Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MATA KULIAH PATOLOGI KLINIK


OBSTRUKSI SISTEM PERKEMIHAN
Dosen Pembimbing : dr. Vidya Dewantari

Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.

Aprilia Avikasari S
Kiki Arifah
Ranitasari
Rendi Saifinuha H

(P17420213004)
(P17420213014)
(P17420213024)
(P17420213025)

KELAS 1A / SEMESTER II
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun
makalah yang berjudul Obstruksi Sistem Perkemihan. Yang disusun sebagai
salah satu syarat memenuhi tugas mata kuliah Patologi Klinik Semester dua
di Jurusan Keperawatan Prodi DIII Keperawatan Purwokerto.
Penulis menyadari penyelesaian makalah ini tidak akan berhasil
tanpa bimbingan dari dosen kami Dr. Vidya Dewantari karena dengan
bimbingan materi yang beliau berikan pada penulis sehingga penulis dapat
menyusun dan membuat makalah ini serta dapat mendalami materi yang telah
diberikan. Oleh karena, itu dalam hal ini penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis
dan temen teman lain sebagaimana mestinya. Makalah ini mungkin jauh
dari makalah yang sempurna, sehingga kritik dan saran dari para pembaca,
sangat penulis harapkan agar kelak makalah ini bermanfaat demi
kesempurnaan
Purwokerto, Mei 2014
PENULIS

DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II : PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan


Definisi Obstruksi Sistem Perkemihan
Tanda dan Gejala Sistem Perkemihan
Penyebab Terjadinya Obstruksi Sistem Perkemihan
Macam macam Obstruksi Sistem Perkemihan
Pengobatan Obstruksi Sistem Perkemihan

BAB III : PENUTUP


Kesimpulan
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem perkemihan merupakan sistem yang penting untuk
membuang sisa-sisa metabolisme makanan yang dihasilkan oleh tubuh
terutama senyawa nitrogen seperti urea dan kreatinin, bahan asing dan
produk sisanya. Sampah metabolisme ini (disekresikan) oleh ginjal dalam
bentuk urin. Urin kemudian akan turun melewati ureter menuju kandung
kemih untuk disimpan sementara dan akhirnya secara periodik akan
dikeluarkan melalui uretra. Sistem perkemihan mempunyai peranan yang
sangat penting dalam mempertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh
terutama cairan. Tapi dalam sistem kerjanya sistem perkemihan dapat
mengalami gangguan yang berakibat buruk bagi metabolisme tubuh. Salah
satu gangguan dalam sistem perkemihan adalah obstruksi sistem
perkemihan.
Obstruksi saluran kemih menyebabkan aliran urine tertahan
(retensi). Hal ini dapat terjadi di sepanjang lintasan dari hulu pada piala
sampai ke muara pada uretra. Gangguan penyumbatan ini bisa disebabkan
oleh kelainan mekanik di dalam liang, pada dinding atau tindisan dari luar
terhadap

dinding

lintasan

atau

disebabkan

kelainan

dinamik

(neuromuskuler) yang masing-masing bisa karena kelainan dibawa lahir


atau diperdapat. Selanjutnya penyumbatan ini bisa menyumbat sempurna
(total) atau tidak sempurna (sub total) dengan masing-masing bisa tampil
mendadak, menahun atau berulang timbul. Dalam makalah ini akan dibahas
lebih rinci dan jelas tentang obstruksi sistem perkemihan.
B. Tujuan
Tujuan dari rumusan makalah ini adalah sebagia berikut :

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengetahui anatomi dan fisiologi sistem perkemihan


Mengetahui definisi obstruksi sistem perkemihan.
Memahami tanda dan gejala obstruksi sistem perkemihan
Mengetahui penyebab terjadinya obstruksi sistem perkemihan
Memahami macam-macam obstruksi pada sistem perkemihan.
Mengetahui bagaimana pengobatan pada obstruksi sistem perkemihan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan merupakan organ vital dalam melakukan ekskresi
dan melakukan eliminasi sisa-sisa hasil metabolisme tubuh. Selain
mempunyai fungsi eliminasi, sistem perkemihan juga mempunyai fungsi
lainnya, yaitu sebagai berikut:

1.

