KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas perkenanNYA laporan pelaksanaan Sosialisasi
Pencatatan Sipil tentang Perkawinan dan Perceraian di Provinsi Banten pada Kegiatan
Pembinaan dan Penataan Pencatatan Sipil Tahun Anggaran 2013 dapat diselesaikan.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai pelaksanaan
kegiatan serta sebagai bentuk pertanggungjawaban Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)
Pembinaan dan Penataan Pencatatan Sipil kepada pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan
kegiatan, bahwa Sosialisasi Pencatatan Sipil tentang Perkawinan dan Perceraian di Provinsi
Banten Tahun Anggaran 2013 telah dilaksanakan.
Pelaksanaan Sosialisasi Pencatatan Sipil tentang Perkawinan dan Perceraian di Provinsi Banten
pada kegiatan Pembinaan dan Penataan Pencatatan Sipil Tahun Anggaran 2013 diuraikan secara
jelas pada laporan kegiatan ini, diantaranya : tujuan yang hendak dicapai, sasaran pelaksanaan
kegiatan, waktu dan tempat pelaksanaan serta output dari pelaksanaan kegiatan.
Laporan kegiatan ini semoga dapat menjadi bahan evaluasi dan tolok ukur dalam pelaksanaan
Sosialisasi Pencatatan Sipil tentang Perkawinan dan Perceraian di Provinsi Banten pada kegiatan
Pembinaan dan Penataan Pencatatan Sipil Tahun Anggaran 2013 dan menjadi bahan perbaikan
untuk masa yang akan datang.
Serang, Juli 2013
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Pembinaan dan Penataan Pencatatan Sipil
H. Hikmat Surahman,SE - NIP.19590504 198203 1 010
4. jika terdapat paragraf dalam kutipan, garis baru ditulis mulai dengan lima ketukan (satu
tab).
Contoh:
Inti dari belajar dan membaca adalah mengambil hal yang penting untuk selalu diingat.
Berkenaan dengan kemampuan mengingat, Soedarso (2001:74) menyatakan sebagai berikut.
"Daya ingatan kita umumnya hanya mampu mengingat 50% dari apa yang kita baca satu
jam berselang dan dalam dua hari berikutnya tinggal 30% saja. Teknik-teknik membaca
seperti dalam prabaca, SQ3R, dan teknik-teknik yang lain dimaksudkan untuk
mengingatkan daya ingat terhadap apa yang dibaca."
Sementara itu Rosidi (2005:123) menyatakan kemampuan mengingat hanya 30% dalam kurun
satu jam. Hal itu telah dibuktikan pada ......
3. Kutipan tidak langsung
Kutipan yang dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri. Kutipan seperti itu lazim disebut
dengan parafrase. Pada hakikatnya seorang penulis harus mampu menyatakan pendapat orang
lain dalam bahasanya sendiri agar mencerminkan kepribadiannya. Kutipan langsung ditulis
tanpa tanda kutip dan terpadu dengan tubuh karya tulis.
Contoh:
Sidik (2002a:35) tidak menduga bahwa kondisi umum perpustakaan madrasah aliyah di
Daerah Istimewa Yogyakarta sangat tidak representatif sebagai sumber belajar.
Secara umum, perpustakaan madrasah aliyah di Daerah Istimewa Yogyakarta kondisinya tidak
layak dijadikan sebagai sumber belajar (Sidik, 2002b:35).
Apabila nama pengarang dicantumkan di dalam teks, ikutilah nama pengarang dengan tahun
terbit dalam kurung.
Misalnya:
Dalam kaitannya dengan minat baca, Masruri (2003:23) menyatakan bahwa .
Apabila nama pengarang tidak dinyatakan di dalam teks, cantumkan nama akhir pengarang dan
tahun terbit, serta tanda koma di antaranya, diikuti penunjuk halaman.
Misalnya:
Pembinaan minat baca terkait dengan beberapa hal (lihat Riyadi, 2000:7783), di antara, yang
paling mendasar adalah (1) ., (2) ., dan (3) ..
Penunjuk halaman pengutipan mengikuti tahun terbit, didahului titik dua, tanpa menggunakan
singkatan hlm., hal., p., atau pp.
