shalat dhuhur berjamaah
26 Wawancara, Zulbahri, S. Pd. I. (Guru) Senin, 5 Mei 2014, Jam 11.00 wib.

41

Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat sebelum siswa pulang ke


rumah disaat jam pelajaran telah usai. Para guru agama akan menuntun para
siswa-siswinya untuk mengikuti shalat berjamaah. Dengan pembiasaan
kegiatan shalat berjamaah ini tentunya juga diharapkan bahwa siswa-siswi
akan terbiasa dalam melaksanakan shalat, seperti diketahui bahwa shalat
merupakan salah satu kegiatan yang mampu mencegah seseorang untuk
berbuat tidak baik, baik kepada diri sendiri ataupun lingkungan sekitarnya.
c. Membiasakan akhlaqul karimah di sekolah
Kegiatan ini dilakukan dengan mengajarkan anak untuk senantiasa
memberikan salam dan sapaan yang ramah kepada guru atupun teman
sebayanya. Mengajarkan siswa-siswi agar tidak berkata kotor dan selalu
menjaga tutur kata yang sopan dan santun. Tidak suka mengolok-olok dan
menanamkan rasa peduli dengan lingkungan. Contoh dari kegiatan ini adalah
menjaga kebersihan dan menjaga kelestarian lingkungan sekolah.
d. Kegiatan kedisiplinan
Pelaksanaan kegiatan ini telah dituangkan ke dalam peraturan tata tertib
sekolah. Para siswa-siswi diberikan aturan agar senantiasa disiplin, baik itu
disiplin dalam berpakaian, disiplin dalam belajar ataupun disiplin akan waktu.
Peraturan kedisiplinan ini tentunya tidak hanya berlaku bagi para siswa-siswi
saja, tapi juga bagi seluruh warga sekolah, mulai dari Kepala Sekolah, majelis
guru, karyawan, ataupun masyarakat yang berkunjung ke dalam lingkungan

42

sekolah. Hal ini bertujuan agar kedisiplinan itu bisa merata diterapkan kepada
semua pihak dan menjadi tauladan bagi anak didik tentunya.
2. Peran Guru dalam Peningkatan Akhlaqul Karimah Siswa-siswi di SD Negeri
10/X Nipah Panjang
Peran serta pihak sekolah mulai dari Kepala Sekolah, guru, karyawan dan
seluruh warga sekolah sangat dibutuhkan dalam mendukung segala bentuk
kegiatan pendidikan di sekolah. Dalam hal program pembinaan akhlaqul karimah
siswa-siswi di SD Negeri 10/X Nipah Panjang Kab. Tanjung Jabung Timur peran
guru menjadi mutlak, terlebih lagi bagi guru Pendidikan Agama Islam. Hal ini
disampaikan oleh Bapak Saadi, S. Pd selaku Kepala Sekolah dalam hasil
wawancara dengannya sebagai berikut:
Dalam melaksanakan program pembinaan akhlaqul karimah siswa-siswi
disini tentu saja guru memiliki peran yang sangat penting. Apalagi bagi guru PAI
yang memang mengajarkan nilai-nilai agama Islam bagi peserta didiknya. Guru
PAI bertindak sebagai koordinator pelaksana semua kegiatan yang berkaitan
dengan masalah keagamaan. Tentunya juga akan dibantu oleh guru-guru yang
lainnya. Guru PAI juga memberikan bimbingan langsung dalam pembelajaran PAI
yang diberikan di sekolah.27
Keterangan selanjutnya juga di perjelas oleh seorang guru, yaitu Bapak
Zulbahr, S. Pd. I. tentang peran guru dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan untuk
meningkatkan akhlaqul karimah siswa-siswi di sekolah tersebut. Dalam hasil
wawancaranya beliau mengatakan:
Guru PAI berperan sebagai pelaksana semua kegiatan keagamaan dengan
dibantu oleh guru yang lainnya. Untuk melaksanakan kegiatan keagamaan seperti
menyelenggarakan kegiatan pengajian rutin dan kegiatan shalat berjamaah, guru
27 Wawancara, Saadi (Kepala Sekolah) Senin, 5 Mei 2014, Jam 08.00 wib.

