TERMOKIMIA
OLEH:
ROSANTI S.T MBATU
1408105057
KELOMPOK 7B MEJA 17
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2015
TERMOKIMIA
I.
Tujuan Percobaan
1. Mengenal alat kalorimeter tekanan tetap dan memahami cara kerja alat
tersebut.
2. Mampu menggunakan alat tersebut untuk mengukur kalor reaksi suatu larutan.
3. Mampu menentukan dan menghitung kapasitas kalor kalorimeter dan
kapasitas kalorimeter rata-rata.
4. Mampu menentukan dan menghitung kalor reaksi larutan.
5. Mampu menentukan dan menghitung kalor pengenceran larutan.
II.
Dasar Teori
Termokimia adalah cabang dari kimia fisika yang mempelajari tentang kalor
dan energi berkaitan dengan reaksi kimia dan atau perubahan fisik. Sebuah reaksi
kimia dapat melepaskan atau menerima kalor. Begitu juga dengan perubahan fase,
misalkan dalam proses mencair dan mendidih. Termokimia fokus pada perubahan
energi, secara khusus pada perpindahan energi antara sistem dengan entropi,
termokimia juga digunakan untuk memprediksi apakah reaksi kimia akan
berlangsung spontan atau tak spontan.
Berkaitan dengan termokimia, biasanya terdapat kalor yang menyertai
perpindahan energi. Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh
suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu
benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor
yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya
rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Satuan dari kalor adalah kalori (kal)
yang sampai saat ini masih dipakai. Satuan kalori ini didefinisikan sebagai kalor
yang dibutuhkan untuk menaikan temperatur 1 gram air sebesar 1 (derajat
celcius). Dalam setiap percobaan atau dalam suatu perhitungan yang berhubungan
tentang kalor satuan yang paling sering digunakan adalah kilokalori. 1 kkal
didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan untuk menaikan temperatur 1 kg air
sebesar 1. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang
dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor : massa zat, jenis zat (kalor
jenis), perubahan suhu. Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama
tetapi berbeda yaitu kapasitas kalor (C) dan kalor jenis (c). Kapasitas kalor (C)
III.
IV.
maksimal yang dicapai oleh larutan CaCl2 tersebut dicatat. Setelah diperoleh
temperatur yang stabil dari larutan CaCl2, 50 mL air ditambahkan sekali lagi.
Sambil diaduk temperatur larutan tersebut dicatat. Percobaan ini diulangi sekali
lagi.
V.
Data Pengamatan
V.1 Percobaan 1
No
Uraian
1. 50 mL larutan HCl 1 M
50 mL larutan NaOH 1 M
Campuran kedua larutan
2. 50 mL larutan HCl 1 M
50 mL larutan NaOH 1 M
Campuran kedua larutan
Temperatur Pengamatan
310C
320C
370C
310C
310C
370C
V.2 Percobaan 2
No
Uraian
1. Air
Larutan CaCl2*
Larutan CaCl2 + 50 ml air
2. Air
Larutan CaCl2*
Larutan CaCl2 + 50 ml air
*temperatur maksimal yang dicapai
VI.
Temperatur Pengamatan
310C
400C
350C
310C
400C
350C
Perhitungan
air =
gr
ml
s = 4,184 J/g0C
Ditanya
: C = ?
Crata-rata = ?
