Anda di halaman 1dari 37

SURVEILENS PPI

Nurseha, BN., MARS


Pelatihan Dasar PPI Persi Banten
20-22 April 2015

PENDAHULUAN
Pencegahan dan pengendalian infeksi di
rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya merupakan suatu
upaya kegiatan untuk meminimalkan
atau mencegah terjadinya infeksi pada
pasien, petugas pengunjung dan
masyarakat sekitar rumah sakit.
Salah satu program dari pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) adalah
surveilans infeksi.

Kegiatan surveilans Infeksi di Indonesia


harus dilaksanakan sesuai dengan
pedoman surveilans infeksi rumah sakit
yang diterbitkan Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia tahun 2011.
Jenis/Metode Surveilans infeksi rumah
sakit dapat direncanakan, dilaksanakan
sesuai kebutuhan dan kondisi masing
masing rumah sakit itu sendiri.

CDC 2014

Kewaspadaan
Isolasi

PENCEGAHAN
INFEKSI

SURVEILENS

PROGRAM PPI

KEBIJAKAN
PENGGUNAAN
ANTIMIKROBA

PENDIDIKAN
DAN
LATIHAN

PENGERTIAN
Surveilans infeksi rumah sakit adalah suatu proses
yang dinamis, sistematis, terus menerus dalam
pengumpulan, identifikasi, analisis dan interpretasi
data kesehatan yang penting pada suatu populasi
spesifik dan didiseminasikan secara berkala kepada
pihak pihak yang memerlukan untuk digunakan
dalam perencanaan, penerapan, serta evaluasi suatu
tindakan yang berhubungan dengan kesehatan
( Pedoman Surveilans Kemkes 2011)

TUJUAN

Memperoleh data dasar


Kewaspadaan dini KLB
Menilai standard mutu pelayanan
Sebagai sarana mengidentifikasi
malpraktek
Menilai keberhasilan suatu program PPI
Meyakinkan para klinisi
Sebagai suatu tolok ukur akreditasi

METODE SURVEILANS
1.Hospital wide, traditional surveillance
2. Periodic Surveillance
3. Prevalence Surveillance
4. