Anda di halaman 1dari 6

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesadaran masyarakat Indonesia untuk melakukan kegiatan wirausaha telah mulai
berkembang. Terbukti dengan mulai bekembangnya usaha kreatif dari para wirausahawan
untuk membuka lapangan kerja baru yang dapat menyerap tenaga kerja produktif. Para
wirausahawan menggeluti usaha tidak sekedar ala kadarnya, akan tetapi dengan keberanian,
kegigihan sehingga usahanya tumbuh.
Pada masa sekarang ini usaha dibidang perikanan sudah banyak digeluti oleh para
perintis usaha. Hal ini merupakan bahwa, ikan adalah sumber protein hewani yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh manusia. Ikan yang tersedia di alam dengan cara penangkapan dan
ditangkap secara terus-menerus maka akan menyebabkan terjadinya penurunan terhadap
populasi ikan. Maka dari itu, hal yang harus dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan
budidaya ikan.
Salah satu wirausaha yang disoroti dalam laporan ini adalah usaha budidaya ikan lele
yang diberi nama Usaha Karya Mandiri. Usaha ini dibangun oleh seorang bapak, beliau
bernama Iwan. Beliau mengawali usaha budidaya ikannya dengan memanfaatkan lahan bekas
tambang timah yang ada di Desa Pedindang Bangka Tengah. Lahan tersebut ketika ditambang
menghasilkan timah yang berlimpah, namun dengan adanya kegiatan tambang timah secara
terus-menerus maka timah tersebut habis. Akhirnya, bapak Iwan mulai memikirkan ide baru
untuk memanfaatkan lahan bekas tambang timah tersebut, dan akhirnya beliau memilih untuk
membuka tambak budidaya ikan lele. Hingga saat ini, usaha beliau telah berkembang hingga
berskala regional.

1.2 Tujuan
Tujuan dilakukan wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi langsung dari
pemilik usaha mengenai usahanya.
1.3 Manfaat
Manfaat dilakukan wawancara ini adalah mengetahui dan memperoleh gambaran
serta dorongan dalam memulai kegiatan usaha khususnya usaha dibidang perikanan.

2. METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 27 november 2015 , pukul 15.0016.30 WIB . Di KARYA MANDIRI Pedindang kabupaten Bangka Tengah.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah

Sepeda motor sebagai alat transportasi ke tempat tujuan


Handphone sebagai alat perekam pembicaraan saat wawancara

2.3 Prosedur
Pemilihan tempat
Pergi ketempat tujuan KARYA MANIRI
Proses wawancara
Hasil wawancara

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Narasumber yang diwawancarai adalah Bapak Iwan Kribo yang merupakan
seorang pembudidaya ikan (lele, nila, dan patin) di Pedindang, Bangka Tengah. Bapak Iwan
mengaku sudah sejak tahun 2007 usaha budidaya ini dilakukan dengan mengawalinya pada
kegiatan pembesaran lele. Berbagai kendala dan hambatan dalam memulai kegiatan budidaya
telah dilaluinya seiring dengan perkembangan usahanya hingga saat ini, seperti lahan yang
akan dimanfaatkan, modal, bantuan tenaga ahli/pegawai, pengendalian internal, kualitas
produk, kiat-kiat bertahan terhadap tekanan sosial, ekonomi, bahkan cuaca yang
mempengaruhi proses produksi, hingga metode pemasaran dan cara menjaga loyalitas
pegawai dan pelanggan. Pada makalah ini akan jelaskan secara poin per poin hasil
wawancara yang telah dilakukan dengan narasumber.
3.1 Business Plan dan Planning Business
Bapak Iwan menceritakan mengenai awal mula terbentuknya usaha budidaya
Karya Mandiri ini dengan ide memanfaatkan kolong bekas kapal keruk dalam kegiatan
penambangan timah. Sebelum dimanfaatkan menjadi lahan budidaya, lokasi tambak yang
digunakan saat ini merupakan lahan yang terbengkalai akibat kegiatan penambangan yang
terhenti. Penambangan terhenti dikarenakan kandungan timah yang ada pada lahan tersebut
sudah habis ditambang dan hanya menyisakan sebuah kolong besar dengan luas kurang lebih
2km lalu ditinggalkan begitu saja. Melihat peluang tersebut, masyarakat Pedindang termasuk
Bapak Iwan merencanakan untuk melakukan pembagian lahan dengan tujuan untuk
direklamasi dan dimanfaatkan (jangka panjang).
Bapak Iwan mengaku dengan tenaga manual ia menimbun kembali kerukan ke
dalam lubang galian tersebut guna meratakan lahan tersebut kebentuk aslinya, akan tetapi
hanya sebagian lahan yang benar-benar kokoh tertimbun dan dapat digunakan sebagai akses
jalan dilahan tersebut, selebihnya masih berupa genangan air yang kedalamannya lebih dari 3
meter. Setelah melakukan berbagai macam alternatif untuk mengkondusifkan kembali lahan

tersebut, Bapak Iwan memulai usahanya pada kegiatan pembesaran lele dan membuat
beberapa keramba jaring tancap (KJT) dengan modal seadanya. Seiring berjalannya waktu,
dilihat bahwa kegiatan pembesaran ini berjalan cukup baik dan keuntungan yang diperoleh
sedikit demi sedikit telah terkumpul Bapak Iwan mulai membuat beberapa KJT tambahan,
KJA, rumah jaga apung, serta pondok tempat pembenihan dan pendederan. Kegiatan
budidaya Karya Mandiri pun berkembang dan telah memelihara benih ikan hasil pemijahan
sendiri, dan karena alasan keamanan kegiatan pemijahan dilakukan di lokasi yang berbeda
yaitu di rumah Bapak Iwan sendiri.
3.2 Bantuan tenaga ahli/pegawai dan Pengendalian Internal
Bapak Iwan merekrut pegawai pada tahun 2007 dengan jumlah pegawai mencapai
8 orang, akan tetapi beberapa pegawai mengajukan diri untuk membuka usaha budidaya
sendiri, dengan persetujuan dan pengawasan Bapak Iwan maka beberapa pegawai tersebut
saat ini sudah memiliki usaha budidaya pribadi. Jumlah pegawai Bapak Iwan yang bertahan
hingga saat ini adalah 3 orang yang juga menyepakati merk dagang usaha mereka yaitu
Karya Mandiri. Meskipun begitu, loyalitas, ketekunan, insiatif dan keahlian para pegawai
ini mampu membantu Karya Mandiri tetap berjaya sampai detik ini. hal tersebut terbukti
dengan lancarnya produksi ikan dimusim kering (panas).
Bapak Iwan mengaku, hal-hal yang sangat rawan bagi para pembudidaya ikan
adalah mengenai pakan, kualitas air, dan juga jumlah ikan yang memijah dalam kondisi
dipuncak musim. Untungnya, sumber air yang ada pada kolong ini berasal dari mata air yang
terus mengalir sehingga pasang-surut tertinggi hanya sekitar 20-30 cm, sehingga kualitas air
yang digunakan tetap terjaga. Pakan yang merupakan salahsatu penentu kualitas ikan (bobot,
kesehatan dll) terutama pada kegiatan pembenihan dan pendederan juga dianggap bukan
suatu masalah yang besar bagi tim Karya Mandiri ini, karena setelah sekian lama menekuni
bidang ini para pegawai juga telah terbiasa dalam hal mencari cacing.
Mencari cacing merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh para pegawai
Bapak Iwan setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan pakan alami benih, di berbagai lokasi
bernutrisi (kaya akan bahan organik dimana cacing tubifex mampu hidup dan
berkembang). Inisiatif, kepedulian, dan rasa kekeluargaan yang tinggimembuat para pegawai
ini termotivasi untuk bangun pagi dan mulai melaksanakan kegiatan rutin, mulai dari
mencuci bak pembenihan, menggiling pakan, memberi pakan ikan, mencari cacing, dan
packing untuk pelanggan yang memesan benih maupun ukuran konsumsi di tambak ini.
Kerjasama seperti ini membuat kegiatan produksi berjalan lancar, pasokan pakan alami
terpenuhi, mempertahankan baiknya kualitas produk, setiap order terselesaikan dan juga
menigkatkan penghasilan yang diperoleh.
Ada hal unik yang diterapkan Bapak Iwan dalam menjaga loyalitas pegawainya
yaitu dengan sistem tanpa gaji. Bapak Iwan mempertimbangkan mengenai ketidakpastian
jumlah ikan yang memijah, jumlah benih dan ikan yang akan dipelihara, jumlah pesanan, dan
juga jumlah pakan yang dibutuhkan setiap harinya. Ia berpikir akan merasa tidak nyaman
apabila mematok nilai penghasilan pegawai sementara ketidakpastian tersebut tetap berjalan,
misalnya dengan gaji sekian produksi bulan ini meningkat sehingga tidak sesuai antara tenaga
yang dikeluarkan dan penghasilan yang diterima dan begitu sebaliknya. Alasan lain adalah,
Bapak Iwan mempertimbangkan mengenai keluarga pegawai. Ia merasa bahwa kebutuhan
rumah tangga itu penting dan tidak dapat menunggu hingga bulan depan, Bapak Iwan juga