43

PAI akan terlibat langsung dengan para muridnya. Selain itu, semua guru dan
warga sekolah juga harus mampu memberikan contoh teladan dalam kehidupan
pergaulan sehari-hari di sekolah, baik itu cara berpakaian, cara berkata, cara
bersikap dan lainnya. Dengan adanya contoh teladan dari semua guru maka para
siswa juga akan mampu meningkatkan akhlaqul karimah mereka dalam kehidupan
sehari-hari.28
Untuk mencapai target dan mempertahankan mutu, SD Negeri 10/X Nipah
Panjang Kab. Tanjung Jabung Timur menyusun beberapa bentuk peningkatan
akhlaqul karimah untuk diimplementasikan dan dilaksanakan oleh semua siswasiswi di sekolah dengan bimbingan dari guru-guru, diantaranya sebagai berikut:
a. Hafalan Al-Quran, Hadits, dan Doa sehari-hari
Kegiatan hafalan Al-Qur`an, hadits dan do`a sehari-hari telah menjadi
program pelajaran bagi guru PAI di SD Negeri 10/X Nipah Panjang Kab.
Tanjung Jabung Timur. Siswa-siswi akan diberikan kesempatan untuk
mempertunjukkan kegiatan hafalan mereka pada awal kegiatan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. Hal ini dimaksudkan agar para siswa-siswi menjadi
terbiasa dan mampu menghafal Al-ur`an dan hadits beserta do`a-do`anya sejak
dini. Dengan adanya kebiasaan tersebut diharapkan akan tertanam sifat dari
akhlaqul karimah dalam diri setiap siswa-siswi.
b. Shalat dhuhur berjamaah
Setiap hari para siswa dilatih dan dibiasakan shalat berjamaah di masjid
dengan didampingi oleh para guru PAI yang akan membimbing, mengarahkan,
dan membina para siswa-siswi agar bisa melakukan shalat dengan benar, tertib

28 Wawancara, Zulbahri, S. Pd. I. (Guru) Senin, 5 Mei 2014, Jam 11.00 wib.

44

dan khusyu. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan pada saat siswa akan pulang
dari sekolah.
c. Pembiasaan akhlaqul karimah di sekolah
Pembiasaan akhlakul karimah di jadikan budaya dan peraturan yang harus
di taati dan diamalkan oleh penghuni SD Negeri 10/X Nipah Panjang Kab.
Tanjung Jabung timur dari mulai

para karyawan, guru, dan siswa untuk

membudayakan akhlakul karimah dalam bergaul sehari-hari. Diantara peraturan


untuk menumbuhkan budaya

dan kebiasaan berakhlakul karimah dalam

dokumentasi SD Negeri 10/X Nipah Panjang Kab. Tanjung Jabung timur


menyebutkan dalam perilaku sosial harus menerapkan:
1) Membiasakan 5 S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun)
2) Masuk ruangan kantor atau kelas lain, mengetuk pintu dan mengucapkan
salam
3) Bersikap sopan dan mengormati guru
4) Berkata permisi atau meminta izin bila lewat di depan guru
5) Membiasakan berjabat tangan bila bertemu guru
6) Tidak boleh berkata jorok dan menyakitkan
7) Tidak mengolok-olok dan mengejek teman
8) Tidak meminta uang, mainan, makanan secara paksa
d. Kegiatan kedisiplinan
Melatih anak agar mampu disiplin akan menjadi cerminan dari akhlaqul
karimah seorang anak. Apabila seorang yang mampu disiplin, maka dia akan
terlatih dalam segala hal, mampu menghargai waktu, bisa bersikap mandiri dan
menunjukkan karakter kepribadian yang baik. Seperti halnya kedisiplinan dalam
menjalankan shalat 5 waktu. Apabila shalatnya sudah dikerjakan dengan tepat
waktu dan teratur, akan menumbuhkan sifat-sifat yang baik dalam dirinya.

