Anda di halaman 1dari 24

BAB III

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

III.1. Identitas Keluarga


1.
Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Status Perkawinan
Alamat

: Ny. SM
: 71 Tahun
: Perempuan
: Menikah
: Dusun Sandangsari RT 004/RW 002 Desa
Secang, Secang, Kabupaten Magelang
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Jawa
Pendidikan Terakhir
: SMP
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
2.
Identitas Anggota Keluarga
Nama
: Nn. I
Umur
: 44 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Alamat
: Dusun Sandangsari RT 004/RW 002 Desa
Secang, Secang, Kabupaten Magelang
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Jawa

36

37

Pendidikan Terakhir
: Tamat SMK
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
3.
Identitas Anggota Keluarga
Nama
: An. S
Umur
: 13 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Alamat
: Dusun Sandangsari RT 004/RW 002 Desa
Secang, Secang, Kabupaten Magelang
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Jawa
Pendidikan Terakhir
: SD
Pekerjaan
: Pelajar
4.
Identitas Anggota Keluarga
Nama
: An.A
Umur
: 7 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Alamat
: Dusun Sandangsari RT 004/RW 002 Desa
Secang, Secang, Kabupaten Magelang
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Jawa
Pendidikan Terakhir
: SD
Pekerjaan
: Pelajar
III.2. Karakteristik Kedatangan Pasien ke Puskesmas
Pasien datang pertama kali pada tanggal 23 Februari 2016. Pasien
datang dengan keluhan sakit kepala yang sudah dirasakan sejak 1 minggu
belakangan ini. Selain itu pasien juga mengeluh selalu merasa lemas dan
nyeri di bagian tengkuk.. Karena keluhannya ini pasien memeriksakan ke
bidan saat posyandu dan saat dicek tekanan darah didapatkan nilainya
170/100mmHg. Kemudian pasien disarankan berobat ke Puskesmas
Secang I untuk mendapatkan penatalaksanaan lebih lanjut. Pasien
disarankan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah dan cek
kolesterol oleh dokter di puskesmas, didapatkan nilai tekanan darah
160/100 mmHg dan kadar kolesterol 185 mg/dl. Setelah itu dokter

38

menyarankan pasien untuk mengonsumsi obat yang diresepkan dan


kontrol rutin ke Puskesmas Secang I setiap bulannya.

III.3. Karakteristik Demografis Keluarga


Alamat pasien di Dusun Sandangsari RT 04 RW 02, Desa Secang,
Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Daerah tersebut merupakan
daerah perdesaan. Pasien tinggal bersama dengan anak ketiga dan 2 orang
cucu dari anak pertama.

Tabel 4. Daftar Anggota Keluarga Serumah

Kedudukan
No.

Nama

Umur
Sex

di keluarga

(thn)

Pendidikan
Terakhir

Pekerjaan

Ket.

1.

Triyana

Anak ke-3

44

SMKK

Tidak bekerja

Sakit

2.

Yasmin N

Cucu ke-1

13

SD kelas 6

Pelajar

Sehat

Cucu ke-2

SD kelas 1

Pelajar

Sehat

Amario
3.
Nur Asmi

39

c
Gambar 3. Genogram Keluarga

A.
B.

Keterangan :
1. Ayah Pasien
2. Ibu Pasien
3. Kakak Pasien
4. Pasien
5. Adik Pasien
6. Adik Pasien
7. Adik Pasien
Suami Pasien
Anak Pertama Pasien

: Sudah meninggal
: Sudah meninggal
: Sudah meninggal
: Hipertensi
: Sehat
: sehat
: Sudah meninggal
: Sudah meninggal
: Sehat

C.

Anak Kedua Pasien

: Sehat

D.

Anak Ketiga Pasien

: Sehat

E.

Anak Keempat Pasien

: Sehat

F.

Anak Kelima Pasien

: Sehat

a.

Menantu pasien

: Sehat

b.

Cucu pasien

: Sehat

c.

Cucu pasien

: Sehat

III.4. Resume Penyakit dan Penatalaksanaan yang Telah Diberikan


1. Anamnesis Ny. K
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada hari Selasa, 23
Februari 2016 pukul 10.30 WIB di Puskesmas Secang I.
a.

Keluhan utama
Sakit kepala sejak 1 minggu yang lalu
b.
Keluhan tambahan

40

c.

