Anda di halaman 1dari 15

Laboratorium Biokimia Pangan

Vitamin (Uji Vitamin E)

I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang
Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan
(4) Reaksi Percobaan.
1.1. Latar Belakang Percobaan
Vitamin E merupakan salah satu faktor yang larut dalam
lemak, dan diperlukan dalam proses reproduksi oleh tikus.
Karena itu vitamin E juga disebut suatu senyawa antisterilitas.
Kekurangan vitamin E pada tikus jantan akan menyebabkan
kerusakan epitel alat kelamin jantan yang tidak dapat
diperbaiki lagi, sedang bila kekurangan vitamin E terjadi pada
tikus betina, maka tikus itu tidak mampu menyelesaikan masa
kandungannya, dan sering janin yang ada dalam kandungan
tikus tersebut mati (winarno, 1992).
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan uji vitamin E adalah untuk mengetahui
adanya vitamin E dalam bahan pangan.
1.3.

Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan uji vitamin E berdasarkan reaksi antara
vitamin E dengan alkohol absolut dan HNO3 pekat disertai
pemanasan sehingga membentuk senyawa kompleks
berwarna merah.
1.4.

Reaksi Percobaan

Gambar 1. Reaksi Percobaan Uji Vitamin E.

Laboratorium Biokimia Pangan

Vitamin (Uji Vitamin E)

II METODE PERCOBAAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan yang
Digunakan, (2) Pereaksi yang Digunakan, (3) Alat yang
Digunakan, dan (4) Metode Percobaan.
2.1. Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan dalam Uji Vitamin E adalah
2.2. Pereaksi yang digunakan
Pereaksi yang digunakan dalam Uji Vitamin E adalah
alkohol absolut dan HNO3 pekat.
2.3. Alat yang digunakan
Alat yang digunakan dalam Uji Vitamin E adalah tabung
reaksi, pipet, dan penangas air.
2.4. Metode Percobaan

Gambar 2. Metode Percobaan Uji Vitamin E.

Laboratorium Biokimia Pangan

Vitamin (Uji Vitamin E)

III HASIL PENGAMATAN


Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil
Pengamatan dan (2) Pembahasan.
3.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Vitamin E
Warna
Setelah
Samp Perea Suh
Has Keteran
Samp
Pemanas
el
ksi
u
il
gan
el
an
Tidak
terbent
E
75 Cokla
uk
(buah
Kuning
C
t
senyaw
pear)
a
merah
Alkoho
Terbent
l
F
uk
absolu 75 Kunin
(natur
Merah
+
senyaw
t dan
C
g
E)
a
HNO3
merah
pekat
Tidak
terbent
A
75 Cokla
uk
(pisan
Jingga
C
t
senyaw
g)
a
merah
Sumber : Andri Adistia dan Wina Yesica, Kelompok D, Meja 1,
2015.
Keterangan :
(+) Terbentuk senyawa merah
(- ) Tidak terbentuk senyawa merah

Laboratorium Biokimia Pangan

Vitamin (Uji Vitamin E)

Gambar 3. Hasil Pengamatan Uji Vitamin E.


3.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada uji vitamin E pada
sampel E (buah pear), F (natur E) dan A (pisang) didapatkan
hasil sampel F mengandung vitamin E sedangkan, sampel A
dan E negatif.
Alkohol dan HNO3 pekat pada Uji Vitamin E berfungsi
untuk membentuk senyawa -kuinon yang dapat direduksi
menghasilkan kuinol. Dengan adanya pereaksi HNO3 pekat
maka -tokoferol dapat meghasilkan -kuinon.
Vitamin E tahan terhadap suhu tinggi serta asam, tetapi
karena
bersifat
antioksidan,
vitamin
E
mudah
teroksidasiterutama bila ada lemak tengik, timah, dan garam
besi, serta mudah rusak oleh sinar ultra violet (Winarno,
1992).
Berikut 8 macam buah dan sayuran yang menjadi sumber
vitamin E diantaranya :
Bayam, sayur ini berada di atas buah dan sayur
lainnya.Selain itu bayam juga banyak mengandung nutrisi dan

