Anda di halaman 1dari 13

A.

Pengertian
Bunuh diri adalah segala perbuatan seseorang dengan sengaja, yang tahu akan akibatnya
dapat mengakhiri hidupnya dalam waktu yang singkat (Maramis, 1998).
Ide, isyarat dan usaha bunuh diri, yang sering menyertai gangguan depresif, sering terjadi
pada remaja (Harold Kaplan, Sinopsis Psikiatri, 1997).
Pikiran untuk menghilangkan nyawa sendiri (Ann Isaacs, Keperawatan Jiwa & Psikiatri,
2004).
Definisi suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk mengakhiri kehidupan individu secara
sadar berhasrat dan berupaya melaksanakan hasratnya untuk mati. Perilaku bunuh diri meliputu
isyarat-isyarat, percobaan atau ancaman verbal, yang akan mengakibatkan kematian, luka atau
mernyakiti diri sendiri.

B.

Bunuh Diri sebagai Masalah Dunia


Pada laki-laki tiga kali lebih sering melakukan bunuh diri daripada wanita, karena laki-laki
lebih sering menggunakan alat yang lebih efektif untuk bunuh diri, antara lain dengan pistol,
menggantung diri, atau lompat dari gedung yang tinggi, sedangkan wanita lebih sering
menggunakan zat psikoaktif overdosis atau racun, namun sekarang mereka lebih sering
menggunakan pistol. Selain itu wanita lebih sering memilih cara menyelamatkan dirinya sendiri
atau diselamatkan orang lain.
Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003 mengungkapkan bahwa satu juta
orang bunuh diri dalam setiap tahunnya atau setiap 40 detik, bunuh diri juga satu dari tiga
penyebab utama kematian pada usia 15-34 tahun, selain karena faktor kecelakaan.

C.

Faktor yang berkontribusi pada anak dan remaja


Keluarga dan lingkungan terdekat menjadi pilar utama yang bertanggung jawab dalam upaya
bunuh diri pada anak dan remaja, pernyataan ini ditunjang oleh teori Vygotsky bahwa lingkungan

terdekat anak berkontribusi dalam membentuk karakter kepribadian anak, menurut Stuart
Sundeen jenis kepribadian yang paling sering melakukan bunuh diri adalah tipe agresif,
bermusuhan, putus asa, harga diri rendah dan kepribadian antisosial. Anak akan lebih besar
melakukan upaya bunuh diri bila berasal dari keluarga yang menerapkan pola asuh otoriter atau
keluarga yang pernah melakukan bunuh diri, gangguan emosi dan keluarga dengan alkoholisme.
Faktor lainnya adalah riwayat psikososial seperti orangtua yang bercerai, putus hubungan,
kehilangan pekerjaan atau stress multiple seperti pindah, kehilangan dan penyakit kronik
kumpulan stressor tersebut terakumulasi dalam bentuk koping yang kurang konstruktif, anak
akan mudah mengambil jalan pintas karena tidak ada lagi tempat yang memberinya rasa aman,
menurut Kaplan gangguan jiwa dan suicide pada anak dan remaja akan muncul bila stressor
lingkungan menyebabkan kecemasan meningkat.

D.

Jenis Bunuh Diri


Menurut Durkheim, bunuh diri dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :

1.

Bunuh diri egoistic (faktor dalam diri seseorang)


Individu tidak mampu berinteraksi dengan masyarakat, ini disebabkan oleh kondisi
kebudayaan atau karena masyarakat yang menjadikan individu itu seolah-olah tidak
berkepribadian. Kegagalan integrasi dalam keluarga dapat menerangkan mengapa mereka tidak
menikah lebih rentan untuk melakukan percobaan bunuh diri dibandingkan mereka yang
menikah.

2.

Bunuh diri altruistic (terkait kehormatan seseorang)


Individu terkait pada tuntutan tradisi khusus ataupun ia cenderung untuk bunuh diri karena
indentifikasi terlalu kuat dengan suatu kelompok, ia merasa kelompok tersebut sangat
mengharapkannya.

3.

Bunuh diri anomik (faktor lingkungan dan tekanan)

Hal ini terjadi bila terdapat gangguan keseimbangan integrasi antara individu dan
masyarakat, sehingga individu tersebut meninggalkan norma-norma kelakuan yang biasa.
Individu kehilangan pegangan dan tujuan. Masyarakat atau kelompoknya tidak memberikan
kepuasan padanya karena tidak ada pengaturan atau pengawasan terhadap kebutuhankebutuhannya.

E.

