Oleh
Kelompok 5
Andino Nurponco G.
1414121026
Bramantio Cahyo Nugroho 1414121000
Bimo Nur Prabowo
1414121000
Amara Ayunilanda M. 1414121022
Anisa Mawarni
1414121000
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
I. PENDAHULUAN
perbaikan jaringan irigasi yang rusak, bantuan pupuk, ketersedian benih unggul
yang tepat (jenis/varietas, jumlah, tempat, waktu, mutu, harga ), bantuan traktor
dan alsintan lainnya yang mendukung persiapan, panen dan pasca panen termasuk
kepastian pemasarannya (Tapari, 2015).
Posko Upsus PAJALE adalah Balai Penyuluhan Kecamatan atau Balai
Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K). Sebenarnya tidak hanya
BP3K yang dapat dijadikan sebagai posko, namun kali ini sebagai pembantu
program Upsus Pajale dipercayakan pada lembaga tersebut. Untuk itu BP3K yang
keberadaannya dijamin Undang-Undang dinilai sesuai untuk berperan sebagai pos
simpul koordinasi dari berbagai program pemabnguan pertanian, baik
program/kegiatan pusat maupun daerah.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari diadakannya Upsus Pajale ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mewujudkan swasembada padi, jagung dan kedelai.
2. Menyediakan kebutuhan prasarana dan sarana pertanian berupa air irigasi,
benih pupuk dan alsintan dan sarana produksi lainnya.
Melalui program Upsus tiga komoditas utama padi jagung kedelai (pajale),
pemerintah Presiden Jokowi sangat bertekad untuk mensukseskan kedaulatan
pangan dalam 3 tahun ini, yaitu pada tahun 2017. Pada kegiatan Upsus pajale,
segala strategi dan upaya dilakukan untuk peningkatan luas tanam dan
produktivitas di daerah-daerah sentra produksi pangan. Operasioanalisasi
pencapaian target di lapangan benar-benar dilaksanakan secara all in untuk
mensukseskan program yaitu dengan penyediaan dana, pengerahan tenaga,
perbaikan jaringan irigasi yang rusak, bantuan pupuk, ketersedian benih unggul
yang tepat (jenis/varietas, jumlah, tempat, waktu, mutu, harga ), bantuan traktor
dan alsintan lainnya yang mendukung persiapan, panen dan pasca panen termasuk
kepastian pemasarannya (Hakim, 2015).
Pemenuhan kebutuhan bahan pangan bagi rakyat merupakan tugas negara yang
tidak ringan. Penduduk Indonesia yang sudah di atas 250 juta jiwa, lebih dari 90%
menjadikan beras sebagai makanan pokok. Angka Tetap (ATAP) BPS tahun 2013,
menunjukkan capaian produksi beras nasional 71,28 juta ton GKG atau setara
dengan 39,50 juta ton beras, sedang angka impor beras sampai dengan Oktober
2014 sebesar 405 ribu ton. Sisi lain, kedaulatan pangan menjadi harga mati
sebagai cita-cita dalam rangka mewujudkan mimpi kemandirian bangsa dan
negara dalam bidang pangan (Priyo, 2015).
Padi ( Oryza sativa ) termasuk suku rumput rumputan dan berakar serabut. Padi
beranak melalui tunas yang tumbuh dari pangkal batang sehingga membentuk
rumpun. Setiap batang padi pada umumnya dapat beranak lebih dari satu baying.
Tetapi tidak semua dari anak padi ini menghasilkan buah padi yang berkualitas,
dalam arti untuk digunakan sebagai bibit. Tanaman padi bekembang biak dengan
biji, artinya dapat ditanam dengan bijinya. Tetapi penanaman dengan biji sulit
dilakukan. Oleh karena itu untuk memudahkan penanaman bibit padi harus
disemai terlebih dahulu.Padi yang dijadikan bibit harus dipilih dari malai dan biji
yang baik. Hal ini dimaksudkan agar tanaman padi benar benar tanaman yang
sempurna. Jadi langka yang penting dalama pembibitan adalah seleksi. Kegagalan
dalam seleksi terhadap bibit padi berakibat kegagalan dalam produksi padi, sebab
hanya bibit padi yang baik menghasilkan malai yang baik (Wiryani, 1967).
