1. Tujuan Konseling
a. Konseling behavioral tidak menetapkan tujuan konseling yang berlaku secara
umum, namun tujuan konseling sesuai dengan masalah spesifik konseli yang ingin
dipecahkan . Laflleur (Burks & Stteffler, 1979) menegaskan bahwa tujuan konseling
dalam kerangka kerja behavioral tergantung pada permasalahan konseli. Rumusan
tujuan dibuat spesifik dalam bentuk apa yang konseli akan perbuat, dimana tingkah
laku akan terjadi dan bagaimana sebaiknya tingkah laku itu ditampilkan.
Selain itu diuraikan bahwa tujuan umum dan khusus konseling behavioral adalah:
Tujuan Umum
Membantu konseli menghilangkan perilaku malasuai dan mempelajari tingkah laku
yang lebih efektif.
Tujuan Khusus
Membantu konseli mempelajari tingkah laku spesifik sesuai dengan keunikan
konseli.
b. Dalam memilih dan menentukan tujuan.
Urutan langkah dirinci oleh Cormier& Cormier dalam suatu proses kerjasama
konselor dan konseli sebagai berikut:
1. Konselor menjelaskan hakikat , maksud dan tujuan.
2. Konseli memutuskan perubahan tertentu atau tujuan yang diinginkan.
3. Konselor dan konseli mengeksplorasi dapat tidaknya tujuan-tujuan tersebut
direalisasikan.
4. Konselor dan konseli mengidentifikasi kemungkinan resiko yang berhubungan
dengan tujuan tersebut.
5. Konselor dan konseli bersama-sama membahas keuntungan dari tujuan tersebut.
2. Peran Konselor
a. Konselor berperan sebagai guru, pengarah,dan ahli dalam mendiagnosis tingkah
laku.
b. Konselor harus menerima dan memahami konseli tanpa mengadili atau
mengkritik.
c. Konselor juga harus dapat membuat suasana yang hangat, empatik dan
memberikan kebebasan bagi konseli untuk mengekspresikan diri.
http://hariadimemed.blogspot.co.id/2011/06/konseling-kelompok-behavioral.html