45

Kedisiplinan tidak hanya diterapkan pada saat datang atau pulang dari
sekolah, tetapi juga dilakukan dalam kegiatan pembelajaran di kelas, termasuk
juga dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Siswa-siswi dituntun agar
masuk kelas tepat waktu, belajar dengan sungguh-sungguh dan mau mentaati
peraturan yang dietapkan oleh guru.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Peningkatan Akhlaqul Karimah
di SD Negeri 10/ X Nipah Panjang
a. Faktor pendukung dalam peningkatan Akhlaqul Karimah
Diantara faktor yang menjadi pendukung pendidikan akhlakul karimah
siswa-siswi menurut Kepala SD Negeri 10/ X Nipah Panjang Kab. Tanjung
Jabung Timur saat diwawancarai, beliau mengatakan bahwa:
Kalau ditanya tentang faktor yang menjadi pendukung dalam program
pembinaan untuk meningkatkan akhlaqul karimah siswa di sekolah ini itu
adalah berasal dari tujuan dan cita-cita kita sebagai pendidik yang ingin kita
wujudkan bersama. Hubungan kita dengan sesama guru sudah cukup harmonis
sehingga kegiatan yang kita programkan akan dengan senang hati dan ikhlas
kita jalankan bersama. Selain itu kita juga menjalin hubungan dengan para wali
murid dengan baik sehingga kegiatan pendidikan di sekolah mendapatkan
dukungan penuh dari mereka. Mereka juga berharap bahwa anak mereka
memiliki akhlaqul karimah.29
Dari keterangan di atas diketahui bahwa hal yang menjadi faktor
pendukung dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan akhlaqul karimah bagi para
siswa adalah kekompakan dan hubungan harmonis yang terjalin antara para
guru dan warga sekolah. Selain itu, pihak sekolah juga telah menjalin hubungan

29 Wawancara, Saadi (Kepala Sekolah) Senin, 5 Mei 2014, Jam 08.00 wib.

46

yang baik dengan para wali murid sehingga wali murid juga bisa bekerjasama
dan memberikan dukungan atas kegiatan yang diselenggarakan sekolah.
Menurut keterangan dari Bapak Zulbahri, S. Pd. I. tentang peran serta wali
murid dalam mendukung kegiatan pembinaan akhlaqul karimah di sekolah bagi
seorang

anak

haruslah

diawali

dari

lingkungan

keluarganya.

Beliau

mengatakan:
Untuk memperbaiki pendidikan tidak bisa satu persatu, tetapi bisa di
jalankan secara keseluruhan, mulai dengan pembinaan akhlak orang tua
sekaligus pembinaan akhlak anak. Untuk lebih menghasilkan perbaikan yang
lebih maksimal maka, orang tua yang harus dibina secara akhlak terlebih
dahulu, agar selanjutnya orang tua dapat mendidik akhlak anak secara benar dan
tepat. Sebab orangtua yang baik akan memiliki pengaruh pendidikan yang baik
pada anak. Selain orangtua yang berpengaruh dalam pendidikan anak adalah
guru dan lingkungan di masyarakat karena anak akan bergaul dan berinteraksi
dengan keluarga dan masyarakat sekitar. Oleh sebab itu orang tua haruslah
menjadi penyokong bagi sang anak, memberikan motivasi dan bimbingan serta
menjadi contoh teladan di lingkungan keluarganya.30
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang berkesinambungan dan
keseluruhan, baik yang dilakukan di dalam keluarga maupun di masyarakat.
Keluarga dan masyarakat harus dapat bekerjasama dengan baik dalam mendidik
anak, tidak dapat menjalankan pendidikan yang baik jika hanya berdiri sendirisendiri.
b. Faktor penghambat dalam Peningkatan Akhlaqul Karimah
Selanjutnya mengenai faktor yang menjadi hambatan bagi pelaksanaan
kegiatan pembinaan akhlaqul karimah di sekolah yang paling dirasakan oleh
30 Wawancara, Zulbahri, S. Pd. I. (Guru) Senin, 5 Mei 2014, Jam 11.00 wib.

47

pihak sekolah adalah masalah pergaulan di lingkungan masyarakat yang


cenderung telah banyak dipengaruhi perkembangan dan kemajuan zaman. Hal
ini sesuai dengan penjelasan saat wawancara dengan guru Pendidikan Agama
Islam berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi pendidikan dan peningkatan
akhlaqul karimah siswa-siswi, beliau mengatakan bahwa:
Yang jadi tantangan dan hambatan bagi guru dalam peningkatan akhlaqul
karimah para siswa itu adalah pesatnya perkembangan teknologi dan informasi.
Semua orang bisa dengan mudah melihat dan mendengarkan kemajuan dari
berbagai alat media. Anak-anak sekarang mudah meniru perkembangan budaya
asing yang mereka lihat di televisi atau dari internet. Mereka lebih senang
meniru adat kebiasaan orang barat dari pada menjaga nilai adat ketimuran yang
lebih dekat dengan ajaran dan tuntunan agama. Lagipula, kadang mereka malu
apabila tidak mengikuti perkembangan zaman. Makanya boleh dibilang akhlak
siswa-siswi kita saat ini lebih banyak dipengaruhi apa yang mereka lihat dan
mereka dengar di telivisi atau semacamnya. Inilah yang menjadi tantangan bagi
kita para guru agar mampu kembali menanamkan nilai-nilai Islam dalam
kehidupan mereka sehari-hari.31
Pada saat wawancara dengan guru agama lain yakni Bapak Sarkuan
berkaitan dengan hambatan dalam peningkatan akhlaqul karimah di SD Negeri
10/X Nipah Panjang Kab. Tanjung Jabung Timur, beliau

