BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Air merupakan suatu zat yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Air
yang digunakan untuk keperluan sehari-hari manusia semakin langka dan banyak yang
tercemar. Oleh karena itu, banyak teknologi yang berkembang dalam pengolahan air.
Salah satunya yaitu pengolahan air laut dengan proses desalinasi air laut. Proses
desalinasi air laut juga menghasilkan air untuk keperluan manusia, seperti untuk minum
dan lain-lainnya. Air dari proses desalinasi juga dapat digunakan sebagai air untuk umpan
masuk boiler, dengan parameter-parameter yang sesuai.
Selain dengan teknologi desalinasi, terdapat juga teknologi yang dapat mengolah
air laut menjadi air tawar dan juga air demineralisai. Teknologi ini ialah teknologi ion
exchanger. Ion exchanger merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menarik ion-ion
yang terdapat dalam air dengan bantuan resin kation dan resin anion.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah mengetahui prinsip kerja Ion
Exchange, Boiler Feed Water dan Desalinasi air laut.
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah memahami proses utilitas pada ion
exchanger, boiler feed water dan desalinasi air laut.
1.4
Ruang Lingkup
Ruang lingkup makalah ini adalah membahas tentang pengolahan air dengan cara
ion exchanger dan desalinasi, serta mengetahui proses pengolahan air untuk umpan boiler.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Ion Exchanger
Ion exchange merupakan suatu metode unit proses yang terdiri dari reaksi
kimia antara ion dalam fase cair dengan ion dalam media padat tidak larut (resin)
atau suatu bahan padat yang memiliki bagian (ion positif atau negatif) tertentu
yang bisa dilepas dan ditukar dengan bahan kimia lain dari luar. Berdasarkan jenis
ion / muatan yang dipertukarkan, resin dapat dibagi menjadi 2 :
Resin kation
Resin anion.
A. Resin alami
Umumnya yang digunakan adalah zeolit, yaitu mineral yang terdiri dari kristal
alumino silikat terhidrasi yang mengandung kation alkali atau alkali tanah dalam
kerangka tiga dimensi.
B. Resin buatan atau sintesis
Resin penukar ion sintetis merupakan suatu polimer yang terdiri dari dua bagian
yaitu struktur fungsional dan matrik resin yang sukar larut. Resin penukar ion ini
dibuat melalui kondensasi phenol dengan formaldehid yang kemudian diikuti
dengan reaksi sulfonasi untuk memperoleh resin penukar ion asam kuat. Resin
sintesis memiliki kapasitas ion exchange yang lebih besar dari resin alami baik
dari segi penukaran kation maupun anion. Biasanya resin sintesis terdiri dari
polimerasi material organik syrene dan DVB (divinylbenzene).
Fungsi dari ion exchange adalah:
a. Demineralisi air;
b. Penyisihan amoniak;
c. Penyisihan logam berat;
d. Pengolahan radioaktif tingkat tinggi dan tingkat rendah.
2.1.1 Kriteria desain kolom penukar ion:
a. Kedalaman resin 2,0-8,5 ft;
b. Laju alir larutan 1-8 gpm/ft2;
c. Ukuran diameter butiran (0,1-1) mm;
d. Tingkat kolom harus memungkinkan terjadinya ekspansi resin selama
backwash, tinggi maksimum kolom 12 ft;
e.
Selama backwash, zeolit berekspansi 25% dari kedalamannya
sedangkan resin sintetis akan mengembang 75-100% dari kedalamannya
semula;
f. Bila tinggi kolom yang dikehendaki besar dari 12 ft, digunakan 2 buah
kolom. Salah satu jenis kolom ialah pra pabrikan kolom silinder baja
dengan tinggi kolom 12 ft dan diameter 3 inchi.