Misalnya:
Dinyatakan oleh Qolyubi (2005:5) bahwa
Qolyubi (2005:5) menyatakan "Tingkat keberhasilan ."
Dalam kurung dapat juga diberi penjelasan ringkas yang bertalian dengan acuan.
Misalnya:
Pernyataan itu setelah diujikan dilapangan (pendapat senada dapat lihat Boorn, 1999:98101)
mengandung beberapa kelemahan, antara lain, ialah ..........
Untuk acuan dua pengarang, cantumkanlah nama akhir kedua pengarangan itu; lebih dua
pengarang, gunakanlah singkatan dkk.
Misalnya:
Ujung tombak perpustakaan terletak pada pelayanan prima (Rosma dan Zein, 2004:45). Senada
dengan hal itu, dikemukakan (Zulaikha dkk, 2004:111) bahwa ..
Dua acuan atau lebih yang digunakan untuk menyatakan hal yang sama, cantumkanlah nama
akhir masing-masing pengarangan, diikuti tahun dan halaman, dan masing-masing acuan
dipisahkan dengan titik koma (;).
Misalnya:
Dalam kaitannya dengan menumbuhkembangkan kultur baca (Sidik, 2003:23; Lasa Hs.,
1999:12; Zulaikha, 2005:34; Purwono, 2007:34) mendasarkan pada hal yang sama, yaitu
Apabila diperlukan lebih dari acuan terhadap pengarang dan tahun terbit yang sama, gunakanlah
huruf a dan b pada akhir tahun penerbit sebagai pembeda. Akan tetapi, dapat juga terjadi untuk
tahun terbit berbeda dengan pernyataan yang sama.
Misalnya:
Lain halnya dengan hal tersebut di atas, Tampubolon (1999a:23) dan kemudian
dipertegas kembalai pada sebuah artikel (1999b:12), menyatakan bahwa
.
Senada dengan hal itu, Tampubolon (1999:23) dan kemudian dipertegas kembalai pada
sebuah artikel (2001:12), menyebutkan bahwa .
Penyitiran dari karya editor, penulisan menggunakan singkatan Ed. dibelakang nama akhir
editornya dalam tanda kurung siku.
Misalnya:
Dinyatakan oleh Qolyubi [Ed.] (2003:56) bahwa ..
Pengutipan secara langsung gunakan tanda kutip ["]
Informasi dari internet tetap diperlukan, tetapi sebaiknya "hanya" dijadikan data.
CATATAN KAKI
Dalam penyajian laporan penelitian (makalah, skripsi, dsb.) biasanya diperlukan yang lazim
disebut catatan kaki. Catatan kaki itu digunakan untuk
1. untuk menunjang fakta, konsep, dan gagasan, atau untuk memberikan informasi sumber
data, dan lain-lain yang relevan;
2. untuk memberikan penjelasan tambahan tentang suatu masalah yang dikemukakan dalam
teks atau untuk menjelaskan definisi istilah secara lebih cermat.
Misalnya:
Jika perpustakaan merupakan representasi dan kelanjutan dari budaya baca dan tulis,
pembangunan perpustakaan harus mengiringi pembinaan dan pengembangan budaya baca dan
tulis. Akan sangat sia-sia dan absurd bila penyelenggaraan perpustakaan tanpa didahului atau
dibarengi dengan pembinaan minat baca1.
Masyarakat membaca yang patut dipahami adalah masyarakat yang tidak sekadar mampu
membaca bahan bacaan2, seperti ketika pendidikan belum tersebar luas, tetapi masyarakat
mampu mengetahui secara luas dan mendalam cipta, rasa, dan karsa sebagai buah kebudayaan.
Di dalam kejawen (aliran kebatinan) eling3 menjadi inti pokok ajaran yang selalu ditekankan.
_______________
1
Banyak umat Islam di Indonesia yang hanya lancar dan rajin membaca
Alquran, tetapi tidak mengerti apa yang dibacanya. Akibatnya apa yang
terkandung di dalam ajaran Alquran tidak membekas dan tidak berdampak
apa-apa dalam perilaku kehidupannya.
3
Dalam ajaran kebatinan, kata eling tidak hanya bermakna 'ingat', tetapi
penyadaran akan hakikat hidup manusia sebagai makhluk Tuhan.
4