selalu mengajarkan paham tanpa hutang pada pegawainya agar kehidupan yang dijalani
lebih tenang dan tidak menambah beban pikiran. Oleh karena itu, Bapak Iwan menerapkan
sistem bagi hasil kepada para pegawainya dalam setiap penjualan sehingga dalam sehari
setidaknya para pegawai tetap memiliki uang saku untuk menghadapi pengeluaran tak
terduga. Sistem tersebut juga cederung membuat tali kekeluargaan tim Karya Mandiri tetap
kokoh serta mendorong semangat, inisiatif, motivasi dan profesionalisme para pegawai dalam
bekerja.
Kiat lain yang diterapkan Bapak Iwan dalam menjaga loyalitas pegawainya adalah
dengan memberi THR pada hari raya, ikut membantu masalah apapun yang dihadapi
pegawainya baik secara ekonomi, tenaga, dan psikis. Bapak Iwan juga tidak menjaga jarak
antara dirinya dan pegawainya sebagai bos dan pegawai, sebaliknya Bapak Iwan
memposisikan diri sebagai teman, keluarga dan sahabat, hal tersebut terlihat dari tawa canda
mereka yang luwes, tidak ada suasana canggung sedikitpun. Dengan kata lain, Bapak Iwan
memberlakukan motivasi positif terhadap pegawainya, karena menurutnya keikhlasan dan
kepercayaan akan membuahkan hasil yang lebih baik karena tanpa mereka Karya Mandiri
belum tentu bisa seperti ini (sukses).
Hubungan kekeluargaan tersebut membuat Bapak Iwan memberikan kepercayaan
penuh terhadap pegawainya dalam setiap unit pekerjaan. Meskipun begitu sebagai
pengendalian internal dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Bapak Iwan tetap
memegang peran penting dalam masalah order produk. Jadi, setiap pesanan dan transaksi
yang akan dilakukan harus melalui Bapak Iwan sehingga cash flow pendapatan dan
pengeluaran lebih terkontrol dan lebih jelas pencatatannya.
3.3Daya Saing dan Daya Juang
Persaingan merupakan hal biasa ditemukan dalam dunia bisnis, namun menurut
Bapak Iwan tidak ada yang namanya saingan di Karya Mandiri. Hal ini dikarenakan Bapak
Iwan menganggap bahwa tekanan sosial (fitnah, iri, dll) merupakan hal yang kotor untuk
dilakukan mengingat bahwa objek yang dituju adalah produk yang dihasilkan pembudidaya,
sehingga akan lebih baik jika bersaing hanya dalam ruang lingkup produk (kualitas,
kuantitas, customer, dll) bukan merambah ke hal-hal sosial lainnya. Bapak Iwan juga tidak
segan-segan membantu pembudidaya lain yang kurang giat dalam hal publikasi/pemasaran
untuk membantu menjual produknya tanpa mengambil untung dari penjualan tersebut. Oleh
karena itu, Bapak Iwan menganggap tidak ada yang namanya saingan karena suatu hari nanti
kita pasti akan membutuhkan bantuan orang lain dalam hal apapun. Hal lain yang lebih
penting menurutnya adalah jika produk yang dihasilkan berkualitas baik maka wajar jika
orang menganggap bahwa kita merupakan saingan mereka, jadi sudah seharusnya untuk lebih
fokus terhadap usaha yang dilakoni dibandingkan usaha orang lain.
Hal-hal yang seperti itu justru membuat Bapak Iwan lebih mampu bertahan dan
berdaya juang yang tinggi, salahsatunya yaitu lebih giat dalam meningkatkan kualitas dan
pemasaran. Pemasaran yang dilakukan oleh tim Karya Mandiri ini hanya sebatas dari
mulut ke mulut yaitu melalui informasi dari pelanggan yang sudah percaya dan merasa puas
dengan produk dan pelayanan yang diterima kepada orang lain yang sedang mencari situs
untuk berlangganan. Setelah mendapat kepercayaan dengan membuktikan kualitas dan

pelayanan yang baik, Bapak Iwan juga memiliki kiat khusus untuk membuat pelanggan
bertahan.
Bapak Iwan mengaku tidak segan-segan untuk memberikan bonus kepada para
pembelinya. Misalnya dalam pemesanan 10 ribu benih lele maka jumlah yang akan di
packing para pegawai bisa mencapai 11-12 ribu benih untuk mengantisipasi kematian benih
dalam proses tranportasi, sehingga benih yang dipesan tetap dalam kisaran jumlah pesanan.
Dengan kiat seperti itu tidak sedikit pembeli yang memutuskan untuk berlangganan di Karya
Mandiri. Selain itu, tim Karya Mandiri juga menunjukkan pelayanan yang baik seperti
keramahan pegawai dan juga peminjaman tabung oksigen ataupun indukan kepada relasirelasinya. Poin-poin itulah yang selalu dipegang dan diterapkan oleh Bapak Iwan di Karya
Mandiri hingga saat ini, sehingga berbagai hambatan dalam usahanya dapat dilalui dengan
baik.
3.4 Prestasi Yang Telah Dicapai
Karya Mandiri telah meraih berbagai penghargaan dan tropi sebagai bentuk
prestasi yang telah dicapai mulai dari tahun 2010-2015, seperti tropi pemenang pembibitan
dalam lomba antar POKDAKAN, piagam CBIB (Cara Berbudidaya Ikan yang Baik), dan
masih banyak pengahargaan lainnya yang ia abadikan dirumahnya. Bahkan, kabarnya Karya
Mandiri juga akan mendapat piagam penghargaan CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik)
tahun depan.
4. PENUTUP
4.1Kesimpulan
Usaha budidaya Karya Mandiri dapat dikatakan usaha yang sukses. Dalam usaha
budidaya Karya Mandiri rencana bisnis (business plan) yang dipakai adalah bisnis jangka
panjang, merencanakan kelanjutan bisnis (planning business) dengan bekerjasama dengan
pegawainya. Usaha ini bersifat kekeluargaan namun profesional, mengandalkan kepercayaan
dan motivasi positif untuk loyalitas pegawai, serta pelayanan ramah dan sistem bonus bagi
para pelanggannya.
4.2 Saran
Sebaiknya dilakukan kembali wawancara kepada narasumber dengan
memfokuskan topik wawancara ke analisis usaha dan perhitungan laba rugi dari usaha yang
dijalankan. Sebagai informasi bagi pembaca yang ingin membuka usaha budidaya sendiri,
sehingga dapat termotivasi dan mendapat bayangan usaha yang tidak adsurb lagi. Kemudian
sebaiknya lebih ditingkatkan kembali prestasi dengan mengikuti event-event yang
diselenggarakan pemerintah untuk para pembudidaya bagi tim Karya Mandiri, mulai
mengajukan nama Karya Mandiri sebagai usaha yang terlindung badan hukum agar lebih
mudah mendapatkan bantuan dan informasi-informasi penting lainnya dari pemerintah dan
juga lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) sehingga
dipertahankan semangat, daya saing, dan daya juang yang telah dimiliki.
5. DAFTAR PUSTAKA

http://dianeffst11.web.unair.ac.id/artikel_detail116139UmumLaporan%20Wawancara
%20Pengusaha%20Sukses.html. Diakses pada pukul 08.30 Wib, 29 November 2015.
http://kwrausahaan.blogspot.co.id/2015/05/laporan-wawancara-dengan-seorang.html.Diakses
pada pukul 08.55 Wib, 29 November 2015.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai