Anda di halaman 1dari 7

BUAVITA

Sumber nutrisi
Sebuah fakta menyebutkan 6 dari 10 orang Indonesia kurang mengonsumsi buah untuk kecukupan
nutrisi setiap hari. Kurangnya asupan buah dalam tubuh, mengakibatkan tubuh mengalami
kekurangan vitamin yang dibutuhkan. Misalnya kekurangan Vitamin C menyebabkan gangguan
kesehatan kulit, gusi, gigi, dan persendian
Kesibukan yang tinggi serta waktu yang terbatas merupakan alasan orang- orang kurang
memperhatikan asupan buah- buahan.
3 kategori minuman buah yang ada di Indonesia
Sari buah: mengandung minimal 80% juice content, dan minuman sari buahmengandung minimal
35% juice content. Bagi mereka yang sibuk dan inginmendapatkan manfaat buah dengan cara yang
praktis, minuman inilah yang menjadi
pilihan
Minuman rasa buah: mengandung minimal 10% juice content. Minuman ini seketika dapat
menghilangkan dahaga dan rasanya menyegarkan, namun kandungan buahnya lebih sedikit dibanding
sari buah
Manfaat buah buahan
Buah mangga diantaranya mengandung Vitamin C yang dapat membantu penyerapan zat besi dan
membantu sistim imun tubuh
Jambu mengandung beta-carotene sebagai precursor Vitamin A yang dapat membantu menjaga
kondisi kulit, membantu menjaga daya tahan tubuh, dan baik untuk kesehatan mata
Jeruk dapat membantu cegah dehidrasi karena kandungan air dan vitamin C yang tinggi dan
membuat segar sepanjang hari
Anggur mengandung 80% air sehingga membuat camilan yang baik dan rendah kalori
dan Apel mengandung serat, vitamin dan mineral yang bagus untuk membantumempertahankan
tubuh tetap ideal
Proses pembuatan :
Diproses dengan teknologi UHT dan dikemas secara aseptic sehingga kualitas rasa dan kandungan
gizi Buavita tetap terjaga .
Sebelum buah-buah segar diproses, kami melakukan serangkaian uji dan tes laboratorium untuk
memastikan hanya buah berkualitas terbaik yang digunakan. Buavita Jus Jeruk dan Apel kemasan 1
liter adalah 100% jus buah asli tanpa tambahan gula. Jus Buavita lalu diproses dengan sterilisasi UHT
(Ultra High Temperature), dimana jus dipanaskan pada suhu tinggi 95oC 120oC (tergantung pada
tingkat kemasaman jus) selama 4 detik saja untuk mematikan semua bakteri
Pengemasan :

kemasan pack dan botol praktis yang amat cocok untuk konsumsi di luar rumah
Jus ini dikemas terlebih dahulu baru disterilisasi pada suhu tertentu yakni sekitar 121,10C.
Sterilisasi ini (batch sterilization) memiliki banyak kekurangan diantaranya warnanya menjadi lebih
cokelat, nilai gizi turun dan lebih beraroma pemasakan. Sehingga jika konsumen menemukan jus yang
terkontaminasi secara kimia akan berhubungan dengan rusaknya struktur jus yang menjadikan bahaya
bagi pengkonsumsinya serta kandungan bahan asing (sengaja atau tidak) yang tidak standar akan
menyebabkan kontaminasi secara kimia yang akan baru diketahui saat produk telah dikemas

Proses Pengalengan Buah


Tahapan Proses Pengalengan
Pada dasarnya prinsip-prinsip pengolahan dalam pengalengan, baik dilakukan di
rumah maupun di pabrik ternyata sama saja. Tahapan pengalengan terdiri dari penyiapan
wadah,

penyiapan

bahan

mentah,

pengisian

ke

dalam

wadah,

dan

proses

pengalengan.Penyiapan wadah terdiri dari proses :


1. Pembersihan wadah sebelum dipakai.Wadah perlu dicuci terlebih dahulu, dan
kemudian dibersihkan dari sisa-sisa air pencuci.
2. Pemberian kode.Pada wadah perlu diberikan kode tentang tingkat kualitas bahan
yang diisikan , tanggal, tempat, dan nomor dari batch pengolahan. Hal ini perlu dilakukan
untuk memudahkan pemeriksaan jika ada suatu kerusakan atau kelainan yang terjadi pada
produk akhir yang dihasilkan.

1. Pemilihan (Sortasi/Grading)
Dipilih bahan yang masak optimal untuk buah-buahan dan bahan yang berkualitas
untuk sayuran, daging atau ikan. Sortasi dan grading dapat dilakukan berdasarkan
ukuran/diameter, berat jenis atau warna.