2.1.2 Deskripsi Proses
Pada umumnya senyawa yang digunakan untuk kerangka dasar resin
penukar ion asam kuat dan basa kuat adalah senyawa polimer stiren
divinilbenzena. Ikatan kimia pada polimer ini amat kuat sehingga tidak mudah
larut dalam keasaman dan sifat basa yang tinggi dan tetap stabil pada suhu diatas
150oC. Polimer ini dibuat dengan mereaksikan stiren dengan divinilbenzena,
setelah terbentuk kerangka resin penukar ion maka akan digunakan untuk
menempelnya gugus ion yang akan dipertukarkan. Resin penukar kation dibuat
dengan cara mereaksikan senyawa dasar tersebut dengan gugus ion yang dapat
menghasilkan (melepaskan) ion positif. Gugus ion yang biasa dipakai pada resin
penukar kation asam kuat adalah gugus sulfonat dan cara pembuatannya dengan
sulfonasi polimer polistyren divinilbenzena (matrik resin). Gugus ion dalam
penukar ion merupakan gugus yang hidrofilik (larut dalam air). Ion yang terlarut
dalam air adalah ion ion yang dipertukarkan karena gugus ini melekat pada
polimer, maka ia dapat menarik seluruh molekul polimer dalam air, maka polimer
resin ini diikat dengan ikatan silang (cross linked) dengan molekul polimer
lainnya, akibatnya akan mengembang dalam air.
Mekanisme pertukaran ion dalam resin meskipun non kristalisasi adalah
sangat mirip dengan pertukaran ion- ion kisi kristal. Pertukaran ion dengan resin
ini terjadi pada keseluruhan struktur gel dari resin dan tidak hanya terbatas pada
efek permukaan. Pada resin penukar anion, pertukaran terjadi akibat absorbsi
kovalen yang asam. Jika penukar anion tersebut adalah poliamin, kandungan
amina resin tersebut adalah ukuran kapasitas total pertukaran.
Dalam proses pertukaran ion apabila elektrolit terjadi kontak langsung
dengan resin penukar ion akan terjadi pertukaran secara stokiometri yaitu
sejumlah ion ion yang dipertukarkan dengan ion ion yang muatannya sama
akan dipertukarkan dengan ion ion yang muatannya sama pula dengan jumlah
yang sebanding.
Material penukar ion yang utama berbentuk butiran atau granular dengan struktur
dari molekul
yang panjang (hasil co-polimerisasi), dengan memasukkan grup fungsional dari
asam sulfonat,
ion karboksil. Senyawa ini akan bergabung dengan ion pasangan seperti Na +, OH
atau H+.
Senyawa ini merupakan struktur yang porous. Senyawa ini merupakan penukar
ion positif (kationik) untuk menukar ion dengan muatan elektrolit yang sama
(positif) demikian sebaliknya penukar ion negatif (anionik) untuk menukar anion
yang terdapat di dalam air yang diproses di dalam unit Ion Exchanger.
Proses pergantian ion bisa reversible (dapat balik), artinya material
penukar ion dapat diregenerasi. Sebagai contoh untuk proses regenerasi material
penukar kationik bentuk Na+ dapat diregenerasi dengan larutan NaCl pekat,
bentuk H+ diregenerasi dengan larutan HCl sedangkan material penukar anionik
bentuk OH dapat diregenerasi dengan larutan NaOH (lihat bukupanduan dari
pabrik yang menjual material ini).
Regenerasi adalah suatu penginfeksian dengan kekuatan baru terhadap
resin penukar ion yang telah habis saat kerjanya atau telah terbebani, telah jenuh.
Regenerasi penukaran ion dapat dilakukan dengan mudah karena pertukaran ion
merupakan suatu proses yang reversibel yang perlu diusahakan hanyalah agar
pada regenerasi berlangsung reaksi dalam arah yang berkebalikan dari pertukaran
ion.
Prinsip dari resin penukar ion adalah adanya penukaran ion positif atau ion
negative tertentu secara spesifik dari larutan dan melepaskan ion lain ke dalam
larutan tersebut dalam jumlah ekivalen yang sama, dan jumlah muatan yang
diserap = muatan yang dilepas agar resin tetap stabil. Jika resin tersebut dapat
menukar anion maka resin disebut resin penukar anion. Sebaliknya jika resin
dapat menukar kation maka resin tersebut adalah resin penukar kation.