Jawab:
.V total =1
massa total =
gr
x ( 50 mL+50 mL )=100 gr
ml
Mtotal =
n
V
n = M.V
n = 1 . 0,1
n = 0,1 mol
q reaksi=56,2
kJ
x 0,1 mol
mol
= 5,62 kJ
= 5620 J
Pengamatan 1 :
qreaksi
= - (qlarutan + qkalorimeter)
- 5620 J
= - (m.s.t1 + qkalorimeter)
- 5620 J
- 5620 J
= - (2301,2 J + qkalorimeter)
- 5620 J + 2301,2 J
qkalorimeter
= - qkalorimeter
= 3318,8 J
qkalorimeter
= C1.t1
3318,8 J
= C1 . 5,50C
C1
Pengamatan 2 :
qreeaksi
= - (qlarutan + qkalorimeter)
- 5620 J
= - (m.s.t2 + qkalorimeter)
- 5620 J
- 5620 J
= - (2510,4J + qkalorimeter)
= 3109,6 J
qkalorimeter
= C2.t2
3109,6 J
= C2 . 60C
C2
C 1 +C2
2
0,6034+0,5182
2
= 0,5608 kJ/0C
Jadi, kapasitas kalorimeter rata-rata pada percobaan ini sebesar 0,5608 kJ/0C
Percobaan 2. Penentuan Kalor Reaksi Larutan
Diketahui
: m CaCl2 = 5 gram
m air = 1 gr/mL x 50 mL = 50 gram
massa total = m CaCl2 + m air
= 5 gram + 50 gram
= 55 gram
Volume total air = 100 mL
Ckal = 0,5608 kJ/C
= 5608 J/C
Ditanya
Jawab
Pengamatan 1
qlar
= m.c.t
= 55 gram . 4,184 J/C . (40-31)C
= 55 gram . 4,184 J/C . (9C)
= 2071,08 J
= 2,071 kJ
qkal
= Ckal . t
= 0,5608 kJ/C . (40-31)C
= 0,5608 kJ/C . (9C)
= 5,0472 kJ
= m.c.t
= 55 gram .4,184 J/C . (35-40)C
= -1150,6 J
= -1,1506 kJ
qkal
= Ckal . t
= 0,5608 kJ/C. (35-40)C
= -2,804 kJ
qpengenceran
= -(qlar + qkal)
= -(-1,1506 2,804) kJ
= 3,9546 kJ
Pengamatan 2
qlar
= m.c.t
= 55 gram . 4,184 J/C . (40-31)C
= 55 gram . 4,184 J/C . (9C)
= 2071,08 J
= 2,071 kJ
qkal
= Ckal . t
= m.c.t
= 55 gram .4,184 J/C . (35-40)C
= -1150,6 J
= -1,1506 kJ
qkal
= Ckal . t
= 0,5608 kJ/C. (35-40)C
= -2,804 kJ
qpengenceran
= -(qlar + qkal)
= -(-1,1506 2,804) kJ
= 3,9546 kJ
VII.
Pembahasan
Pada percobaan termokimia ini, terdiri dari dua percobaan. Percobaan pertama
mengenai penentuan kapasitas kalor suatu kalorimeter dan percobaan kedua
tentang penentuan kalor reaksi larutan.
Pada percobaan pertama, dilakukan dua kali pengamatan. Berdasarkan data
pengamatan, pada pengamatan pertama, 50 mL larutan HCl 1M memiliki
temperatur sebesar 31C, 50 mL larutan NaOH 1 M memiliki temperatur sebesar
32C. Dan temperatur kedua campuran larutan ini adalah sebesar 37C. Dapat
dilihat bahwa setelah kedua larutan dicampur, terjadi kenaikan temperatur.
Berdasarkan perhitungan, maka didapat kapasitas kalor nya sebesar 0,6034 kJ/C.
Pada pengamatan kedua, 50 mL larutan HCl 1M memiliki temperatur sebesar
31C, 50 mL larutan NaOH 1 M memiliki temperatur sebesar 31C. Dan
temperatur kedua campuran larutan ini adalah sebesar 37C. Dapat dilihat bahwa
setelah kedua larutan dicampur, terjadi kenaikan temperatur. Berdasarkan
perhitungan, maka didapat kapasitas kalor nya sebesar 0,5182 kJ/ 0C. Sehingga,
didapat kapasitas kalor kalorimeter rata-ratanya sebesar 0,5608 kJ/0C.
Pada percobaan kedua, dilakukan dua kali pengamatan juga. Berdasarkan data
pengamatan, pada pengamatan pertama, 50 mL air memiliki temperatur sebesar
310C, larutan CaCl2 memiliki temperatur sebesar 400C. Dan temperatur CaCl2 + 50
ml air adalah sebesar 350C. Dapat dilihat bahwa temperatur maksimal yang dapat
dicapai oleh larutan CaCl2 adalah sebesar 400C. Berdasarkan perhitungan, kalor
larutan adalah sebesar 2,071 kJ, dan kalor kalorimeter sebesar 5,0472 kJ.
Sehingga, kalor reaksinya adalah sebesar -7,1182 kJ. Sementara pada reaksi
pengenceran, kalor larutan adalah sebesar -1,1506 kJ, dan kalor kalorimeter
sebesar -2,804 kJ. Sehingga, kalor reaksinya pengencerannya adalah sebesar
3,9546 kJ. Pada pengamatan kedua, 50 mL air memiliki temperatur sebesar 31 0C,
larutan CaCl2 memiliki temperatur sebesar 400C. Dan temperatur CaCl2 + 50 ml
air adalah sebesar 350C. Dapat dilihat bahwa temperatur maksimal yang dapat
dicapai oleh larutan CaCl2 adalah sebesar 400C. Berdasarkan perhitungan, kalor
larutan adalah sebesar 2,071 kJ, dan kalor kalorimeter sebesar 5,0472 kJ.
Sehingga, kalor reaksinya adalah sebesar -7,1182 kJ. Sementara pada reaksi
pengenceran, kalor larutan adalah sebesar -1,1506 kJ, dan kalor kalorimeter
sebesar -2,804 kJ. Sehingga, kalor reaksinya pengencerannya adalah sebesar
3,9546 kJ. Berdasarkan hasil perhitungan, kalor pengenceran memiliki nilai yang
lebih besar dibanding kalor reaksi. Pada percobaan kedua ini, pengamatan pertama
dan kedua memiliki data pengamatan yang sama, sehingga besar kalor reaksi dan
kalor pengencerannya sama.
Adapun kekeliruan dalam percobaan ini adalah pada saat membaca skala
termometer yang mungkin kurang tepat yang dilakukan oleh praktikan.
VIII. Kesimpulan
1. Pada percobaan pertama, pengamatan pertama, kapasitas kalor kalorimeter
sebesar 0,6034 kJ/C.
2. Pada percobaan pertama, pengamatan kedua kapasitas kalor sebesar 0,5182
kJ/0C.
3. Kapasitas kalor kalorimeter rata-rata percobaan pertama sebesar 0,5608 kJ/0C.
4. Pada percobaan kedua, pengamatan pertama dan pengamatan kedua, memiliki
kalor reaksi sebesar -7,1182 kJ.
5. Pada percobaan kedua, pengamatan pertama dan pengamatan kedua, memiliki
kalor reaksi pengenceran sebesar 3,9546 kJ.
6. Suhu maksimal yang dicapai larutan CaCl2 pada pengamatan pertama dan
kedua sebesar 40C.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2006. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 2. Jakarta :
Erlangga.
Tim Laboratorium Kimia Dasar. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II.
Bukit Jimbaran: Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Udayana.
Maziyyah,
Desiany.
2009.
Kalor.
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0700746/materi1.htm.
Diakses pada tanggal 8 April 2015.
Maziyyah,
Desiany.
2009.
Kapasitas
Kalor.
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0700746/materi3.htm.
Diakses pada tanggal 8 April 2015.
Sari,
Dian
Novita.
2010.
Jenis-jenis
Kalorimeter.
https://diannovitasari.wordpress.com/jenis-jenis-kalorimeter/. Diakses pada
tanggal 8 April 2015.
_________.
2013.
Termokimia.
Ilmu
Kimia.
http://www.ilmukimia.org/2013/05/termokimia.html. Diakses pada tanggal 8
April 2015.