menyampaikan

bahwa:
Diantara faktor yang mempengaruhi akhlak seorang anak adalah faktor
lingkungan di rumahnya dan di masyarakatnya yang tidak begitu peduli untuk
membina dan memperbaiki akhlak anak. Misalnya, tayangan televisi yang tidak
mendidik akhlak anak bahkan merusak akhlak banyak sekali kita jumpai,
pergaulan dilingkungan masyarakat yang mencontohkan sikap yang tidak baik
menjadi tuntunan. Di sebagian keluarga masih ada orang tua dan anggota
keluarganya yang terbiasa berbicara kotor di depan anak-anaknya, tentu hal ini
akan mudah mereka tiru. Contoh lainnya juga dalam pergaulan, orang tua
31 Wawancara, Zulbahri , S. Pd. I. (Guru) Senin, 5 Mei 2014, Jam 11.00 wib.

48

terkadang lalai dalam mengawasi anak-anaknya, sehingga banyak dijumpai


anak-anak yang mulai belajar merokok, mencuri, suka berkelahi dan berbagai
macam sifat akhlak yang tidak terpuji lainnya. 32
Dalam pelaksanaan kegiatan dalam rangka peningkatan akhlaqul karimah
siswa-siswi di SD Negeri 10/X Nipah Panjang Tanjung Jabung Timur memang
masih ditemukan beberapa hambatan bagi guru Pendidikan Agama Islam.
Beberapa hambatan yang telah dirasakan oleh guru adalah pesatnya kemajuan
zaman yang berdampak dengan canggihnya teknologi dan informasi. Hal tersebut
menyebabkan sebuah pergeseran nilai moral dan akhlaqul karimah bagi para
siswa-siswi saat ini. Mereka akan dengan mudahnya meniru segala transformasi
budaya dan kebiasaan dari luar. Sebagai contoh kecanggihan televisi dan internet
yang memberikan tayangan tentang cara berpakaian yang vulgar, atau film dan
sinetron yang tidak mencerminkan akhlaqul karimah.
Selanjutnya mengenai hal-hal yang bisa menjadi hambatan bagi guru
adalah faktor keluarga dan lingkungan siswa. Faktor keluarga bisa menjadi
hambatan utama bagi guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan
akhlaqul karimah siswa. Seperti diketahui bahwa keluarga adalah lingkungan
yang paling dekat dengan diri seorang anak. Apabila orang tua tidak mampu
memberikan perhatian yang cukup dalam perkembangan perilakunya, atau
orang tua tidak mampu memberikan contoh akhlaqul karimah dalam

32 Wawancara, Sarkuan (Guru) Senin, 5 Mei 2014, Jam 09.30 wib.

49

keluarganya, maka hal ini otomatis akan menjadi hambatan bagi guru dalam
membina siswa tersebut.
Selain itu, faktor lingkungan masyarakat juga akan memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap penbentukan akhlak seorang anak. Dalam sebuah
lingkungan yang tingkat akhlak masyarakatnya kurang baik maka bisa
memberikan pengaruh akhlak seorang anak juga ikut terbawa menjadi tidak
baik
4. Upaya-upaya Mengatasi Tantangan dan Hambatan Peningkatan Akhlaqul
Karimah di SD Negeri 10/X Nipah Panjang
Guru Pendidikan Agama Islam saat diwawancarai berkaitan dengan upaya
sekolah dalam mengatasi hambatan peningkatan akhlaqul karimah siswa-siswi di
SD Negeri 10/ X Tanjung Jabung Timur mengatakan bahwa:
Upaya yang kami lakukan bersama kepala Sekolah dengan para guru
lainnya adalah bekerja sama dalam membuat program peningkatan akhlaqul
karimah siswa-siswi dan melaksanakannya secara berkelanjutan. Beberapa upaya
yang telah kita lakukan antara lain adalah dimulai dengan memberikan contoh
bagaimana cara menghargai dan bersikap sopan santun dengan orang lain ataupun
dengan teman sebayanya. Kita memberikan kegiatan berupa hafalan Al-qur`an,
hadits beserta do`a sehari-hari agar anak mengerti dan terbiasa mengerjakan hal
positif yang seperti itu. Dalam pembinaan kedisiplinan kita juga mengajarkan para
siswa untuk bisa disiplin dengan waktu, kita menjalankan peraturan tata tertib
sekolah yang telah dibuat. Misalanya pada saat jam masuk kelas, para siswa tidak
boleh ada yang terlambat. Bila terlambat tentu ada sanksi. Kita juga mengajarkan
budaya hidup bersih, menjaga lingkungan sekolah dengan baik. Dan yang akan
kami lakukan ke depannya adalah dengan membentuk sebuah forum atau
paguyuban bagi tiap kelas yang beranggotakan para orang tua murid. Dengan

