Anda di halaman 1dari 14

BUMI Yakin Bisnis Tumbuh 10% pada 2015

6 October 2014 15:20 WIB

Bulldozer; Alat berat pertambangan. (Foto: Istimewa)

Terkait market tahun 2015, perseroan sudah memiliki beberapa kontrak pembelian batu
bara dengan beberapa perusahaan luar negeri. Dwitya Putra
JakartaPerusahaan batu bara, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menargetkan peningkatan
penjualan dan produksi batu bara sekitar 10% atau mencapai sebesar 100 juta metrik ton pada
tahun 2015.
Sekretaris Perusahaan Bumi Resources, Dileep Srivastava mengatakan, perusahaan merasa
optimis target tersebut akan tercapai mengingat hingga semester pertama tahun ini penjualan
batu bara BUMI nyaris separuh dari target yakni 44,2 juta metrik ton atau meningkat sebesar
12% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 39,6 juta metrik ton.
Kalau melihat harga jual rata-rata batu bara di semester pertama ini sekitar USD52,7 dolar per
ton, maka di semester kedua harusnya bisa lebih tinggi dari harga itu. Makannya, kami optimis di
tahun depan harga batu bara juga akan meningkat, kata Dileep, usai paparan publiknya, di
Jakarta, Senin, 6 Oktober 2014.
Dileep menambahkan, bahwa kontribusi terbesar batu bara perseroan pada tahun depan masih
disumbang dari Kaltim Prima Coal (KPC). Selain itu, terkait market tahun 2015, pihaknya juga
tidak terlalu khawatir karena sudah ada beberapa kontrak pembelian batu bara dengan beberapa
perusahaan luar negeri.

Kami tidak takut tidak ada pembeli, karena kami sudah mengantongi beberapa kontrak
pembelian batu bara dari klien kami di luar negeri seperti Hong Kong, Thailand, Filipina, China,
Taiwan, Eropa, Malaysia, Korea bahkan Myanmar, tegasnya. (*)
@dwitya_putra14

Nasib BUMI? Operator Energi Kelas Dunia


dengan Modal Hutang

Dec 7, 2014
britama.com, Cerita, Bumi Resources Tbk (BUMI) kita mulai dari masuknya PT Bakrie Capital
Indonesia menjadi pemegang saham BUMI. Pada tahun 1997, PT Bakrie Capital Indonesia
mengambil alih saham-saham yang dimiliki Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 (AJB
Bumiputera) sejumlah 26.328.600 saham atau sama dengan 58,51% dari total saham yang
dikeluarkan BUMI saat itu. Setahun kemudian bidang usaha BUMI pun diubah dari di bidang
perhotelan dan pariwisata menjadi perusahaan investasi di bidang minyak, gas alam dan
pertambangan. Kemudian pada tertanggal 20 September 2000 nama perusahaan pun diubah dari
Bumi Modern Tbk menjadi Bumi Resources Tbk.
Setelah melakukan perubahan bidang usaha dan nama perusahaan, BUMI mulai aktif melakukan
ekpansi usaha melalui akuisisi perusahaan yang bergerak di bidang minyak, gas alam, batubara
dan pertambangan lainnya. Gallo Oil (Jersey), Ltd. menjadi perusahaan energi pertama yang
diakuisisi oleh BUMI (2000), di tahun 2001 BUMI mengakuisisi 80% dan 19,99% (April 2004)
saham PT Arutmin Indonesia, kemudian di tahun 2003 BUMI mengakuisisi PT Kaltim Prima
Coal (KPC) dan Kalimantan Coal Limited (KCL) sebagai langkah lebih lanjut dalam melakukan
ekspansi usaha. Alhasil, setelah akuisisi KPC, BUMI menjadi perusahaan produsen batubara
terbesar di Indonesia dan eksportir batubara thermal terbesar di dunia yang memasok sekitar 8%
batubara thermal di pasar internasional pada tahun 2004.
Setelah itu, akuisisi beralih ke anak usaha yakni Calipso Investment Pte. Ltd dan PT Bumi
Resources Investment. Melalui Calipso Investment Pte. Ltd, BUMI mengakuisisi Herald
Resources Ltd (2008) dan melalui PT Bumi Resources Investment, BUMI mengakuisisi PT
Green Resources, Leap Forward Finance Ltd (secara tidak langsung memiliki PT Fajar Bumi
Sakti), Pendopo Coal Ltd (secara tidak langsung memiliki PT Pendopo Energi Batubara), dan

