Anda di halaman 1dari 15

Menjelaskan Ciri-Ciri dan Nilai-Nilai Gurindam

Disusun oleh :
Ulil Anshori Satria Eka Faksi Safitri Novalani Sari Utami Rizkita Dwi Kandi

XII IPA 2 SMA NEGERI 3 KOTA SERANG


TAHUN AJARAN 2012-2013

Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat serta ridonya kepada kami, karena dengan ijin Allah kami dapat menyelesaikan makalah tentang Menjelaskan ciri-ciri dan nilai-nilai gurindam. Adapun makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin dan tentunya di bantu oleh berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar makalah yang kami buat. Untuk itu kami ucapkan beribu-ribu terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pengerjaan makalah ini. Namun disisi lain, kami juga mohon maaf yang sebesar-besarnya jika didalam makalah yang kami buat ada kesalahan, baik kesalahan dalam segi bahasa, penulisan, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu kami berlapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki makalah yang kami buat. Akhirnya kami mengharap semoga makalah yang kami buat tentang Menjelaskan ciri-ciri dan nilai-nilai gurindam dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.

Serang, 11 September 2013

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar...1 Daftar Isi.....2 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah......3 1.2 Rumusan Masalah...3 1.3 Tujuan dan Manfaat........3 BAB II Isi 2.1 Landasan Teori.....4 2.2 Ciri-Ciri Gurindam...5 2.3 Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Gurindam...5 2.4 Cara Memahami Isi Gurindam.....5 2.5 Jenis-Jenis Gurindam...6 2.6 Gurindam Dua Belas........7 a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) l) Pasal 1...7 Pasal 2...7 Pasal 3.......8 Pasal 4.......8 Pasal 5.......8 Pasal 6.......9 Pasal 7.......9 Pasal 8...........9 Pasal 9.....10 Pasal10........10 Pasal 11...10 Pasal 12.......11

Kesimpulan atau Makna dari Gurindam Dua Belas...11 BAB III Penutup 3.1 Kesimpulan.....13 3.2 Saran.......13 Daftar Pustaka......14
2

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Gurindam merupakan puisi lama yang termasuk karya sastra. Gurindam adalah bentuk puisi lama yang terdiri dari atas dua larik sebait, setiap akhir bersajak sama yang berisi nasihat baik masyarakat maupun nasihat tentang agama.makalah ini berisi ciri-ciri dan nila-nilai yang terkandung dalam gurindam dan di jelaskan secara teliti. Gurindam yang paling popular adalah gurindam XII karena gurindam tersebut terdiri atas 12 pasal. Pada makalah ini akan di jelaskan apa itu gurindam?Bagaiman isi gurindam? Dan ciri-ciri apa yang terdapat gurindam? Serta menjelaskan nilai-nila yang terkandung dalam gurindam.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa ciri-ciri gurindam? 2. Bagaiman nilai-nilai yang terkandung dalam gurindam? 3. Bagaimana isi gurindam? 4. Bagaimana cara memahamu isi sebuah gurindam?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Mengetahui pengertian gurindam dan cara memahami isi dari sebuah gurindam? 2. Mengetahui ciri-ciri dan nilai-nilai yang terkandung dalam gurindam? Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Lebih memahami tentang gurindam sebagai salah satu jenis puisi lama? 2. Mengetahui perbedaan antara gurindam dengan jenis puisi lama lainnya? 3. Mengetahui bahwa gurindam mengandung ajaran moral dan agama?