2. Pembersihan (Washing)
Pembersihan dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran-kotoran dari bahan baku;
dapat dilakukan dengan cara pencucian dengan air dingin untuk sayur- sayuran dan buahbuahan, dan menghilangkan bagian-bagian yang tidak diinginkan untuk daging dan ikan.
Pencucian dapat dilakukan dengan cara merendam atau menyemprot bahan dengan air.

3. Pengupasan
Tujuan pengupasan ialah membuang bagian-bagian yang tidak dapat dimakan dan
tidak diinginkan, seperti kulit, tangkai, bagian-bagian yang cacat atau busuk, dll.
Pengupasan dapat dilakukan dengan :
Pisau (sebaiknya stainless steel)
Secara mekanis

Larutan alkali (lye peeling)


Konsentarsi larutan alkali (NaOH) yang dipakai tergantung dari jenis dan tingkat
kematangan bahan, umumnya sekitar 1,5 2,0 %. Pada cara pengelupasan dengan larutan
NaOH, bahan biasanya direndam dalam larutan tersebut, kemudian dicuci dengan air yang
telah ditambah asam.

4. Blansing
Dilakukan pada sayur-sayuran dan buah-buahan. Blansing dapat dilakukan dengan
merendamnya sebentar dalam air mendidih atau dengan uap air panas, kemudian diikuti
dengan pendinginan dalam air. Umumnya untuk bahan yang dibekukan dilakukan dengan
uap air panas, sedangkan pada bahan yang akan dikalengkan digunakan blansing dengan
cara perendaman dalam air panas.

5. Penambahan Bahan Tertentu

Larutan garam dengan konsentrasi 1- 3 % sebagai media untuk sayur-sayuran,


daging, dan ikan

Minyak dipakai untuk pengalengan ikan

Larutan sirup (sukrosa atau glukosa) untuk pengalengan buah-buahan

Pengisian (Filling)
Pengisian bahan ke dalam wadah (kaleng atau botol) harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak terlalu banyak udara tertahan dalam wadah. Pengisian bahan jangan terlalu
penuh dan harus disisakan tempat kosong di bagian atas wadah ( head space ). Volume
head space tak lebih dari 10 % dari kapasitas wadah. Gunanya head space adalah supaya
waktu proses sterilisasi masih ada tempat untuk pengembangan isi. Pengisian bahan
dilakukan dengan tangan atau mesin. Besar head space dalam wadah sangat penting. Bila
terlalu kecil akan sangat berbahaya, karena ujung kaleng akan pecah akibat pengembangan
isi selama pengolahan. Bila head space tidak cukup, kecepatan pemindahan panas menurun,
dengan demikian waktu pengolahan lebih lama. Sebaliknya apabila head space terlalu
besar, udara yang terkumpul di dalam ruang tersebut lebih banyak, sehingga dapat
menyebabkan oksidasi dan perubahan warna bahan yang dikalengkan.
Dalam pengalengan buah- buahan, kaleng diisi dengan buah-buahan dahulu,
kemudian ditambahkan larutan gula; konsentrasinya berbeda-beda tergantung dari jenis
buah dan kualitas produknya. Buah-buahan yang sudah manis menggunakan larutan gula
yang lebih encer. Demikian pula untuk menghasilkan produk dengan kualitas lebih rendah

dipakai larutan gula yang encer, sedangkan untuk kualitas baik dipakai larutan kental.
Dalam pengalengan buah-buahan, sirup berfungsi sebagai :

Bahan pemanis

Pemberi flavor

Mengurangi rasa asam

Membantu dalam pengawetan bahan, karena sifat osmotiknya.

Mengusir udara dan gas dari wadah dan bahan serta mengurangi tekanan selama
pengolahan

Pada beberapa bahan pangan misalnya apel dapat mencegah pencoklatan


Untuk pengalengan sayuran, digunakan larutan garam. Penambahan garam ke dalam

wadah dapat berbentuk larutan garam atau tablet garam, kemudian ditambahkan air
secukupnya untuk memperoleh konsentrasi yang diinginkan.
Proses pengalengan terdiri dari beberapa tahap yaitu :

1.Pembuangan Udara/Penghampaan/Exhausting
Sebelum wadah ditutup, biasanya dilakukan penghampaan/exhausting untuk
memperoleh keadaan vakum parsial.Tujuan penghampaan untuk memperoleh keadaan
vakum dalam wadah yaitu dengan jalan mengeluarkan udara terutama oksigen (O2) yang
ada dalam head space
Maksud penghampaan :