Pengkajian
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh klien untuk
mengakhiri kehidupannya. Berdasarkan besarnya kemungkinan klien melakukan bunuh diri, ada
tiga macam perilaku bunuh diri yang perlu diperhatikan, yaitu :

1.

Isyarat bunuh diri


Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berperilaku secara tidak langsung ingin bunuh diri,
misalnya dengan mengatakan :Tolong jaga anak-anak karena saya akan pergi jauh! atau
Segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya.
Pada kondisi ini klien mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya, namun
tidak disertai dengan ancaman dan percobaan bunuh diri. Klien umumnya mengungkapkan
perasaan seperti rasa bersalah/ sedih/ marah/ putus asa/ tidak berdaya. Klien juga
mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri sendiri yang menggambarkan harga diri rendah.

2.

Ancaman bunuh diri.


Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh klien, berisi keinginan untuk mati disertai
dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan alat untuk melaksanakan rencana

tersebut. Secara aktif klien telah memikirkan rencana bunuh diri, namun tidak disertai dengan
percobaan bunuh diri.
Walaupun dalam kondisi ini klien belum pernah mencoba bunuh diri, pengawasan ketat
harus dilaksanakan. Kesempatan sedikit saja dapat dimanfaatkan klien untuk melaksanakan
rencana bunuh dirinya.
3.

Percobaan bunuh diri.


Percobaan bunuh diri merupakan tindakan klien mencederai atau melukai diri untuk
mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, klien aktif mencoba bunuh diri dengan cara gantung
diri, minum racun, memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari tempat tinggi.

III.

Diagnosa Keperawatan
RISIKO BUNUH DIRI

A.

Rencana Keperawatan
TUM :
Klien tidak mencederai diri sendiri
TUK 1
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Kriteria Evaluasi :
Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat
tangan,mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau duduk berdampingan dengan
perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi
Rencana Tindakan :

1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik :


a.

Sapa klien dengan nama baik verbal maupun non verbal.

b.

Perkenalkan diri dengan sopan.

c.

Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.

d.

Jelaskan tujuan pertemuan.

e.

Jujur dan menepati janji.

f.

Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.

g.

Berikan perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar

TUK 2
Klien dapat terlindung dari perlaku bunuh diri,
Kriteria evaluasi :
Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri
Rencana Tindakan :
1.

Jauhkan klien dari benda-benda yang dapat membahayakan.

2.

Tempatkan klien diruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh perawat.

3.

Awasi klien secara ketat setiap saat

TUK 3

Klien dapat mengekspresikan perasaannya,


Kriteria evaluasi :
Klien dapat mengekspresikan perasaannya
Rencana Tindakan :
1.

Dengarkan keluhan yang dirasakan klien.

2.

Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan dan keputusasaan.

3.

Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaannya.

4.

Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan keinginan untuk hidup.

TUK 4
Klien dapat meningkatkan harga diri,
Kriteria evaluasi :
Klien dapat meningkatkan harga dirinya
Rencana Tindakan :
1.

Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.

2.

Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.

3.

Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal : hubungan antar sesama, keyakinan,


hal-hal untuk diselesaikan).

TUK 5
Klien dapat menggunakan koping yang adaptif,
Kriteria evaluasi :
Klien dapat menggunakan koping yang adaptif

Rencana Tindakan :
1.

Ajarkan mengidentifikasi pengalaman-pengalaman yang menyenangkan.

2.

Bantu untuk mengenali hal-hal yang ia cintai dan yang ia sayangi dan pentingnya terhadap
kehidupan orang lain.

3.

Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain.

TUK 6
Klien dapat menggunakan dukungan sosial,
Kriteria evaluasi :
Klien dapat menggunakan dukungan sosial.

Rencana Tindakan :

1.

Kaji dan manfaatkan sumber-sumber eksternal individu.

2.

Kaji sistem pendukung keyakinan yang dimiliki klien.

3.

Lakukan rujukan sesuai indikasi (pemuka agama).

TUK 7
Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat,
Kriteria evaluasi :
Klien dapat menggunakan obat dengan tepat
Rencana Tindakan :
1.

Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat).

2.

Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar.

3.

Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan oleh klien.

4.

Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.

Tindakan Keperawatan

A.

Ancaman/percobaan bunuh diri dengan diagnosa keperawatan : Resiko Bunuh Diri

1.

Tindakan keperawatan untuk pasien percobaan bunuh diri

a.

Tujuan

: Pasien tetap aman dan selamat

b.

Tindakan

: Melindungi pasien

Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri, maka saudara dapat
melakukan tindakan berikut :
1)

Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat dipindahkan ketempat yang aman.

2)

Menjauhi semua benda yang berbahaya ( misalnya pisau, silet, gelas, tali pinggang).

3)

Memeriksa apakah pasien benar-benar bahwa saudara akan melindungi pasien sampai tidak
ada keinginan bunuh diri.

SP 1 Pasien : Percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diri.

ORIENTASI
Assalamualaikum B kenalkan saya adalah perawat A yang bertugas di ruang Mawar ini,
saya dinas pagi dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang.
Bagaimana perasaan B hari ini?

Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang B rasakan selama ini. Dimana dan
berapa lama kita bicara?

KERJA
Bagaimana perasaan B setelah bencana ini terjadi? Apakah dengan bencana ini B merasa
paling menderita di dunia ini? Apakah B kehilangan kepercayaan diri? Apakah B merasa tak
berharga atau bahkan lebih rendah daripada orang lain? Apakah B merasa bersalah atau
mempersalahkan diri sendiri? Apakah B sering mengalami kesulitan berkonsentrasi? Apakah
B berniat menyakiti diri sendiri, ingin bunuh diri atau B berharap bahwa B mati? Apakah B
pernah mencoba untuk bunuh diri? Apa sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang B
rasakan? Jika pasien telah menyampaikan ide bunuh dirinya, segera dilanjutkan dengan
tindakan keperawatan untuk melindungi pasien, misalnya dengan mengatakan: Baiklah,
tampaknya B membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk mengakhiri
hidup. Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar B ini untuk memastikan tidak ada bendabenda yang membahayakan B.
Nah B, Karena B tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup
B, maka saya tidak akan membiarkan B sendiri.
Apa yang akan B lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul? Kalau keinginan itu
muncul, maka untuk mengatasinya B harus langsung minta bantuan kepada perawat
diruangan ini dan juga keluarga atau teman yang sedang besuk. Jadi B jangan sendirian ya?
Katakan pada perawat, keluarga atau teman jika ada dorongan untuk mengakhiri
kehidupan.
Saya percaya B dapat mengatasi masalah, OK B?

TERMINASI

Bagaimana perasaan B sekarang setelah mengetahui cara mengatasi perasaan ingin bunuh
diri?
Coba B sebutkan lagi cara tersebut?
Saya akan menemui B terus sampai keinginan bunuh diri hilang
(jangan meninggalkan pasien)

2.

Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pasien percobaan bunuh diri

a.

Tujuan: Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang mengancam atau mencoba
bunuh diri.

b.

Tindakan:

1)

Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi pasien serta jangan pernah meninggalkan pasien
sendirian.

2)

Menganjurkan keluarga untuk membantu perawat menjauhi barang-barang berbahaya disekitar


pasien.

3)

Mendiskusikan dengan keluarga untuk tidak sering melamun sendiri.

4)

Menjelaskan kepada keluarga pentingnya pasien minum obat secara teratur.

SP 1 keluarga: Percakapan dengan keluarga untuk melindungi pasien yang mencoba


bunuh diri.

ORIENTASI

Assalamualaikum Bapak/Ibu, kenalkan saya A yang merawat putra bapak dan ibu dirumah
sakit ini.
Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang cara menjaga agar B tetap selamat dan
tidak melukai dirinya sendiri. Bagaimana kalau disini saja kita berbincang-bincangnya
Pak/Bu? Sambil kita awasi terus B.

KERJA
Bapak/Ibu, B sedang mengalami putus asa yang berat karena kehilangan pekerjaan dan
ditinggal istrinya, sehingga sekarang B selalu ingin mengakhiri hidupnya. Karena kondisi B
yang dapat mengakhiri kehidupannya sewaktu-waktu, kita semua perlu mengawasi B terusmenerus. Bapak/Ibu dapat ikut mengawasi ya.. pokoknya kalau dalam kondisi serius seperti
ini B tidak boleh ditinggal sendirian sedikitpun
Bapak/Ibu bisa bantu saya untuk mengamankan barang-barang yang dapat digunakan B
untuk bunuh diri, seperti tali tambang, pisau, silet, tali pinggang. Semua barang-barang
tersebut tidak boleh ada disikitar B. Selain itu, jika bicara dengan B fokus pada hal-hal
positif, hindarkan pernyataan negatif.
Selain itu sebaiknya B punya kegiatan positif seperti melakukan hobbynya bermain sepak
bola, dll supaya tidak sempat melamun sendiri.

TERMINASI
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah mengetahui cara mengatasi perasaan ingin bunuh
diri?
Coba Bapak/Ibu sebutkan lagi cara tersebut? Baik mari sama-sama kita temani B, sampai
keinginan bunuh dirinya hilang.

Anda mungkin juga menyukai