Keluhan di sertai nyeri tengkuk


Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan sakit kepala sejak 1 minggu
yang lalu yang lalu, badan lemas dirasakan terus-menerus, pasien
merasa tidak dapat beraktivitas seperti biasanya. Sejak 1 minggu
yang lalu pasien berhenti minum obat darah tinggi yang biasa
diberikan dokter karena habis. Pasien sudah di diagnosis
mempunyai penyakit darah tinggi sejak 5 tahun yang lalu. Keluhan
sesak dan kaki bengkak disangkal. Keluhan mual, muntah, pusing,
dan penglihatan kabur disangkal. Pasien mengaku sering makan
dan minum yang asin serta jarang berolahraga.

d.

Riwayat penyakit dahulu


Tidak ada.
e.
Riwayat penyakit keluarga
Ayah dan ibu pasien dahulu juga mempunyai penyakit darah tinggi
f.
Riwayat Lingkungan
Tidak ada.
2. Hasil Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum
Kesadaran
BB
TB
Tanda vital
TD : 170/100 mmHg
N : 84x/menit
Status Generalis

: Tampak sakit ringan


: Kompos mentis
: 70 Kg
BMI
: 150 Cm
:
RR : 20x/menit
T
: 36,7o C

: 31 kg/m2

o Kepala : Normocephal,.
o Mata : Visus : 6/6, Gerakan bola mata ke segala arah,
kornea arcus senilis (+/+), konjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-), iris berwarna hitam, pupil bulat, reflek cahaya

41

pupil langsung (+/+) dan reflek cahaya pupil tak langsung


(+/+).
o Hidung : Sekret (-), septum deviasi (-), konka inferior
o
o
o
o

hipremis (-/-).
Mulut : Mukosa bibir kering.
Telinga : Serumen (+/+), sekret (-/-).
Leher : Pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-)
Toraks : Normochest, jejas (-)
Jantung
I
Pa
Pe

: Iktus cordis tidak tampak


: Iktus cordis teraba pada ICS V 2 cm medial LMC
sinistra
: Batas kanan atas
: ICS II LPS dextra
Batas kanan bawah
: ICS IV LPS dextra
Batas kiri atas
: ICS II LPS sinistra
Batas kiri bawah
: ICS VI LMC sinistra
: S1>S2 regular, murmur (-), gallop (-)

Paru
I

: Simetris, datar, tidak ada pergerakan nafas yang


tertinggal

Pa
Pe
A

: Vokal fremitus (+/+)


: Sonor seluruh lapang paru
: Suara dasar
: Vesikuler
Suara tambahan
: Wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

o Abdomen
I
Pa
Pe
A

: Datar, tidak ada sikatrik, tidak ada venektasi


: Supel, hepar/lien tidak teraba,tidak ada nyeri tekan
: Timpani di seluruh lapang abdomen
: Bising usus (+) normal

o Genitalia : Tidak dilakukan


o Ekstremitas: Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-)
Reflex Motorik
o Tonus : Normal
Trophy : Normal
o Paresis
5555
5555
5555
5555
Pemeriksaan Sensorik
o Propioseptif : posisi, getar: tidak ada gangguan

42

o Eksteroseptif : nyeri, suhu, raba : tidak terdapat


pengurangan sensasi nyeri, tekan dan suhu pada
keempat ekstremitas.
3.

Hasil Pemeriksaan Penunjang


Tes Gula Darah : 180 mg/dl

Tes Kolesterol : 185 mg/dl


4. Diagnosis Kerja

Hipertensi Grade II
5. Rencana Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
- Amlodipin 1 x 10 mg
b. Non Medikamentosa (Edukasi)
a) Kurangi penggunaan garam dalam jumlah banyak
b) Perbanyak aktivitas fisik
c) Olahraga ringan secara rutin
d) Rutin minum obat
e) Rutin kontrol ke puskesmas
6. Hasil Penatalaksanaan Medis

Pemeriksaan dilakukan saat kunjungan ke puskesmas pada tanggal

10 Maret 2016, kondisi pasien tampak lemas.


Faktor pendukung: kesadaran pasien ingin sembuh, mengubah pola
dan jenis makanan, minum obat teratur, peran keluarga untuk
mengurangi konsumsi makanan asin dan tinggi kolesterol dan juga

meningkatkan aktivitas fisik pasien.


Faktor penghambat: -

Indikator

keberhasilan:

pengetahuan

keluarga

dan

pasien

meningkat, pasien dapat mengubah gaya hidup sehari-hari dengan


mengatur pola makan,

mengurangi makanan asin dan tinggi

kolesterol, dan meningkatkan aktivitas fisik.


Tabel 5. Hasil Resume Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga

Anak 1

Anamnesis

43

- tidak ada keluhan


- riwayat penyakit darah tinggi (-), DM (-), Asma (-)

Pemeriksaan:
TTV: TD 130/80; N : 80x/menit; RR: 18x/menit; T: 36.7o

Cucu 1

BB : 50 kg;
Anamnesis :

TB: 150 cm

BMI:22.22 kg/m2

tidak ada keluhan


Riwayat Asma (-), alergi (-)

Pemeriksaan:
TTV: TD 120/80; N : 70x/menit; RR: 18x/menit; T: 36.9oC

Cucu 2

BB : 40 kg;
Anamnesis :

TB: 145 cm

BMI:19.04 kg/m2

tidak ada keluhan


riwayat asma (-), alergi (-), gangguan menstruasi (-)

Pemeriksaan:
TTV: TD 110/70; N : 90x/menit; RR: 20x/menit; T: 36.5oC

BB : 35kg;
TB: 140 cm
BMI:17.8 kg/m2
Bentuk keluarga ini ialah keluarga besar (extended family) yaitu keluarga
yang terdiri dari ibu (pasien), anak dan cucu-cucu kandung. Keluarga ini berada
dalam 2 siklus keluarga, yaitu tahap keluarga dengan anak usia remaja dan
keluarga dengan anak remaja.
III.5. Identifikasi Fungsi-Fungsi Keluarga
a. Fungsi Biologis dan Reproduksi
Dari hasil wawancara didapatkan informasi bahwa saat ini semua
anggota keluarga pasien dalam keadaan sehat. Ada riwayat penyakit

44

degeneratif dalam keluaga yaitu sakit jantung pada anggota keluarga yaitu
pada almarhum ayah pasien dan ibu pasien. Selama 2 bulan terakhir
anggota keluarga dan pasien tidak mengalami penyakit menular seperti
cacar air, campak, influenza, dan diare. Pasien telah memasuki masa
menepause, pasien telah melahirkan 5 orang anak, pernah mengalami
keguguran dua kali dan menggunakan KB spiral selama kurang lebih 20
tahun.
b. Fungsi Keluarga
Pasien tinggal bersama anak ketiga serta cucu pasien. Hubungan
antara anggota keluarga baik. Anggota keluarga selalu memberikan
motivasi kepada pasien untuk berperilaku hidup sehat. Jika ada masalah
yang berhubungan dengan keluarga diselesaikan secara musyawarah antara
pasien, anak pasien serta cucu pasien. Setiap hari terdapat waktu luang
yang digunakan untuk berkumpul dengan anggota keluarga, makan
bersama, menonton TV, sholat berjamaah, dan saling bercerita. Acara
kumpul keluarga dilakukan setiap hari setelah selesai sholat isya.
c. Fungsi Pendidikan
Pasien menempuh pendidikan sampai tamat Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Semua anak pasien sudah bekerja. Orang tua sudah
membuat perencanaan pendidikan dan dana untuk pendidikan kelima
anaknya. Sehingga dana pendidikan tidak mengganggu pembiayaan
kesehatan pasien selama perawatan.
d. Fungsi Sosial dan Budaya

45

Pasien memberikan kebebasan kepada anak-anaknya untuk


bersosialisasi. Pasien tinggal di kawasan pedesaan dan kedudukan keluarga
di tengah lingkungan sosial adalah warga biasa. Suami pasien sudah
Almarhum dan dulu bekerja sebagai karyawan swasta sedangkan pasien
merupakan ibu rumah tangga. Dimana sehari-hari pasien melakukan
pekerjaan rumah tangga secara sendiri itupun yang sifatnya ringan karena
faktor usia dan dibantu oleh anak pasien yang ke-3 dan semenjak pasien
sakit aktivitas sehari-hari pasien tidak terganggu dan dapat berjalan seperti
biasanya. Pergaulan umumnya berasal dari kalangan menengah. tidak ada
kepercayaan terhadap mitos atau hal-hal lain yang berhubungan dengan
kesehatan. Pasien aktif mengikuti kegiatan disekitar lingkungan rumah
seperti posyandu, PKK, dan pengajian. Dan semua kegiatan tersebut masih
bisa diikuti oleh pasien dengan baik.
e. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Sumber penghasilan dalam keluarga berasal dari kirimin anak
pasien yang sudah bekerja, penghasilan setiap bulan Rp 2.500.000,00 .
Pasien sebagai ibu rumah tangga. Penghasilan tersebut digunakan untuk
pemenuhan kebutuhan primer ,sekunder, dan tersier keluarga. Pengaturan
penggunaan dana untuk pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan oleh
pasien. Dari penghasilan tersebut masih ada yang dapat ditabung, sehingga
pasien memiliki dana simpanan yang dapat digunakan sewaktu-waktu
untuk perawatan lebih lanjut dari penyakit pasien.
f. Fungsi Religius

46

Seluruh anggota keluarga rutin melakukan ibadah di rumah. Tidak


ada ruangan khusus untuk ibadah di rumah, beribadah biasa dilakukan di
kamar masing-masing atau ruang keluarga. Seminggu sekali mengikuti
kegiatan pengajian. Sehingga pasien dan keluarga mempunyai keyakinan
yang tinggi, tidak mudah menyerah, dan mempunyai motivasi yang tinggi
untuk sembuh dari penyakitnya.

III.6. Pola Konsumsi Makan Pasien dan Keluarga


Frekuensi makan pasien dan keluarga 3 kali sehari. Makanan
diolah sendiri oleh pasien dengan makanan yang bervariasi setiap hari.
Variasi makanan yang dikonsumsi keluarga antara lain: nasi, lauk (tahu,
tempe, ayam, telur, ikan), sayur (bayam, sayur kangkung, sayur sop, dll),
roti, susu, serta buah. Dalam rumah tersebut pasien memiliki kebiasaan
yang tidak baik yaitu suka memakan makanan yang asin serta pasien juga
sering mengkonsumsi makanan gorengan serta santan.

III.7. Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan


a. Faktor Perilaku Keluarga
Dalam beraktivitas sehari-hari dimana usia pasien sudah lanjut
yaitu 71 tahun pasien hanya melakukan pekerjaan yang ringan saja. Pasien
pernah melakukan olahraga namun tidak teratur dikarenakan faktor usia.
Setiap hari pasien mengkonsumsi makanan yang diolah sendiri sebanyak 3

47

kali/ hari, namun sering makan makanan yang asin, makanan gorengan dan
santan. Jika keluar rumah lebih sering menggunakan angkutan umum.
Pasien tidak merokok.
Keluarga yang tinggal serumah mengkonsumsi makanan yang
dimasak dirumah namun tidak menyukai makanan yang asin seperti
pasien, anggota keluarga tidak ada yang merokok dan jarang berolahraga.
Jika ada anggota keluarga yang sakit, pasien dan keluarga langsung
berobat ke bidan, dokter di klinik, dan Puskesmas. Pasien dan keluarga
sudah menjadi peserta BPJS. Pasien aktif dalam ikut serta kegiatan
Posyandu dan aktivitas sosial seperti arisan maupun pertemuan RT.
b. Faktor Non-Perilaku
Terdapat fasilitas pelayanan kesehatan yang sering didatangi oleh
pasien yaitu bidan desa yang berjarak kurang lebih 300 meter dapat
ditempuh dengan berjalan kaki dan Puskesmas yang berjarak 2 kilometer
dapat ditempuh dengan angkutan umum. Pembiayaan pengobatan pasien
maupun keluarga dengan menjadi peserta BPJS.

III.8. Identifikasi Lingkungan Rumah


- Gambaran Lingkungan
Rumah pasien terletak di pemukiman penduduk yang tidak
terlalu padat dan termasuk pemukiman perumahan biasa, dengan ukuran
luas 165 m2. Secara umum rumah terdiri atas 1 ruang tamu dengan ruang
keluarga (ukuran 3x4 m2), 3 ruang tidur (ukuran 4x4 m2), ruang makan

48

dan dapur (ukuran 4x3 m2), 2 kamar mandi (ukuran 2x2 m2) dengan WC
berbentuk leher angsa. Atap rumah dari genteng, dinding dari tembok
sudah diplester dan di cat, dan seluruh lantai dari keramik.
Sumber air minum, cuci, dan masak dari PDAM. Jumlah kamar
mandi ada 2, dengan ukuran 2x2 m2, dengan bentuk jamban leher angsa.
Jarak septik tank dengan sumber air minum > 5 m 2. Limbah rumah
tangga dialirkan ke septic tank, serta tempat sampah di luar rumah.