50

adanya wadah ini kita bisa memberitahukan dan mengajak para orang tua juga agar
lebih peduli dalam menjaga akhlak anaknya.33
Berdasarkan tantangan dan hambatan yang diemukan dalam peningkatan
akhlaqul karimah siswa di sekolah, maka guru Pendidikan Agama Islam di SD
Negeri 10/X Tanjung Jabung Timur telah melakukan beberapa upaya dalam
mengatasi hal tersebut. Beberapa upaya yang dilakukan oleh guru Pendidikan
Agama Islam di SD Negeri 10/X Nipah Panjang Kab. Tanjung Jabung Timur
adalah dengan melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
a. Memberikan contoh akhlaqul karimah yang baik dalam kegiatan sehari-hari di
sekolah. Hal ini dilakukan dengan kerja sama semua pihak yang terkait di SD
Negeri 10/X Nipah Panjang Kab. Tanjung Jabung Timur. Semua guru harus
terlebih dahulu memiliki akhlaqul karimah sebelum menerapkan kepada
siswa-siswinya.
b. Melaksanakan kegiatan rutin berupa kegiatan keagaamaan, memberikan tugas
kepada siswa-siswi untuk menghapal Al-Qur`an, hadits, dan do`a sehari agar
siswa terbiasa dengan ajaran agama Islam.
c. Mengakkan kedisiplinan di sekolah. Kedisiplinan telah dituangkan ke dalam
peraturan sekolah yang harus ditaati semua pihak sekolah, termasuk siswasiswi SD Negeri 10/X Nipah Panjang Kab. Tanjung Jabung Timur. Dengan
tertanamnya sikap displin dalam diri siswa-siswi, maka akhlaqul karimah
siswa juga bisa ditingkatkan.

33 Wawancara, Sarkuan (Guru)

51

d. Mengajarkan budaya hidup bersih dan sehat. Hidup bersih dan sehat
ditanamkan dalam diri siswa-siswi sesuai dengan tuntunan agama Islam.
Sebab dalam sebuah tubuh yang bersih dan sehat maka juga terdapat jiwa
yang sehat. Jiwa yang sehat adalah cerminan dari akhlaqul karimah.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya tentang
peran guru dalam peningkatan akhlaqul karimah siswa-siswi di SD Negeri 10/X
Nipah Panjang Kab. Tanjung Jabung Timur, maka penulis membuat beberapa
kesimpulan sebagai berikut:

52

1. Akhlaqul karimah siswa-siswi di SD Negeri 10/X Nipah Panjang Kab. Tanjung


Jabung Timur sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari cara berperilaku siswasiswinya sehari-hari di sekolah yang disiplin dan bersikap sopan santun kepada
guru dan teman sebayanya.
2. Guru Pendidikan Agama Islam dibantu dengan pihak sekolah telah
melaksanakan beberapa program yang ditujukan untuk meningkatkan akhlaqul
karimah siswa, beberapa kegiatan tersebut antaranya adalah semua guru dan
pihak sekolah telah memberikan contoh berperilaku yang baik sehingga mampu
mnjadi contoh dan tuntunan bagi siswa-siswi SD Negeri 10/X Nipah Panjang
Kab. Tanjung Jabung Timur dalam meningkatkan akhlaqul karimahnya.
3. Dalam menghadapi segala tantangan dan kemungkinan yang timbul, guru
Pendidikan Agama Islam dibantu dengan para guru lain telah membuat langkah
dan upaya dalam mengantisipasinya. Upaya tersebut ditransformasikan ke dalam
program peningkatan akhlaqul karimah siswa-siswi dengan cara membiasakan
diri mengahafal Al-Qur`an dan hadits serta do`a, selain itu pihak sekolah juga
menanamkan kedisiplinan serta budaya hidup bersih dan sehat di sekolah
tersebut.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka peneliti mengajukan beberapa
saran dengan saran dalam rangka untuk memajukan dan mencapai keberhasilan