Mencegah terjadinya tekanan yang berlebihan dalam wadah pada waktu sterilisasi

Mengeluarkan O2 dan gas-gas dari makanan dan kaleng

Mengurangi kemungkinan terjadinya karat atau korosi

Agar tutup kaleng tetap cekung

mencegah reaksi oksidasi yang dapat menimbulkan kerusakan flavor serta kerusakan
vitamin, misalnya vitamin A dan vitamin C
Udara dan gas yang dikeluarkan dari isi kaleng ditampung dalam head space yaitu

ruangan antara tutup wadah dan permukaan bahan. Head space ini perlu untuk menampung
gas-gas yang timbul akibat reaksi-reaksi kimia dalam bahan dan juga agitasi (pengadukan)
serta isi kaleng selama sterilisasi.Penghampaan dapat dilakukan dengan beberapa cara,
antara lain :
Exhausting termal

Wadah yang telah diisi bahan dipanaskan untuk mengeluarkan gas-gas, baru ditutup.
Hal ini dimungkinkan karena daya larut udara pada suhu tinggi dalam head space rendah,
sehingga akan keluar bersama-sama dengan uap air. Wadah akan diisi oleh uap air. Pada
pendinginan kembali, uap air dalam head space akan mengembun kembali, dan terjadilah
keadaan vakum.
Cara pengisian panas-panas.
Bahan makanan dipanaskan sampai 71 82 oC, kemudian diisikan panas-panas ke
dalam wadah dan langsung ditutup.
Secara mekanis menggunakan pompa vakum
Dengan cara menginjeksikan uap air panas ke dalam head space untuk menggantikan
udara dan gas-gas, selanjutnya wadah ditutup, lalu didinginkan agar uap air mengembun
dan terjadi keadaan vakum.
Kombinasi dari cara-cara tersebut di atas.
Metode mana yang dipilih, tergantung dari sifat-sifat produknya; untuk sayur sayuran
biasanya digunakan exhausting termal, sedangkan untuk juice tomat digunakan cara
pengisian panas-panas.

2. Penutupan Wadah (Sealing)


Tujuan penutupan wadah : Memasang tutup dari wadah sedemikian rupa, sehingga
faktor-faktor penyebab kerusakan tidak dapat masuk lagi ke dalamnya setelah dilakukan
sterilisasi.
Penutupan kaleng dilakukan dengan alat khusus. Penutupan kaleng harus sempurna,
sebab kebocoran dapat merusak produknya. Sebelum wadah ditutup diperiksa dahulu
apakah head space-nya sudah cukup dan sesuai dengan perhitungan. Setelah ditutup
sempurna, kaleng/wadah perlu dibersihkan jika ada sisa-sisa bahan yang menempel pada
dinding kaleng / wadah. Pencucian dilakukan dengan air panas (suhu sekitar 82,2 oC) yang
mengandung larutan H2PO4 dengan konsentrasi 1,0 1,5 %, kemudian dibilas dengan air
bersih beberapa kali..

3. Sterilisasi (Processing)

Sterilisasi (Processing) pada pengalengan adalah proses pemanasan wadah serta isinya
pada suhu dan jangka waktu tertentu untuk menghilangkan atau mengurangi faktorfaktor
penyebab kerusakan makanan, tanpa menimbulkan gejala lewat pemasakan (over cooking)
pada makanannya. Suhu yang digunakan biasanya 121 oC selama 20 40 menit, tergantung
dari jenis bahan makanan. Setiap jenis bahan pangan mempunyai suhu dan lama sterilisasi
yang berbeda, tergantung dari :
Kecepatan penetrasi panas ke dalam bahan pangan.
Kecepatan penetrasi panas dipengaruhi pula oleh konsistensi bahan
Ketahanan panas (heat resistance) dari bakteri penyebab kerusakan dan penyakit.
Faktor ini ditentukan oleh jenis bakteri, jumlah bakteri pada saat akan dilakukan
sterilisasi dan pH dari bahan pangan.Pada umumnya suhu sterilisasi yang biasa dilakukan
pada sayur-sayuran, daging, atau unggas di atas 100 oC ( pada 121 oC), sedangkan untuk
buah-buahan pada suhu 100 oC.

4. Pendinginan (Cooling)
Tujuan Pendinginan :
mencegah lewat pemasakan (over cooking) dari bahan pangan
mencegah tumbuhnya spora dari bakteri perusak bahan pangan yang belum mati
Cara Pendinginan :
Kaleng / wadah yang sudah dipanaskan kemudian didinginkan dengan air dingin
sampai suhunya 35 40 oC. Pendinginan dapat dilakukan di dalam otoklaf sebelum autoklaf
dibuka atau di luar otoklaf dengan jalan menyemprotkan air dingin. Air pendingin sebaiknya
mengalami khlorinasi terlebih dahulu.
Pendinginan dilakukan sampai suhunya sedikit di atas suhu kamar, maksudnya agar
air yang menempel pada dinding wadah cepat menguap, sehingga terjadinya karat dapat
dicegah.

Anda mungkin juga menyukai