Oleh :
1. Adi Rohmat
2. Fakhruddin Srini-O
3. Khus Amirulloh
Jurusan Manajemen Pendidikan Islam
Institut K.H Abdul Chalim
Tahun 2016
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
A. LATAR BELAKANG................................................................................
B. TUJUAN................................................................................................
C. RUMUSAN MASALAH...........................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................
A. Pemikiran Abu Hasan Al- Asyari Dalam Bidang Ketauhidan..................
B. Pemikiran Abu Mansur al-Maturidi Dalam Bidang Ketauhidan.............
C. Alasan Memilih Pemikiran Kedua Ulama Sebagai Dasar
Ahlussunnah Wal Jamaah..................................................................
BAB III KESIMPULAN..................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan apa yang diramalkan oleh Rasulullah SAW
bahwa umat islam akan terpecah menjadi 72 golonngan dan
tidak ada yang selamat kecuali satu golongan, maka timbulah
banyak firqah-firqah yang dianggap sesat. Menjelang akhir
abad 3H muncul 2 golongan umat yang dipimpin oleh dua
ulama besar yakni Syeikh Abu Hassan Ali Al Asyari dan Syeikh
Abu Mansur Al Maturidi. Kedua golongan ini selanjutnya
dinamakan sebagai Ahlulsunnah Wal Jamaah.
Ahlussunnah saja atau Sunni saja atau disebut Asyari atau
Asyairah dikaitkan dengan ulama besarnya yang pertama
yaitu Abu Hassan Ali Asyari. Aliran Al-Maturidiyah adalah
sebuh aliran yang tidak
jauh
al-Asy'ariyah
berkembang di Basrah
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pemikiran Abu Hasan Al Asyari dalam bidang
ketauhidan ?
2. Bagimana pemikiran Abu Hasan Al Asyari dalam bidang
ketauhidan ?
3. Mengapa pemikiran kedua ulama tersebut dijadikan dasar
pemikiran Ahlulsunnah Wal Jamaah ?
BAB II PEMBAHASAN
A. Pemikiran
Abu
Hasan
Al-
Asyari
Dalam
Bidang Ketauhidan
Formulasi
pemikiran
menampilkan
sebuah
Al
Asyari,
secara
esensial
upaya
sintesis
antar
formulasi
Ortodoks.
Aktualitas
formulasinya
jelas
pemikiran
yang
sintesis
ini,
menurut
Watt
Kullab)(w.854
M).2
Pemikiran
Al
Asyari
yang
Pendapat
di
kalangan
mutakalimin
setuju
bahwa
mengesakan Allah
pandangan
yang
ekstrem.
Pada
satu
pihak,
ia
mempunyai
tangan
dan
kaki,
tidak
boleh
tetapi
sejauh
menyangkut
realitasnya
tidak
menghadapi
persoalanyang
memperoleh
wahyu,
sementar
mutazilah
mengutamakan akal.5
4.Qadimnya Al-Quran
3
Ibid, Hlm.148
Ibid, Hlm.149
bunyi
mendamaikan
kedua
pandangan
Dalam rangka
yang
saling
Artinya: Sesungguhnya perkataan Kami terhadap
sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya
mengatakan kepadanya: "Kun (jadilah)", maka jadilah ia.
(Q.S. An-Nahl:40)
5.Melihat Allah
Ibid, Hlm.149
di
akhirat9,
tetapi
Kemungkinan
ruyat
dapat
menyebabkan
dapat
dilihat
tidak
terjadi
atau
Ia
digambarkan.
ketika
Allah
menciptakan
Ibid, Hlm.150
10 Ibid, Hlm.150
Mutazilah.
Al-Asyari
menolak
ajaran
posisi
Tuhan
dapat
diketahui
dengan
akal.
manusia
menggunakan
akal
dalam
usaha
melalui
pengamatan
dan
pemikiran
yang
kemampuan
memperoleh
pengetahuan
11 Ibid, Hlm.150
10
melakukannya.
menggunakan
pengetahuan
akal
Dan
untuk
mengenai
orang
yang
tidak
mau
memperoleh
iman
dan
Allah
berarti
meninggalkan
Dalam
masalah
baik
dan
buruk,
Al-Maturidi
2.
3.
ajaran wahyu.
11
12
dengan
masalah
persamaan
antara
Al-Asyari.
Seperti
sifat
tuhan,
pemikiran
halnya
dapat
Al-Maturidi
Al-Asyari,Ia
Walaupun begitu,
pengertian Al-Maturidi berbeda dengan Al-Asyari. AlAsyari mengartikan sifat tuhan sebagai sesuatu yang
bukan dzat, melainkan melekat pada dzat. Menrut AlMaturidi, sifat tidak dikatakan sebagai esensi-Nya dan
bukan pula lain dari esensi-Nya. Sifat-sifat tuhan itu
mulazamah (ada bersama, baca : inheren) dzat tanpa
terpisah, (innaha lam takun ain adz-dzat wa la hiya
ghairuhu). Menetapkan sifat bagi allah tidak harus
membawa pada pengertian antropomorfisme karna sifat
tidak berwujud yang tersendiri dari dzat, sehingga
berbilang sifat tidak akan membawa pada berbilangnya
yang qadim.
Tampaknya, paham Al-Maturidi tentang makna sifat
tuhan
cenderung
Perbedaan
keduanya
mendekati
terletak
paham
pada
Mutazilah.
pengakuan
Al-
13
ketahui hakikatnya
14
dan
keadilan
yang
di
kehendaki-Nya.
Kewajiban-
di
beri
kemerdekaan
oleh
tuhan
dalam
tuntunan
keadilan
yang
sudah
di
tetapkan-Nya.
8. Pelaku Dosa Besar
Al-Maturidi berpendapat bahwa orang yang berdosa
besar tidak kafir dan tidak kekal di dalam neraka
walaupun ia mati sebelum bertobat. Hal ini karena tuhan
sudah menjanjikan akan memberikan balasan kepada
manusia sesuai dengan perbuatannya.kekal di dalam
neraka adalah balasan untuk orang yang berbuat dosa
syirik.dengan demikian, berbuat dosa besar selain syirik
tidak akan menyebabkan pelakunya kekal di dalam
neraka. Oleh karena itu, perbuatan dosa besar (selain
syirik) tidaklah menjadikan seseorang kafir atau murtad.
15
9.Pengutusan Rasul
15 Prof. Dr. H. Abdul Rozak, M.Ag.Prof. Dr. H. Rosihon Anwar,
M.Ag.,Ilmu Kalam(Bandung : Pustaka Setia,2014)Hlm.157
15
Pandangan
pandangan
Al-Maturidi
mutazilah
tidak
yang
jauh
beda
dengan
berpendapat
bahwa
16
berpendapat
ajaran
bahwa
akal
memerlukan
untuk
dapat
mengetahui
wahyu
Tanpa
rosul,
mengikuti
berarti
ajaran
manusia
wahyu
yang
membebankan
16
:
.
Ibn Masud berkata, Nabi SAW bersabda : Tiga
perkara yang dapat membersihkan hati seorang mukmin
dari sifat dendam dan kejelekan, yaitu tulus dalam
beramal, berbuat baik kepada penguasa, dan selalu
mengikuti kebanyakan kaum Muslimin, karena doa
mereka akan selalu mengikutinya.18
Hadits di atas memberikan pengertian bahwa orang
yang selalu mengikuti ajaran dan mainstream mayoritas
kaum Muslimin dalam hal akidah dan amal saleh, maka
barakah
doa
mereka
akan
selalu
mengikuti
dan
Sedangkan
orang
yang
keluar
dari
17
dengan
18
itu
Golongan
wahai
yang
Rasulallah?
mengikuti
Beliau
ajaranku
menjawab:
dan
ajaran
penjelasan,
bahwa
sahabatku.20
Hadits
di
atas
memberikan
Al-Maturidi
merupakan
adatau
golongan
Ahlussunnah
yang
selalu
Wal
Jamaah,
konsisten
dan
19
Ibn
Abi
Jamrah
terdapat
keterangan,
dan
pengikutnya
yang
merupakan
Nabi
SAW
Sesungguhnya
Allah
tidak
20
A. Kesimpulan
Pemikiran Abu Hasan al-Asyari dan Abu Mansur al-Maturidi
lahir karena adanya ketidakpuasan terhadap pendapat dari
kaum Muktazilah. Keduanya jika kita luhat lebih dekat
melibatkan akan akal manusia. Tetapi al-Maturidi memberikan
otoritas yang lebih besar kepada akal manusia jika
dibandingkan dengan al-Asyari.
Adapun alasan Ahlussunnah Wal-Jamaah memilih pemikiran
kedua Ulama tersebut sebagai dasarnya antara lain :
1. Mengikuti Mainstream Al-Jamaah
2. Mengikuti Ajaran Nabi Muhammad SAW
3. Pengayom dan Rujukan Umat dalam Urusan Agama
21
DAFTAR PUSTAKA
22