Zurich Assets International Ltd (secara tidak langsung memiliki saham Darma Henwa Tbk
(DEWA)).
Sayangnya akuisisi ini kebanyakan menggunakan hutang, awalnya tidak adalah masalah dalam
hutang ini karena ditunjang dengan kinclongnya harga batubara. Masalah mulai muncul ditahun
2008, dimana terjadi krisis ekonomi global terutama di negara-negara maju sehingga menekan
harga komoditi. Kemudian di tahun 2009 BUMI terpaksa melakukan restrukturisasi utang
dengan pinjaman dari China Investment Corporation (CIC) melalui Country Forest Limited
(anak usaha CIC) sebesar US$1,9 miliar (US$600 juta telah dibayar tahun 2013, US$600 juta
jatuh tempo di tahun 2014, dan sisanya US$700 juta jatuh tempo di tahun 2015.) yang memiliki
12% cash coupon per tahun dengan total IRR of 19%.
Laporan Keuangan BUMI dari tahun 2005 sampai dengan Jun-2014

Setelah restrukturisasi tahun 2009 BUMI berhasil melewati krisis yang terjadi pada tahun 2008,
karena dipertengahan 2009 harga batubara kembali naik dan pada awal tahun 2010 harga
batubara berhasil tembus diatas 100 per metrik ton serta bertahan diatas 100 hingga pertengahan
2012.
Pada pertengahan tahun 2012, krisis kembali datang menerpa BUMI yang disebabkan kembali
turunnya harga batubara, tingginya beban keuangan dan mengalami rugi kurs serta rugi transaksi
derivatif. Alhasil, dalam 2 tahun BUMI mengalami rugi US$1,275 miliar (2013: rugi US$609,01
juta dan US$666,21 juta). Kerugian dalam 2 tahun membuat BUMI mengalami defisiensi modal
sebesar US$492,65 di tahun 2013.
Untuk kali kedua BUMI pun berusaha restrukturisasi hutang-hutangnya. Namun untuk
restrukturisasi kali ini BUMI menggunakan cara re-organisasi modal, penjualan aset serta
penambahan modal melalui rights issue (penawaran umum terbatas / PUT). Reorganisasi modal
dan penjualan aset telah dilakukan melalui penjualan atas 19% kepemilikannya di PT Kaltim

Prima Coal (KPC) kepada CFL (Country Forest Limited) dengan harga US$950.000.000.
Penjualan ini menurunkan kepemilikan BUMI di KPC 65% menjadi 51% setelah
memperhitungkan penyelesaian atas wesel tagih sebesar USD254.026.670 pada tanggal 30 Juni
2014 merupakan Medium Term Notes (MTN) tanpa bunga yang diterbitkan oleh PT Kutai Timur
Sejahtera kepada BUMI sebagai penyelesaian sementara atas dana investasi dari PT Recapital
Asset Management. Wesel tagih tersebut telah diselesaikan dengan cara mengalihkan MTN yang
diterbitkan oleh PT KTS menjadi kepemilikan atas 5% saham PT KPC.
Selain itu, BUMI juga menjual (dengan memberikan put dan call options) 10.739.463.720
lembar saham Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) yang setara dengan 42% modal saham
BRMS, kepada CFL dengan harga US$257.400.000. Dari penjualan atas kepemilikan PT Kaltim
Prima Coal dan BRMS ini BUMI memperoleh Laba atas pelepasan Investasi pada anak usaha
sebesar US$754.607.427 sehingga BUMI berhasil memperoleh Laba Bersih sebesar
US$168.018.353 di Semester I 2014.
Kemudian di bulan Jul 2014, BUMI melakukan penerbitan saham melalui PUT IV dalam rangka
penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan ratio 20 saham lama
memperoleh 31 HMETD dengan harga pelaksanaan Rp250,-. Pada PUT ini BUMI berhasil
memperoleh dana sebesar Rp3.963.405.106.750 atau setara US$330.283.759 dengan kurs
Rp12.000,- (jumlah saham yang diterbitkan 15.853.620.427 lembar atau 49,24% dari seluruh
dari jumlah saham yang rencana akan diterbitkan dalam PUT IV, yakni sebanyak 32.198.770.000
lembar). Dana tersebut sebesar US$150.000.000 akan digunakan untuk membayar utang CFL.
Transaksi-transaksi ini dilakukan dalam rangka menyelesaikan sisa pokok hutang CFL sebesar
USD1,3 miliar sesuai dengan perjanjian Master Deed yang dibuat pada 8 Oktober 2013.
Setelah berhasil menyelasaikan utang CFL sebesar USD1,3 miliar, sekarang ini BUMI kembali
diterpa masalah utang pada anak usahanya yang mencapai US$1,375 miliar. Saat ini, anak-anak
usaha BUMI yang mempunyai masalah utang antara lain: Bumi Capital Pte. Ltd. (penerbit Surat
Berharga Bergaransi Senior (Guaranteed Senior Secured Notes) senilai 300 juta Dolar AS
berkupon 12%), Bumi Investment Pte. Ltd. (penerbit Surat Berharga Bergaransi Senior
(Guaranteed Senior Secured Notes) senilai 700 juta Dolar AS berkupon 10,75%) dan Enercoal
Resources Pte. Ltd. (penerbit Obligasi Konversi Bergaransi (Guaranteed Convertible Bonds)
senilai 375 juta Dolar AS berkupon 9,25%).
Apakah untuk kali ini BUMI bisa berhasil melewati krisis yang disebabkan turunnya harga
komoditi (batubara) yang dimulai sejak pertengahan Jul 2012?, menurut kita kalau harga
komoditi dalam 1 atau 2 tahun tidak membaik, kemungkinan BUMI akan sulit melewati krisis
yang tengah menerpanya saat ini. Hal ini sebabkan masih tingginya beban keuangan BUMI,
dimana per 30 Juni 2014 total utang BUMI tercatat US$7.007.408.859 (setara
Rp84.088.906.308.000,- dengan kurs Rp12.000,-) sedangkan total aset hanya sebesar
US$6.764.902.225.

Grafik Harga Saham BUMI

Bagaimana nasib BUMI ke depan? apakah akan pailit atau tetap bisa mempertahankan
kelangsunga hidup perusahaannya? ya. tunggu waktu yang membuktikan aja!!!!
Bagaimana nasib investor yang terlanjur membeli saham BUMI diharga tinggi? ya pasrah dan
berdoa!!!
Pesan untuk semua investor, berhati-hatilah dalam berinvestasi!!! jangan cuma memikirkan
untungnya saja!!! tapi juga harus diingat semua investasi selalu memiliki resiko!!!

Permasalahan yang terjadi di PT Bumi


Resorces (BUMI) _Tugas kelompok softskill
Posted by eM on 01/20/2014

2 Votes
Profil Dan Sejarah Singkat PT. BUMI RESOURCES Mokhammad Luthfi nugroho
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) pada awalnya didirikan dengan nama PT Panorama
Timur Abadi pada tanggal 06 Agustus 2003, yang memiliki kegiatan usaha utama di bidang
perdagangan dan penyedia pelumas bagi industri pertambangan. Kemudian pada pertengahan
tahun 2009, PT Panorama Timur Abadi diambil alih oleh PT Bumi Modern Tbk, yang bergerak
di bidang perhotelan dan pariwisata yang kemudian merubah nama perusahaan tersebut menjadi
PT Bumi Resources Minerals (BRMS).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PT Bumi Resources Minerals
adalah bergerak dalam bidang eksplorasi dan pengembangan pertambangan atas sumber daya
minyak, gas bumi dan mineral. PT Bumi Resources Minerals saat ini memiliki cadangancadangan mineral termasuk tembaga, emas, timah hitam, zinc, bijih besi, phosphate dan berlian
yang tersebar di beberapa lokasi di Indonesia dan Afrika Barat. PT Bumi Resources Minerals,
juga dikenal sebagai perusahaan batubara terbesar di Indonesia.
Sejak tahun 1997, PT Bakrie Capital Indonesia mengambil alih 58,51% saham perusahaan dari
Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912. Pada tahun 1990 perusahaan resmi mencatatkan diri di
Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) dan Surabaya. PT Bumi Resources Tbk,
beralamat di Gedung Bakrie Tower lantai 12, Komplek Rasuna Epicentrum, Jl. H.R. Rasuna
Said, Jakarta 12940 Indonesia.
Dari kasus yang mencuat pada tahun 2010-2011, PT Bumi Resources merupakan salah satu dari
tiga perusahaan Grup Bakrie yang telah lalai membayar pajak sebesar Rp 376 miliar, dari total
ketiga perusahaan sebesar Rp 2,1 triliun. Kasus ini kembali ramai dibicarakan publik terkait
pengakuan Gayus H. Tambunan tersangka korupsi pencucian uang di tiga perusahaan Grup
Bakrie yang diduga menyetor US$ 7 juta atau sekitar Rp 65 miliar untuk membereskan persoalan
tunggangan pajak mereka. Tunggakan pajak ini terjadi pada tahun 2007 silam. Berikut harga
saham dari tahun 2003 s/d 2012 dapat dilihat pada table 1.1