BAB II ISI
2.1 Landasan Teori
Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta Sastra, yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar Sas yang berarti instruksi atau ajaran dan Tra yang berarti alat atau sarana. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada kesusastraan atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu. Sastra dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Puisi
Puisi adalah ungkapan perasaan atau pikiran penyairnya yang dirangkai menjadi suatu bentuk tulisan yang mengandung. Puisi dibagi lagi menjadi dua : a. Puisi lama adalah bagian dari kebudayaan lama, oleh karna itu dalam puisi lama bercermin sifat-sifat masyarakat lama. Baik dari segi isi maupun bentuk. Puisi lama contohnya : pantun, gurindam, seloka, bidal, mantra dan syair. b. Puisi baru adalah adalah puisi yang penulisannya tidak terfokus pada aturan-aturan lama dan sifatnya bebas. Puisi baru contohnya : balada, alegi, distikon, himne, dan satire.

2. Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun. Contoh prosa: roman, cerpen, novel, riwayat, kritik, resensi, dan esai.

Gurindam adalah salah satu jenis karya sastra puisi lama atau satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua bait, tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat dengan rima yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Gurindam ini dibawa oleh orang Hindu atau pengaruh sastra Hindu. Gurindam berasal dari bahasa Tamil (India) yaitu kirindam yang berarti mula-mula amsal, perumpamaan. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.

2.2 Ciri-Ciri Gurindam


a) b) c) d) e) f) Tiap bait terdiri dari dua baris Bersajak a-a Setiap bait berisi nasihat Mengandung ajaran moral dan agama Hubungan larik pertama dengan larik kedua membentuk hubungan sebab-akibat Isi terdapat pada larik ke dua

2.3 Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Gurindam


1) Nilai moral kehidupan manusia dengan diri sendiri yang meliputi : kearifan, kesederhanaan, kejujuran, keberanian hidup, dan kewaspadaan hidup; 2) Nilai moral kehidupan manusia dengan orang lain yang meliputi : kesetiaan pada sesame manusia, kebersamaan hidup, dan penghormatan kepada orang lain; 3) Nilai moral kehidupan manusia dengan tuhan yang meliputi : kepercayaan kepada tuhan dan istiqomah.

2.4 Cara Memahami Isi Gurindam


Agar lebih memahami isi gurindam, Anda dapat melisankannya,seperti halnya berbalas pantun. Dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat, Anda dapat melisankan gurindam itu dengan baik. Untuk melisankan sebuah gurindam dengan baik, ada baiknya kita memperhatikan aspek lafal, intonasi, dan ekspresi. Lafal merupakan cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa dalam mengucapkan bunyi bahasa. Menguasai aspek lafal ini, kita dituntut jelas dan lugas setiap mengucapkan bunyi-bunyi bahasa. Berikutnya, kita pun harus memerhatikan aspek intonasi. Intonasi adalah lagu bicara seseorang dalam melafalkan bunyi bahasa. Memahami aspek intonasi ini bermanfaat unt\uk penguasaan meninggikan dan merendahkan setiap mengucapkan bunyi bahasa. Sementara itu, aspek ekspresi itu untuk meningkatkan rasa pemahaman kita dalam menyampaikan sebuah gagasan. Penyatuan jiwa antara gagasan sebuah teks dan perasaan yang melisankannya, menjadikan terjadinya kesatupaduan makna yang utuh. Dengan demikian, memahami ketiga aspek tersebut bisa menjadi prasyarat untuk melisankan sebuah gurindam.
5

Ketika Anda melisankan sebuah gurindam dengan memperhatikan ketiga aspek tersebut, Anda atau orang yang mendengarkan pembacaan itu akan mudah menjelaskan diksi, menyimpulkan isi, dan mengetahui kekhasan bentuk gurindam pada masanya. Diksi (pemilihan kata) suatu karya sastra itu bisa dipahami dalam tiga bentuk: 1. pembendaharaan kata; 2. urutan kata (word order); 3. daya sugesti kata-kata. Sebagai contoh, lisankanlah gurindam berikut dengan memperhatikanpenanda lafal dan intonasinya. 1. Kurang pikir / kurang siasat/ tentu dirimu / kelak tersesat// 2. Cahari olehmu / akan sahabat/ yang boleh / dijadikan obat// Dapatkah Anda menyimpulkan isi gurindam tersebut? Gurindam (1) berisi pesan bahwa jika kita melakukan suatu perbuatan tanpa didasari oleh ilmu, tentu kita akan terjerumus pada kesesatan. Adapun, gurindam (2) berisi pesan bahwa kita harus pandaipandai mencari teman untuk dijadikan sahabat. Sahabat yang baik adalah yang mampu memberikan ketenangan dan menjadi "obat" manakala kita dalam kesusahan. Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa baris-baris dalam gurindam memiliki hubungan sebab akibat. Dengan demikian, diksi (pilihan kata) pada baris pertama mempunyai hubungan yang erat dengan diksi baris kedua.

