Oleh :
Riskita Dinda P.
Ilham
Awaliatun Nur Azizah
Enur Azizah
Nur Amalah
Akhmad Arifin
Dewi Saroh
Khairina Femiliani Y.
Ridha U. Kusryandarty
B1J011077
B1J011076
B1J011113
B1J011115
B1J011135
B1J011143
B1J011147
B1J011170
B1J010042
Kelompok : 3
Rombongan : II
Asisten : Denisa Intan Diasrani
komunitas
Heteropsylla
keanekaragaman spesies.
cubana
pada
penelitian
ini
adalah
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui struktur populasi
Kutu Loncat (Heteropsylla cubana) pada tanaman Lamtoro yang terletak di
samping fakultas Biologi.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
struktur populasi merujuk jumlah telur, jumlah nympha dan jumlah imago dari
populasi fauna (Bahagiawati et al., 2010).
Menurut Bahagiawati et al. (2010), struktur populasi dipengaruhi empat
faktor yaitu natalitas, migrasi, imigrasi dan mortalitas. Model struktur populasi
dibagi menjadi tiga, yaitu:
1.
individu tingkatan yang lebih muda selalu lebih banyak dibanding jumlah individu
yang lebih tua. Telur berjumlah lebih banyak dari larva, larva berjumlah lebih
banyak dari pupa dan pupa berjumlah lebih banyak dari imago.
2.
individu tingkatan yang lebih muda sama banyak dibanding jumlah individu yang
lebih tua. Telur berjumlah sama banyak dengan larva, larva berjumlah sama
banyak dengan pupa dan pupa berjumlah sama banyak dengan imago.
3. Struktur populasi tidak stabil, merupakan populasi yang memiliki jumlah
individu tingkatan yang lebih muda selalu lebih sedikit dibanding jumlah individu
yang lebih tua. Telur berjumlah lebih sedikit dari larva, larva berjumlah lebih
sedikit dari pupa dan pupa berjumlah lebih sedikit dari imago.
Kutu loncat bisa beradaptasi terhadap mimosin pada lamtoro, karena
lamtoro diduga mampu mengeluarkan mimosin bersama dengan embun madu
atau menguraikannya menjadi senyawa tidak beracun. Perbedaan antara kadar
mimosin dalam getah lamtoro bila dibandingkan dengan ekskreta kutu loncat
mungkin juga di karenakan getah yang dihisap kutu loncat memiliki kadar
mimosin yang lebih rendah dibandingkan dengan getah yang diperoleh dengan
memotong ujung-ujung tunas. Kadar mimosin yang lebih rendah pada getah yang
dihisap kutu loncat menyebabkan terjadinya pengurasan mimosin karena nimfa
pada umumnya mengumpul di pucuk dan menghisap dari bagian tanaman dengan
getah yang kadar mimosinnya rendah (Darman et al., 1988).
III.
Alat yang digunakan dalam praktikum struktur populasi ini adalah hand
counter, gunting, kamera digital dan alat tulis.
Bahan yang digunakan adalah Kutu Loncat (Heteropsylla cubana) pada
tanaman Lamtoro.
B. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
1. Pilihlah 10 tangkai daun Lamtoro secara acak.
2. Berikan penanda sampel ke berapa pada pangkal tangkai daun lamtoro.
3. Kutu Loncat yang terdpat pada tangkai daun Lamtoro yang terpilih diperiksa
dan diamati tingkatan hidupnya.
4. Hitunglah setiap tingkatan hidup (telur, nympha dan sewasa) dari Kutu
Loncat.
5. Hasil dicatat dan dimasukkan ke dalam tabel pengamatan.
IV.
I
3
24
14
II
6
4
2
III
4
1
IV
6
3
-
Ulangan
V
VI
-
Keterangan :
Jumlah telur = 19
Jumlah nimfa = 40
Jumlah imago = 20
B. Pembahasan
VII
1
2
VIII
1
2
1
IX
1
-
X
3
2
-
Dalam kurun waktu satu tahun serangga ini dapat menghasilkan 9-10
generasi. Telur dari Heteropsylla cubana berbentuk lonjong mirip buah alpokat
dan berwarna kuning terang. Cara meletakkan telurnya tidak teratur, kadangkadang berkelompok atau terpisah sendiri-sendiri. Bagian tanaman yang menjadi
tempat meletakkan telur adalah tunas-tunas daun, atau jaringan tanaman yang
masih muda, seperti tangkai tunas dan permukaan daun bagian atas dan bawah
yang belum membuka. Setelah 2- 3 hari telur menetas menjadi nimfa (Baiquni,
2007).
Nimfa yang baru menetas hidup berkelompok pada jaringan tanaman
muda dan mengisap cairan tanaman. Setelah nimfa berumur 2 - 3 hari, kemudian
menyebar dan mencari makan pada daun-daun muda di sekitarnya. Periode nimfa
berlangsung selama 12 - 17 hari dan selama ini terjadi 5 kali pergantian kulit.
Setelah pergantian kulit yang pertama nimfa bertambah aktif mencari makanan
dan berpindah dari satu daun ke daun lainnya, dan nimfa tersebut merusak
tanaman dan mengakibatkan kerugian yang lebih besar bila dibandingkan dengan
serangga dewasanya. Warna nimfa tersebut kuning sampai kuning kecoklatan.
Kelima instar nimfa tersebut dapat dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk awal
perkembangan terbentuknya sayap dan penyusunan sklerit pada toraks bagian
dorsal (Baiquni, 2007).
Dampak akibat serangan Heteropsylla cubana
akan mengakibatkan
B. Saran
DAFTAR REFERENSI
Bahagiawati Dwinita, W. Utami, dan Damayanti B. 2010. Pengelompokan dan
Struktur Populasi Parasitoid Telur Trichogrammatoidea armigera pada
Telur Helicoverpa armigera pada Jagung Berdasarkan Karakter
Molekuler. J. Entomol. Indon., Bogor, April 2010, Vol. 7, No. 1, 54-65.
Heong, K.L., Aquino G.B., Barrion A.T. 1991. Arthropod community structure of
rice ecosystem in the Philippines. Bull. Entomol. Res. 81: 407 416.
Sosromarsono, S. 2005. Biological Control of Agriculture Pests in Indonesia. The
Last Six Decades of Experience. Page 141-165. In Soemodiharjo, S. and
S.D. Sastra pradja, eds. Six Decade of Science and Scentist in Indonesia.
NATURINDO ( Nature Indonesia).
Yasin, Nur. 2006. Perkembangan Hidup dan Daya Memangsa Curinanus coerileus
muslant pada Beberapa Kutu Tanaman. JPT tropica.
cek