Dari table diatas terlihat bahwa gejolak harga saham yang semakin turun dan puncaknya pada
tahun 2008 terlihat nilai saham PT Bumi Resort berada pada kisaran Rp 910 / lembarnya, yang
pada tahun sebelumnya berada pada nilai tertinggi Rp 6000 / lembarnya, hingga pada akhir tahun
2012 tercatat harga sahamnya pada kisaran Rp 590 / lembarnya.
Hal-hal yang mempengaruhi harga saham PT Bumi Resources
Ada beberapa faktor yang disinyalir mempengaruhi harga saham PT Bumi Resources pada tahun
2007. Bisnis Bakrie mulai terasa ketika masuk ke sektor pertambangan. Pada Oktober 2001,
Bakrie lewat Bumi Resources membeli saham Arutmin Indonesia dari BHP Biliton Australia.

Lalu, Oktober 2003, Bumi mengakuisisi KPC (Kaltim Prima Coal) dari BP dan Rio Tinto.
Pembelian saham itu sangat menguntungkan buat Bakrie. Pada Maret 2006, Bumi mengantongi
pendapatan 3,2 miliar dolar AS dari penjualan saham Arutmin, KPC dan Indocoal. Dari transaksi
itu, Bumi memiliki kekuatan untuk ekspansi ke bidang energi migas.
Dari manuver bisnis itu Bakrie mendapatkan keuntungan luar biasa. BUMI diperkirakan
memperoleh keuntungan tak kurang dari 2,5 miliar dolar AS. Karena, Bumi membeli KPC
seharga 500 juta dolar AS dan mengakuisisi Arutmin seharga 180 juta dolar AS. Saat ini, ada
enam perusahaan Grup Bakrie yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ), yaitu PT Bakrie &
Brothers Tbk, PT Bumi Resources Tbk, PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk, PT Bakrie Land
Development Tbk, PT Energi Persada Tbk dan PT Bakrie Telecom Tbk. Berdasarkan data per
Desember 2005, aset ke-6 emiten itu mencapai Rp 33,31 triliun.
Nilai ini jauh melesat dibanding tahun 2001 yang hanya tercatat Rp 12,25 triliun. Namun, aset
yang menggelembung itu juga diikuti oleh membengkaknya kewajiban yang harus ditanggung
perusahaan. Pada Desember 2005, kewajiban enam perusahaan itu tercatat Rp 23,14 triliun.
Berdasarkan data yang diperoleh, Bumi Resources dalam sembilan bulan pertama 2007
membukukan kenaikan laba bersih lebih dari lima kali lipat, yaitu 422,92 persen dibanding
periode sama tahun lalu. Lonjakan laba bersih itu didorong laba atas penjualan investasi, yakni
penjualan saham di dua anak perusahaannya. Bumi membukukan laba bersih 800,02 juta dolar
AS, melonjak dari periode sama tahun lalu 152,99 juta dolar AS. Sementara laba usahanya
sendiri hanya naik 12,25 persen dari 251,17 juta dolar AS menjadi 281,93 juta dolar AS.
Tahun 2007, memang membuat bisnis salah satu keluarga konglomerasi nasional ini semakin
bersinar. PT Bakrie & Brothers Tbk berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp3,284
triliun (per 31 September) sedikit di bawah pada perolehan keseluruhan tahun lalu yang
mencapai Rp3,424 triliun.
Sementara perusahaan membukukan laba bersih mencapai Rp164,111 miliar, naik dari
keseluruhan perolehan 2006 yang mencapai Rp160,027 miliar. Di sektor telekomunikasi, laba
bersih Bakrie Telecom juga melonjak signifikan mencapai Rp113 miliar (per 31 September) naik
dua kali lipat lebih dari laba bersih keseluruhan tahun lalu diangka Rp51 miliar. Jatuhnya
performa BUMI pada semester I/2012. Faktor pertama adalah tergerusnya marjin laba BUMI
yang diakibatkan melonjaknya biaya produksi / ton sebesar 9,2% dan tidak diimbangi naiknya
harga jual. Hal ini terjadi di seluruh perusahaan batu bara di Indonesia, karena memburuknya
harga batu bara dunia.
Faktor lainnya adalah tingginya beban keuangan yang harus dibayar serta kerugian atas transaksi
derivative. Laporan keuangan BUMI mencatat, jumlah beban yang harus dibayar lebih tinggi
dari laba usahanya sendiri. Hal ini tentunya memperlihatkan buruknya kemampuan membayar
utang (solvabilitas) BUMI dalam membayar utang-utangnya. Jika terus seperti ini BEI akan
mengeluarkan tindakan Auto rejection. Auto Rejection merupakan penghentian otomatis harga
saham akibat kenaikan atau penurunan yang signifikan.