2.5 Jenis-jenis Gurindam


a) Gurindam serangkap 2 baris b) Gurindam serangkap 4 baris c) Gurindam bebas

Contoh Gurindam Serangkap Dua Baris


Orang yang rajin membaca buku, Banyak ilmu ia tahu.

Contoh Gurindam Serangkap Empat Baris Tiada siapa yang besar,


Tiada siapa yang tinggi, Tetap sama sedasar, Tidaklah berbeza lagi.

Jangan takut dan gentar, Mati hanya sekali, Jangan bertukar berkisar, Tetap di lapangan mengendali.

Contoh Gurindam Bebas


Pangkalnya sama dipupuk, Pucuknya sama digentis, Buahnya sama ditarik, Ke bukit sama didaki, Ke lurah sama dituruni, Ke laut sama direnangkan.

2.6 Gurindam Dua Belas


Gurindam 12 (Jawi: ) merupakan puisi, hasil karya Raja Ali Haji seorang sastrawan dan Pahlawan Nasional dari Pulau Penyengat, Provinsi Kepulauan Riau.

Pasal 1
Barang siapa tiada memegang agama, sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama. Barang siapa mengenal yang empat, maka ia itulah orang ma'rifat Barang siapa mengenal Allah, suruh dan tegahnya tiada ia menyalah. Barang siapa mengenal diri, maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari. Barang siapa mengenal dunia, tahulah ia barang yang terpedaya. Barang siapa mengenal akhirat, tahulah ia dunia mudarat.

Pasal 2
Ini gurindam pasal yang kedua Barang siapa mengenal yang tersebut, tahulah ia makna takut. Barang siapa meninggalkan sembahyang, seperti rumah tiada bertiang. Barang siapa meninggalkan puasa, tidaklah mendapat dua temasya. Barang siapa meninggalkan zakat, tiadalah hartanya beroleh berkat. Barang siapa meninggalkan haji, tiadalah ia menyempurnakan janji.
7

Pasal 3
Apabila terpelihara mata, sedikitlah cita-cita. Apabila terpelihara kuping, khabar yang jahat tiadalah damping. Apabila terpelihara lidah, nescaya dapat daripadanya faedah. Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan, daripada segala berat dan ringan. Apabila perut terlalu penuh, keluarlah fi'il yang tiada senonoh. Anggota tengah hendaklah ingat, di situlah banyak orang yang hilang semangat Hendaklah peliharakan kaki, daripada berjalan yang membawa rugi.

Pasal 4
Hati kerajaan di dalam tubuh, jikalau zalim segala anggota pun roboh. Apabila dengki sudah bertanah, datanglah daripadanya beberapa anak panah. Mengumpat dan memuji hendaklah pikir, di situlah banyak orang yang tergelincir. Pekerjaan marah jangan dibela, nanti hilang akal di kepala. Jika sedikitpun berbuat bohong, boleh diumpamakan mulutnya itu pekong. Tanda orang yang amat celaka, aib dirinya tiada ia sangka. Bakhil jangan diberi singgah, itupun perampok yang amat gagah. Barang siapa yang sudah besar, janganlah kelakuannya membuat kasar. Barang siapa perkataan kotor, mulutnya itu umpama ketur. Di mana tahu salah diri, jika tidak orang lain yang berperi.