Gambar 3. Start Up
b. Service
Tujuan: 1). Menukar ion-ion dari larutan yang dialirkan ke dalam kolm
2). Mengurangi kesadahan air yang diakibatkan ada ion Ca an Mg
Prinsip:
Service merupakan proses pertukaran ion antara resin dan air sadah berlangsung.
Reaksi penukaran ion yang terjadi biasanya digambarkan dengan kurva
breakthrough. Lalu hasil kluaran kolom ditampung sejumlah volumenya lalu
dititrasi dengan EDTA menggunakan indicator EBT dan NH4Cl. Hasil titrasi akan
menunjukkan sisa ion air sadah selama penukaran ion. Proses service ini
dilakukan hingga resin menjadi jenuh dan tidak bias menukar ion air sadah yang
melewati kolom resin tersebut. Hal ini ditandakan jumlah volume
Resin EDTA yang digunakan saat titrasi sudah konstan.
2.1.3
10
11
12
salah satu feedwater pump menggunakan turbine driven pump yang digerakkan
secara mekanikal oleh steam turbine. Sebelum feedwater pump dipasang strainer
atau filter untuk menyaring kotoran-kotoran dalam feedwater. Strainer ini
dilengkapi dengan differential pressure transmitter dengan tapping point pada sisi
inlet dan outlet strainer, sehingga dapat mengindikasikan banyaknya kotoran pada
strainer tergantung seberapa besar perbedaan tekanan pada sisi inlet dan outlet
strainer. Untuk menjaga kualitas air, feedwater system biasanya juga dilengkapi
dengan chemical dosing diantaranya oxygen scavenger, amine dan phosphate
dosing tank.
B. Sistem Boiler Feed Water
Air umpan boiler merupakan bagian penting dari operasi boiler. Air umpan
dimasukkan ke drum uap dari pompa feed. Dalam uap menghidupkan air umpan
kemudian berubah menjadi uap dari panas. Setelah air umpan yang digunakan itu
kemudian dibuang ke kondensor utama. Dari kondensor itu kemudian dipompa ke
tangki umpan deaerasi. Dari tangki ini kemudian kembali ke drum uap untuk
menyelesaikan siklus. Air umpan tidak pernah terbuka ke atmosfer/udara terbuka.
Siklus ini dikenal sebagai sistem tertutup atau siklus Rankine.
2.2.2
Air menyerap panas lebih dari substansi lain pada perubahan suhu tertentu.
Kualitas ini membuat bahan baku yang ideal untuk operasi boiler. Boiler
merupakan bagian dari sistem tertutup dibandingkan dengan membuka sistem
dalam turbin gas. sistem tertutup yang digunakan adalah siklus Rankine. Ini
berarti bahwa air beredar di seluruh sistem dan tidak pernah kontak dengan
atmosfer. Air itu digunakan kembali dan perlu diperlakukan untuk melanjutkan
operasi yang efisien. air boiler harus diperlakukan agar mahir dalam memproduksi
uap. air boiler diperlakukan untuk mencegah scaling, korosi, berbusa, dan
priming.
Bahan kimia yang dimasukkan ke dalam air boiler melalui tangki kimia
pakan untuk menjaga air dalam jangkauan kimia. Bahan kimia ini sebagian besar
pemulung oksigen dan fosfat. Air boiler juga memiliki sering blowdowns untuk
menjaga kandungan klorida turun. Operasi boiler juga mencakup pukulan bawah
untuk menyingkirkan padatan. Skala diendapkan kotoran keluar dari air dan
kemudian membentuk pada permukaan perpindahan panas. Ini adalah masalah
karena skala tidak mentransfer panas yang sangat baik dan menyebabkan tabung
gagal dengan mendapatkan terlalu panas. Korosi disebabkan oleh oksigen di
dalam air. oksigen menyebabkan logam untuk mengoksidasi yang menurunkan
titik leleh logam. Berbusa dan priming disebabkan ketika air boiler tidak memiliki
jumlah yang benar bahan kimia dan ada padatan tersuspensi di dalam air yang
terbawa dalam pipa kering. Pipa kering adalah di mana uap dan campuran air
dipisahkan.
