PENDAHULUAN
Pencegahan dan pengendalian infeksi di
rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya merupakan suatu
upaya kegiatan untuk meminimalkan
atau mencegah terjadinya infeksi pada
pasien, petugas pengunjung dan
masyarakat sekitar rumah sakit.
Salah satu program dari pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) adalah
surveilans infeksi.
CDC 2014
Kewaspadaan
Isolasi
PENCEGAHAN
INFEKSI
SURVEILENS
PROGRAM PPI
KEBIJAKAN
PENGGUNAAN
ANTIMIKROBA
PENDIDIKAN
DAN
LATIHAN
PENGERTIAN
Surveilans infeksi rumah sakit adalah suatu proses
yang dinamis, sistematis, terus menerus dalam
pengumpulan, identifikasi, analisis dan interpretasi
data kesehatan yang penting pada suatu populasi
spesifik dan didiseminasikan secara berkala kepada
pihak pihak yang memerlukan untuk digunakan
dalam perencanaan, penerapan, serta evaluasi suatu
tindakan yang berhubungan dengan kesehatan
( Pedoman Surveilans Kemkes 2011)
TUJUAN
METODE SURVEILANS
1.Hospital wide, traditional surveillance
2. Periodic Surveillance
3. Prevalence Surveillance
4. Target Surveillance
5. Outbreak threshold
6. Surveilans Hasil (Outcome Surveillance)
7. Surveilans Selama Perawatan
8. Surveilans Paska Rawat
( Post Discharge Surveillance)
SURVEILANS HASIL
(OUTCOME SURVEILLANCE)
Pada umumnya yang dipantau adalah kejadian
infeksi luka operasi (ILO), infeksi saluran kemih
(ISK), infeksi aliran darah primer ( IADP) dan
ventilator associated Pneumonia ( VAP).
Sering memerlukan dukungan laboratorium
microbiologi.
PERIODIC SURVEILLANCE
PREVALENCE SURVEILLANCE
Survei infeksi aktif, termasuk infeksi lama
dan baru selama periode waktu tertentu
Jumlah total infeksi aktif dibagi jumlah
pasien yang ada selama survei
Prevalensi survei biasanya lebih tinggi
dari insiden rate infeksi baru dan lama
dihitung
TARGET SURVEILLANCE
Banyak pendekatan kepada target
surveillance
Fokus kepada critical care unit, Operasi
kardiotorasik, transplantasi, Hemodialisis,
bakterimia, infeksi luka operasi, Ventilator
Associated Pneumonia
Untuk membatasi skope survei, dapat
mengumpulkan data populasi pasien yang
masuk
OUTBREAK THRESHOLD
Survei dilakukan ketika terjadi
Out break
Peningkatan hasil kultur positif
Isolasi meningkat
PLANING SURVEILENS
ANALISA
Melakukan cek ulang apakah data sudah
valid
Menjumlahkan lama hari pemakaian alat dari
semua jenis alat yang tercatat dalam
formulir tersebut untuk menentukan
denominator
Menjumlahkan semua kasus infeksi sesuai
jenisnya untuk menentukan numerator
Merekapitulasi jenis kuman yang ada pada
pasien yang dilakukan pemeriksaan kultur
sesuai jenis spesimen dan masing masing
ruangan
ANALISA
Dilakukan penghitungan sesuai rumus untuk
menentukan insiden rate
Mambuat tabel / grafik dari data yang
didapatkan
Membandingkan dengan data bulan
sebelumnya dan data CDC
Membuat dugaan faktor - faktor
kemungkinan kejadian infeksi ( dilihat secara
intrinsik dan ekstrinsik)
INSIDEN RATE INFEKSI ALIRAN DARAH (IAD) PERIODE TAHUN 2001 S/D 2013
Analisa :
Grafik diatas menunjukan Insiden rate infeksi aliran darah (IAD)
sebesar 5.5 (persribu hari pemakaian alat) atau 0.6%
mengalami penurunan sebesar 25% dari target program tahun 2013
yaitu sebesar 20% ( insiden rate IAD tahun 2012 sebesar 7.9
atau 0.8 % ). Sedangkan sebagai pembanding data HAIs dari NHSN
( National Healthcare worker Safety Network) tahun 2010 sebesar
14%
Kemungkinan faktor penyebab tingginya angka kejadian infeksi
aliran darah antara lain masih kurangnya kepatuhan terhadap
penerapan bundles central line. Kondisi pasien itu sendiri dimana
kebanyakan pasien yang dilakukan pemasangan kateter vena
sentral adalah pasien yang mengalami multi organ failure. Kejadian
infeksi aliran darah pada pasien paska operasi yaitu pada pasien
yang mengalami komplikasi sehingga perawatan di ruang ICU
makin lama dan memerlukan kateter central vena untuk pemberian
terapi atau pemantauan cairan.
61.4
52.2
42
38
VAP
30
19.5
`05
`06
`07
`08
Tahun
`09
`10
Kesimpulan
Kegiatan surveilens merupakan salah satu
program PPI yang sangat penting dan
luas yang harus dilaksanakan dalam PPI
Kegiatan surveilens akan dapat
menurunkan HAIs