Pasal 5
Jika hendak mengenal orang berbangsa, lihat kepada budi dan bahasa, Jika hendak mengenal orang yang berbahagia, sangat memeliharakan yang sia-sia. Jika hendak mengenal orang mulia, lihatlah kepada kelakuan dia. Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
8

bertanya dan belajar tiadalah jemu. Jika hendak mengenal orang yang berakal, di dalam dunia mengambil bekal. Jika hendak mengenal orang yang baik perangai, lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.

Pasal 6
Cahari olehmu akan sahabat, yang boleh dijadikan obat. Cahari olehmu akan guru, yang boleh tahukan tiap seteru. Cahari olehmu akan isteri, yang boleh menyerahkan diri. Cahari olehmu akan kawan, pilih segala orang yang setiawan. Cahari olehmu akan abdi, yang ada baik sedikit budi,

Pasal 7
Apabila banyak berkata-kata, di situlah jalan masuk dusta. Apabila banyak berlebih-lebihan suka, itulah tanda hampir duka. Apabila kita kurang siasat, itulah tanda pekerjaan hendak sesat. Apabila anak tidak dilatih, jika besar bapanya letih. Apabila banyak mencela orang, itulah tanda dirinya kurang. Apabila orang yang banyak tidur, sia-sia sahajalah umur. Apabila mendengar akan khabar, menerimanya itu hendaklah sabar. Apabila menengar akan aduan, membicarakannya itu hendaklah cemburuan. Apabila perkataan yang lemah-lembut, lekaslah segala orang mengikut. Apabila perkataan yang amat kasar, lekaslah orang sekalian gusar. Apabila pekerjaan yang amat benar, tidak boleh orang berbuat onar.

Pasal 8
Barang siapa khianat akan dirinya, apalagi kepada lainnya. Kepada dirinya ia aniaya,
9

orang itu jangan engkau percaya. Lidah yang suka membenarkan dirinya, daripada yang lain dapat kesalahannya. Daripada memuji diri hendaklah sabar, biar pada orang datangnya khabar. Orang yang suka menampakkan jasa, setengah daripada syirik mengaku kuasa. Kejahatan diri sembunyikan, kebaikan diri diamkan. Keaiban orang jangan dibuka, keaiban diri hendaklah sangka.

Pasal 9
Tahu pekerjaan tak baik, tetapi dikerjakan, bukannya manusia yaituiah syaitan. Kejahatan seorang perempuan tua, itulah iblis punya penggawa. Kepada segaia hamba-hamba raja, di situlah syaitan tempatnya manja. Kebanyakan orang yang muda-muda, di situlah syaitan tempat berkuda. Perkumpulan laki-laki dengan perempuan, di situlah syaitan punya jamuan. Adapun orang tua yang hemat, syaitan tak suka membuat sahabat Jika orang muda kuat berguru, dengan syaitan jadi berseteru.

Pasal 10
Dengan bapak jangan durhaka supaya Allah tidak murka. Dengan ibu hendaklah hormat supaya badan dapat selamat. Dengan anak janganlah lalai supaya dapat naik ke tengah balai. Dengan istri dan gundik janganlah alpa supaya kemaluan jangan menerpa. Dengan kawan hendaklah adil supaya tangannya jadi kapil.

Pasal 11
Hendaklah berjasa, kepada yang sebangsa. Hendaklah jadi kepala, buang perangai yang cela.
10

Hendaklah memegang amanat, buanglah khianat. Hendak marah, dahulukan hujjah. Hendak dimalui, jangan memalui. Hendak ramai, murahkan perangai.

Pasal 12
Raja mufakat dengan menteri, seperti kebun berpagarkan duri. Betul hati kepada raja, tanda jadi sebarang kerja. Hukum adil atas rakyat, tanda raja beroleh inayat. Kasihkan orang yang berilmu, tanda rahmat atas dirimu. Hormat akan orang yang pandai, tanda mengenal kasa dan cindai. Ingatkan dirinya mati, itulah asal berbuat bakti. Akhirat itu terlalu nyata, kepada hati yang tidak buta.

