Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sampah adalah bahan buangan sebagai akibat aktifitas
manusia dan binatang,yang merupakan bahan yang sudah tidak
digunakan lagi,sehingga dibuang sebagai barang yang tidak
berguna.
Pada awal kehidupan manusia,sampah belum menjadi
suatu masalah,tetapi dengan bertambahnya jumlah penduduk
dengan ruang untuk hidup tetap,maka makin hari menjadi
masalah yang cukup besar,hal ini jelas bila kita melihat
modernisasi kehidupan dan perkembangan teknologi yang
mengakibatkan perkembangan aktifitas manusia,sehubungan
dengan kegiatan manusia maka permasalahan sampah akan
berkaitan baik dari segi ekonomi,sosial,dan budaya.
Kesehatan sesorang maupun masyarakat merupakan
masalah yang banyak ditemukan, sampah sendiri bila
diamankan tidak akan menjadi potensi yang dapat
mempengaruhi lingkungan.
Secara umum pembuangan sampah yang tidak
memenuhi syarat kesehatan lingkungan dapat mengakibatkan :
a. Tempat berkembangnya dan sarang dari pada serangga
dan tikus
b. Dapat menjadi sumber pengotoran tanah,sumber-sumber
air permukaan tanah/air dalam tanah ataupun udara

c. Dapat menjadi sumber dan tempat hidup dari kumankuman yang membahayakan kesehatan

1 .2Permasalahan
Permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah
bagaimana sistem pengelolaan sampah yang baik di suatu
pemukiman penduduk atau kawasan masyarakat.
1.3

Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui dan mengoptimalkan pengelolaan sampah


secara umum disuatu pemukiman penduduk atau kawasan
masyarakat.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Untuk mengetahui pengertian pengelolaan sampah
b. Untuk mengetahui sumber-sumber dan karakteristik
sampah
c. Untuk mengetahui unsur-unsur dan sistem pengelolaan
sampah
d. Untuk mengetahui manfaat pengelolaan sampah
e. Untuk mengetahui pengaruh sampah terhadap kesehatan
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
1) Sebagai panduan bagi mahasiswa untuk melakukan
praktek selanjutnya
2) Dapat mengenal secara dekat dan nyata dengan
kondisi di suatu lingkungan kerja

3) Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh dalam


praktek pada kondisi kerja sebenarnya
1.4.2 Bagi Masyarakat
4) Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
pengelolaan sampah yang baik
5) Institusi atau masyarakat dapt memanfaatkan tenaga
mahasiswa dalam tugas pemantauan sanitasi
lingkungan terutama tentang pengelolaan sampah
yang baik.
1.4.3 Bagi Jurusan Kesehatan Lingkungan
1. Sebagai Sarana pemantapan ilmu bagi
mahasiswa
2. Sebagai referensi atau pedoman bagi Jurusan
Kesehatan Lingkungan

BAB II
Tinjauan pustaka

2.1 . Pengertian Pengelolaan Sampah


Pengelolaan sampah dapat didefinisikan sebagai suatu
pengetahuan tentang pengendalian bagaimana sampah
dihasilkan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,
pengolahan, dan pembuangan sampah dengan menggunakan
suatu cara yang sesuai denagn prinpsip-prinsip kesehatan
masyarakat, ekonomi,tekhnik pelestarian lingkungan,keindahan
dan dengan mengindahkan tanggung jawab dan sikap
masyarakat.
2.2 Sumber Sampah
Sumber dari sampah pada umumnya berhubungan erat
dengan penggunaan tanah dan pembagian daerah untuk
berbagai kegunaan,Sumber smpah dapat diklasifikasikan dalam
beberapa kategori sebagai berikut :
a. Pemukiman penduduk
Pada tempat pemukiman biasanya sampah yang dihasilkan
oleh suatu keluarga tunggal atau beberapa keluarga yang tinggal
dalam suatu bangunan atau asrama.Jenis sampah yang
dihasilkan biasanya sisa makanan,bahan-bahan sisa sari

penolahan makanan atau sampah basah (garbage),sampah


kering (rubbish),abu dan sampah-sampah khusus.
b. Tempat-tempat umum dan perdagangan
Tempat umum adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya
orang berkumpul dan melakukan kegiatan,termasuk tempattempat perdagangan,tempat-tempat tersebut mempunyai
potensi yang cukup besar dalam menghasilkan sampah.Jenis
sampah yang dihasilkan dapat berupa sisa makanan (sampah
basah),sampah kering,abu,sisa bahan bangunan,sampah
khusus,dan kadang juga terdapat sampah bahaya.
Contoh tempat tersebut adalah : toko,rumah
makan/warung,tempat-tempat penginapan dan sebagainya.
c. Sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah
Yang dimaksud dengan sarana pelayanan masyarkat di sini
misalnya :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

Tempat-tempat hiburan umum (taman)


Jalan umum
Tempat-tempat parkir
Tempat-tempat pelayanan kesehatan
Komplek militer
Gedung-gedung pertemuan
Pantai tempat berlibur
Sarana pemerintah yang lain

Tempat tersebut di atas biasanya menghasilkan sampah khusus


dan sampah kering.
d. Industri (berat-ringan)
Dalam pengertian ini termasuk :
1) Pabrik-pabrik produksi bahan-bahan

2)
3)
4)
5)
6)
7)

Sumber-sumber alam misalnya sumber energi


Perusahaan kimia
Perusahaan kayu
Perusahaan logam
Tempat pengolahan air minum/air kotor
Kegiatan industri yang bersifat distribusi ataupun
memproses suatu bahan mentah

Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah


basah,sampah kering,abu,sisa-sisa bahan bangunan,sampah
khusus dan sampah berbahaya.
e. Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang,dari daerah
pertanian ini,misalnya dari
kebun,kandang,ladang/sawah.Sampah yang dihasilkan dapat
berupa bahan-bahan makanan yang membusuk,sampah
pertanian,pupuk maupun bahan pembasmi serangga tanaman.

2.3 Jenis dan Karakteristik Sampah


sampah-sampah yang dibuang oleh si penghasil sampah
dapat di klasifikasikan dalam beberapa jenis :
a. Sisa makanan atau sampah basah (garbage)
Sampah yang termasuk jenis ini adalh sampah basah yang
dihasilkan dalam proses pengolahan makanan.
Karakteristik dari sampah jenis ini ialah dapat membusuk dan
dapat terurai dengan cepat khususnya bila cuaca panas.Proses
pembusukan sering kali menimbulkan bau busuk.Bahan-bahan
yang dapat membusuk ini sangat penting

diketahui dalam

usaha pengumpulan dan pengelolaan sampah secara berdaya

guna dan berhasil guna,sampah jenis ini bisa dihasilkan pada


tempat

pemukiman,rumah makan/warung,rumah

sakit,pasar dan sebagainya.


b. Sampah Kering (Rubbish)
Sampah kering terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau
pun yang tidak dapat terbakar,yang dihasilkan oleh rumah
tangga, kantor-kantor, perdagangan dan sebagainya, tidak
termasuk sisa makanan dan benda-benda yang sangat mudah
membusuk.Jenis dari sampah kering yang dapat terbakar
misalnya: kertas,plastik,tekstil,karet,kulit kayu,daun-daun
kering.Jenis sampah kering yang tidak dapat terbakar misalnya
kaca,kaleng,logam dan lain-lain.
c. Abu dan Residu
Benda yang tertinggal dari pembakaran kayu,arang,dan
benda yang lain yang dapat terbakar
d. Sampah dari bangunan
Sampah yang terjadi karena penghancuran atau
pembangunan suatu gedung,sering kali diklasifikasikan dalam
sampah kering,misalnya batu,beton,batu bata,papan,sisa pipa
dan sebaginya
e. Sampah Khusus
Sampah yang sulit untuk diklasifikasikan,misalnya sampah
jalanan,sekam,binatang mati dan juga bekas kendaraan.
f. Sampah pertanian
Sampah dari tumbuhan tanaman atau sampah dari binatang
di daerah pertanian.

g. Sampah berbahaya
Bahan kimia,biologi,bahan yang dapat terbakar,dapat
meletus atau mengandung radioaktif.Sampah tersebut dapat
menimbulkan bahaya baik dalam waktu singkat maupun dalam
jangka panjang terhadap manusia,tumbuhan,atau binatang
hidup.Sering dijumpai dalam bentuk cair,tetapi juga dalam
bentuk gas atau padat,sampah berbahaya harus mendapat
perhatian khusus.
h. Sampah pengolahan air minum/air kotor
Sampah yang berupa Lumpur dari perusahaan air minum
atau pengolahan air kotor,dapat diklasifikasikan dalam jenis
tersendiri
2.4

Unsur-unsur dan sistem pengelolaan sampah


Unsur-unsur dalam pengelolaan sampah sebagai berikut :

1)

Proses menghasilkan sampah


Pengawasan dalam tahap ini sulit dilaksanakan,

karena dipengaruhi oleh individu ataupun lokasi dimana suatu


proses tersebut sewaktu menghsilkan sampah.Dari pandangan
ekonomi saat proses sampah dihasilkan adalah saat yang sangat
tepat untuk memisahkan antara berbagai jenis sampah denagn
maksud agar sampah yang masih dapat dimanfaatkan kembali
dapat dipisahkan dari sampah yang harus dibuang.
2)