Gambar 5. Denah Rumah

Keterangan Denah Rumah


1. Kamar Utama
2. Ruang Anak
3. Ruang Keluarga
4. Ruang Jahit
5. Dapur

49

6. Gudang
7. Toilet

Peta Rumah Dicapai dari Pelayanan Kesehatan


Puskesmas
Secang I

Pasar
Secang

Jl. Raya Secang-Magelang


Magelang

PAUD
Secang

Ke Kota
J
l
.
S
a
n
d
a
n
g
s
a
r
i

KUA
Secang

Rumah
Pasien

Gambar.6. Peta Rumah dari Pelayanan Kesehatan

III.9. Diagnosis Fungsi-Fungsi Keluarga


1. Fungsi Biologis
Pasien menderita Hipertensi Grade II yang terdiagnosis sejak 5 tahun yang
lalu.
2. Fungsi Psikologis

50

Dari hasil pemeriksaan dengan menggunakan Hamilton Depression


Scale, tidak ditemukan keadaan depresi. Pasien tidak mengalami
gangguan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
3. Fungsi Sosial dan Budaya
Pasien tetap dapat mengikuti kegiatan disekitar rumah seperti
posyandu lansia, PKK, dan pengajian dengan baik, pasien juga mengajar
mengaji di mesjid.
4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Perekonomian keluarga cukup dari anaknya di Jakarta, sehingga
kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi dan pasien sudah memiliki
Jaminana Kesehatan Nasional serta dana tambahan jika sewaktu-waktu
diperlukan pasien untuk melakukan perawatan terhadap penyakitnya.
5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Pasien dan keluarganya mengerti mengenai masalah kesehatan yang
sedang dialami pasien, keluarga pasien pun selalu mendukung pasien
untuk merubah perilaku hidupnya kearah yang lebih baik.

6. Faktor Perilaku
a. Pasien sering mengkonsumsi makanan asin setiap hari, seperti ikan
asin, telor asin, gorengan serta santan dan mengaku susah
mengurangi garam di sayur karena kurang berasa.
b. Pasien tidah memiliki kebiasaan berolahraga.

51

c. Pasien jarang memeriksakan diri ke Puskesmas.


7. Faktor Non Perilaku
Sarana pelayanan kesehatan terjangkau dari rumah

III.10. Diagram Realita yang Ada Pada Keluarga


Lingkungan
Tidak ada
Derajat kesehatan Ny. S

Genetik

Pasien Hipertensi Grade


II

Ada

Perilaku

Pelayanan
Kesehatan
Pelayanan
kesehatan
terjangkau

Pasien memiliki kebiasaan makan


Gambar 7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan dalam Keluarga
makanan asin seperti ikan asin, gorengan
dan santan
III.11. Risiko, Permasalahan,
dan Rencana Pembinaan Kesehatan Keluarga
Pasien jarang beraktivitas banyak dan
tidak berolahraga
Tabel.6. Masalah
Kesehatan dan Rencana Pembinaan
Risiko dan
No.

Masalah

Rencana Pembinaan

Sasaran

1.