Laboratorium Biokimia Pangan

Vitamin (Uji Vitamin E)

vitamin penting lainnya yang sangat berguna bagi tubuh


dan kesehatan.
Kacang-kacangan
Semua jenis kacang-kacangan
mengandung vitamin E, mulai dari kacang almond kacang
tanah dan jenis kacang lainnya.Jika anda perduli dengan
asupan vitamin E setiap harinya maka tidak seharusnya
melupakan kacang-kacangan dalam menu makan anda.
Biji bunga matahari di indonesia, biji bunga matahari
dikemas sebagai makanan ringan. Jenis ini merupakan
sumber vitamin E yang sangat baik untuk dikonsumsi setiap
hari.
Lobak, jenis lobak berwarna hijau lebih banyak
mengandung vitamin E bila dibandingkan dengan lobak
biasa.Selain itu lobak juga mengandung banyak vitamin dan
nutrisi penting bagi tubuh seperti kandungan kalsium di
dalamnya yang dapat kita manfaatkan untuk mencegah
terjadinya osteoporosis.
Sawi, warna hijau yang kita temukan pada daun sawi
menunjukkan kandungan vitamin yang tinggi, agar lebih
maksimal makanlah sayur ini selagi masih segar dan jangan
dimasak terlalu matang.
Paprika, paprika dengan warna merah lebih tinggi
kandungan vitaminnya, selain itu paprika juga dikenal
sebagai sumber vitamin C dan mengandung antioksidan
alami.
Tomat, sayuran atau buah yang banyak sekali
manfaatnya, kami pernah mengulas secara mendalam
tentang manfaat tomat beberapa hari yang lalu. Tomat banyak
mengandung vitamin dan nutrisi yang baik untuk kesehatan
dan kecantikan kulit (Anonim, 2013).
Vitamin merupakan senyawa yang diperlukan untu
kehidupan, yang tidak dapat dibentuk oleh organisme hewan
walaupun diperlukan dalam jumlah kecil untuk metabolisme.
Kebanyakan vitamin adalah prekursor koenzim dan pada

Laboratorium Biokimia Pangan

Vitamin (Uji Vitamin E)

beberapa hal juga prekursor bahan pembawa sinyal.


Kebutuhan akan vitamin tergantung dari jenisnya dan
dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, dan keadaan fisiologis
seperti, kehamilan, menyusui, kerja berat tubuh, dan cara
konsumsi makanan (Yuniastuti, 2006).
Stabilitas vitamin bervaiasi sekali, akan tetapi dasardasar tertentu dapat digunakan terhadap semua vitamin.
Sebagian besar vitamin peka terhadap cahaya dan harus
disimpan dalam wadah tahan cahaya. Beberapa vitamin peka
terhadap oksidasi maka sebaiknya zat-zat tersebut disimpan
dalam tempat-tempat yang udaranya tidak dapat masuk.
Kalsiferol misalnya, sebaiknya disimpan di bawah nitrogen
dalam ampul-ampul yang disegel. Sebagian besar vitamin
yang larut dalam air adalah kurang stabil dalam larutan,
sedangkan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak pada
umumnya lebih stabil dalam larutan. Sebagian besar vitamin
stabil terhadap panas, kecuali vitamin A, D, dan E; juga
kalsium pantothenat adalah labil terhadap panas akan tetapi
vitamin C, yang diperkirakan labil terhadap panas, ternyata
stabil terhadap panas bila tidak ada oksigen (Anonim, 2013).
Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat
diperlukan tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan
yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh
manusia dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu harus
diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi. Sebagai
pengkecualian adalah vitamin D, yang dapat dibuat dalam kulit
asalkan kulit mendapat cukup kesempatan kena sinar
matahari (Winarno, 1992).
Hampir semua vitamin yang kita kenal sekarang telah
berhasil diidentifikasi sejak tahun 1930. Vitamin tersebut pada
umumnya dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan
utama yaitu, vitamin yang larut dalam lemak meliputi vitamin
A, D, E, dan K dan vitamin yang larut dalam air yang terdiri
dari vitamin C dan vitamin B (Winarno, 1992).

Laboratorium Biokimia Pangan

Vitamin (Uji Vitamin E)

Faktor kesalahan yang dapat terjadi pada uji vitamin E


adalah adanya kontaminasi terhadap sampel dari luar karena
penyimpanan sampel yang tidak ditutup bisa jadi
menyebabkan vitamin E rusak, penambahan reagen yang
terlalu berlebih.

Laboratorium Biokimia Pangan

Vitamin (Uji Vitamin E)

IV KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan
dan (2) Saran.
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada uji vitamin E pada
sampel E (buah pear), F (natur E) dan A (pisang) didapatkan
hasil sampel F mengandung vitamin E sedangkan, sampel A
dan E negatif.
4.2. Saran
Saran untuk uji vitamin E seharusnya ada contoh dari
warna yang dihasilkan karena pada modul dijelaskan bahwa
postif jika terbentuk warna jingga hingga merah.