KAP yang Melakukan Audit pada PT Bumi Resources

Pada tahun 2007 Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengirimkan surat pertanyaan kedua kepada
PT Bumi Resources Tbk (BUMI), terkait informasi atas akuisisi tiga perusahaan yang baru
dilakukan. BEI menganggap surat balasan BUMI yang pertama, belum memberikan jawaban
yang diperlukan. Dalam surat tersebut, BEI mempertanyakan mengenai alasan pembatalan Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang semula direncanakan pada 26 Februari
2009. BEI juga masih belum mendapatkan jawaban mengenai valuation report dari transaksi
akuisisi yang telah dilakukan.
Selain itu, BEI juga menanyakan sejumlah hal yang belum dijawab secara jelas pada surat
balasan pertama BUMI. Sedangkan mengenai jawaban dari BUMI mengenai apakah transaksi
yang dilakukan itu material atau tidak, Eddy tidak bisa berkomentar. Sebab, saat ini pihak Badan
Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) tengah melakukan penyeklidikan
mengenai transaksi itu. Itu kita serahkan ke Bapepam, jelasnya. Sri Mulyani menambahkan,
rapat konsultasi bersama DPR nanti juga akan digunakan untuk meminta persetujuan DPR-RI
mengenai penggunaan Sisal Lebih Penggunaan Anggaran (SIlLPA) 2008 sebesar Rp51,3 triliun.
Sekadar informasi, pasal 23 dari UU Nomor 41 Tahun 2008 mengenai UU APBN Tahun 2009.
Pasal 23 memang memungkinkan pemerintah menyampaikan perubahan baik dari sisi
penerimaan, belanja, maupun defisit, yang kemudian akan dibahas bersama DPR.
Adapun seluruh postur APBN yang baru ini segera diselesaikan dan disampaikan kepada DPR.
Pemerintah berharap DPR melalui Panitia Anggaran segera mengagendakan pembahasan
perubahan postur APBN itu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani kembali membekukan izin 2 akuntan publik (AP) dan 1 kantor
akuntan publik (KAP) karena melakukan pelanggaran terhadap Standar Auditing-Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) saat melakukan audit.
Kegiatan yang dilarang adalah:
1. Jasa atestasi yang termasuk audit umum atas laporan keuangan, jasa pemeriksaan atas laporan
keuangan prospektif, jasa pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma, review atas
laporan keuangan, serta jasa atestasi lainnya sebagaimana tercantum dalam SPAP.
2. Dilarang memberikan jasa audit lainnya serta jasa yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan,
manajemen, kompilasi, perpajakan, dan konsultasi sesuai dengan kompetensi Akuntan Publik
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk KAP Atang Djaelani diwajibkan untuk memelihara Laporan Auditor Independen, kertas
kerja pemeriksaan dan dokumen lainnya. AP Rutlan Effendi ,dan AP Muhamad Zen juga dilarang
menjadi Pemimpin dan atau Pemimpin Rekan dan atau Pemimpin Cabang Kantor Akuntan
Publik, serta wajib mengikuti Pendidikan Profesi Berkelanjutan (PPL). AP. Rutlan Effendi, AP
Muhamad Zen, dan KAP Atang Djaelani diwajibkan untuk tetap bertanggung jawab atas jasajasa yang telah diberikan. Selain itu berdasarkan Pasal 68 Peraturan Menteri Keuangan Nomor:

17/PMK.01/2008, apabila dalam jangka waktu paling lama 6 bulan sejak berakhirnya masa
pembekuan izin tidak melakukan pengajuan kembali permohonan persetujuan untuk memberikan
jasa, AP dan KAP dikenakan sanksi pencabutan izin.
Sangsi atas pelanggaran pajak
Pengetahuan tentang sanksi dalam perpajakan menjadi penting karena pemerintah lndonesia
memilih menerapkan self assessment system dalam rangka pelaksanaan pemungutan pajak.
Berdasarkan sistem ini, Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung menyetor, dan
melaporkan pajaknya sendiri. Untuk dapat menjalankannya dengan baik, maka setiap Wajib
Pajak memerlukan pengetahuan pajak, baik dari segi peraturan maupun teknis administrasinya.
Agar pelaksanaannya dapat tertib dan sesuai dengan target yang diharapkan, pemerintah telah
menyiapkan rambu-rambu yang diatur dalam UU Perpajakan yang berlaku.
Dari sudut pandang yuridis, pajak memang mengandung unsur pemaksaan. Artinya, jika
kewaiiban perpajakan tidak dilaksanakan, maka ada konsekuensi hukum yang bisa terjadi.
Konsekuensi hukum tersebut adalah pengenaan sanksi-sanksi perpajakan.
Pada hakikatnya, pengenaan sanksi perpajakan diberlakukan untuk menciptakan kepatuhan
Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Itulah sebabnya, penting bagi Wajib
pajak memahami sanksi-sanksi perpajakan sehingga mengetahui konsekuensi hukum dari apa
yang dilakukan ataupun tidak dilakukan. Untuk dapat memberikan gambaran mengenai hal-hal
apa saja yang perlu dihindari agar tidak dikenai sanksi perpajakan, di bawah ini akan diuraikan
tentang jenis-jenis sanksi perpajakan dan perihal pengenaannya.
Ada 2 macam Sanksi perpajakan,
1. Sanksi Administrasi yang terdiri dari:
a. Sanksi Adrninistrasi Berupa Denda
Sanksi denda adalah jenis sanksi yang paling banyak ditemukan dalam UU perpajakan. Terkait
besarannya denda dapat ditetapkan sebesar jumlah tertentu, persentase dari jumlah tertentu, atau
suatu angka perkalian dari jumlah tertentu.
Pada sejumlah pelanggaran, sanksi denda ini akan ditambah dengan sanksi pidana. Pelanggaran
yang juga dikenai sanksi pidana ini adalah pelanggaran yang sifatnya alpa atau disengaja.
b. Sanksi Aministrasi Berupa Bunga
Sanksi administrasi berupa bunga dikenakan atas pelanggaran yang menyebabkan utang pajak
menjadi lebih besar. Jumlah bunga dihitung berdasarkan persentase tertentu dari suatu jumlah,
mulai dari saat bunga itu menjadi hak/kewajiban sampai dengan saat diterima dibayarkan.
Terdapat beberapa perbedaan dalam menghitung bunga utang biasa dengan bunga utang paiak.
Penghitungan bunga utang pada umumnya menerapkan bunga majemuk (bunga berbunga).
Sementara, sanksi bunga dalam ketentuan pajak tidak dihitung berdasarkan bunga majemuk.
Besarnya bunga akan dihitung secara tetap dari pokok pajak yang tidak/kurang dibayar. Tetapi,
dalam hal Waiib Paiak hanya membayar sebagian atau tidak membayar sanksi bunga yang
terdapat dalam surat ketetapan pajak yang telah diterbitkan, maka sanksi bunga tersebut dapat
ditagih kembali dengan disertai bunga lagi
Perbedaan lainnya dengan bunga utang pada umumnya adalah sanksi bunga dalam ketentuan
perpajakan pada dasarnya dihitung 1 (satu) bulan penuh. Dengan kata lain, bagian dari bulan
dihitung 1 (satu) bulan penuh atau tidak dihitung secara harian.

