Anda di halaman 1dari 14

12/03/201

Background
Pertemuan Ke-2

DIAGRAM FASA
By: Nurun Nayiroh, M.Si

Umumnya
logam
tidak
berdiri sendiri
(tidak dalam
keadaan
murni)

Kemurnian

Sifat

Pemaduan logam
akan
memperbaiki sifat
logam,
a.l.:
kekuatan,
keuletan,
kekerasan,
ketahanan korosi,
ketahanan aus,
ketahanan lelah,
dll

Paduan
Struktur
Logam lebih
MK TRANSFORMASI FASA

Paduan (Alloy)
Paduan adalah campuran bahan yang
memiliki sifat-sifat logam terdiri dari dua
atau lebih komponen dan sedikitnya satu
komponen utamanya adalah logam.
Suatu sistem paduan adalah suatu sistem
yang
terdiri
dari
semua paduan yang terbentuk dari
beberapa
unsur
dengan
semua macam komposisi yang mungkin
dapat dibuat.
Paduan
dapat
diklasifikasikan
menurut
strukturnya dan sistem paduan dapat
diklasifikasikan menurut diagram
kesetimbangannya (diagram phasenya).
Paduan bisa merupakan paduan homogen
dan bisa merupakan campuran, bila homogen
merupakan fasa tunggal bila
campuran terdiri dari beberapa fasa .

banyak
dalam
keadaan
dipadu
(logam
paduan/alloy)

Pemaduan
logam
membuat
struktur
dalam keadaan
setimbang
pada
temperatur dan
tekanan
tertentu

Ayat al-Quran tentang alloy (Al-kahfi:95&96)


Zulkarnain berkata: Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku
terhadapnya
adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan
(manusia
dan
alatalat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan
mereka,
berilah
aku potongan besi . Hingga apabila besi itu telah sama
rata
dengan
kedua
(puncak) gunung itu, berkatalah Zulkarnain Tiuplah api
itu . Hingga
apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti api), dia
pun berkata: Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar
kutuangkan ke atas besi panas itu.
Dari ayat di atas tersirat bahwa ketika Zulkarnain
membuat sebuah dinding pemisah, beliau tidak cukup
dengan menggunakan material logam berupa besi saja,
tetapi dengan menggabungkan besi tersebut dengan
bahan lain berupa tembaga agar dinding tersebut lebih
tangguh dan kuat.
Lewat penuturan Zulkarnain tersebut di atas, kita
ketahui bahwa material terkuat sampai akhir zaman
berasal dari minimal dua zat/bahan yang
berbeda yang diolah sedemikian rupa sehingga saling

memperkuat sifat bahan yang satu dengan lainnya.

1
2
/
0
3
/
2
0
1
5

Definisi
Fasa pada suatu material didasarkan atas daerah
yang berbeda dalam struktur atau komposisi dari
daerah lainnya.
Fasa bagian homogen dari suatu sistem yang
memiliki
sifat
fisik
dan
kimia
yang
seragam.
Contoh:
Satu fase : contohnya logam murni, padatan, cairan.
Lebih 1 fase : contohnya larutan air-gula
dengan
gula
(larutan
air-gula
yang
melampaui batas kelarutan).
Sistem fase tunggal homogen
Sistem 2 atau lebih fase campuran atau
sistem heterogen.
Untuk mempelajari paduan dibuatlah kurva
yang menghubungkan antara fasa, komposisi
dan temperatur.
Diagram fasa adalah suatu grafik yang
merupakan representasi tentang fasa-fasa
yang ada dalam suatu material pada variasi
temperatur,
tekanan
dan
komposisi.
Pada umumnya diagram fasa dibangun pada
keadaan kesetimbangan (kondisinya
adalah pendinginan yang sangat lambat). Diagram
ini dipakai untuk mengetahui dan memprediksi
banyak aspek terhadap sifat material.

Contoh mikrostruktur suatu fasa

Informasi Diagram Fasa

Contoh Diagram Fasa Besi-Besi Karbida

Informasi
penting
yang
dapat
diperoleh dari diagram fasa
adalah:
1. Memperlihatkan
fasa-fasa
terjadi pada
perbedaan
komposisi
dan
temperatur
di bawah
kondisi

yang

pendinginan yang sangat lambat.


2.
Mengindikasikan
kesetimbangan
kelarutan
padat
satu
unsur
atau senyawa pada unsur lain.
3.
Mengindikasikan
pengaruh
temperatur
dimana
suatu
paduan di bawah
kondisi
kesetimbangan mulai
membeku dan pada
rentang
temperatur tertentu pembekuan terjadi.
4. Mengindikasikan
temperatur dimana
perbedaan
fasa-fasa
mulai mencair.

1
2
/
0
3
/
2
0
1
5

Contoh-contoh pemaduan:

Jenis Pemaduan (Alloy)

Unsur
Logam
+Unsur
Logam

Contoh:
Cu+Zn;
Cu+Al;
Cu+Sn.
Contoh:
Fe+C

Unsur
Logam
+Unsur Non
Logam

Pemaduan terjadi akibat adanya susunan atom sejenis


ataupun ada
distribusi atom yang lain pada susunan atom
lainnya.

Solid solution (larutan


padat) : terdiri dari
beberapa atom, minimal
dua atom yang berbeda,
atom terlarut menempati
posisi substitusi interstisi
pada kisi pelarut dan
struktur kristal mengikuti
struktur kristal pelarut.
Batas kelarutan (solubility limit).
Suatu logam paduan akan mempunyai maksimum
konsentrasi dari atom terlarut yang akan larut pada pelarut.
Jika atom terlarut konsentrasinya melampaui batas
kelarutan maka sebagian atom tersebut tidak akan terlarut
lagi. Untuk menggambarkan keadaan ini bisa dilihat contoh
larutan air gula. Jika gula yang dicampur terlalu banyak
maka gula tersebut tidak akan larut lagi.

1
2
/
0
3
/
2
0
1
5

Faktor Kelarutan Padat

Jenis Larutan Padat


Jika ditinjau dari posisi
atom-atom
yang
larut,diperoleh dua jenis
larutan padat:

Untuk mengetahui kelarutan padat suatu unsur


dalam unsur lainnya, Hume-Rotherymensyaratkan
sebagai berikut:
1.Yang mempengaruhi terbentuknya jenis kelarutan
ditentukan oleh faktor geometri (diameter atom dan
bentuk sel satuan).

Cu

1. Larutan padat substitusi


Adanya
atom-atom
terlarut
yang
menempati kedudukan
atom-atom
pelarut.

Ni

Contoh jenis kelarutan:


A + B

Fe

2. Larutan padat interstisi


Adanya
atom-atom
terlarut
yang
menempati
ronggarongga
diantara
kedudukan
atom/sel
antara.

C (sel satuan sama)

(kelarutan yang tersusun disebut kelarutan sempurna, dimana sifat


C sifat A atau B

Jika A dan B memiliki sel satuan yang berbeda


a.A + B
A+B

A (dimana A yang dominan)


B (dimana

B dominan)
(kelarutan yang tersusun
disebut larut sebagian)
b. A + B

A + B (tidak larut)

Jika perbedaan diameter atom yang larut


dibandingkan
atom
pelarut
lebih
kecil dari 15%, maka kelarutan yang terjadi
adalah
larutan
padat
substitusi.
Jika perbedaan diameter atom yang larut
dibandingkan
atom
pelarut
lebih
besar dari 15%, maka kelarutan yang
terjadi
adalah
larutan
padat
interstisi.
3. Suatu hasil percampuran harus stabil

2.
Larut
ditentukan
atom.

padat
substitusi/interstisi
oleh
faktor
diameter

Stabilitas
daripaduan
dijamin
oleh
keelektronegatifan
dan
keelektropositifan,
makin
besar
perbedaan
keelektronegatifan
dan
keelektropositifan maka pencampurannya
semakin stabil, tetapi kalau terlalu

Pembentukan Diagram Fasa


Hubungan antara
temperatur dan
komposisi
diplot
untuk mengetahui
perubahan fasa yang terjadi. Konstruksi pembentukan diagram
fasa

Memvariasikan
komposisi
dari
kedua
unsur (0100%)

Dipanaskan hingga mencair

besar perbedaannya yang terjadi bukan


larutan melainkan senyawa (compound)

didinginkan
dengan
lambat
(diukur
oleh
dilatometer/kalorimet
er)

Perubahan komposisi akan


merubah pola dari kurva
pendinginan:
Titik-titikA, L1, L2, L3 dan C
merupakan awal terjadinya
pembekuan
Titik-titik B, S1, S2, S3 dan D
merupakan
akhir
pembekuan.

1
2
/
0
3
/
2
0
1
5

Garis Pada Diagram Fasa

Solubility Limit (Batas Kelarutan)


Solubility
Limit
M
e
n
u
n
j
u
k
k
a
n
k
o
n
s
e
n
t
r
a
s
i
m
a
k
s
i
m
u
m
p
a
d
a
s
e
b
u
a
h
f
a
s
a
l

a
r
u
t
a
n
,
y
a
n
g
m
e
n
y
a
t
a
k
a
n
b
a
t
a
s
k
e
l
a
r
u
t
a
n
m
a
k
s
i
m
u
m
u
n
s
u
r
t
e
r
l
a
r
u
t
d
i
d
a
l
a
m
p
e
l
a
r
u
t
n
y
a
a
t
a
u
d
a
p
a
t

j
u
g
a
d
i
s
e
b
u
t
maximum
solubility
limit.

The solubility of sugar (C 12H22O11) in a sugar-water syrup.

Effect of Temperature and Composition

The Example of Solubility Limit


Dari
diagram
fasa sistem
air
(sirup) dan
gula
di
samping.

Changing T can change number of phases: path A to


B
Changing Co can change number of phases: path B to
D
B(100,70) D(100,90)
1 phase

2 phases

pertanyaan:
Berapakah
solubility
limit
pada
temperatur20C?

Answer:
65wt%
sugar
If Co < 65wt
% sugar:
syrup
If Co > 65wt% sugar: syrup + sugar

Solubility limit increases


with T:
e.g., if T = 100C, solubility
limit = 80wt% sugar

water- sugar
L

(liquid)

100

system

+
S

L
8
0 (liquid
6
0

(solid
sugar)

solution
i.e.,
syrup)

A(70,20)
2 phases

4
0
2
0
0
0

20
40
60 70 80
100
Co=Composition (wt%
sugar)

Temperature (C)

1
2
/
0
3
/
2
0
1
5
Allotropic Forms of Iron

Cooling Curve for Pure Metal


(1)Pemanasan logam
hingga titik Ta;
(2)Pendinginan logam dari
titik a -b;
(3)Di titik b, logam
mulai mengendap
menjadi larutan;
(4)Di titik c, logam
menjadi padat;
garis
horisontal
lurus kurva dari b
ke
c
menunjukkan
suhu konstan (Tbc
),
karena
energi
panas
yang
diserap
dalam perubahan dari cair
ke padat;
(5)Logam
padat
didinginkan
kembali
dari c ke d dan
temperatur mulai
turun kembali.

Gambar Allotropic forms of iron (three phases: bcc, fcc, bcc)

Cooling Curve for a Metal Alloy


(c)

Cooling Curve for Pure Iron


(b)
FIG. 3-50 (c) Cooling curve for a metal alloy: (1) The alloy A-B
heated to point a (liquid phase, with both metals soluble in
each other); (2) cooling of alloy in liquid phase; (3) point b,
solidification begins; (4) point c, solidification complete; sloped
b - c due to changing from liquid to solid over the temperature
range Tb toTc because
components A and B have different melting/cooling
temperatures; (5) further cooling from c to d of solid-state
metal alloy.

Gambar (b) Cooling curve for pure iron.

Anda mungkin juga menyukai