Meregulasi volume darah dan tekanan darah dengan mengeluarkan


sejumlah cairan ke dalam urine dan melepaskan eritropoietin, serta

melepaskan renin.
2. Meregulasi konsentrasi plasma dari sodium, potasium, klorida, dan
mengontrol kuantitas kehilangan ion-ion lainnya ke dalam urine, serta
menjaga batas ion kalsium dengan menyintesis kalsitrol.
Mengonstribusi stabilisasi ph darah dengan mengontrol jumlah

3.

keluarnya ion hydrogen dan ion bikarbonat ke dalam urine.


4.
Menghemat pengeluaran nutrisi dengan memelihara ekskresi
pengeluaran nutrisi tersebut pada saat proses eliminasi produk sisa,
terutama pada saat pembuangan nitrogen seperti urea dan asam urat.
5. Membantu organ hati dalam mendetoksikasi racun selama kelaparan,
determinasi asam amino yang dapat merusak jaringan.
Saluran kemih terdiri dari ginjal yang terus menerus
menghasilkan urine, dan berbagai saluran dan reservoar yang dibutuhkan
untuk membawa urine keluar tubuh.
Bagian baagian dari sistem perkemihan antara lain:
a) Ginjal
Merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak di kedua
sisi kolumna vertebralis III, melekat langsung pada dinding belakang
abdomen. Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada dua buah
kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada
umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal wanita. fungsi
-

ginjal adalah sebagai berikut :


Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis/ racun
Mempertahankan suasana keseimbangan cairan.
Mempertahankan keseimbangan kadar asam &basa dari cairantubuh.
Mempertimbangkan keseimbangan garam dan zat- lain dalam tubuh.
Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari ureum protein.

b) Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa, masingmasing bersambung
dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria), panjangnya 25-30
cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam
rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Fungsi ureter adalah meneruskan urin yang diproduksi oleh
ginjal ke dalam kandung kemih. Bila ada batu disaluran ini akan
menggesek lapisan mukosa dan merangsang reseptor saraf sensoris
sehingga akan timbul rasa nyeri yang amat sangat dan menyebabkan
penderita batu ureter akan berguling-gulung, keadaan ini dikenal
sebagai kolik ureter.
c). Vesika urinaria
Adalah suatu kantong berotot yang dapat mengempis,
terletak di belakang simfisis pubis. Vesika urinaria mempunyai tiga
muara : dua muara dari ureter dan satu menuju uretra.
Dua fungsi vesika urinaria adalah sebagai tempat penyimpanan urin
sebelum meninggalkan tubuh dan mendorong urin keluar tubuh.
d) Uretra
Adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari
vesika urinaria sampai ke luar tubuh. Panjang uretra pada perempuan
sekitar 4 cm sedangkan pada laki laki sekitar 20 cm.
B. Definisi Obstruksi Sistem Perkemihan
Obstruksi merupakan penyempitan atau

sumbatan yang tidak

normal pada suatu rongga yang menyebabkan terhalangnya tranportasi


bahan makanan atau limbah. Obstuksi sistem perkemihan adalah suatu
keadaan dimana terhambatnya aliran urine baik secara permanen atau tidak

akibat adanya hambatan yang berupa batu (massa), tumor, striktura,


maupun oleh karena pengaruh infeksi. Obstruksi saluran kemih dapat
terjadi dimana saja pada sistem saluran kemih mulai dari ginjal sampai
dengan ureta dan dapat mengakibatkan kerusakan fungsi dan anatomis
parenkim ginjal.
Obstruksi pada aliran normal urine menyebabkan urine mengalir
balik, sehingga tekanan di ginjal meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra
atau kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi kedua ginjal,
tetapi jika obstruksi terjadi di salah satu ureter akibat adanya batu atau
kekakuan, maka hanya satu ginjal saja yang rusak (Smeltzer & Brenda,
2001).
Obstruksi juga dapat menyebabkan stagnansi urine. Urine yang
stagnan ini dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri dan infeksi.
Obstruksi saluran bawah kemih dapat menyababkan distensi kandung
kemih. Infeksi dapat terjadi dan terjadi pembentukan batu.
C. Tanda dan Gejala Obstruksi Sistem Perkemihan
Tanda dan gejala pada obstruksi sistem perkemihan tergantung
pada lokasi dan beratnya obstruksi. Obstruksi saluran kemih yang tidak
diperbaiki dapat berakhir pada gagal ginjal. Tanda dan gejala adanya
obstruksi perkemihan meliputi:
-

Ketidakmampuan untuk buang air kecil (retensi urin)