c. Sanksi Administrasi Berupa Kenaikan


Jika melihat bentuknya, bisa jadi sanksi administrasi berupa kenaikan adalah sanksi yang paling
ditakuti oleh wajib Pajak. Hal ini karena bila dikenakan sanksi tersebut, jumlah pajak yang harus
dibayar bisa menjadi berlipat ganda. Sanksi berupa kenaikan pada dasarnya dihitung dengan
angka persentase tertentu dari jumlah pajak yang tidak kurang dibayar.
Jika dilihat dari penyebabnya, sanksi kenaikan biasanya dikenakan karena Wajib Pajak tidak
memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan dalam menghitung jumlah pajak terutang.
2. Sanksi Pidana
Kita sering mendengar isilah sanksi pidana dalam peradilan umum. Dalam perpajakan pun
dikenai adanya sanksi pidana. UU KUP menyatakan bahwa pada dasarnya, pengenaan sanksi
pidana merupakan upaya terakhir untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
Namun, pemerintah masih memberikan keringanan dalam pemberlakuan sanksi pidana dalam
pajak, yaitu bagi Wajib Pajak yang baru pertama kali melanggar ketentuan Pasal 38 UU KUB
tidak dikenai sanksi pidana, tetapi dikenai sanksi administrasi. Pelanggaran Pasal 38 UU KUP
adalah tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak
lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan
kerugian pada pendapatan negara.
Hukum pidana diterapkan karena adanya tindak pelanggaran dan tindak kejahatan. Sehubungan
dengan itu, di bidang perpajakan, tindak pelanggaran disebut dengan kealpaan, yaitu tidak
sengaja, lalai, tidak hati-hati, atau kurang mengindahkan kewajiban pajak sehingga dapat
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara. Sedangkan tindak kejahatan adalah tindakan
dengan sengaja tidak mengindahkan kewajiban pajak sehingga dapat menimbulkan kerugian
pada pendapatan negara.
Meski dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, tindak pidana di bidang perpajakan
tidak dapat dituntut setelah jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terlampaui.Jangka waktu ini
dihitung sejak saat terutangnya pajak, berakhirnya masa pajak, berakhirnya bagian tahun pajak,
atau berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan. Penetapan jangka waktu 10 (sepuluh) tahun ini
disesuaikan dengan daluarsa penyimpanan dokumen-dokumen perpajakan yang dijadikan dasar
penghitungan jumlah pajak yang terutang, yaitu selama 10 (sepuluh) tahun.
Dalam UU Perpajakan Indonesia, ketentuan mengenai sanksi pidana pada intinya diatur dalam
Bab VIII UU KUP sebagai hukum pajak format. Namun, dalam UU Perpajakan lainnya, dapat
juga diatur sanksi pidana. Sanksi pidana biasanya disertai dengan sanksi administrasi berupa
denda, walaupun tidak selalu ada.
Hal-hal yang dapat dikenakan Sanksi Pidana dan Bentuk Sanksinya
1. Pidana Kurungan
Setiap orang yang karena kealpaannya :
a. tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; atau (pasal 38 huruf a Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2000 )
b. menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau
melampirkan keterangan yang isinya tidak benar, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda
paling tinggi 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar (pasal 38 huruf b
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 )
c. Tidak memenuhi kewajiban merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diberitahukan

oleh Wajib Pajak dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling
banyak Rp 4.000. 000, 00 (empat juta rupiah(Pasal 41 ayat (1) Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2000 )
2. Pidana Penjara
Setiap orang yang dengan sengaja :
a) tidak mendaftarkan diri, atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok
Wajib Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 a
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 ; atau (Pasal 39 ayat 1 huruf a Undang-Undang Nomor
28 TAHUN 2007 )
b) tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; atau (Pasal 39 ayat 1 huruf b Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2000)
c) menyampaikan Surat Pemberitahuan dan atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak
lengkap; atau (Pasal 39 ayat 1 huruf c a Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000)
d) menolak untuk dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29; atau (Pasal 39
ayat 1 huruf d Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 )
e) memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen Iain yang palsu atau dipalsukan
seolah-olah benar; atau (Pasal 39 ayat 1 huruf e Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 )
f) tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak memperlihatkan atau tidak
meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lainnya; atau (Pasal 39 ayat 1 huruf f UndangUndang Nomor 16 Tahun 2000 )
g) tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut, sehingga dapat menimbulkan
kerugian pada pendapatan negara, (Pasal 39 ayat 1 huruf g Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2000)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling tinggi 4 (empat)
kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. Pidana tersebut dilipatkan 2 (dua)
apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu)
tahun, terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan
h) Tidak memenuhi kewajiban merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya mengenai Wajib
Pajak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp10.
000.000, 00 (sepuluh juta rupiah (Pasal 41 ayat 2 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 )
i) Tidak memberi keterangan atau bukti yang diminta mengenai segala sesuatu tentang Wajib
Pajak yang diperiksa atau disidik, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan
denda paling banyak Rp 10.000.000, 00 (sepuluh juta rupiah ( Pasal 41A Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2000 )
j) Menghalangi atau mempersulit penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah) (Pasal 41B Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000)
k) Setiap orang yang melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana menyalahgunakan
atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak atau menyampaikan Surat Pemberitahuan dan atau keterangan yang isinya tidak benar atau
tidak dalam rangka mengajukan permohonan restitusi atau melakukan kompensasi pajak,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling tinggi 4 (empat) kali

