Anda di halaman 1dari 19

Struktur dan Mekanisme Kerja Jantung

Jimmy Salomo Tobing


102012254
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jln. Arjuna utara 6, Jakarta Barat 11510
Jimmysalomotobing@yahoo.com

Pendahuluan
Jantung merupakan salah satu organ terbesar yang juga merupakan organ muscular
yang mempunyai rongga di dalamnya. Jantung memiliki empat ruang yang terletak antara
kedua paru-paru di bagian tengah rongga thorax. Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri
garis midsternal. Jantung dilindungi mediastinum. Jantung berukuran kurang lebih sebesar
kepalan tangan pemiliknya. Pada laki-laki dan perempuan dewasa, ukuran jantungnya
berbeda-beda. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang melebar (dasar) mengarah
ke bahu kanan, ujung bawah yang kerucut (apex) mengarah ke pinggir kiri. Jantung memiliki
selaput pembungkus yang kita kenal sebagai perikardium. Jantung berfungsi sebagai
pemompa, yang akan memompa darah ke seluruh bagian tubuh manusia untuk kelangsungan
hidupnya. Jika terjadi gangguan pada organ ini, maka akan berakibat fatal.
Dalam tulisan ini, akan dibahas mengenai organ jantung itu sendiri, mekanisme kerja jantung
normal, pemeriksaan EKG dan enzim-enzim yang berperan dalam kerja jantung.

Pembahasan
Struktur Makroskopis dan Mikroskopis Jantung
Permukaan Jantung
Jantung memiliki 3 permukaan:1
1. Facies sternocostalis, terutama dibentuk oleh atrium dextrum dan ventriculus dexter,
yang dipisahkan oleh sulcus atrioventricularis. Pinggir kanannya dibentuk oleh atrium
dextrum dan pinggir kirinya oleh ventriculus sinister dan sebagian auricula sinistra.
Ventriculus dexter dipisahkan dari ventriculus sinister oleh sulcus interventricularis
anterior.
2. Facies diaphragmatica, terutama dibentuk oleh ventriculus dexter dan sinister yang
dipisahkan oleh sulcus interventricularis posterior. Facies diaphragmatica juga
dibentuk oleh permukaan inferior atrium dextrum yang merupakan tempat muara vena
cava inferior.
3. Basis cordis, atau yang biasa disebut facies posterior, terutama dibentuk oleh atrium
sinistrum, tempat muara 4 venae pulmonalis.
Jantung juga mempunyai apex yang arahnya ke bawah, depan, dan kiri. Apex cordis dibentuk
oleh ventriculus sinister, mengarah ke bawah, depan, dan kiri. Apex terletak setinggi spatium
intercostale V sinistra. Denyut apex biasanya dapat dilihat dan diraba pada orang hidup.
Letak apex cordis berlawanan dengan basis cordis.1

Dinding Jantung
Terdiri dari 3 lapisan:2
1. Epicardium, lapisan terluar dinding jantung. Terdapat pembuluh darah besar dan saraf
terdapat di dalam lapisan ini.
2. Myocardium, merupakan lapisan tengah dinding jantung, tersusun atas beberapa lapis
otot jantung.
3. Endocardium, merupakan lapis terdalam dinding jantung dan merupakan lapisan sel
squamosa endothelial dan melanjut pada endhotel pembuluh darah.
Batas Jantung
Batas kanan jantung dibentuk oleh atrium dextrum, batas kiri oleh auricula sinistra
dan di bawah oleh ventriculus sinister. Batas bawah terutama dibentuk oleh ventriculus dexter
tetapi juga oleh atrium dextrum dan apex oleh ventriculus sinister.1
Ruang-ruang Jantung1
Atrium dextrum
Terdiri dari rongga utama dan sebuah kantong kecil, yang disebut auricular. Pada permukaan
jantung, pada tempat pertemuan atrium kanan dan auricular kanan terdapat sebuah sulcus
vertikal, sulcus terminalis, yang pada permukaan dalamnya berbentuk rigi disebut crista
terminalis. Bagian utama atrium yang terletak posterior terhadap rigi, berdinding licin dan
bagian ini pada saat embrio berasal dari sinus venosus. Bagian atrium di anterior rigi
berdinding kasar atau trabekulasi karena tersusun atas berkas serabut-serabut otot, musculi
pectinati yang berjalan dari crista terminalis ke auricula dextra.
Vena cava superior, bermuara ke dalam bagian atas atrium dextrum, dan muara ini tidak
mempunyai katup. Vena cava superior mengembalikan darah ke jantung dari setengah bagian
atas tubuh. Vena cava inferior, bermuara ke bagian bawah atrium dextrum, dilindungi oleh
katup rudimenter yang tidak berfungsi. Vena cava inferior mengembalikan darah ke jantung
dari setengah bagian bawah tubuh.
Sinus coronarius yang mengalirkan sebagian besar darah dari dinding jantung bermuara ke
dalam atrium dextrum, di antara vena cava inferior dan ostium atrioventriculare dextrum.
Muara ini dilindungi oleh katup rudimenter yang tidak berfungsi.
Ostium atrioventriculare dextrum terletak anterior terhadap muara vena cava inferior dan
dilindungi oleh valve tricuspidalis.
Ventriculus dexter
Ventriculus dexter berhubungan dengan atrium dextrum melalui ostium atrioventriculare
dextrum dan dengan truncus pulmonalis melalui ostium trunci pulmonalis. Dinding
ventriculus dexter jauh lebih tebal dibandingkan dengan atrium dextrum dan menunjukkan
beberapa rigi yang menonjol ke dalam, yang dibentuk oleh berkas-berkas otot. Rigi-rigi yang
menonjol ini menyebabkan dinding ventrikel terlihat seperti busa dan dikenal sebagai
trabecula carneae. Trabecula carneae terdiri dari 3 jenis:
-

Jenis pertama, terdiri dari musculi papillares yang menonjol ke dalam, melekat
melalui basisnya pada dinding ventrikel, puncaknya dihubungkan oleh tali-tali fibrosa
yang disebut chordae tendineae ke cuspis valva tricuspidalis.
2

Jenis kedua yang melekat dengan ujungnya pada dinding ventrikel, dan bebas pada
bagian tengahnya. Salah satunya adalah trabecula septomarginalis, menyilang
rongga ventrikel dari septa ke dinding anterior.
Jenis ketiga hanya terdiri dari rigi-rigi yang menonjol.

Valva tricuspidalis, melindungi ostium atrioventriculare dan terdiri dari 3 cuspis yang
dibentuk oleh lipatan endocardium disertai sedikit fibrosa yang meliputi:
-

Cuspis anterior, terletak di anterior.


Cuspis septalis, terletak berhadapan dengan septum interventriculare.
Cuspis inferior (posterior), terletak di inferior.

Basis cuspis melekat pada cincin fibrosa rangka jantung sedangkan ujung bebas dan
permukaan ventrikularnya dilekatkan pada chordae tendineae. Chordae tendineae
menghubungkan cuspis dengan musculi papillares. Bila ventrikel berkontraksi, musculi
papillares juga berkontraksi dan mencegah agar cuspis tidak terdorong masuk ke dalam
atrium.
Valva trunci pulmonalis melindungi ostium trunci pulmonalis dan terdiri dari 3 valvula
semilunaris yang dibentuk dari lipatan endocardium disertai sedikit jaringan fibrosa yang
meliputinya. Tidak ada chordae tendineae atau musculi papillares yang berhubungan dengan
cuspis valva ini. Perlekatan sisi-sisi cuspis pada dinding arteri mencegah cuspis turun dan
masuk ke dalam ventrikel. Ketiga valvula semilunaris tersusun sebagai satu yang terletak
posterior (valvula semilunaris sinistra), dan dua yang terletak anterior (valvula semilunaris
anterior dan dextra).
Atrium sinistrum
Terdiri atas rongga utama dan auricula sinistra. Atrium sinistrum terletak di belakang atrium
dextrum dan membentuk sebagian besar basis atau facies posterior jantung. Di belakang
atrium sinistrum terdapat sinus obliquus pericardii serosum dan pericardium fibrosum
memisahkannya dari oesophagus. Bagian dalam dari atrium sinistrum ini licin, tetapi auricula
sinistra mempunyai rigi-rigi otot seperti auricula dextra.
Ventriculus sinister
Ventriculus sinister berhubungan dengan atrium sinistrum melalui ostium atrioventriculare
sinistrum dan dengan aorta melalui ostium aortae. Dinding ventricularis sinister lebih tebal
dari pada dinding ventricularis dexter. Hal ini disebabkan karena tekanan darah di dalam
ventriculus sinister enam kali lebih tinggi dibandingkan tekanan darah di ventricularis dexter.
Terdapat trabecula carneae yang berkembang baik dan dua buah musculi papillares yang
besar, tetapi tidak terdapat trabecula septomarginalis. Bagian ventrikel yang terletak di bawah
ostium aortae disebut vestibulum aortae.
Valva mitralis melindungi ostium atrioventriculare. Valva terdiri atas dua cuspis, cuspis
anterior dan posterior yang strukturnya sama dengan cuspis pada valva tricuspidalis. Cuspis
anterior lebih besar dan terletak antara ostium atrioventriculare dan ostium aortae.
Valva aortae melindungi ostium aortae dan mempunyai struktur yang sama dengan struktur
valva trunci pulmonalis. Di belakang setiap cuspis dinding aorta menonjol membentuk sinus
aortae. Sinus aortae anterior merupakan tempat asal arteria coronaria dextra, dan sinus
posterior sinistra merupakan tempat asal arteria coronaria sinsitra.

Perdarahan Jantung
Jantung mendapat pendarahan dari a. coronaria cordis yang merupakan cabang dari
aorta asendence tepat di atas valve aortae. Arteriae coronariae dan cabang-cabang utamanya
terdapat di permukaan jantung, terletak di dalam jaringan ikat subepicardial. A. coronaria
terdiri atas dua yaitu A. coronaria dextra dan A. coronaria sinistra. A. coronaria sinistra keluar
dari sinus aorta tepat diatas daun posterior kiri katup aorta. A. coronaria dextra keluar dari
sinus aorta tepat diatas daun anterior katup aorta. Cabang dari A. coronaria dextra yaitu r.
interventricularis posterior dan r. marginalis. Cabang dari A. coronaria sinistra yaitu r.
interventricularis anterior dan r. cirumflexus.2,3
Arteri-Arteri Besar Thorax
Aorta merupakan arteri utama yang membawa darah yang kaya oksigen dari
ventriculus sinister jantung ke jaringan-jaringan di dalam tubuh. Aorta dibagi atas aorta
ascendens, arcus aortae, aorta thoracica, dan aorta abdominalis.4
Aorta ascendens mulai dari basis ventriculus sinister dan berjalan ke atas dan depan
sehingga terletak di belakang pertengahan kanan sternum setinggi angulus sterni, tempat
pembuluh nadi ini melanjutkan diri menjadi arcus aortae. Aorta ascendens terletak di dalam
pericardium fibrosum dan terbungkus bersama dengan truncus pulmonalis di dalam sarung
pericardium serosum. Pada pangkalnya terdapat tiga tonjolan, sinus aortae, yang masingmasing terletak di belakang cupis valve aortae.1
Arcus aorta terletak di mediastinum superior, dimulai saat aorta ascendens
meninggalkan pericardium setinggi tepi atas dari articulation sternocostalis II dextra atau
setinggi angulus sternalis, berjalan ke arah posterior dan berakhir setinggi tepi bawah corpus
vertebrae thoracalis IV untuk melanjut sebagai aorta descendens. Arcus aorta mempunyai
empat dataran yaitu:3
1. Dataran sinistra anterior yang ditutupi oleh pleura mediastinalis paru sinistra dan
disilang oleh 4 saraf yaitu N. vagus sinistra, N. cardiacus cabang dari ggl. truncus
symphaticus (simpatis), N. cardiac, N. vagus dan N. recurrens laryngis (parasimpatis),
N. phrenicus sinistra.
2. Dataran dextra posterior, berhubungan dengan trachea, N. recurrens sinistra,
oesophagus, ductus thorasicus.
3. Dataran inferior, yang concav, dapat dijumpai :
Truncus pulmonalis yang bercabang menjadi a. pulmonalis dextra dan a.
pulmonalis sinsitra
Ligamentum arteriosum botali, jaringan ikat yang menghubungkan a. pulmonalis
sinistra dan arcus aorta
N. recurrens laryngis sinistra yang terletak di sebelah sinistra ligamentum
arteriosum bothali
Plexus cardiacus superficialis yang terletak di sebelah dextra ligamentum
arteriosum bothali.
4. Dataran superior yang convex, dijumpai tiga cabang besar arcus aortae yaitu a.
anonyma, a. carotis comunis sinistra dan a. subclavia sinistra. Ketiga cabang ini
mengelilingi trachea, esophagus, ductus thorasicus dan N. recurrens sinistra.3
A. anonyma
Dipercabangkan setinggi tepi atas cartilage II dextra sampai setinggi tepi atas
articulatio sternoclavicularis dimana bercabang menjadi a. carotis communis
dextra, a. subclavia, a. thyreoidea ima (tidak selalu dijumpai).

A. carotis communis dextra


4

Arteri dibedakan menjadi bagian cervical dan bagian thoracal. Bagian cervical
berjalan ke atas di sebelah sinistra dan agak ke posterior dari arteri anonyma
sampai ke atas a. sternoclavicularis. Bagian thoracal di anterior dipisahkan dari
manubrium sterni oleh m. sternothyroid dan sternotyroid dan v. sinistra
Subclavia sinistra
Terdiri atas bagian cervical dan thoracal. Berpangkal pada arcus aorta di sebelah
sinistra dan posterior dari a. carotis communis setinggi tepi atas vertebra thoracalis
IV naik ke atas sebelah lateral dari trachea dan masuk ke leher.
Aorta thoracica terletak di dalam mediastinum posterior dan mulai sebagai lanjutan
arcus aortae di sebelah kiri pinggir bawah corpus vertebrae thoracica IV (setinggi angulus
sterni). Kemudian berjalan turun ke bawah di dalam mediastinum posterior, miring ke depan
dan medial untuk mencapai permukaan anterior columna vertebralis. Setinggi vertebra
thoracica XII pembuluh ini berjalan di belakang diaphragma (melalui hiatus aorticus) pada
garis tengah dan melanjutkan diri sebagai aorta abdominalis.1
Vena-Vena Besar Thorax
Vena brachiocephalica dextra dibentuk pada pangkal leher oleh gabungan vena
subclavia dextra dan vena jugularis interna dextra. Vena brachiocephalica sinistra mempunyai
asal yang sama. Vena brachiocephalica sinistra berjalan miring ke bawah dan kanan di
belakang manubrium sterni dan di depan cabang-cabang besar arcus aortae. Ia bergabung
dengan vena brachiocephalica dextra untuk membentuk vena cava superior.1
Vena cava superior mengandung semua darah vena dari kepala, leher dan kedua
extremitas superior; dan dibentuk oleh persatuan dua vena brachiocephalica. Vena ini berjalan
ke bawah untuk berakhir pada atrium dextrum jantung. Vena azygos bersatu dengan
permukaan posterior vena cava superior tepat sebelum vena cava superior memasuki
pericardium.1
Vena azygos dibentuk oleh gabungan vena lumbalis ascendens dextra dan vena
subcostalis dextra. Pembuluh ini naik ke atas melalui hiatus aorticus pada diaphragma pada
sisi kanan aorta sampai setinggi vertebra thoracica V. Pembuluh ini melengkung ke depan di
atas radix pulmonis dan bermuara ke dalam permukaan posterior vena cava superior. Vena
azygos mempunyai banyak cabang termasuk delapan buah venae intercostales bagian bawah,
vena intercostalis superior dextra, vena hemiazygos dan vena hemiazygos accesoria, serta
sejumlah venae mediastinalis.1,2
Vena hemiazygos, vena ini sering dibentuk oleh gabungan vena lumbalis ascendens
sinistra dan vena subcostalis sinistra. Vena ini menerima darah dari beberapa venae
intercostales sinistra dan venae mediastinales. Vena cava inferior menembus centrum
tendineum diaphragma setinggi vertebra thoracica VIII dan langsung bermuara ke dalam
bagian bawah atrium dextrum.1

Gambar 1. Jantung2

Gambar 1. Jantung2
Susunan umum pembuluh darah yaitu : 4
Tunika intima
Terdiri atas endotel, bagian dalam terdapat endotel yang merupakan lapisan
jaringan ikat.
Terdapat lamina elastika interna yang merupakan batas antara tunika intima
dengan tunika media.
Tunika media
Terdiri atas serat otot sirkular.
Anyaman serabut elastin halus yang terdapat diantara sel otot polos.
Antara tunika media dan tunika adventisia terdapat lamina elastika eksterna.

Tunika adventisia
Terdiri dari selapis lebar jaringan ikat.
Pada vena, lapisan adventisia lebih tebal daripada di arteri.
Antara sel endotel yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan junctional
complex.
Sel endotel mensekresi faktor-faktor yang mencegah pembekuan darah dan mensekresi
faktor-faktor yang memelihara tonus otot polos pembuluh darah.
Arteri memiliki tiga tipe yaitu arteri besar (elastic), arteri sedang (muscular), dan
arteri kecil (arteriol).

Tabel 1. Tipe-Tipe Arteri5


Pembeda

Arteri Besar

Arteri Sedang

Fungsi

Menyalurkan darah ,
meredam tekanan yang
disebabkan sistol jantung,
menjaga agar aliran darah
tetap mulus (conducting
arteries).

Membagi darah ke organ Mendistribusikan darah


yang membutuhkannya
ke organ-organ dalam dan
(distributing arteries).
mengontrol aliran darah
ke dalam kapiler.

Diameter

2,5 cm

0,4 mm

T. intima

T. Media

Endotel dengan lamina


basalis.
Subendotel terdiri dari
jaringan ikat
kolagen,elastin dan
otot polos.
Terdapat lamina elastika
interna.
Lapisan lebih tebal.
Serat elastin, kolagen,
dan sel-sel otot polos
Beberapa fibroblast.

T. adventisia Terdiri dari jaringan ikat


dan fibroblas.
Lebih tipis dari tunika
media.
Terdapat beberapa serat
elastin.
Terdapat vasa vasorum

dan serat saraf.


Vasa vasorum terdapat
dari tunika adventisia
sampai tunika media.

Arteri Kecil

50-300m

Endotel dengan
lamina basalis.
Subendotel terdiri
dari sedikit jaringan
ikat.
Terdapat lamina
elastika interna.
Otot polos sirkular,

kolagen , beberapa

serat elastin.
Tidak mempunyai
fibroblas.
Terdapat lamina
elastika eksterna.
Tebal lapisan jaringan
ikat kira-kira sama
dengan tebal T.
medianya.
Kandungan kolagen
yang tinggi dengan
fibroblas.
Serat elastic
terkonsentrasi di
lamina elastika
eksterna.

Mempunyai 1-2 lapis


otot polos.
Mempunyai lamina
elastika interna.

Tunika adventisia
tipis dan kurang
berkembang.

Selain itu, terdapat metarteriol yang merupakan arteriol dengan ukuran terkecil, otot
polosnya tunggal, satu dengan lainnya ada jarak. Fungsinya sebagai sfingter yaitu mengatur
darah ke kapiler.
Vena mempunyai fungsi sebagai pembawa darah dengan tekanan darah kembali ke
jantung. Terdapat tiga jenis vena yaitu vena besar, vena sedang, vena kecil. Dinding vena
lebih tipis, lunak dan kurang elastic daripada dinding arteri, dan mempunyai tunika intima,
tunika media, dan tunika adventisia. Vena mempunyai katup untuk mencegah aliran darah
7

kembali. Vena berjalan mendampingi arteri, unsur jaringan ikatnya lebih mencolok,
sedangkan unsur otot polos dan elastinnya tidak mencolok.5
Katup pada vena merupakan lipatan intima dan ditengahnya diperkuat jaringan ikat.
Fungsi dari katup adalah mengatasi gaya berat sehingga darah tidak dapat mengalir kembali
ke arah arteri, sebagai pompa dan mencegah agar kekuatan kontraksi otot rangka tidak
menimbulkan tekanan balik pada kapiler darah.5
Venula merupakan vena dengan ukuran diameter 15-20 m dan terdiri atas satu lapis
endotel, mempunyai permeabilitas yang sangat tinggi.
Vena kecil adalah diameter venula makin lama makin besar. Sel otot polos mula-mula
selapis, kemudian lapisan otot bertambah banyak mengelilingi endotel.

Pembeda
T. Intima

T. Media

T. Adventisia

Tabel 2. Ciri-Ciri Vena Sedang dan Vena Besar5


Vena Besar
Vena Sedang
Sama dengan vena sedang.
Selapis sel endotel.
Kadang terdapat jaringan ikat
dibawahnya.
Kurang sempurna
Lebih tipis dari vena sedang,
perkembangannya bahkan
serat kolagen lebih
tidak ada. Jika ada,
menonjol daripada otot
strukturnya mirip dengan
polos.
vena sedang.
Beberapa kali lebih tebal dari
Lebih tebal daripada tunika
medianya, terdiri atas jaringan
tunika mediannya.
Terdiri atas jaringan ikat
ikat dan otot polos.
dengan serat kolagen
tersusun longitudinal.
Terdapat berkas otot polos
yang sangat mencolok dan
tersusun longitudinal.