Lemahnya aliran atau pancaran urin
Aliran urin terputus-putus (Interrupted)
Adanya darah dalam urin
Nyeri, baik pada sisi atau di belakang
Nyeri perut dan / atau bengkak

Tanda dan gejala yang timbul karena obstruksi saluran kemih


berdasarkan letak atau lokasi terjadinya obstruksi:
1. Obstruksi saluran kemih atas dapat menimbulkan rasa nyeri, mual,
muntah, nyeri tekan diarea ginjal yang terkena, spame otot abdomen,
dan terbentuk massa di area ginjal terkena.
2. Obstruksi saluran kemih bawah adalah pasien merasa tidak enak di
area abdomen bawah dan merasa ingin berkemih tetapi urine tidak
keluar.
3. Obstruksi parsial seperti pada hipertrofi prostat beligna pasien
mengeluh sering berkemih karena kandung kemih penuh, tetapi tidak
dapat dikosongkan dengan sempurna. Pasien mungkin juga mengalami
nokturia, hematuria dan piuria.
D. Penyebab Terjadinya Obstruksi Sistem Perkemihan
a. Pembesaran prostat (pada pria), yang mungkin jinak atau ganas
b. Batu (bisa pada ginjal, ureter, atau kandung kemih)
c. Tumor (bisa di mana saja di atau di luar saluran kemih, sehingga
d.
e.
f.
g.

dapat menekan)
Infeksi saluran kemih
Gumpalan darah
Pembesaran rahim pada wanita hamil
Kandung kemih yang lemah yang tidak dapat mendorong urin

keluar (karena obat tertentu atau kondisi neurologis)


h. Struktur bawaan yang abnormal (jaringan abnormal yang
menghalangi hubungan antara ginjal dan ureter, atau dalam uretra),
terutama terjadi pada anak-anak dengan kelainan bawaan pada
struktur organ perkemihan.
i. Jaringan abnormal yang dihasilkan dari instrumentasi saluran
kemih (juga disebut striktur)
j. Benda asing
k. Trauma dengan fraktur panggul

E. Macam macam Obstruksi Sistem Perkemihan


F. Pengobatan Obstruksi Sistem Perkemihan
a. Pemasangan kateter pada kandung kemih mungkin diperlukan pada
semua kasus untuk meringankan obstruksi (kateter adalah pipa
lunak yang dimasukkan ke dalam urethra).
b. Obat terkadang dapat membantu jika obstruksi/sumbatan yang
terjadi disebabkan karena infeksi, atau kadang-kadang dalam kasus
pembesaran prostat.
c. Jika penyumbatan dalam ginjal atau ureter, maka tabung (juga
disebut stent) dapat ditempatkan dalam ureter antara ginjal dan
kandung kemih untuk membantu aliran urin. Hal ini ditempatkan
dengan bantuan alat berupa scope yang dimasukkan ke dalam
uretra. Alternatif lain adalah tabung yang dimasukkan melalui
belakang ke dalam ginjal. Dengan menempatkan tabung ini
memberikan bantuan sementara dari penyumbatan ureter.
d. Prosedur kedua dilakukan setelah gejala dn gangguan sumbatan
teratasi untuk sementara waktu dan kondisi tabil. Prosedur kedua
ini adalah untuk sepenuhnya menghilangkan penyebab obstruksi
atau sumbatan tersebut yaitu melalui operasi
e. Menempatkan scope ke dalam ginjal melalui belakang atau ke
ureter melalui kandung kemih memungkinkan dokter untuk
membuang seperti lesi penyumbatan seperti batu (atau kadangkadang tumor). Atau, prosedur shock-wave (gelombang kejut)
dapat digunakan untuk membantu memecah batu-batu kecil
penyebab obstruksi.

f. Kadang-kadang operasi terbuka diperlukan untuk menghilangkan


obstruksi pada saluran kemih. Hal ini kadang-kadang berlaku
untuk batu ginjal yang sangat besar, dan relatif sering terjadi
pembesaran prostat. Hambatan dari ureter oleh jaringan fibrosa
adalah striktur yang mungkin harus diperbaiki dengan operasi
terbuka. Masalah bawaan penyempitan persimpangan antara ginjal
dan ureter sering membutuhkan operasi terbuka kecil pada anakanak harus diperbaiki dengan benar.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Baradero, Marry.2008.Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Ginjal.Jakarta:


EGC
Smeltzer, &. B. (2001). Keperawatan Medikal Bedah. jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai