Ny S, 45 th, mengeluh merasa penglihatan mendadak kabur disertai dengan rasa sakit dan
mata yang sangat merah. Kekaburan penglihatan dirasakan terutama sore hari, sering
merasa melihat cincin warna pelangi disekitar lampu / lilin. Kepala sebelah kanan terasa
sedikit sakit, bola mata terasa agak nyeri. Keadaan umum baik, tanda vital masih dalam
batas normal. Pada pemeriksaan didapatkan: Hiperemi perikorneal, kornea agak suram
dan edema, bilik mata depan agak dangkal, pupil sedikit melebar.
Tekanan bola mata meningkat sampai 28 mm Hg. Pasien sering merasa mual dan kadang
muntah. Pengobatan sementara mendapat Manitol secara intravena dan obat Inhibitor
karbonik anhidrase intravena untuk mengurangi produksi humor aqueos. Dokter
menyarankan dirawat untuk tindakan lebih lanjut dengan diagnose Glaukoma Primer.
ISTILAH YANG KURANG JELAS
1. Hiperemi perikorneal adalah dilatasi pembuluh darah siliar sekitar limbus
2. Hormon aqueos adalah zat cair yang ditemukan diruang mata
3. Obat Inhibitor karbonik anhidrase intravena adalah obat yang digunakan untuk
menurunkan tekanan intraokuler pada glaucoma dengan membatasi produksi
hormon aqueos, bukan sebagai diuretic (misalnya asetazolamid)
4. Bilik mata depan terletak antara kornea perifer dan panekal iris. Ciri-ciri utama
sudut ini adalah garis Schwalbe, anyaman trabekula, dan taji sclera (sclera spur)
KATA KUNCI
1. Penglihatan mendadak kabur disertai dengan rasa sakit dan mata yang sangat
2.
3.
4.
5.
6.
merah
Kekaburan penglihatan dirasakan terutama sore hari
Sering merasa melihat cincin warna pelangi disekitar lampu / lilin
Kepala sebelah kanan terasa sedikit sakit
Bola mata terasa agak nyeri
Pada pemeriksaan didapatkan: Hiperemi perikorneal, kornea agak suram dan
7.
8.
9.
10.
11.
PERTANYAAN PENTING
1. Mengapa penglihatan mendadak kabur yang disertai dengan rasa sakit dan mata
yang sangat merah?
2. Mengapa kekaburan penglihatan dirasakan terutama pada sore hari?
3. Mengapa penderita sering merasa melihat cincin warna pelangi disekitar lampu /
4.
5.
6.
7.
lilin?
Bagaimana mekanisme terjadinya peningkatan tekanan bola mata?
Mengapa pasien sering merasa mual dan kadang muntah?
Bagaimana pengobatan dari glaucoma?
Untuk apa pemberian manitol secara intravena dan pemberian obat Inhibitor
dipakai untuk mengontrol tekanan mata. Apabila dengan obat, glaukoma belum
teratasi maka dapat dilakukan tindakan laser atau operasi.
7. Pemberian manitol secara intravena bertujuan sebagai diuretik untuk mengurangi
edema dengan menurunkan tekanan intraokuler. Sedangkan pemberian obat
Inhibitor karbonik anhidrase intravena bertujuan untuk menurunkan tekanan
intraokuler pada glaucoma dengan membatasi produksi hormon aqueos
8. Glaukoma primer adalah Jenis glaukoma yang diturunkan dan tidak diketahui
sebabnya. Glaukoma primer terbagi menjadi 2 yaitu:
a. Glaukoma Sudut Terbuka Primer
Glaukoma sudut terbuka primer terdapat kecenderungan familial yang kuat.
Gambaran patologi utama berupa proses degeneratif trabekular meshwork
sehingga dapat mengakibatkan penurunan drainase humor aquos yang
menyebabkan peningkatan takanan intraokuler. Pada 99% penderita glaukoma
primer sudut terbuka terdapat hambatan pengeluaran humor aquos pada sistem
trabekulum dan kanalis schlemm.
KONSEP MEDIS
2.1. DEFINISI
Glaukoma merupakan suatu neuropati optik yang ditandai dengan pencekungan
cupping diskus optikus dan penyempitan lapang pandang yang disertai dengan
peningkatan tekanan intraokuler yang merupakan faktor resiko terjadinya glaukoma.
Mekanisme peningkatan tekanan intraokuler pada glaukoma dipengaruhi oleh
gangguan aliran keluar humor aquos
2.2. ETIOLOGI
a. Primer
1.
Faktor Keturunan
2.
Komplikasi penyakit lain seperti diabetes mellitus, hipertensi
3.
Bertambahnya produksi air mata oleh badan siliar
4.
Berkurangnya pengeluaran cairan mata didaerah sudut bilik mata
5.
6.
Trauma Mata
b. Sekunder
1. Katarak
2. Perubahan lensa
3. Kelainan uvea
4. Pembedahan
2.3. KLASIFIKASI
2.3.1.
Glaukoma Primer
a. Glaukoma Sudut Terbuka Primer
Glaukoma sudut terbuka primer terdapat kecenderungan familial yang
kuat. Gambaran patologi utama berupa proses degeneratif trabekular meshwork
sehingga dapat mengakibatkan penurunan drainase humor aquos yang
menyebabkan peningkatan takanan intraokuler. Pada 99% penderita glaukoma
primer sudut terbuka terdapat hambatan pengeluaran humor aquos pada sistem
trabekulum dan kanalis schlemm.
Glaukoma Sekunder
Peningkatan tekanan intraokuler pada glaukoma sekunder merupakan
manifestasi dari penyakit lain dapat berupa peradangan, trauma Gbola mata dan
paling sering disebabkan oleh uveitis
PATOFISIOLOGI
Penurunan penglihatan pada glaukoma terjadi karena adanya apoptosis sel ganglion
retina yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan lapisan inti dalam retina
serta berkurangnya akson di nervus optikus. Diskus optikus menjadi atrofi disertai
pembesaran cawan optik.Kerusakan saraf dapat dipengaruhi oleh peningkatan
tekanan intraokuler. Semakin tinggi tekanan intraokuler semakin besar kerusakan
saraf pada bola mata. Pada bola mata normal tekanan intraokuler memiliki kisaran
10-22 mmHg. Tekanan intraokuler pada glaukoma sudut tertutup akut dapat
mencapai 60-80 mmHg, sehingga dapat menimbulkan kerusakan iskemik akut pada
iris yang disertai dengan edema kornea dan kerusakan nervus optikus
2.4.
KOMPLIKASI
Kebutaan
2.5.
MANIFESTASI KLINIS
Pandangan kabur
Sakit kepala
Mual, muntah
Kedinginan
Demam bahkan perasaan takut mati mirip serangan angina, yang dapat
merupakan
suatu
pengukuran
tekanan
intraokuler
yang
10
3. Penghambat Karbonat
Anhidrase
a. Asetasolamid Oral
Asetasolamid oral merupakan obat yang sering di gunakan karena dapat
menekan pembentukan humor aquos sebanyak 40-60%. Bekerja efektif dalam
menurunkan tekanan intraokuler apabila konsentrasi obat bebas dalam plasma
2,5 M. Apabila diberikan secara oral, konsentrasi puncak pada plasma dapat
diperoleh dalam 2 jam setelah pemberian dapat bertahan selama 4-6 jam dan
menurun dengan cepat karena ekskresi pada urin.
Indikasi asetasolamid terutama untuk menurunkan tekanan intraokuler,
mencegah prolaps korpus vitreum, dan menurunkan tekanan introkuler pada
pseudo tumor serebri. Kontraindikasi relatif untuk sirosis hati, penyakit paru
obstruktif menahun, gagal ginjal, diabetes ketoasidosis dan urolithiasis.
Efek samping yang paling sering dikeluhkan parastesi dan inisial diuresis,
sedangkan efek lain yang dapat muncul apabila digunakan dalam jangka lama
antara lain metalic taste, malaise, nausea, anoreksia, depresi, pembentukan batu
ginjal, depresi sumsum tulang, dan anemia aplastik.
. b. Penghambat Karbonat Anhidrase Topikal
Penghambat karbonat anhidrase topikal bersifat larut lemak sehingga bila
digunakan secara topikal daya penetrasi ke kornea relatif rendah. Pemberian
dorsolamid topikal akan terjadi penetrasi melalui kornea dan sklera ke epitel tak
berpigmen prosesus siliaris sehingga dapat menurunkan produksi humor aqueus
dan HCO3- dengan cara menekan enzim karbonik anhidrase II. Penghambat
karbonik anhidrase topikal seperti dorsolamid bekerja efektif menurunkan
tekanan intraokuler karena konsentrasi di prosesus siliaris mencapai 2-10M.
Penghambat karbonat anhidrase topikal (dorsolamid) dapat menurunkan tekanan
intraokuler sebesar 15-20%.
Indikasi pemberian untuk mengontrol glaukoma baik jangka pendek maupun
jangka panjang, sebagai obat tunggal atau kombinasi. Indikasi lain untuk
mencegah kenaikan tekanan intraokuler pasca bedah intraokuler. Efek samping
lokal yang dijumpai seperti mata pedih, keratopati pungtata superfisial, dan reaksi
alergi. Efek samping sistemik jarang dijumpai seperti metalic taste, gangguan
gastrointestinal dan urtikaria.
11
12
13