13
2.2.3
Air umpan pada boiler tentu melalui proses pre-treatment terlebih dahulu
seperti treatment oksigen terlarut serta penambahan senyawa-senyawa kimia. Air
hasil pengolahan (air umpan) tidak sembarangan langsung dipakai melainkan
harus diteliti kandungannya dengan panduan kualitas air umpan. ASME
(American Society of Mechanical Engineers) mempunyai parameter tersendiri
dalam kualitas air umpan boiler.
Tabel 1 Kualitas Air Umpan yang Direkomendasikan Sebelum Penyerapan
Oksigen
Dissolved
Oxygen
Total Iron
Total Copper
Total Hardness
<360psi
<7ppb
<450psi
<7ppb
<600psi
<7ppb
<750psi
<7ppb
<900psi
<7ppb
<1ppm
<0.5ppm
<3ppm
<0.5ppm
<0.25ppm
<3ppm
<0.3ppm
<0.2ppm
<2ppm
<0.25ppm
<0.2ppm
<2ppm
<0.2ppm
<0.15ppm
<1ppm
<360psi
<150ppm
<350ppm
<450psi
<90ppm
<300ppm
<600psi
<40ppm
<250ppm
<750psi
<30ppm
<200ppm
<900psi
<20ppm
<150ppm
<5400M
<4600M
<3800M
<1500M
<1200M
Equipment
a. Boiler
Boiler atau ketel uap adalah suatu bejana/wadah yang di dalamnya
berisi air atau fluida lain untuk dipanaskan. Energi panas dari fluida tersebut
selanjutnya digunakan untuk berbagai macam keperluan, seperti untuk turbin
uap, pemanas ruangan, mesin uap, dan lain sebagainya. Secara proses konversi
energi, boiler memiliki fungsi untuk mengkonversi energi kimia yang
tersimpan di dalam bahan bakar menjadi energi panas yang tertransfer ke fluida
kerja.
b. Deaerator
Berfungsi untuk menyerap atau menghilangkan gas-gas yang
terkandung pada air pengisi Boiler, terutama gas O2, karena gas ini akan
14
15
16
2.3
Desalinasi
Desalinasi pada air laut adalah pemisahan air tawar dari air laut. Proses
desalinasi dapat dilakukan dengan distilasi atau reverse osmosis. Distilasi adalah
pemisahan air tawar dari air laut atau air payau merupakan perubahan fase air,
sedangkan revers osmosis memisahkan air tawar dengan menggunakan perbedaan
tekanan dan semi permeable membrane. Disamping peralatan yang spesifik untuk
tiap instalasi desalinasi, peralatan-peralatan lain yang umum terdapat pada suatu
instalasi desalinasi adalah : system hisapan air laut/air baku, termasuk pompa
penghisap, saringan (screen), jaringan pipa air produk desalinasi, tangka
penampungan (storage tank), peralatan penerimaan dan pembagi listrik (panel
distribution box).
Secara skematis berbagai jenis teknologi desalinasi dapat dilihat dari gambar
dibawah ini:
17
Air laut yang sudah dipanaskan kemudian dialirkan ke vessel berikutnya yang
dinamakan stage. Ditempat ini tekanan dikondisikan menjadi lebih rendah dari
stadium sebelumnya. Perubahan tekanan akan menyebabkan air laut masuk
menjadi mendidih secara mendadak (flashing) dan menyebabkan terjadinya uap
air (water vapour).