53

bagi peran yang telah dilakukan oleh guru agama Islam di SD Negeri 10/X Nipah
Panjang Kab. Tanjung Jabung Timur. Saran-sarannya adalah:
1. Kepala Sekolah bersama para guru, khususnya guru pendidikan agama Islam
hendaknya

selalu

melaksanakan

kegiatan

pembinaan

dalam

rangka

meningkatkan akhlaqul karimah para siswa-siswinya.


2. Guru dan semua warga sekolah harus tetap mampu memberikan contoh dan
tuntunan tentang akhlaqul karimah dalam kehidupan sehari-hari agar terus
menjadi kebiaasaan yang diharapkan juga mampu untuk terus meningkatkan
akhlaqul karimah siswa-siswi.
3. Orang tua siswa bersama masyarakat harus turut aktif berperan serta dalam
mengawasi dan memberikan pedoman bagi anak-anak agar terciptanya sebuah
lingkungan keluarga dan masyarakat yang memiliki akhlaqul karimah.

54

DAFTAR PUSTAKA
Arief, Armai. Reformulasi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press Group, Cetakan
ke-2, 2007
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Menurut Pendekatan Praktis, Jakarta,
Rineka Cipta, 2002.
AR, Zahruddin., Hasanuddin Sinaga. Pengantar Studi Akhlak, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2004.
Bisri. Akhlak, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI,
2012.
Daradjat , Zakiah, dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi
Aksara, Cetakan ke-4, 2008.
Depdiknas., Depag. Panduan Pembiasaan Akhlak Mulia Pendidikan Agama Islam
Sekolah Menengah Pertama, 2009.

55

Djamarah, Syaiful Bahri. dkk. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006.
________ Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2000.
Fathurrohman, Muhammad., Sulistyorini. Meretas Pendidikan Berkualitas dalam
Pendidikan Islam: Menggagas Pendidik atau Guru yang Ideal dan
Berkualitas dalam Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras, 2012.
Hawi, Akmal. Dasar-Dasar Pendidikan Islam, Palembang : IAIN Raden Fatah Press,
2005.
Ilyas, Yunahar. Kuliah Akhlaq, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan
Islam (LPPI), 2001.
Juwariyah. Dasar-dasar Pendidikan Anak dalam Al-Quran. Yogyakarta: Teras, 2010.
Makbuloh, Deden. Pendidikan Agama Islam: Arah Baru Pengembangan Ilmu dan
Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Mikarsa, Hera Lestari., Agus Taufik., Puji Lestari Prianto. Pendidikan Anak di SD,
Jakarta: Universitas Terbuka, Edisi-1, 2007.
Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam, Jakarta, Rajawali Pers, 2011.
Nirtarahardja, Umar., La Sula. Pengantar Pendidikan Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2000.
Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Keluarga: Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan
Anak, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2004.
Sugiyono. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta, 2008.

56

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:


Bumi Aksara, Cetakan ke-11, 2012.
Supadie, Didiek Ahmad., Sarjuni. Pengantar Studi Islam. Jakarta, Rajawali Pers,
2011.
Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2000.
Wahyudin, Dinn., Supriadi., Ishak Abduhak. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Universitas Terbuka, 2006.

NOTA DINAS
Jambi, 12 Juli 2014
Pembimbing I: Drs. H. Maryadi Syarif, M. Pd.
Pembimbing II : Drs. H. Muhsyar. K. M. Fil. I.
Alamat
: Kompleks Masjid Nurul Huda Setyanegara
Jln. Prof. Dr. Sumatri Brojonegoro, Sipin, Jambi
Telp./Fax (0741) 974 6045

Kepada,
Yth. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
Ahsanta Jambi
diJambi
Asssalamualaikum Wr. Wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami
berpendapat bahwa skripsi saudara Sarkuan NIM. 2010 114039 yang
berjudul: Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Peningkatan
Akhlaqul Siswa-siswi di Sekolah Dasar Negeri 10/X Nipah Panjang
II Kec. Nipah Panjang Kab. Tanjung Jabung Timur telah dapat

57

diajukan untuk dimugashakan guna melengkapi tugas-tugas dan


memnuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Strata Satu
(S1) pada Sekolah Tinggi Agama Islam Ahsanta Jambi.
Maka dengan ini kami ajukan skripsi tersebut dapat diterima dengan
baik.
Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi
kepentingan agama, nusa dan bangsa.
Wasssalamualaikum Wr. Wb.
Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Drs. H. Maryadi Syarif, M. Pd. Drs. H. Muhsyar. K. M. Fil. I.


MOTTO
i

Dan dirikanlah Shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan
petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam.
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.
Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.
(QS. Hud ayat 114)

58

PERSEMBAHAN

Tidak ada raja yang menggerakkan pasukannya dan tidak ada ratu yang
memerintahkan kepada dayang-dayangnya untuk memelihara, mengajarkan dan
untuk mendewasakanku. Namun raja dan ratu yang turun dan langsung membinaku.
Raja dan ratu itu adalah ayah dan bundaku.
Skripsi ini kupersembahkan untukmu. Sebagai kapas untuk menghapus
keringat jasamu, dan sebagai air untuk pelepas dahagamu. Namun anakmu yakin
semua ini taka akan mampu menjadi kapas yang tahan air, dan air sebagai pelepas
dahagamu. Namun anakmu berharap semoga tulisan kecil ini menghantarkan senyum
di bibir manismu.

59

Terima kasih ayah, terima kasih bunda. Do`a dan usahamu telah
menghantarkan anakmu kepada titik sebelum akhir. Perjalanan masih panjang.
Harapan masih banyak dan tujuan akhir belum tercapai. Tujuan akhir yang anakmu
canangkan adalah melihat senyum indahmu dan ridhomu dengan kesuksesan anakmu.
Selanjutnya skripsi ini juga kupersembahkan untuk adindaku, yaitu
istrikutercinta yang selalu memberikan semangat untukku di kala aku dalam gundah
gulana. Dan untuk putra-putraku yang tercinta (M. Fathurrisqi Asyuro dan M. Robby
maulana) yang memberikan tingkah lucu dan senyum yang manis sehingga
memotivasi diriku untuk memberikan yang terbaik untuknya.
Selanjutnya saya ucapkan terima kasih kepada rekan setia saya, Suparno yang
iii
selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Terima kasihku
untukmu rekan-rekan Ilmu Manajemen Pendidikan Islam. Semoga kabar kesuksesan
dating dari kalian semua. Amin.
Jazakumullah Khairul Jazaa Tidak ada yang dapat membalas jasa kalian
semua melainkan Allah.sang maha member kebaikan.

60

KATA PENGANTAR
iv
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul UPAYA
GURU

PENDIDIKAN

AGAMA

ISLAM

DALAM

MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR`AN PADA ANAK DIDIK DI SEKOLAH


DASAR NEGERI 10/X TANJUNG JABUNG TIMUR.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu persyaratan guna menyelesaikan studi
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Tinggi Agam
Islam Ahsanta Jambi. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belumlah sempurna

61

sebagaimana yang diharapkan baik dari segi isi, metodologi maupun teknik
penulisan. Oleh karena itu dengan senang hati panulis mengharapkan kritik ataupun
saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam kesempatan ini penulis juga turut mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis selama dalam
proses penyampaian skripsi ini, terutama kepada:
1. Ketua STAI Ahsanta Jambi.
2.

Bapak Drs. H. Maryadi Syarif, M. Pd. selaku pembimbing skripsi atas waktu,
tenaga dan pikirannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

3. Bapak Drs. H. Muhsyar, K. M. Fil. I. selaku pembimbing skripsi atas waktu,


tenaga dan pikirannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
v dapat disebutkan satu-persatu yang telah
4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang tidak
banyak memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna selama penulis
mengikuti perkuliahan di Program Studi Ilmu Manajemen Pendidikan Islam
Sekolah Tinggi Agama Islam Ahsanta Jambi.
5. Ayah dan bunda serta keluarga tersayang yang telah memberikan semangat dan
dorongan untuk penulis.
6. Istriku tercinta beserta kedua putraku tersayang yang telah meberikan semangat
dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

62

7. Sahabatku Suparno yang telah banyak memberikan semangat dan pengetahuan


dalam menyelesaikan skripsi ini
8. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Ilmu Manajemen Pendidikan Islam
Sekolah Tinggi Agama Islam Ahsanta Jambi tak sempat disebutkan namanya satu
persatu.
Semoga apa yang telah diberikan menjadi kebaikan dan mendapat rahmat
yang berlimpah dari Allah SWT. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Amin.

Jambi,

September 2014

Penulis
ABSTRAK
vi
Sarkuan (2014), Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan
Kemampuan Baca Tulis Al-Qur`An Pada Anak Didik Di Sekolah Dasar
Negeri 10/X Tanjung Jabung Timur. STAI Ahsanta Jambi.
Dosen Pembimbing I
: Drs. H. Maryadi Syarif, M. Pd.
Dosen Pembinmbing II
: Drs. H. Muhsyar, K. M. Fil. I.
Kata Kunci: Upaya, Kemampuan, Baca tulis Al-Qur`an.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bentuk upaya guru dalam
kemampuan siswa SD Negeri 10/X Tanjung Jabung Timur dalam hal baca tulis AlQur`an. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data dikumpulkan dengan
menggunakan metode wawancara kepada informan, observasi dan dokumentasi. Data
diolah dengan menggunakan memuat kesimpulan.

63

Kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian adalah: 1. Upaya Guru PAI
dalam meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur'an pada anak didik di SD Negeri
10/X Tanjung Jabung Timur: a) Menambah jam mengaji setelah jam pelajaran (waktu
istirahat pada pukul 09.30-10.00 WIB), b) Mengadakan kerjasama dengan TPA
didaerah asal masing-masing siswa, c) Menciptakan kondisi belajar yang baik, d)
Mengadakan sarana dan prasarana pembelajaran Al-Qur'an. 2. Metode yang
diterapkan guru PAI SD Negeri 10/X Tanjung Jabung Timur adalah metode Qiroati
dan menambahkan Pekerjaan Rumah untuk melatih siswa dalam hal menulis surat
pendek dari Al-Qur`an.
Dari pengamatan yang dapat disimpulkan bahwa upaya guru dalam
meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur`an siswa di SD Negeri 10/X Tanjung
Jabung Timur sudah cukup baik dan menunjukkan hasil yang baik. Data tersebut
diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan didukung dengan keterangan yang
diperoleh dari para informan yaitu kepala Sekolah, guru, dan para siswa.

DAFTAR ISI
i

MOTTO ......... i
DAFTAR ISI ....
BAB I

ii

PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 6

64

D. Tujuan Penelitian........................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian......................................................................... 7
BAB II

KAJIAN TEORI .............................................................................. 9


A. Peran Guru Pendidikan Agama Islam ........................................... 9
B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ........................................ 12
C. Akhlaqul Karimah.......................................................................... 13
1. Pengertian Akhlaqul Karimah.................................................... 13
2. Ruang Lingkup Akhlak.............................................................. 16
D. Pembiasaan Akhlak Mulia di Sekolah .......................................... 21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 25


A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................................... 25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................

25

C. Data dan Sumber Data................................................................... 26


D. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 28
E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 30
ii
F. Pengecekan Keabsahan Data .......................................................... 31
BAB IV

HASIL PENELITIAN ...................................................................... 33


A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 33
1. Identitas Sekolah ......................................................................... 33
2. Visi dan Misi SD N 10/X Tanjung Jabung Timur ...................... 33
3. Struktur Organisasi SD N 10/X Tanjung Jabung Timur.............. 34
4. Kurikulum Pendidikan SD N 10/X Tanjung Jabung Timur......... 34

65

5. Keadaan Guru dan Karyawan SD N 10/X Tanjung


Jabung Timur.............................................................................. 35
6. Keadaan Siswa SD N 10/ X Tanjung Jabung Timur................... 36
7. Keadaan Sarana dan Prasarana SD N 10/X Tanjung Jabung
Timur........................................................................................... 37
B. Penyajian Data ................................................................................ 38
C. Pembahasan Hasil Penelitian........................................................... 44
BAB V

PENUTUP.......................................................................................... 49
A. Kesimpulan .................................................................................... 49
B. Saran .............................................................................................. 50

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 51

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENINGKATAN


AKHLAQUL KARIMAH SISWA-SISWI DI SD NEGERI 10/X
NIPAH PANJANG II KEC. NIPAH PANJANG
iii
KAB. TANJUNG JABUNG TIMUR
SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Gelar


Sarjana Pendidikan Agama Islam

66

Oleh :
Siti Zubaidah
NIM: 2010 1140

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AHSANTA
JAMBI
2014

67

Anda mungkin juga menyukai