Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rindi Juliarti

Jurusan : Ilmu Administrasi Negara


KETERAMPILAN BERBICARA
1. Hakikat Berbicara
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008: 196) tertulis bahwa berbicara adalah
berkata, bercakap, berbahasa atau melahirkan pendapat (dengan perkataan, tulisan, dan sebagainya) atau
berunding.
Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh
orang lain(Depdikbud, 1984:3/1985:7). Pengertiannya secara khusus banyak dikemukakan oleh para
pakar. Henry Guntur Tarigan (2008:16), mengemukakan berbicara adalah kemampuan mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan. Sedangkan sebagai bentuk atau wujudnya berbicara disebut sebagai suatu alat
untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan
sang pendengar atau penyimak.
2.

Proses Berbicara
Proses keterampilan berbicara dimulai sejak kecil. Ketika manusia belajar dari mendengar atau
menyimak kemudian berbicara sesuai apa yang ia dengar, dilanjutkan dengan belajar membaca dan
menulis. Berbicara sendiri merupakan aspek yang sangat mendukung dalam proses komunikasi secara lisan
yaitu dengan belajar berbicara maka belajar berkomunikasi. Manusia sendiri setiap harinya hakehidupan
manusia
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang pembicara, yaitu; (1) menguasai masalah
yang dibicarakan; (2) mulai berbicara kalau situasi sudah mengizinkan; (3) pengarahan yang tepat akan
dapat memancing perhatian pendengar; (4) berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat; (5) pandangan
mata dan gerak-gerik yang membantu; (6) Pembicaraan sopan, terhormat, dan melihatkan rasa
persaudaraan; (7) dalam komunikasi dua arah, mulailah berbicara kalau sudah dipersilahkan; (8)
kenyaringan suara; (9) pendengar akan lebih terkesan kalau ia dapat menyaksikan pembicaraan
sepenuhnya.

3.
a.
1)
2)
3)
4)
b.

Faktor-faktor Penunjang Keterampilan Berbicara


Faktor-faktor kebahasaan sebagai penunjang keefektifan berbicara, antara lain.
Ketepatan ucapan;
Penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai;
Pilihan kata (diksi); dan
Ketepatan sasaran pembicaraan.
Faktor nonkebahasaan yang mendukung keterampilan berbicara, antara lain.

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku;


Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara;
Kesediaan menghargai pendapat orang lain;
Gerak-gerik dan mimik yang tepat;
Kenyaringan suara juga sangat menentukan;
Kelancaran, relevansi/penalaran, dan
Penguasaan topik.
Menurut Marwoto dan Yant Mujiyanto (1998: 2) berbicara juga memerlukan beberapa hal yang
mendukung keterampilan tersebut, diantaranya: (1) penalaran bahasa, logika, metodologi, sistematika,
transformasi IPTEKS (ilmu pengetahuan, teknologi, agama, dan seni); (2) kompetensi bahasa; (3)
penguasaan materi pembicaraan; (4) konsentrasi yang tinggi; (5) pelafalan kata-kata dengan jelas dan fasih;
(6) ketenangan jiwa; dan (7) pemahaman psikologi massa serta ekspresi wajah dan anggota badan yang
mendukung.
Di samping itu, Powers (Henry Guntur Tarigan, 2008: 20) pun turut mengetengahkan beberapa hal
yang menunjang keberhasilan sesorang pembicara dalam mengembangkan keterampilannya tersebut.
Menurutnya, ada empat keterampilan yang menunjang keterampilan berbicara seperti yang dijelaskan

a.

sebagai berikut:
Keterampilan sosial ialah kemampuan untuk berpartisipasi secara efektif dalam hubungan-hubungan

1)
2)
3)
4)
b.

masyarakat. Keterampilan ini menuntut seorang pembicara untuk mengetahui beberapa hal sebagai berikut.
Apa yang harus dikatakan?
Bagaimana cara mengatakannya?
Kapan mengatakannya?
Kapan tidak mengatakannya?
Keterampilan semantik adalah kemampuan untuk mempergunakan kata-kata dengan tepat dan penuh

c.

pengertian.
Keterampilan fonetik yakni kemampuan membentuk unsur-unsur fonemik bahasa kita secara tepat. Hal
ini berkaitan dengan hubungan-hubungan perorangan yang menentukan apakah seseorang itu diterima

sebagai anggota kelompok atau sebagai orang luar.


d.
Keterampilan vokal yakni kemampuan untuk menciptakan efek emosional yang diinginkan dengan suara
pembicara. Hal ini bisa dilakukan melalui suara, karena hal ini mampu memperlihatkan kepribadian
seseorang.
Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan seseorang untuk dapat terampil berbicara ditunjang oleh
beberapa faktor yang terbagi menjadi dua, yakni faktor kebahasaan dan nonkebahasaan. Faktor kebahasaan
berkaitan dengan penguasaan unsur-unsur linguistik dan kaidah tata bahasa lainnya, sedangkan
nonkebahasaan berhubungan dengan penguasaan diri, sikap, dan hubungan sosial pembicara.
4. Tujuan Berbicara
Tujuan berbicara adalah untuk menginformasikan, untuk melaporkan sesuatu hal pada pendengar.
Sesuatu tersebut dapat berupa, menjelaskan sesuatu proses, menguraikan, menafsirkan, atau
menginterpretasikan sesuatu hal, memberi, menyebarkan, atau menanamkan pengetahuan, menjelaskan
kaitan, hubungan, relasi antara benda, hal, atau peristiwa.

5.

Fungsi Berbicara
Fungsi umum berbicara ialah sebagai alat komunikasi sosial. Berbicara sangatlah menyatu dengan
kehidupan manusia,dan setiap manusia menjadi anggota masyarakat. Aktivitas sebagai anggota
masyarakat sangat tergantung pada penggunaan tutur kata masyarakat setempat. Gagasan,
ide,pemikiran,harapan dan keinginan disampaikan dengan berbicara. Aksi dan reaktif manusia dalam
kelompok masyarakat tergantung pada tutur kata yang digunakan karena keslamatan seseorang itu ada
pada pembicaraannya.

Anda mungkin juga menyukai