jumlah restitusi yang dimohon dan atau kompensasi yang dilakukan oleh Wajib Pajak (pasal 39
ayat 3 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 )
http://www.pajakonline.com/engine/learning/view.php?id=159
PASAL 39
Ketentuan Pasal 39 diubah, sehingga keseluruhan Pasal 39 berbunyi sebagai berikut :
(1) Setiap orang yang dengan sengaja :
a. tidak mendaftarkan diri, atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok
Wajib Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2; atau
b. tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; atau
c. menyampaikan Surat Pemberitahuan dan atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak
lengkap; atau
d. menolak untuk dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29; atau
e. memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan
seolah-olah benar; atau
f. tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak memperlihatkan atau tidak
meminjamkan buku, catatan atau dokumen lainnya; atau
g. tidak menyetor pajak yang telah dipotong atau dipungut,
sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling tinggi 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang
tidak atau kurang dibayar.
(2) Pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilipatkan 2 (dua) apabila seseorang
melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun, terhitung sejak
selesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan.
(3) Setiap orang yang melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana menyalahgunakan
atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, atau menyampaikan Surat Pemberitahuan
dan atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) huruf c dalam rangka mengajukan permohonan restitusi atau melakukan kompensasi
pajak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling tinggi 4
(empat) kali jumlah restitusi yang dimohon dan atau kompensasi yang dilakukan oleh Wajib
Pajak.

ANEKA TAMBANG (ANTM) Optimistis


Cetak Laba Pada 2016
Sukirno Selasa, 20/01/2015 00:54 WIB
24

PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. optimistis kinerja perseroan dapat berbalik positif mulai
tahun ini.
JIBI
Bisnis.com, JAKARTA--Meski terus tertekan oleh pelarangan ekspor, PT Aneka Tambang
(Persero) Tbk. optimistis kinerja perseroan dapat berbalik positif mulai tahun ini dan dapat
mencetak laba pada 2016.
Direktur Utama ANTM Tato Miraza memerkirakan pada 2016 perseroan dapat meraup laba
bersih sebesar Rp560,59 miliar berbalik dibandingkan proyeksi pada tahun ini yang masih
mencetak rugi Rp924,2 miliar.
"Kalau penambahan modal disetujui, Insya Allah tahun 2016 bisa mencetak laba bersih dan
dividen," ungkapnya, Senin (19/1/2015).
Dia menyebutkan, proyeksi kinerja pada tahun depan tersebut apabila rencana penyertaan modal
negara (PMN) yang diajukan oleh pemerintah dapat disetujui oleh legislator. Rencananya, right
issue akan mencapai Rp10,77 triliun dengan porsi PMN senilai Rp7 triliun.

Menurutnya, right issue yang akan digelar pada tahun ini dapat meningkatkan belanja modal
(capital expenditure/Capex) perseroan. Tanpa PMN, belanja modal emiten berkode saham
ANTM itu mencapai US$220 juta.
Anggaran belanja modal yang dianggarkan, sambungnya, akan digunakan untuk operasional
sepanjang tahun. Sedangkan dana hasil right issue akan digunakan untuk mendanai tiga proyek
ANTM selama beberapa waktu ke depan.
Perolehan dana right issue tersebut akan digunakan untuk pembangunan proyek Anode Slime.
Investasi untuk proyek ini diperkirakan mencapai US$32 juta pada 2015 dan US$8 juta pada
tahun depan.
Kemudian, dana PMN tersebut juga akan digunakan untuk pembangunan proyek smelter grade
alumina Mempawah. Diperkirakan akan menelan investasi dari right issue masing-masing 2015
sebesar US$32 juta, 2016 sebesar US$75 juta, pada 2017 sebesar US$98 juta, dan pada 2018
sebesar US$22,5 juta.
Keseluruhan dana right issue untuk proyek smelter grade alimina Mempawah mencapai
US$217,5 juta dalam 4 tahun hingga 2018.
Terakhir, dana right issue akan digunakan ANTM untuk pembangunan proyek feronikel
Halmahera Timur senilai total US$640 juta. Masing-masing investasi pada 2015 US$256 juta,
pada 2016 senilai US$320 juta, dan pada 2017 senilai US$64 juta.
"Dana PMN dipakai untuk kegiatan proyek, bukan dipakai dalam operasional. Sementara
operasional ada beban bunga terhadap proyek yang kami kerjakan dan beban depresiasi. Tapi
Insya Allah tahun ini sudah positif kembali," paparnya.
Perseroan, membidik target produksi pada tahun ini mencapai 20.000 ton feronikel. Produksi
tersebut meningkat 20% dibandingkan dengan produksi pada tahun lalu yang mencapai 18.000
ton.
Adapun untuk produksi emas, perseroan tidak membidik target yang lebih tinggi ketimbang
tahun lalu. Antam menargetkan produksi emas tetap sama sebanyak 8,5 ton.

Anda mungkin juga menyukai