Selain itu, terdapat arteri dan vena khusus. Yang termasuk dalam arteri khusus adalah
arteri koronaria dimana dindingnya lebih tebal daripada arteri lainnya, tunika medianya tebal
dan terbagi atas 2 lapisan luar dan dalam. Arteri umbilikalis dimana tunika elastika interna
tidak ada, tunika medianya terdiri dari 2 lapis otot polos. Vena-vena khusus tidak mempunyai
otot polos dan tidak mempunyai tunika media misalnya vena-vena serebral dan meninges,
sinus duramater, piamater, medulla spinalis vena retina, dan lain-lain. Vena ini mempunyai
otot polos setebal vena umbilikalis.5
Kapiler darah merupakan tempat pertukaran zat. Dinding selapis endotel atau hanya
tunika intima saja. Umumnya lebih besar sedikit dibanding dengan eritrosit dan hanya dapat
dilalui satu eritrosit saja. Sel yang menonjol ke dalam lumen disebut sel endotel sedangkan
sel yang menonjol ke luar lumen itu disebut sel perisit. Terdapat tiga jenis kapiler darah
yaitu:5
Kapiler tipe visceral yang sel endotel berpori atau bertingkap atau berjendela. Sangat
permeable. Terdapat di pancreas, usus, kelenjar endokrin dan ginjal.
Kapiler tipe muscular, sel endotel yang kontinyu. Terdapat di otot jaringan saraf pusat.
Ujung-ujung endotelnya dilekatkan satu sama lain dengan taut kedap yang membentuk
sawar sarah otak.
8

Sinusoid, bangunan yang berbentuk rongga. Pembuluh darah relatif berdinding tipis dan
lumen relatif besar dibandingkan dengan kapiler dan dilalui oleh darah dan cairan limf.
Terdapat di hati, lien, dan lain-lain.
Dinding jantung terdiri atas tiga lapisan yaitu endokardium, miokardium dan epikardium.
Rangka jantung merupakan bangunan penyokong, tempat sebagian besar otot jantung dan
katup jantung melekat. Sebagian besar terdiri atas jaringan ikat padat. Terdapat dua katup
jantung yaitu triskupid dan biskupid. Katup jantung merupakan lempeng jaringan ikat
yang berpangkal pada annulus fibrosus. Dalam jantung terdapat serat purkinye yang
mempunyai kecepatan hantar rangsang lebih besar dari pada serat otot jantung biasa.
Serat purkinye lebih besar daripada otot jantung biasa, banyak sarkoplasma dan
mempunyai jumlah miofibril sedikit terletak ditepi serat.5

Gambar 2. Katup jantung triskupid

Gambar 3. Katup jantung bicuspid


Persarafan Jantung
Jantung dipersarafi oleh serabut simpatis dan parasimpatis susunan saraf otonom
melalui plexus cardiacus yang terletak di bawah arcus aortae. Saraf simpatis berasal dari
bagian cervical dan thoracal bagian atas truncus symphaticus, dan persarafan parasimpatis
berasal dari nervus vagus.1
Serabut-serabut postganglionik simpatis berakhir di nodus sinuatrialis dan nodus
atrioventricularis, serabut-serabut otot jantung, dan arteriae coronariae. Perangsangan
serabut-serabut saraf ini menghasilkan akselerasi jantung, meningkatnya daya kontraksi otot
jantung, dan dilatasi arteriae coronariae.1
Serabut-serabut postganglionik parasimpatis berakhir pada nodus sinuatrialis, nodus
atrioventricularis, dan arteriae coronariae. Perangsangan saraf parasimpatis mengakibatkan
berkurangnya denyut dan daya kontraksi jantung dan konstriksi arteriae coronariae.1
Serabut-serabut aferen yang berjalan bersama saraf simpatis membawa impuls saraf
yang biasanya tidak dapat disadari. Akan tetapi, bila suplai darah ke myocardium terganggu,
impuls rasa nyeri dirasakan melalui lintasan tersebut. Serabut-serabut aferen yang berjalan
bersama nervus vagus mengambil bagian dalam reflex kardiovaskular.1

Komponen-komponen Darah6
Darah terdiri dari tiga jenis elemen seluler: eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel
darah putih), dan trombosit (keping darah) yang akan membentuk suspensi di dalam cairan
plasma. Volume darah yang jumlahnya sekitar 5 - 5,5 liter pada orang dewasa terdiri dari 42%
- 45% eritrosit, kurang dari 1% leukosit, dan trombosit 55% - 58% plasma.
-

Plasma
Plasma adalah suatu cairan kompleks yang terdiri dari 90% air yang berfungsi sebagai
medium transport untuk bahan-bahan yang dibawa oleh darah. Konstituen inorganik
plasma yang paling banyak adalah Na+ dan Cl- sedangkan konstituen organik yang
paling banyak adalah protein plasma. Semua konstituen plasma dapat berdifusi bebas
melintasi dinding kapiler kecuali protein plasma, yang tetap berada di dalam plasma,
tempat mereka melakukan berbagai fungsi penting. Protein plasma mencakup
albumin, globulin, dan fibrinogen.
Eristrosit
Eritrosit adalah sel khusus dengan fungsi primer untuk transport O 2 dalam darah.
Bentuknya yang bikonkaf menyebabkan luas permukaan untuk difusi O2 ke dalam sel
menjadi maksimal. Eritrosit mengandung nucleus, organel, atau ribosom tetapi
dipenuhi oleh hemoglobin yaitu suatu molekul yang mengandung besi yang dapat
secara longgar dan reversibel mengikat O2. Hemoglobin juga ikut berperan dalam
transport CO2 dan pendaparan darah dengan mengikat secara reversibel CO2 dan H+.
Produksi eritrosit oleh sum-sum tulang dalam keadaan normal menyamai laju
pengurangan eritrosit sehingga jumlah eritrosit konstan.
Leukosit
Leukosit adalah sel pertahanan tubuh. Sel-sel ini menyerang benda asing (bakteri dan
virus), menghancurkan sel kanker yang timbul di tubuh, dan membersihkan debris sel.
Leukosit serta protein plasma tertentu membentuk sistem imun. Ada 5 jenis leukosit
yang memiliki tugas berbeda:
1. Neutrofil, penting untuk menelan bakteri dan debris.
2. Eosinofil, untuk menyerang cacing parasit dan berperan dalam respons alergik.
3. Basofil, akan mengeluarkan dua bahan kimia; histamin, penting dalam respons
alergik, dan heparin, membantu membersihkan partikel lemak dari darah.
4. Monosit, setelah keluar dari darah, berdiam di jaringan dan membesar menjadi
fagosit jaringan besar yang dikenal sebagai makrofag.
5. Limfosit, membentuk sistem imun terhadap bakteri, virus, dan sasaran lain.
Trombosit
Trombosit adalah fragmen darah yang berasal dari megakariosit besar di sum-sum
tulang. Trombosit berperan dalam hemostasis, yaitu penghentian perdarahan dari
pembuluh yang cedera.

Mekanisme Kerja Jantung


Aktivitas Listrik Jantung
Kontraksi sel otot jantung untuk menyemprotkan darah dipicu oleh potensial aksi
yang menyapu ke seluruh membran sel otot. Jantung berkontraksi, atau berdenyut, secara
ritmis akibat potensial aksi yang dihasilkannya sendiri, suatu sifat yang dinamai otoritmisitas.
Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung:6

10

Sel kontraktil, yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, melakukan kerja mekanis
memompa darah. Sel-sel ini dalam keadaan normal tidak membentuk sendiri potensal
aksinya.
1. Sel-sel otoritmik, sel-sel jantung sisanya yang sedikit tetapi sangat penting. Sel
otoritmik tidak berkontraksi tetapi khusus memulai dan menghantarkan potensial aksi
yang menyebabkan kontraksi sel-sel jantung kontraktil.
Berebeda dari sel saraf dan sel otot rangka, yang membrannya berada pada potensial istirahat
yang konstan kecuali jika sel dirangsang, sel otoritmik jantung tidak memilki potensial
istirahat. Sel-sel ini malah memperlihatkan aktivitas pemacu yaitu potensial membrannya
secara perlahan terdepolarisasi, antara potensial-potensial aksi sampai ambang tercapai.
Pergeseran lambat potensial membran sel otoritmik ke ambang disebut potensial pemacu.
Melalui siklus berulang tersebut, sel-sel otoritmik tersebut memicu potensial aksi yang
kemudian menyebar ke seluruh jantung untuk memicu denyut berirama tanpa rangsangan
saraf apapun.6
Potensial pemacu disebabkan oleh adanya interaksi kompleks beberapa mekanisme ionik
yang berbeda. Perubahan terpenting dalam perpindahan ion yang menimbulkan potensial
pemacu adalah penurunan arus K+ keluar diserta oleh arus Na+ masuk yang konstan dan
peningkatan arus Ca2+ masuk.6
1. Fase awal depolarisasi lambat ke ambang disebabkan oleh penurunan siklis fluks pasif
K+ keluar disertai kebocoran Na+ ke dalam yang berlangsung lambat dan konstan. Di
sel otoritmik jantung, permeabilitas K+ tidak tetap di antara potensial aksi seperti di
sel saraf dan sel otot rangka. Permeabilitas membran terhadap K + menurun di antara
dua potensial aksi karena saluran K+ secara perlahan menutup pada potensial negatif.
Tidak seperti sel saraf dan sel otot rangka, sel otoritmik jantung tidak memiliki
saluran Na+ berpintu voltase. Sel-sel ini memiliki saluran yang selalu terbuka dan
sehingga permeabel terhadap Na+ pada potensial negatif, akibatnya bagian dalam
secara gradual menjadi kurang negatif.
2. Pada paruh kedua potensial pemacu, suatu saluran Ca2+ transien membuka. Sewaktu
depolarisasi lambat berlanjut, saluran ini terbuka sebelum membran mencapai
ambang. Influks singkat Ca2+ yang terjadi semakin mendepolarisasi membran
membawanya ke ambang.
3. Setelah ambang tercapai, terbentuk fase naik potensial aksi sebagai respons terhadap
pengaktifan saluran Ca2+ berpintu voltase yang berlangsung lebih lama dan diikuti
oleh influks Ca2+ dalam jumlah besar. Fase naik yang diinduksi Ca2+ pada sel pemacu
jantung ini berbeda dari yang terjadi di sel saraf dan sel otot rangka yaitu influks Na +,
bukan influks Ca2+ yang mengubah potensial ke arah positif.
4. Fase turun disebabkan oleh efluks K+ yang terjadi ketika permeabilitas K+ meningkat
akibat pengaktifan saluran K+ berpintu voltase. Setelah potensial aksi selesai, terjadi
depolarisasi lambat berikutnya menuju ambang akibat penutupan saluran K + secara
perlahan.

11

Gambar 2. Grafik Aktivitas Pemacu Sel Otoritmik Jantung6


Denyut jantung berasal dari sistem penghantar jantung yang khusus dan menyebarkan
melalui sistem ini ke semua bagian miokardium. Struktur yang membentuk sistem penghantar
adalah simpul sinoatrial (simpul SA), lintasan simpul sinoatrial, lintasan antar simpul di
atrium, simpul atrioventrikular (simpul AV), berkas His dan cabang-cabangnya, dan sistem
Purkinje. Berbagai bagian sistem penghantar, dan pada keadaan abnormal, bagian-bagian
miokardium mampu mengeluarkan listrik spontan. Meskipun demikian, simpul SA secara
normal mengeluarkan listrik paling cepat, depolarisasi menyebar dari sini ke bagian lain
sebelum mengeluarkan listrik secara spontan. Karena itu simpul SA merupakan pacu jantung
normal, kecepatannya mengeluarkan listrik menentukan frekuensi denyut jantung. Impuls
yang dibentuk dalam simpul SA berjalan melalui linasan atrium ke simpul AV, melalui simpul
ini ke berkas His, dan sepanjang cabang-cabang berkas His melalui sistem Purkinje ke otot
ventrikel.6-10
1. Nodus sinoatrial
Nodus sinoatrial terletak pada dinding atrium dextrum di bagian atas sulkus
terminalis, tepat di sebelah kanan muara vena kava superior. Nodus ini merupakan
asal impuls ritmik elektronik yang secara spontan disebarkan ke seluruh otot-otot
jantung atrium dan menyebabkan otot-otot ini berkontraksi.
2. Nodus atrioventrikular
Nodus atrioventrikular terletak pada bagian bawah septum interatriale tepat di atas
tempat perlekatan cuspis septalis valva tricuspidalis. Dari sini, impuls jantung dikirim
ke ventrikel oleh fasciculus atrioventricularis. Nodus atrioventricularis distimulasi
oleh gelombang eksitasi pada waktu gelombang ini melalui miokardium atrium.
3. Fasciculus atrioventrikularis
Fasciculus atrioventrikularis (berkas His) merupakan satu-satunya jalur serabut otot
jantung yang menghubungkan miokardium atrium dan miokardium ventrikulus, oleh
karena itu fasciculus ini merupakan satu-satunya jalan yang dipergunakan oleh impuls
jantung dari atrium ke ventrikel. Fasciculus ini berjalan turun melalui rangka fibrosa
12

jantung. Berkas His kemudian berjalan turun di belakang cuspis septalis valva
tricuspidalis untuk mencapai pinggir inferior pars membranasea septum
interventriculare.
Pada pinggir pars muscularis septum, fasciculus ini terbelah menjadi dua cabang, satu
cabang untuk setiap ventrikel. Cabang berkas kanan (right bundle branch) berjalan
turun pada sisi kanan septum interventriculare untuk mencapai trabecula
septomarginalis, tempat cabang ini menyilang dinding anterior ventriculus dexter. Di
sini cabang tersebut melanjut sebagai serabut-serabut plexus Purkinje.
Cabang berkas kiri (left bundle branch) menembus septum dan berjalan turun pada
sisi kiri di bawah endokardium. Biasanya cabang ini bercabang dua (anterior dan
posterior) yang akhirnya mekanjutkan diri sebagai serabut-serabut plexus Purkinje
ventriculus sinister.
4. Jalur konduksi internodus
Impuls dari nodus sinoatrial kenyataannya berjalan ke nodus atrioventricularis lebih
cepat daripada kesanggupannya berjalan sepanjang miokardium melalui jalan yang
seharusnya. Fenomena ini dijelaskan dengan adanya jalur-jalur khusus di dalam
dinding atrium yang terdiri atas struktur campuran antara serabut-serabut Purkinje dan
sel-sel otot jantung.
Karena berbagai sel otoritmik memiliki laju depolarisasi lambat ke ambang yang berbedabeda, maka frekuensi normal pembentukan potensial aksinya juga berbeda-beda. Sel-sel
jantung dengan kecepatan inisiasi potensial aksi tertinggi terletak di nodus SA. Dalam
keadaan normal nodus SA memiliki laju otoritmisitas tertinggi yaitu 70-80 potensial aksi per
menit, karenanya nodus SA dikenal sebagai pemacu jantung.6,8,10
Potensial Aksi Sel Kontraktil Jantung
Potensial aksi di sel-sel kontraktil jantung, meskipun dipicu oleh sel-sel nodus
pemacu, bervariasi mencolok dalam mekanisme ionik dan bentuknya dibanding potensial
nodus SA. Potensial membran istirahat otot jantung normal kira-kira -85 sampai -95 milivolt
dan kira-kira -90 sampai -100 milivolt terdapat di dalam serat penghantar khusus, serat
Purkinje. Potensial aksi yang direkam dalam otot ventrikel, sebesar 105 milivolt, yang berarti
bahwa potensial membran tersebut meningkat dari nilai normalnya yang biasanya sangat
negatif menjadi sedikit positif, kira-kira +20 milivolt. Bagian yang positif disebut sebagai
potensial kaduk jantung. Setelah terjadi gelombang paku yang pertama, membran tetap dalam
keadaan depolarisasi selama kira-kira 0,2 detik dalam otot atrium dan kira-kira 0,3 detik
dalam otot ventrikel, memperlihakan suatu gambaran plateau, diikuti dengan keadaan
repolarisasi yang terjadi dengan tiba-tiba pada bagian akhir pateau. Adanya pateau ini dalam
potensial aksi menyebabkan kontraksi otot jantung berlangsung selama 3 sampai 15 kali lebih
lama daripada kontraksi otot rangka. Sekali membran satu sel kontraktil miokardium
tereksitasi, maka terbentuk potensial aksi melalui proses rumit perubahan permeabilitas dan
perubahan membran potensial sebagai berikut.6,8
1.

Selama fase naik potensial aksi, potensial dengan cepat berbalik ke nilai + 30 mV
akibat pengaktifan saluran Na+ berpintu voltase Na+ kemudian cepat masuk ke dalam
sel, seperti yang terjadi pada sel peka rangsang lain yang mengalami potensial aksi.
Permeabilitas Na+ kemudian cepat menurun ke nilai istirahatnya yang rendah, tetapi
berbeda pada sel otot jantung, potensial membran dipertahankan mendekati tingkat
13

positif puncak ini selama beberapa ratus milidetik, menghasilkan fase datar potensial
aksi.
2.

Fase naik potensial aksi ditimbulkan oleh pengaktifan saluran Na+ yang relatif cepat,
fase datar ini dipertahankan oleh dua perubahan permeabilitas dependen voltase, yaitu
pengaktifan saluran Ca2+ tipe L yang lambat dan penurunan mencolok permeabilitas
K+ di membran sel kontraktil jantung. Perubahan permeabilitas ini terjadi sebagai
respons terhadap perubahan mendadak voltase selama fase naik potensial aksi.
Pembukaan saluran Ca2+ tipe L menyebabkan difusi masuk Ca2+ secara perlahan ke
dalam sel. Influks berkelanjutan Ca2+ yang bermuatan positif ini memperlama
kepositifan di bagian dalam sel dan berperan besar dalam pembentukan bagian datar
potensial aksi. Efek ini diperkuat oleh penurunan secara bersamaan permeabilitas
terhadap K+. Penurunan aliran keluar K+ yang bermuatan positif mencegah
repolarisasi cepat membran dan karenanya ikut berperan mempertahankan fase datar.

3.

Fase turun potensial aksi yang cepat ditimbulkan oleh inaktivasi saluran Ca 2+ dan
pengaktifan tertunda saluran K+ berpintu voltase. Penurunan permeabilitas terhadap
Ca2+ menghilangkan perpindahan Ca2+ ke dalam sel yang berjalan lambat, sementara
peningkatan mendadak permeabilitas terhadap K+ secara simultan mendorang difusi
keluar K+ secara cepat. Akibatnya, seperti pada sel peka rangsang lainnya, sel kembali
ke potensial istirahat.

Gambar 4. Grafik Potensial Aksi di Sel Kontraktil Otot Jantung8


Karakterisitik Elektrokardiogram Normal
Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi
menyebar ke dalam jaringan sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan tubuh. Sebagian
kecil dari aktivitas listrik ini mencapai permukaan tubuh. Tempat aktivitas tersebut dapat
dideteksi dengan menggunakan elektroda perekam. Rekaman yang dihasilkan adalah suatu
elektrokardiogram atau EKG.6
1. EKG merupakan rekaman dari sebagian aktivitas listrik yang diinduksi di cairan
tubuh oleh impuls jantung yang mencapai permukaan tubuh, bukan rekaman langsung
aktivitas listrik jantung yang sebenarnya.

14

2. EKG adalah rekaman kompleks yang mencerminkan penyebaran keseluruhan


aktivitas di seluruh jantung sewaktu depolarisasi dan repolarisasi. EKG bukan
rekaman satu potensial aksi di sebuah di sebuah sel pada suatu saat. Rekaman di
setiap saat mencerminkan jumlah aktivitas listrik di semua sel otot jantung, yang
sebagian mungkin mengalami potensial aksi sementara yang lain mungkin belum
diaktifkan.
3. Rekaman mencerminkan perbandingan dalam volume yang terdeteksi oleh elektrodaelektroda di dua titik berbeda di permukaan tubuh, bukan potensial aksi sebenarnya.
Sebagai contoh EKG tidak merekam potensial sama sekali ketika otot ventrikel
mengalami depolarisasi atau repolarisasi sempurna, kedua elektroda melihat potensial
yang sama sehingga tidak terdapat perbedaan potensial antara dua elektroda yang
terekam.
Untuk menghasilkan perbandingan yang baku, rekaman EKG secara rutin terdiri dari 12
sistem elektroda konvensional atau sadapan. Ketika sebuah mesin elektrokardiograf
dihubungkan antara elektroda-elektroda perekam di dua titik di tubuh, maka susunan spesifik
dari masing-masing pasangan koneksi disebut sadapan.6
1. Sadapan ekstremitas
Keenam sadapan ekstremitas mencakup sadapan I, II, III, aVR, aVL dan aVF.
a. Sadapan I, II, III
Adalah sadapan bipolar karena digunakan dua elektroda perekam. Rekaman
mencatat perbedaan potensial antara dua elektroda. Sebagai contoh, sadapan I
merekam perbedaan potensial yang terdeteksi di lengan kanan dan lengan kiri.
b. Sadapan aVR, aVL, dan aVF
Adalah sadapan unipolar. Meskipun digunakan dua elektroda, namun hanya
potensial sebenarnya di bawah satu elektroda, elektroda eksplorasi yang
direkam. Elektroda yang lain diset pada potensial nol dan berfungsi sebagai
titik referensi netral.
2. Sadapan dada
Enam sadapan dada, V1 sampai V6, juga merupakan sadapan unipolar. Elektroda
eksplorasi terutama merekam potensial listrik otot jantung yang terletak tepat di
bawah elektroda di enam lokasi berbeda di sekitar jantung.
Interpetrasi konfigurasi gelombang yang terekam dari msaing-masing sadapan bergantung
pada pengetahuan tentang rangkaian penyebaran eksitasi di jantung dan posisi jantung relatif
terhadap letak elektroda. EKG normal memiliki tiga bentuk gelombang.6,8

Gelombang P mencerminkan depolarisasi atrium.


Kompleks QRS mencerminkan depolarisasi ventrikel.
Gelombang T mencerminkan repolarisasi ventrikel.
Segmen PR mencerminkan jeda atau penundaan nodus AV.
Segmen ST mencerminkan saat ventrikel berkontraksi dan mengosongkan isinya.
Interval TP mencerminkan waktu saat ventrikel melemas dan terisi.

15

Gambar 5. Grafik EKG pada Jantung Normal6


Karena gelombang pergeseran depolarisasi dan repolarisasi ini masing-masing menyebabkan
kontraksi dan relaksasi jantung maka proses siklis mekanis jantung berlangsung sedikit lebih
belakangan dari perubahan ritmis aktivitas listrik. 13
1. Lepas muatan nodus SA tidak menghasilkan aktivitas listrik yang cukup besar untuk
mencapai permukaan tubuh sehingga tidak terekam adanya gelombang pada
depolarisasi nodus SA. Karena itu, gelombang yang pertama kali terekam, gelombang
P, terjadi ketika impuls depolarisasi menyebar ke seluruh atrium.
2. Pada EKG normal, tidak terlihat gelombang terpisah untk repolarisasi atrium.
Aktivitas listrik yang berkaitan dengan repolarisasi atrium normalnya terjadi
bersamaan dengan depolarisasi ventrikel dan ditandai oleh kompleks QRS.
3. Gelombang P jauh lebih kecil daripada kompleks QRS karena atrium memiliki massa
otot yang jauh lebih kecil daripada ventrikel dan karenanya menghasilkan aktivitas
listrik yang lebih kecil.
4. Di tiga titik waktu berikut tidak terdapat aliran arus netto di otot jantung sehingga
EKG tetap berada di garis basal.
a. Sewaktu penundaan di nodus AV. Jeda ini tercermin oleh interval waktu antara akhir P
dan awal QRS. Segmen EKG ini dikenal sebagai segmen PR, bukan segmen PQ, hal
ini dikarenakan defleksi Q kecil dan kadang tidak ada, sementara defleksi R adalah
gelmbang yang dominan. Arus mengalir melalui nodus AV, tetapi kekuatannya terlalu
kecil untuk dideteksi oleh elektroda EKG.

16

b. Ketika ventrikel terdepolarisasi sempurna dan sel-sel kontraktil mengalami


fase datar potensial aksi sebelum mengalami repolarisasi, diwakili oleh
segmen ST. Segmen ini terletak antara QRS dan T. Segmen ini bersesuaian
dengan waktu saat pengaktifan ventrikel selesai dan ventrikel sedang
berkontraksi dan mengosongkan isinya.
c. Ketika otot jantung mengalami repolarisasi sempurna dan berisitrahat dan
ventrikel sedang terisi, setelah gelombang T dan sebelum gelombang P
berikutnya. Periode ini disebut interval TP.

Enzim Jantung
Enzim dapat ditemukan di seluruh tubuh dan dilepaskan untuk mengaktifkan reaksi
kimia dan tanggapan untuk mengambil tempat ini. Cardiac zat kimia enzim terdiri dari
protein yang penting untuk mengaktifkan fungsi dari otot jantung. Enzim adalah katalis
biokimia. Dengan kata lain, enzim adalah molekul protein-besar yang terbuat dari asam
amino yang diperlukan untuk struktur tubuh, fungsi, dan peraturan yang membantu reaksi
kimia terjadi.11
Enzim pada sistem kardiovaskuler dibagi dalam 2 macam, yaitu enzim fungsional dan
nonfungsional. Enzim fungsional umumnya dibuat dalam hati dan terdapat dalam sirkulasi.
Enzim ini kontinu/intermiten dan kadarnya lebih besar dalam jaringan. Contoh enzim ini
adalah lipoprotein lipase, pseudocholinestrase, proenzim pembekuan darah dan pemecahan
bekuan darah. Enzim nonfungsional dalam keadaan normal, tidak berfungsi dalam darah
melainkan dalam sel. Karena tidak berfungsi dalam darah, substratnya tidak ada dalam darah.
Kadar enzim ini sangat rendah bila dibandingkan dengan kadar di jaringan. Apabila terjadi
kelainan, seperti kerusakan sel, enzim tersebut akan berdifusi lepas ke darah. Maka kadar
enzim ini dalam plasma darah akan menjadi meningkat. Contoh enzim ini antara lain amilase
pankreas, lipase, sekresi eksokrin.
Macam-macam Enzim Kardiovaskuler, yaitu:

GOT (glutamic oxaloacetic transaminase)


Terlokalisasi dalam mitokondria dan sitoplasma.

GPT
Terlokalisasi dalam sitoplasma. Apabila terkadi kerusakan jaringan, maka enzim ini akan
dibebaskan ke serum darah.

CK / CPK (creatine phospokinase)


Enzim ini banyak terdapat dalam otot lurik. Enzim ini mempunyai beberapabentuk isozim.
Isozim merupakan sekelompok enzim yang mempunyai mekanisme sama namun dengan
struktur yang berbeda. Bentuk isozim tersebut antara lain: CPK 1 (BB) pada otak, CPK 2
(MB), dan CPK 3 (MM) pada ototskelet.12

LDH (lactic dehidrogenase)


LDH yang paling sering diukur untuk memeriksa kerusakan jaringan. LDH enzim dalam
jaringan tubuh, terutama jantung, hati, ginjal, otot rangka, otak, sel-sel darah, dan paru-paru.
Terdiri atas 5 jenis protein yang bisa dipisahkan dan masing-masing terbentuk dari sejumlah
tetramer dengan 2 tipe, atau subunit H dan M. 12,13 Kelima isoenzim tersebut dapat dibedakan
berdasarkan sifat-sifat kinetika, elektroforesis, kromatografi, dan imunologiknya.
17

Berdasarkan pemisahan elektroforesis, mobilitas isoenzim sesuai dengan protein serum 1,


2, 1, dan 2.12 Masing-masing isoenzim mempunyai berat molekul sekitar 134.000 kDa.
Biasanya isoenzim ini diberi nomor 1(yang bergerak paling cepat),2,3,4, dan 5(yang bergerak
paling lambat). Pada jantung terdapat isoenzim nomor 1 sedangkan pada hati dan otot
isoenzim nomor 5.13
Troponin (cTn = cardiac specific Troponin).

Troponin adalah enzim jantung sangat penting, karena memainkan peran sentral dalam cara
kontrak otot jantung. Troponin kontrol bagaimana otot jantung merespon sinyal yang diterima
untuk kontraksi, dan mengatur gaya yang kontraksi otot.11
Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT).

Aminotransferase alanin (ALT)/SGPT merupakan enzim yang utama banyak ditemukan pada
sel hati serta efektif dalam mendiagnosis dekstruksi hepatoseluler.Enzim ini juga ditemukan
dalam jumlah sedikit pada otot jantung, ginjal serta otot rangka. Kadar ALT/SGPT seringkali
dibandingkan dengan AST/SGOT untuk tujuan diagnostik. ALT meningkat lebih khas
daripada AST pada kasus nekrosis hati dan hepatitis akut, sedangkan AST meningkat lebih
khas pada nekrosis miokardium (infark miokardium akut), sirosis, kanker hati, hepatitis
kronis dan kongesti hati. AST (SGOT) normalnya ditemukan dalam suatu keanekaragaman
dari jaringan termasuk hati, jantung, otot, ginjal, dan otak.11

Kesimpulan
Jantung merupakan organ yang memiliki peran penting dalam kehidupan manusia
karena jantung yang akan mengatur atau memompa sirkulasi darah sehingga manusia dapat
hidup. Darah dari jantung disalurkan ke jaringan baik dalam keadaan istirahat maupun sedang
melakukan aktivitas yang berat. Satu detakan jantung kita menunjukkan satu pengiriman
darah ke seluruh tubuh. Kerja jantung diatur oleh aktivitas listrik, persarafan dan zat kimia
dengan enzim-enzim yang ada.

18

Daftar Pustaka
1. Snell RS. Anatomi klinik. Edisi ke-6. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2006.h.101-18
2. Aaronson PI, Ward Jeremy PT. The cardiovascular system at a glance. Edisi ke-2.
Australia: Blackwell Publishing.2004.h.10-14.
3. Winami W, Kindangen K, Enny L. Sistem kardiovaskuler 1. Edisi pertama. Jakarta:
FK Ukrida; 2010.h.14-34.
4. Junqueira L.C, Carneiro J. Histologi dasar. Edisi ke-10. Jakarta: EGC; 2007.
5. Eroschenko VP. DiFIOREs atlas of histology with functional correlations. Ed.11.
Pendit BU. Atlas histology difiore: dengan korelasi fungsional. Ed.11. Jakarta. EGC,
2010. h.179-219.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC; 2011.h.441-2
7. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2004.h.218-47.
8. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2006.h.133-68.
9. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2006.h.101-12.
10. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2008.h.529-56.
11. Kuchel P, Ralston G.B. Biokimia. Jakarta: Erlangga; 2006.
12. Murray KR, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia harper.ed 27. Jakarta.
EGC, 2006.
13. Muttaqin A. Pengantar asuhan keperawatan dengan gangguan sistem kardiovaskular.
Jakarta. Salemba medika, 2009. h.59.

19

Anda mungkin juga menyukai

  • Skenario 1 (Sirosis Hati)
    Skenario 1 (Sirosis Hati)
    Dokumen39 halaman
    Skenario 1 (Sirosis Hati)
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • Hipotiroid
    Hipotiroid
    Dokumen7 halaman
    Hipotiroid
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • Tugas Mandiri PBL Blok 17 Sistem Hepatobilier
    Tugas Mandiri PBL Blok 17 Sistem Hepatobilier
    Dokumen12 halaman
    Tugas Mandiri PBL Blok 17 Sistem Hepatobilier
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • Sirosis Hati: Pendahuluan
    Sirosis Hati: Pendahuluan
    Dokumen16 halaman
    Sirosis Hati: Pendahuluan
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • BLok 11 Michael
    BLok 11 Michael
    Dokumen24 halaman
    BLok 11 Michael
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • Blok 10
    Blok 10
    Dokumen13 halaman
    Blok 10
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • PBL Blok 18
    PBL Blok 18
    Dokumen28 halaman
    PBL Blok 18
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • SK 13
    SK 13
    Dokumen22 halaman
    SK 13
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • Struktur, Fungsi Dan Mekanisme Sistem Perkemihan
    Struktur, Fungsi Dan Mekanisme Sistem Perkemihan
    Dokumen14 halaman
    Struktur, Fungsi Dan Mekanisme Sistem Perkemihan
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • Transportasi Sel
    Transportasi Sel
    Dokumen13 halaman
    Transportasi Sel
    Rio Yansen
    0% (1)
  • Paradigma Sehat
    Paradigma Sehat
    Dokumen19 halaman
    Paradigma Sehat
    Okky Assetya P
    Belum ada peringkat
  • PBL 2.2
    PBL 2.2
    Dokumen17 halaman
    PBL 2.2
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • Dameria Makalah
    Dameria Makalah
    Dokumen22 halaman
    Dameria Makalah
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • C1 Skenario5
    C1 Skenario5
    Dokumen24 halaman
    C1 Skenario5
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • C1 Skenario1
    C1 Skenario1
    Dokumen15 halaman
    C1 Skenario1
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • Jimmy Salomo Nugraha
    Jimmy Salomo Nugraha
    Dokumen12 halaman
    Jimmy Salomo Nugraha
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • Chris
    Chris
    Dokumen18 halaman
    Chris
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • Skenario 3
    Skenario 3
    Dokumen14 halaman
    Skenario 3
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • Dis Lo Kasie
    Dis Lo Kasie
    Dokumen12 halaman
    Dis Lo Kasie
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • Jimmy
    Jimmy
    Dokumen20 halaman
    Jimmy
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • C1 Skenario7
    C1 Skenario7
    Dokumen22 halaman
    C1 Skenario7
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • Struktur Dan Fungi Serta Mekanisme Kerja Ginjal
    Struktur Dan Fungi Serta Mekanisme Kerja Ginjal
    Dokumen15 halaman
    Struktur Dan Fungi Serta Mekanisme Kerja Ginjal
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • PBL Blok 10 Efen
    PBL Blok 10 Efen
    Dokumen17 halaman
    PBL Blok 10 Efen
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • Jantung sk7
    Jantung sk7
    Dokumen22 halaman
    Jantung sk7
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • Mekanisme Sistem Pernapasaan Pada Manusia Normal
    Mekanisme Sistem Pernapasaan Pada Manusia Normal
    Dokumen10 halaman
    Mekanisme Sistem Pernapasaan Pada Manusia Normal
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • C1 Skenario1
    C1 Skenario1
    Dokumen15 halaman
    C1 Skenario1
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • B 9 Efen
    B 9 Efen
    Dokumen1 halaman
    B 9 Efen
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • Pleno Skenario 2
    Pleno Skenario 2
    Dokumen24 halaman
    Pleno Skenario 2
    Sama Diri'k Nisik Muah
    Belum ada peringkat
  • Stemi Pato
    Stemi Pato
    Dokumen36 halaman
    Stemi Pato
    Mel Da
    Belum ada peringkat