18
19
Jumlah air masukan yang dibuang menjadi brine pada proses ini berkisar
antara 20 - 70 %, hal ini tergantung dari kadar garam air masukan, tekanan dan
jenis membran. Sistem RO tetdiri beberapa komponen penting yaitu pre
treatment, high pressure pump, membrane assembly dan post treatment. Pre
treatment sangat penting pada proses RO, hal ini berguna untuk mencegah dan
mengurangi penumpukan garam dan pertumbuhan biota laut pada membran.
Biasanya proses pre treatment ini terdiri dari:
1. Chlorinasi guna pengendalian mikro organisme
2. Coagulant dan media fiitrasi, untuk menurunkan padatan.
3. Scale inhibitor, untuk menghambat pengkerakan pada membran
4. Final cartridge filter. sebagai pengaman
5. Sodium bisulfit, untuk mengimbangi chlorine
Pada proses ini, tekanan yang diberikan oleh pompa pada air laut masukan
(feed water) adalah sebesar 54 - 80 bar (800 - 1180 psi), sedangkan bila
menggunakan air payau (brackish water) sebagai air umpan, tekanan yang
diberikan adalah sebesar 15 - 25 bar ( 225-375 psi).
Bagian inti dari instalasi RO adalah RO module, yang berbentuk suatu
bejana tekan silindris berisi beberapa ratus ribu serat fibre sehalus rambut yang
bagian dalamnya berlubang (fine hollow fiber). Dengan demikian suatu RO
module mempunyai luas permukaan dinding membrane yang besar dan dapat
menghasilkan air tawar dalam jumlah besar. Air umpan masuk ke dalam lubanglubang halus serat fiber. Karena ditekan air tawar akan merembes ksluar dari
dinding fiber menjadi produk air tawar, sedangkan sisanya yang kental dan
disebut brine terbuang keluar melalui throtue valve yang juga berfungsi sebagai
pengatur tekanan pada saluran masuk ke RO modul agar selalu konstan.
Perlakuan akhir terhadap produk air adalah injeksi alkali untuk menaikkan
pH sesuai yang diperlukan, dan chlorinisasi bila produk airnya digunakan untuk
air minum. Padatan terlarut dan tersuspensi (TDS) produk air dari proses RO ini
adalah antara 300- 600 ppm, namun bila dikehendaki TDS yang lebih rendah,
dapat digunakan instalasi yang dipasang secara seri.
2.3.2
PFD Desalinasi
20
BAB III
KESIMPULAN
2.4 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
a. Ion Exchange
21
Ion exchange merupakan suatu metode unit proses yang terdiri dari reaksi
kimia antara ion dalam fase cair dengan ion dalam media padat tidak larut
(resin) atau suatu bahan padat yang memiliki bagian (ion positif atau
negatif) tertentu yang bisa dilepas dan ditukar dengan bahan kimia lain
dari luar.
Berdasarkan jenis ion / muatan yang dipertukarkan, resin dapat dibagi
menjadi 2 :
Resin kation
Resin anion
b. Air umpan boiler merupakan bagian penting dari operasi boiler. Air umpan
dimasukkan ke drum uap dari pompa feed. Dalam uap menghidupkan air
umpan kemudian berubah menjadi uap dari panas. Setelah air umpan yang
digunakan itu kemudian dibuang ke kondensor utama. Dari kondensor itu
kemudian dipompa ke tangki umpan deaerasi. Dari tangki ini kemudian
kembali ke drum uap untuk menyelesaikan siklus. Air umpan tidak pernah
terbuka ke atmosfer/udara terbuka. Siklus ini dikenal sebagai sistem
tertutup atau siklus Rankine.
c. Desalinasi pada air laut adalah pemisahan air tawar dari air laut. Proses
desalinasi dapat dilakukan dengan distilasi atau reverse osmosis. Distilasi
adalah pemisahan air tawar dari air laut atau air payau merupakan
perubahan fase air, sedangkan revers osmosis memisahkan air tawar
dengan menggunakan perbedaan tekanan dan semi permeable membrane.
DAFTAR PUSTAKA
22