Pemicu 1
: Mengapa agama (Islam) sangat responsif terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan ?
Pemicu 2
Pemicu 3
1. Agama Islam
pengetahuan
sangat
responsif
terhadap
ilmu
2. Euthanasia
Definisi Euthanasia
-
Euthanasia secara bahasa berasal dari bahasa Yunani eu yang berarti baik,
dan thanatos, yang berarti kematian (Utomo, 2003:177)
Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah qatlu ar-rahma atau taysir almaut.
Menurut istilah kedokteran, euthanasia berarti tindakan agar kesakitan atau
penderitaan yang dialami seseorang yang akan meninggal diperingan. Juga
berarti mempercepat kematian seseorang yang ada dalam kesakitan dan
penderitaan hebat menjelang kematiannya (Hasan, 1995:145).
Jadi secara etimologis, euthanasia dapat diartikan sebagai mati dengan baik.
Sedangkan secara harafiah, euthanasia tidak dapat diartikan sebagai
pembunuhan atau upaya menghilangkan nyawa seseorang.
Menurut Philo (50-20 SM), euthanasia berarti mati dengan tenang & baik,
sedangkan Suetonis penulis Romawi dalam bukunya Vita Caesarum
mengatakan bahwa euthanasia berarti mati cepat tanpa derita
Sejarah euthanasia
-
Sekitar tahun 400 sebelum Masehi, sebuah sumpah yang terkenal dengan sebutan The
Hippocratic Oath yang dinyatakan oleh seorang Fisikawan Hipokratis Yunani, dengan jelas
mengatakan:
Saya tidak akan memberikan obat mematikan pada siapapun, atau menyarankan hal tersebut
pada siapapun.- The Hippocratic Oath
Sekitar abad ke-14 sampai abad ke-20, Hukum Adat Inggris yang dipetik oleh Mahkamah Agung
Amerika tahun 1997 dalam pidatonya:
Lebih jelasnya, selama lebih dari 700 tahun, orang Hukum Adat Amerika Utara telah
menghukum atau tidak menyetujui aksi bunuh diri individual ataupun dibantu. Chief Justice
Rehnquist
Tahun 1920, terbitnya buku berjudul Permitting the Destruction of Life not Worthy of Life.
Dalam buku ini, Alfred Hoche, M.D., Dosen Psikologi dari Universtas Freiburg, dan Karl
Binding, Dosen Hukum dari Universitas Leipzig, memperdebatkan bahwa seorang pasien yang
meminta untuk diakhiri hidupnya harus, dibawah pengawasan ketat, dapat memperolehnya dari
seorang pekerja medis. Buku ini men-support euthanasia non-sukarela yang dilakukan oleh Nazi
Jerman
Tahun 1935, The Euthanasia Society of England, atau Kelompok Euthanasia Inggris, dibentuk
sebagai langkah menyetujui euthanasia.
Tahun 1939, Nazi Jerman memberlakukan euthanasia secara non-sukarela
Tahun 1955, Belanda sebagai negara pertama yang mengeluarkan Undang-Undang yang
menyetujui euthanasia, dan diikuti oleh Australia yang melegalkannya di tahun yang sama.
Setelah dua negara itu mengeluarkan undang-undang yang sah tentang euthanasia, beberapa
negara masih menganggapnya sebagai konflik, namun ada juga yang ikut mengeluarkan undangundang yang sama
Euthanasia sukarela: ini dilakukan oleh individu yang secara sadar menginginkan kematian.
Euthanasia non sukarela: ini terjadi ketika individu tidak mampu untuk menyetujui karena faktor
umur, ketidak mampuan fisik dan mental. Sebagai contoh dari kasus ini adalah menghentikan
bantuan makanan dan minuman untuk pasien yang berada di dalam keadaan vegetatif (koma).
Euthanasia tidak sukarela: ini terjadi ketika pasien yang sedang sekarat dapat ditanyakan
persetujuan, namun hal ini tidak dilakukan. Kasus serupa dapat terjadi ketika permintaan untuk
melanjutkan perawatan ditolak.
Bantuan bunuh diri: ini sering diklasifikasikan sebagai salah satu bentuk euthanasia. Hal ini
terjadi ketika seorang individu diberikan informasi dan wacana untuk membunuh dirinya sendiri.
Pihak ketiga dapat dilibatkan, namun tidak harus hadir dalam aksi bunuh diri tersebut. Jika
dokter terlibat dalam euthanasia tipe ini, biasanya disebut sebagai bunuh diri atas pertolongan
dokter. Di Amerika Serikat, kasus ini pernah dilakukan oleh dr. Jack Kevorkian.
Contoh euthanasia aktif, misalnya ada seseorang menderita kanker ganas dengan rasa sakit
yang luar biasa sehingga pasien sering kali pingsan. Dalam hal ini, dokter yakin yang
bersangkutan akan meninggal dunia. Kemudian dokter memberinya obat dengan takaran tinggi
(overdosis) yang sekiranya dapat menghilangkan rasa sakitnya, tetapi menghentikan
pernapasannya sekaligus (Utomo, 2003:178)
Contoh euthanasia pasif, misalkan penderita kanker yang sudah kritis, orang sakit yang sudah
dalam keadaan koma, disebabkan benturan pada otak yang tidak ada harapan untuk sembuh.
Atau, orang yang terkena serangan penyakit paru-paru yang jika tidak diobati maka dapat
mematikan penderita. Dalam kondisi demikian, jika pengobatan terhadapnya dihentikan, akan
dapat mempercepat kematiannya (Utomo, 2003:177).
Agama Islam
Menurut agama Islam :
Dan tidak layak bagi seorang mu`min membunuh seorang mu`min (yang
lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja) (QS An-Nisaa` : 92)
Agama Hindhu
Pandangan agama hindu terhadap euthanasia adalah didasarkan pada
ajaran tentang karma, moksa dan ahimsa.
Bunuh diri adalah suatu erbuatan yang terlarang di dalam ajaran hindu
dengan pemikiran bahwa perbuatan tersebut dapat menjadi suatu faktor
yang mengganggu pada saat reinkarnasi oleh karena menghasilkan karma
buruk.
Agama Buddha