Kedelai salah satu komoditas tanaman pangan yang sangat di butuhkan oleh
penduduk Indonesia dan dipandang penting karena merupakan sumber protein,
nabati, lemak, vitamin dan mineral yang murah dan mudah tumbuh diberbadai
wilayah Indonesia serta kedelai merupakan salah satu jenis tanaman palawija yang
cukup penting setelah kacang tanah dan jagung. Sebagai bahan makanan kedelai
mempunyai kandungan gizi yang tinggi terutama protein (40%), lemak (20%),
karbohidrat (35%) dan air (8%) (Suprapto, 1997).
Jagung adalah tanaman rerumputan tropis yang sangat adaptif terhadap perubahan
iklim dan memiliki masa hidup 70-210 hari. Jagung dapat tumbuh hingga
ketinggian 3 meter. Jagung memiliki nama latin Zea mays. Tidak seperti tanaman
biji-bijian lain, tanamn jagung merupakan satu satunya tanaman yang bunga
jantan dan betinanya terpisah. Jagung dapat menghasilkan hasil panen melimpah
dengan curah hujan 300 mm perbulan. Jika kurang dari 300 mm perbulan akan
mengakibatkan kerusakan pada tanaman jagung, namun demikian, faktor dari
kelembapan tanah juga berdampak pada berkurangnya hasil panen (Belfield dan
Brown, 2008).
Jagung merupakan sumber thiamin (vitamin B1) yang sangat penting bagi
kesehatan sel otak dan fungsi kognitif sebab thiamin dibutuhkan untuk
membentuk acetylcholine yang berfungsi memaksimalkan komunikasi antar sel
otak dalam proses berpikir dan konsentrasi jika kadar zat ini menurun maka akan
menyebabkan pikun dan penyakit Alzheimer. Jagung juga mengandung asam
Tribudimakmur
Purajaya
Purawiwitan
1
1
1
5
1
1
LANTAI
JEMUR/TERPAL
3
Dwi Tunggal
Triguna 45
Triguna 6
Triguna 7
Triguna 8
KWT Melati
Mekar Makmur 5
Mekar Makmur 7
Putra Abung Sejahtera
Abung Abadi
Karya Tani
Sri Rezeki
Bina Tani
Sri Wangi Mandiri
Bina Jaya
Kilu Tawai
KOPIPENGGILINGAN
2
Tribudisyukur
KELOMPOK TANI
RMU
1
1
PEKON
POMPA AIR
N
O
HAND TRAKTOR
Adapun data yang diperoleh dari BP3K yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Muara Jaya I
Muara Jaya II
7
8
Cipta Mulya
Tugu Mulya
Sinar Luas
10
Muara Baru
P3A Purawiwitan
Sri Mulya
Harapan Maju
Tunas Mandiri
Bakti Lestari
Sikusulang
Atar Way Besai
Way Palau
Mekar Arum
Sumber Makmur
Gapoktan Mulya Sejati
Bintang Alam S
Ribang Lestari
Suka Jaya
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4.2 Pembahasan
Kecamatan Kebun Tebu, Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu
kecamatan yang terdiri dari 10 Pekon dan 30 Kelompok tani yang mendapatkan
batuan berupa alat-alat penunjang pelaksanaan pertanian dari pemerintah. Alatalat yang diberikan berupa hand traktor, pompa air, RMU, penggilingan kopi,
mesin bubuk kopi dan terpal. Alat-alat tersebut diberikan untuk membatu
terlaksananya program Upsus Pajale. Adapun pemberian mesin penggiling dan
bubuk kopi karena banyak petani kopi disana, tapi hanya sedikit saja kelompok
tani yang menerima mesin tersebut. Kebanyakan dari kelompok tani menerima
alat traktor tangan atau hand tractor, dikarenakan masih minimnya alat
pengolahan tanah di kecamatan tersebut.
Dalam program ini pemerintah mengikutsertakan penyuluh dan mahasiswa. Di
Lampung sendiri 226 mahasiswa tenaga pendamping dan 23 dosen pembimbing
membantu dalam program Upaya Khusus (Upsus) Peningkatan Produksi Padi,
Jagung, dan Kedelai (Pajale) di Provinsi Lampung Tahun 2015. Universitas
Lampung (Unila) secara simbolis melepas 226 mahasiswa pendamping untuk
2.
3.
4.
Mahasiswa pun tak luput dalam upaya pengawalan dan pendampingan ini, tapi
harus dilakukan bersama dengan penyuluh pertanian. Hampir sama seperti para
penyuluh, tugas mahasiswa adalah melaksanakan pengawalan dan pendampingan
pelaksanaan GP-PTT, POL, RJIT, dan PAT. Selain itu mahasiswa juga berperan
memfasilitasi introduksi teknologi dari Perguruan Tinggi, mengembangkan
jejaring dan kemitraan dengan pelaku usaha serta identifikasi pendataan dan
pelaporan teknis pelaksanaan kegiatan.
Berbeda dengan penyuluh pertanian dan Babinsa, mekanisme untuk mahasiswa
harus bersinergi dengan program akademik yaitu KKN (Kuliah Kerja Nyata).
Mekanisme pendampingan yang dilakukan mahasiswa saat ini melibatkan 5 STPP
(Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian) dan 14 Universitas Negeri/Institut
Pertanian Negeri. Lima STPP yang terlibat adalah STPP Medan, STPP Bogor,
STPP Magelang, STPP Malang, dan STPP Gowa. Sedangkan untuk PTN yang
terlibat adalah Universitas Syah Kuala (Aceh), Universitas Sumatera Utara
(Sumut), Universitas Andalas (Sumbar), Universitas Sriwijaya (Sumsel),
Universitas Lampung (Unila), Institut Pertanian Bogor (Bogor), Universitas
Gajahmada (Yogyakarta), Universitas Lambung Mangkurat (Kalsel), Universitas
Tanjungpura (Kalbar), Universitas Brawijaya (Malang), Universitas Udayana
(Bali), Universitas Mataram (NTB), Universitas Tadulako (Sulteng), dan
Universitas Hasanuddin (Sulsel).
Para mahasiswa kemudian akan disupervisi dosen dan masyarakat tani. Untuk
satu dosen, umumnya memegang 5-10 mahasiswa. Terdapat beberapa persyaratan
yang dipertimbangkan oleh masyarakat tani dan harus dipenuhi oleh mahasiswa.
Persyaratan tersebut yaitu direkomendasikan oleh organisasi/asosiasi petani,
diutamakan berlatar pendidikan pertanian, sebaiknya berdomisili di lokasi
d. Benih Kedelai
1) Varietas unggul yang dilepas Menteri Pertanian.
2) Benih bersertifikat minimal kelas Benih Sebar 2 (BR 2).
3) Benih diterima petani maksimal 1 bulan sebelum masa kadaluarsa label.
4) Spesifikasi mutu benih:
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Padi, jagung dan kedelai dijadikan prioritas utama dalam program Upsus
dikarenakan merupakan makanan pokok di Indonesia.
2. Diadakannya program ini dikarenakan makin menurunnya petani tanaman
pangan ditengah meningkatnya petani hortikultura.
3. Berjalannya program ini dibantu oleh Mahasiswa dan Dosen serta TNI agar
mampu berjalan dengan baik.
4. Meskipun keterlibatan batan dari berbagai unsur sangat berpengaruh, namun
petani merupakan penentu keberhasilan dari program ini.
DAFTAR PUSTAKA