Kesimpulan atau makna dari gurindam dua belas


Kedua belas pasal "Gurindam Dua Belas" tersebut berisi nasihat tentang agama, budi pekerti, pendidikan, moral, dan tingkah laku. Pasal 1 dan 2 memberi nasihat tentang agama (religius). Pasal 3 tentang budi pekerti, yaitu menahan kata-kata yang tidak perlu dan makan seperlunya. Pasal 4 tentang tabiat yang mulia, yang muncul dari hati (nurani) dan akal pikiran (budi). Pasal 5 tentang pentingnya pendidikan dan memperluas pergaulan dengan kaum terpelajar. Pasal 6 tentang pergaulan, yang menyarankan untuk mencari sahabat yang baik, demikian pula guru sejati yang dapat mengajarkan mana yang baik dan buruk. Pasal 7 berisi nasihat agar orang tua membangun akhlak dan budi pekerti anak-anaknya sejak kecil dengan sebaik mungkin. Jika tidak, kelak orang tua yang akan repot sendiri. Pasal 8 berisi nasihat agar orang tidak percaya pada orang yang culas dan tidak berprasangka buruk terhadap seseorang. Pasal 9 berisi nasihat tentang moral pergaulan pria wanita dan tentang pendidikan. Hendaknya dalam pergaulan antara pria wanita ada pengendalian diri dan setiap orang selalu rajin beribadah agar kuat imannya. Pasal 10 berisi nasihat keagamaan dan budi pekerti, yaitu kewajiban anak untuk menghormati orang tuanya. Pasal 11 berisi nasihat kepada para pemimpin agar menghindari tindakan yang tercela, berusaha melaksanakan amanat anak buah dalam tugasnya, serta tidak berkhianat.

11

Pasal 12 (terakhir) berisi nasihat keagamaan, agar manusia selalu ingat hari kematian dan kehidupan di akhirat.

12

BAB III Penutup


3.1 Kesimpulan
Gurindam adalah salah satu jenis karya sastra puisi lama atau satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua bait, tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat dengan rima yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Gurindam juga mempunyai ciri khusus yaitu : bersajak a-a, isi terdapat pada larik kedua dan mengandung ajaran moral dan agama. Nilai-nilai yang terkandung dalam gurindam, yaitu: nilai moral kehidupan manusia dengan diri sendiri, nilai moral kehidupan manusia dengan orang lain dan nilai moral kehidupan manusia dengan tuhan. Gurindam terbagi menjadi tiga jenis, yaitu : gurindam serangkap 2 baris, gurindam serangkap 4 baris dan gurindam bebas. Agar lebih memahami isi gurindam, Anda dapat melisankannya,seperti halnya berbalas pantun. Dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat, Anda dapat melisankan gurindam itu dengan baik. Untuk melisankan sebuah gurindam dengan baik, ada baiknya kita memperhatikan aspek lafal, intonasi, dan ekspresi.

3.2 Saran
Kita harus mengenal dan mempelajari karya-karya sastra lama, karena jika kita tidak mempelajari maka karya-karya sastra lama itu akan hilang dan punah.

13

Daftar Pustaka
Hidayat, Inoer. 2012. Buku Pintar EYD. Yogyakarta : Indonesia Tera. Tatang, Atep, dkk. 2012. Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku 2. Solo : Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. _______________. 2012. Bahasa Indonesia Bahasa Negeriku 3. Solo : Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Sumber lainnya : http://id.wikipedia.org/wiki/Gurindam_Dua_Belas http://www.huteri.com/2141/mengenal-makna-atau-maksud-dari-gurindam-12 http://rofiquez.wordpress.com/2011/05/16/gurindam-dua-belas-pasal-sebuah-nasihat-abadi/

14

Anda mungkin juga menyukai