Waktu penyimpanan (sampah sementara)


Dalam pengelolaan sampah,maka sampah ditampung

sementara (biasanya pada rumah tangga) merupakan unsur


yang penting hubungannya dengan masyakat sekitar,sebab

penampungan sampah yang tidak baik pada setiap rumah akan


menarik serangga,tikus dan juga dapat menimbulkan gangguan
bau dan pandangan yang kurang sedap.
Tempat penampungan/bak sampah harus memenuhi
syarat antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Tidak berkarat
Kedap air
Tertutup
Mudah dibersihkan
Tidak mudah rusak
Berkualitas tinggi
Alasnya harus dijaga supaya tidak mudah berlubang

3) Pengumpulan sampah
Pengumpulan sampah yang dimaksud bukan sekedar
mengumpulkan sampah saja,tetapi juga mengangkut sampah
dari rumah-rumah ketempat pengumpulan,tempat
pengolahan,atau tempat pemanfaatan kembali.dalam
pengelolaan sampah,pengumpulan paling banyak memakan
biaya,kurang dari 80% dari semua dana pengelolaan.Dalam hal
ini dianjurkan agar pengumpulan sampah dapat dilakukan satu
minggu dua kali,hal ini penting untuk menghindari
perkembangan lalat dan tikus.
4) Pengangkutan sampah
Pengangkutan sampah dalam pengertian ini adalh pemindahan
sampah (dari tempat sampah sementara/pengumpulan)
ketempat pembuangan (biasanya pembuangan akhir) dengan
kendaraan yang relative lebih besar.Unsur pengangkutan ini
penting sekali,khusus di daerah perkotaan.
5) Pengolahan dan pemanfaatan kembali

dalam pengertian ini termasuk semua


tekhnik,perlengkapan dan prasarana untuk meningkatkan
efisiensi dari semua unsure yang lain dan untuk memanfaatkan
kembali semua barang-barang yang masih dapat
dimanfaatkan,serta usaha untuk memperoleh manfaat dari
sampah misalnya mendapatkan energi dari sampah.
6) Pembuangan (akhir)
Unsur terakhir dalam prengelolaan sampah adalah
pembuangan.Dalam tahap ini semua sampah dari rumah tangga
atau residu dari incinerator dibuang ketempat pembuangan yang
dapat berupa sanitary land fill atau open dumping.
1.

Selain unsur dalam pengelolaan sampah yang perlu

diperhatikan adalah system

pengelolaannya

sebagai berikut:

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Organisasi
Keuangan
Penyusunan kegiatan operasional
Perlengkapan pengelolaan
Personalia
Pencatatan dan pelaporan
Beberapa peraturan perundangan

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya sampah


a. Lokasi geografi
b. Musim
c. Frekuensi pengumpulan
d. Penggunaan mesin penghancur sampah
e. Sifat penduduk
f. Upaya pemakaian dan pemanfaatan kembali

g. Peraturan pemerintah setempat


h. Sikap masyarakat
2.5
Manfaat
a. Untuk menjadikan sampah sebagai barang yang bernilai
guna dan berdaya guna
b. Agar tidak merusak atau mengganggu nilai-nilai
estetika,karena timbunan sampah dimana-mana
c. cdapat mengurangi berkembangnya penyakit yang
diakibatkan sampah
d. Dapat mengurangi permasalahan sampah yang telah
melimpah ruah dimuka bumi ini
e. Dapat meningkatkan pengetahuan masyarkat bahwa
pentingnya peran serta masyarkat dalam pengelolaan
sampah secra terpadu.
2.6
Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan
Pengaruh sampah terhadap kesehatan dapat dikelompokkan
menjadi efek yang langsung dan tidak langsung. Yang dimaksud
dengan efek langsung adalah efek yang disebabkan karena
kontak yang langsung dengan sampah tersebut. Misalnya:
sampah beracun, sampah yang korosif terhadap tubuh, yang
karsinogenik, teratogenik, dan lain-lainnya. Selain itu ada pula
sampah yang mengandung kuman patogen, sehingga dapat
menimbulkan penyakit.
Pengaruh tidak langsung dapat dirasakan masyarakat akibat
proses pembusukkan, pembakaran dan pembuangan sampah.
Dekomposisi sampah biasanya terjadi secara aerobik, dilanjutkan
secara fakultatif dan secara anaerobik apabila oxygen telah
habis, dekomposisi anaerobik akan menghasilkan cairan yang
disebut leachate beserta gas. Efek tidak langsungnya berupa
penyakit bawaan vektor yang berkembangbiak didalam sampah.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gambaran permasalahan sampah di daerah pemukiman
Jumlah penduduk merupakan sebagai salah satu
parameter untuk menentukan jenis pengelolaan sampah di suatu
pemukiman penduduk,berdasarkan kepadatan suatu daerah
dibagi menjadi tiga yaitu :
1) Kepadatan 0-150 jiwa/ha merupakan daerah dengan
kepadatan penduduk rendah
2) Kepadatan 150-200 jiwa/ha merupakan daerah
dengan kepadatan penduduk sedang
3) Kepadatan > 200 jiwa/ha merupakan daerah dengan
kepadatan penduduk tinggi.
Kebanyakan masalah yang ditemui di suatu pemukiman adalah
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pembuangan
sampah,banyak masyarakat yang membuang sampah di daerah
bantaran sungai dan ada juga sampah tersebut yang dibuang ke
TPS yang ada secara sendiri-sendiri,kemudian dari TPS,sampah

tersebut diangkut ke TPA seminggu sekali dengan menggunakan


kendaraan PEMDA.
Berdasarkan jenis sampah yang banyak ditemui di daerah
pemukiman adalah :
a. 40% sampah organik (sayuran,buah-buahan,sampah
dapur dan lain-lain)
b. 30% sampah plastik (bungkus
munuman,makanan,dan minuman botol)
c. 20% sampah kertas
d. 10% sampah lainnya (logam kaca,dan sampah
bangunan)
3.2 Perencanaan pengelolaan sampah
Sebelum di lakukan pengelolaan sampah yang baik kita
harus melakukan semua persiapan,dimana semua persiapan
tersebut harus diikuti dengan system komunikasi yang baik
dengan unsur-unsur yang ada di masyarakat.
Ada 4 siklus pemecahan masalah dalam masyarakat yaitu :
1. Kebutuhan masyarakat :
Kebutuhan masyarakat ditentukan oleh masyarakat
sendiri,biasanyan berkaitan dengan biaya,pelayanan
tersedia,dan sumber daya lingkungan
2. Pengenalan dan pembatasan masalah :
Penguasa yang bertanggung jawab menerima dan
menafsirkan kebutuhan masyarkat.Penguasa bertanggung jawab
untuk mengadakan pembatasan dan spesifikasi
3. Aktifitas Perencanaan :

Aktifitas perencanaan dilakukan oleh staf atau penasehat


ahli atas pimpinan penguasa.Program alternatif dikembangkan
untuk memecahkan masalah yang khusus
4.

Aktifitas membuat keputusan :


Ini adalah langkah kegiatan dalam siklus pemecahan

masalah.penguasa mempertimbangkan berbagai


alternatif,memilih perlengkapan,menentukan biaya,dan cara-cara
pelaksanaan.
3.3 Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan,
pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material
sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg
dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk
mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau
keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk
memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa
melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif dengan metoda
dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
Praktek pengelolaan sampah berbeda beda satu Negara ke
Negara yang lain (sesuai budaya yang berkembang) , dan hal ini
berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah
pedesaan , serta rberbeda juga antara daerah perumahan
dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya
dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya
menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk
sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh
perusahaan pengolah sampah.

Pengelolaan sampah memiliki tujuan untuk mengubah sampah


menjadi material yang memiliki nilai ekonomis dan juga untuk
mengolah sampah agar menjadi material yang tidak
membahayakan bagi lingkungan hidup. Metode pengelolaan
sampah berbeda beda tergantung banyak hal , diantaranya tipe
zat sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah, dan
ketersediaan area.
upaya-upaya dalam pengelolaan sampah, dapat dilakukan
dengan menerapkan beberapa metode atau cara sebagai
berikut :
1.

Melakuakan Metode Pembuangan dan Penimbunan

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk


menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah
metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya
dilakukan di tanah yg tidak terpakai, lubang bekas pertambangan
, atau lubang lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yg
dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat
penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan
penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan
baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan ,
diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya
Hama , dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari
sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga
sangat berbahaya.Karakteristik desain dari penimbunan darat
yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air
sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik.
Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan
kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya
tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem

pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang


terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat
penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di
mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.

2.

Melakukan Metode Daur-ulang

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari


sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai Daul-ulang.
Ada beberapa cara daur ulang yaitu pengampilan bahan sampah
untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa
dibakar untuk membangkitkan listrik. Metode baru dari DaurUlang yaitu :
A. Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu
mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang telah
dibuang contohnya kaleng minum alumunium, kaleg baja
makanan / minuman, botol bekas, kertas karton, koran, majalah
dan kardus . Pengumpulan biasanya dilakukan dari sampah yang
sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah / kendaraan sampah
khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur. Jenis sampah
plastik lain yang dapat digunakan seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS)
juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek
seperti komputer atau mobil lebih susah, karena bagian
bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis
bahannya.

B. Pengolahan kembali secara biologis

Material sampah (organik), seperti zat makanan, sisa makanan /


kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk
kompos atau dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya
adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas yang
bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Metode ini menggunakan sistem dasar pendegradasian ba hanbahan organik secara terkontrol menjadi pupuk dengan
memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Aktivitas
mikroorganisme bisa dioptimalisasi pertumbuhannya dengan
pengkondisian sampah dalam keadaan basah (nitrogen), suhu
dan kelembaban udara (tidak terlalu basah dan atau kering), dan
aerasi yang baik (kandungan oksigen). Secara umum, metode ini
bagus karena menghasilkan pupuk organik yang ekologis
(pembenah lahan) dan tidak merusak lingkungan. Serta sangat
memungknkan melibatkan langsung masyarakat sebagai
pengelola (basis komunal) dengan pola manajemen sentralisasi
desentralisasi (se-Desentralisasi) atau metode Inti
(Pemerintah/Swasta)-Plasma (kelompok usaha di masyarakat).
Hal ini pula akan berdampak pasti terhadap penanggulangan
pengangguran. Metode ini yang perlu mendapat perhatian
serius/penuh oleh pemerintah daerah (kab/kota)
Proses pembuatan kompos adalah dengan menggunakan
aktivator EM-4, yaitu proses pengkomposan dengan
menggunakan bahan tambahan berupa mikroorganisme dalam
media cair yang berfungsi untuk mempercepat pengkomposan
dan memperkaya mikroba. Bahan-bahan yang digunakan
adalah : Bahan Baku Utama berupa sampah organik, Kotoran
Ternak, EM4, Molase dan Air. Sedangkan peralatan yang
digunakan adalah : Sekop, Cakar, Gembor, Keranjang,
Termometer, Alat pencacah, Mesin giling kompos dan Ayakan.

Contoh dari pengolahan sampah menggunakan teknik


pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau)
di toronto, kanada dimana sampah organik rumah tangga seperti
sampah dapur dn potongan tanaman dikumpulkan di kantong
khusus untuk di komposkan.
C. Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil
langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara
tidak langsung dengan cara mengolahnya menjadi bahan bakar
tipe lain. Daur-ulang melalui cara perlakuan panas bervariasi
mulai dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau
memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan
borlaer untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator.
Pirolisa dan Gusifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas yang
berhubungan, dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi
dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di
wadah tertutup pada tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat
mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas dan cair.
Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau
dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa
dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi busure
plasma yang canggih digunakan untuk mengonversi material
organik langsung menjadi gas sintetis (campuran antara karbon
monoksida dan hidrogen). Gas kemudian dibakar untuk
menghasilkan listrik dan uap.

3.

Melakukan Metode Penghindaran dan Pengurangan

Sebuah metode yang penting pengelolaan sampah adalah


pencegahan zat sampah bentuk, atau dikenal juga dengan
Penguangan sampah metode pencegahan termasuk
penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang
yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa
digunakan kembali, mengajak konsumen untuk menghindari
penggunaan barang sekali pakai, mendesain produk yang
menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sampah menimbulkan beberapa masalah terhadap lingkungan
hidup dimana sampah menyebabkan kerusakan lingkungan,
munculnya penyakit, terjadinya banjir, sampai kerugian ekonomi.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif
dari sampah ialah dengan mendaur ulang sampah, melak.ukan
penimbunan sampah, dan tentunya kesadaran dari masingmasing individu

4.2 Saran
Di harapkan kepada para mahasiswa dan pembaca
makalah ini khususnya program studi kesehatan lingkungan
pemukiman untuk lebih mendalami ilmu tentang upaya-upaya
pengelolaan sampah untuk kelestarian lingkungan hidup. Karena
pencemaran oleh sampah sudah sangat mengkhawatirkan
dimana lingkungan yang kita huni ini sudah tercemar oleh
berbagai jenis sampah, baik yang berbahaya maupun tidak, baik
yang dapat dimanfaatkan maupun tidak.
Untuk para mahasiswa yang ingin mengetahui lebih
dalam/banyak tentang makalah ini, di sarankan untuk mencari

buku yang lebih khusus di perpustakaan atau website yang


terpercaya di internet.

Anda mungkin juga menyukai