Laboratorium Biokimia Pangan

Vitamin (Uji Vitamin E)

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Vitamin . http://farmasikel7.blogspot.com.
Diakses pada 04 April 2015.
Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Percetakan PT
Gramedia: Jakarta
Yuniastuti, (2006). Biokimia. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Laboratorium Biokimia Pangan

Vitamin (Uji Vitamin E)

LAMPIRAN

Hasil Laboratorium Biokimia Pangan


Tabel 2. Uji Vitamin E
Sampel

Hasil

A (pisang)

(-)

B (vitamin B IPI)

(-)

C (Vitamin C IPI)

(-)

D (toge)

(-)

E (buah pear)

(-)

F (natur E)

(+)

Sumber : Laboratorium Biokimia Pangan, 2015.

Laboratorium Biokimia Pangan

Vitamin (Uji Vitamin E)

LAMPIRAN 2
Soal modul praktikum Uji Vitamin E.
1. Tuliskan reaksi dan mekanisme yang terjadi pada uji
vitamin E tersebut !

2. Sebutkan fungsi dari setiap reagen yang dipakai !


Alkohol dan HNO3 pekat pada Uji Vitamin E berfungsi
untuk membentuk senyawa -kuinon yang dapat direduksi
menghasilkan kuinol. Dengan adanya pereaksi HNO3 pekat
maka -tokoferol dapat meghasilkan -kuinon.

Laboratorium Biokimia Pangan

Vitamin (Uji Vitamin E)

LAMPIRAN 3
QUIS
1. Apa yang dimaksud dengan tiol?
Dalam kimia organik tiol adalah sebuah senyawa yang
mengandung gugus fungsi yang terdiri dari atom sulfur dan
atom hidrogen (SH). Sebagai analog sulfur dari gugus alkohol
(OH) gugus ini dirujuk baik sebagai tiol ataupun gugus
sulfhidril.
2. Tuliskan mekanisme terbentuknya endapan coklat
kehitaman pada uji vitamin B !
Mekanisme uji vitamin B, vitamin B tidak bisa berdiri
sendiri oleh karena itu vitamin B berikatan dengan sulfur pada
protein, sifat vitamin B mudah rusak pada suasana basa oleh
karena itu ditambahkan NaOH untuk mengubah vitamin B
menjadi tioll yang merupakan bentuk dari kerusakan vitamin
B. Tiol sendiri terbentuk dari ikatan antara unsur S dan H. Saat
penambahan Pb asetat ikatan S pada tiol akan berikatan
dengan Pb membentuk PbS berupa endapan berwarna coklat
kehitaman.
3. Sebutkan macam-macam lemak jenuh dan tidak jenuh
!
Asam lemak tak jenuh antara lain :
Asam oleat, Asam linoleat, Asam a-linoleat, Asam arachidonat,
Asam eicosapentaenoat, Asam docoheksanoat.
Asam lemak jenuh antara lain :
Asam butirat (asam butanoat): CH3(CH2)2COOH atau C4:0 ?
terdapat dalam mentega (lemak nabati)
Asam kaproat (asam heksanoat): CH3(CH2)4COOH atau
C6:0 ? terdapat dalam mentega
Asam kaprilat (asam oktanoat), Asam kaprat (asam dekanoat),
Asam laurat (asam dodekanoat),
Asam miristat (asam

Laboratorium Biokimia Pangan

Vitamin (Uji Vitamin E)

tetradekanoat), Asam palmitat (asam heksadekanoat), Asam


stearat (asam oktadekanoat),
Asam arachidat (asam
eicosanoat), Asam behenat (asam dokosanoat).
4. Jelaskan tujuan, prinsip dan metode uji lemak !
Uji Saponifikasi
Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan Uji Safonifikasi adalah untuk
mengetahui banyaknya busa yang dihasilkan dengan
menggunakan KOH alkoholis dan NaOH alkoholis.
Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan Uji Saponifikasi berdasarkan lemak
yang terhidrolisis oleh basa menghasilkan sabun dan gliserol.
Metode Percobaan

Uji Ketidakjenuhan Lemak :

Laboratorium Biokimia Pangan

Vitamin (Uji Vitamin E)

Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan uji ketidakjenuhan lemak adalah ntuk
mengetahui ketidakjenuhan lemak dalam bahan pangan.
Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan uji ketidakjenuhan lemak berdasarkan
reaksi adisi antara I2 atau KI dengan ikatan rangkap dari
lemak.
Metode Percobaan

Uji Kelarutan :
Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan uji kelarutan adalah untuk mengetahui
perbedaan kelarutan lemak dalam pelarut organik yang
berbeda.
Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan uji kelarutan berdasarkan pada
perbedaan kelarutan yang polaritas dari masing-masing
pelarut dapat berpengaruh terhadap lemak dan minyak.

Laboratorium Biokimia Pangan

Metode Percobaan

Vitamin (Uji Vitamin E)

Anda mungkin juga menyukai