Kesehatan
Hipertensi Grade

Edukasi dan konseling

Pasien

tentang Hipertensi,

dan

Pencegahan tensi meningkat

keluarga

II

dengan mengurangi makanan


tinggi garam serta kolesterol,
dan perbanyak olahraga serta
aktifitas

52

III.12. Pembinaan dan Hasil Kegiatan


Tabel.7. Pembinaan dan Hasil Kegiatan

Tanggal
28 Februari 2016

Keluarga

Hasil

Penyuluhan tentang penyakit

yang terlibat
Pasien dan

kegiatan
Pengetahuan

Hipertensi, dari tanda dan

keluarga

tentang

Kegiatan yang dilakukan

gejala, pencegahan,

Hipertensi

pengobatan untuk pasien

meningkat

Hipertensi
6 Maret 2016
10 Maret 2016

Monitoring hasil penyuluhan

Pasien dan

Penyuluhan

Evaluasi hasil penyuluhan

keluarga
Pasien dan

berhasil
Keluhan

keluarga

pasien
berkurang
dan tensi
sudah mulai
turun

III.13. Pengelolaan Pasien dan Keluarga Komprehensif

Promotif
Edukasi dan penyuluhan mengenai Hipertensi kepada pasien dan
keluarganya, mulai dari definisi, penyebab, pencegahan, pengobatan
sampai diet sehat untuk orang dengan Hipertensi serta pola makan.

Preventif

53

Pencegahan yang dapat dilakukan adalah memberitahukan pasien


mengenai diet sehat Hipertensi yaitu dengan membatasi asupan garam
perhari, kurangi makan ikan asin, gorengan, santan serta kurangi
garam pada sayuran. Pasien juga dianjurkan kurangi makanan
berlemak karena kolesterol tinggi. Selain itu pasien dianjurkan untuk
melakukan aktifitas dan olahraga minimal setiap hari. Serta hindari
stress.

Kuratif
Pelayanan pengobatan yang dilakukan pasien ke puskesmas
merupakan upaya pasien untuk mengobati hipertensinya dan pasien
mengonsumsi obat-obatan dari puskesmas. Pada pasien ini, terapi obat
anti Hipertensi yang diberikan adalah amlodipine 10 mg. Sebaiknya,
pada pasien diberikan obat kombinasi karena tekanan darah pasien
sangat tinggi dan belum terkontrol dengan satu jenis obat.

Rehabilitatif
Edukasi pasien untuk menjaga tekanan darah agar tetap normal dan
lakukan pengecekan rutin tekanan darah.

III.14. Kesimpulan Pembinaan Keluarga


1. Tingkat pemahaman
Pemahaman terhadap edukasi dan penyuluhan yang dilakukan cukup
baik.
2. Faktor pendukung

54

(1) Keluarga mampu memahami dan menangkap penjelasan yang


diberikan dengan baik.
(2) Kesadaran

keluarga pasien untuk mendukung kesembuhan

pasien sangat baik, sehingga keluarga sangat kooperatif untuk


mengubah perilaku yang tidak baik bagi kesehatan
(3) Makan dengan menu bervariasi dan gizi seimbang.
(4) Keluarga mau memeriksakan diri di puskesmas
3. Faktor penyulit : tidak ada
4. Indikator keberhasilan
(1) Pengetahuan tentang Hipertensi meningkat sehingga dapat
membantu kesembuhan pasien.
(2) Kesadaran berobat ke puskesmas dan minum obat.
(3) Kesadaran melakukan aktivitas fisik dan olahraga.
(4) Keluhan berkurang dan tekanan darah mulai normal.

III.15. Diagnosis Holistik


(1) Aspek Personal
- Alasan kedatangan :
Pasien datang berobat ke puskesmas karena pasien merasa pusing
dan nyeri tengkuk.
- Harapan :
Pasien memiliki harapan untuk dapat sembuh dan keluhan tidak
bertambah memburuk.
- Kekhawatiran :

55

Pasien khawatir akan kesehatan dirinya seperti terkena stroke atau


penyakit jantung jika ia terus mengalami keluhan seperti yang ia
keluhkan saat ini.
(2)

Aspek Klinis
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang disimpulkan sebagai berikut :
- Diagnosis kerja : Hipertensi Grade II
(3) Aspek Internal
- Genetik :
Terdapat faktor genetik dalam keluhan yang dialami pasien, ayah
pasien riwayat darah tinggi dan meninggal karena stroke.
- Pola makan :
Pola makan pasien belum memenuhi pola gizi seimbang dan tinggi
garam.
- Kebiasaan :
Pasien memiliki kebiasaan makan makanan asin dan gurih dan
jarang berolahraga.
- Spiritual :
Pasien percaya bahwa penyakit yang dideritanya adalah ketentuan
Allah SWT, pasien juga berdoa agar selalu diberikan kesehatan.
(4) Aspek Eksternal
Faktor pendukung kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah
adanya dukungan dari anak-anak dan cucu nya dalam mengupayakan
agar pasien mengkonsumsi pola makan gizi seimbang, menghindari
makanan tinggi garam, rutin untuk berolahraga, dan memberitahu
agar pasien rutin kontrol ke Puskesmas dan meminum obat.
(5) Derajat Fungsional
Menurut skala pasien termasuk derajat 1 dimana pasien dapat secara
mandiri

melakukan

perawatan

diri

aktivitasnya tanpa dibatasi oleh masalah.

dan

melakukan

seluruh

BAB IV
PENUTUP

IV.1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil kesimpulan yang di dapat dari data dan
kunjungan rumah pada Ny. Sri Mulyani di Dusun Sandangsari RT 04 RW
02, Desa Secang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang Secang di
dapatkan sebagai berikut :
-

Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan Ny. Sri


Mulyani yaitu terdiri dari empat hal yaitu faktor genetik, perilaku,
lingkungan, dan pelayanan kesehatan. Adapun faktor yang paling
berpengaruh adalah perilaku, dimana pasien memiliki kebiasaan
makan makanan yang asin.

Keluarga

memiliki

peranan

penting

dalam

proses

kesembuhan penyakit pasien yaitu Hipertensi Grade 2 pada Ny. Sri


Mulyani terutama dalam hal pengawasan minum obat, pengonsumsian
makanan yang asin. Peran keluarga untuk meningkatkan derajat
kesehatan dengan peningkatan pengetahuan tentang Hipertensi Grade
2.

IV.2.

Saran
1. Kepada keluarga untuk selalu melakukan pengawasan minum obat
2. Kepada

tenaga

59

kesehatan

untuk

juga melakukan

pendekatan

kedokteran keluarga dalam menangani kasus Hipertensi Grade 2

60

3. Penyuluhan, Penyebaran

pamflet dan poster kepada masyarakat

tentang Hipertensi Grade 2 berguna untuk meningkatkan pengetahuan


masyarakat agar lebih sigap dalam pengenalan gejala dini dan
pengobatan.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.

61

24. DAFTAR PUSTAKA


25.
1. [WHO] World Health Organization. 2012. Interesting facts about ageing.
The

world

population

is

rapidly

ageing.

Di

<http://www.who.int/ageing/about/facts/en/index.html>

unduh

dari

[Diakses

28

Report

on

Februari 2016].
2. World

Health

Organization.

2014.

Global

Status

Noncommuncable Disease. WHO


3. KEMENKES. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta; Depkes.
4. Wahyuni, A.S., 2003. Pelayanan Dokter Keluarga. Perpustakaan Online
Universitas Sumatera Utara : FK USU. Di akses pada 28 Februari 2016
dari : < http://library.usu.ac.id/download/fk/fk-arlinda%20sari.pdf>
5. Boelen C, Fabb WE. Making medical practice and education more
relevant to peoples need : The contribution of the family doctor. A
working paper of the World Health Organization od Family Doctors. In:
Rivo ML, Heck JE, editor. WHO-WONCA joint conference, Ontario
Canada, 1994. In : Wonodirekso, Sugito. 2009. Sistem Pelayanan Dokter
Keluarga Meningkatkan Kadar Kesejawatan dan Profesionalisme.
Majalah Kedokteran Indonesia, Volume 59, Nomor 1, Januari 2009.p1.
6. Ganong, W.F. 2010. Review of Medical Physiology,Ganongs. 23rd edition.
New York: The McGraw-Hill Companies.Inc.
7. Guyton, AC. Hall, JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-11.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2006. Hlm: 801-808
8. Sherwood, Lauralee. 2011. FisiologiManusiadariSelkeSistemEdisi 6.
Jakarta: EGC
9. Silbernagl,

Stefan.

&

Lang,

Florian.

2006.

Text

&

atlas

berwarnapatofisiologi. Jakarta. EKG.pp 184 185. 216 223. 236 239.


52
10. McCance, K.L. &Huether, S.E. 2002, Pathophysiology : The Biologic
Basis for Disease in Adults & Children, USA: Mosby, Inc.

62

11. Sherwood L. 2010. Human Physiology, From Cells to Systems. 7 th ed.


Belmont : Brooks-Cole
12. Longo, et al. 2011. Principles of Internal Medicine. 18th ed.
USA : The McGraw Hill. 2011
26.
27.

Anda mungkin juga menyukai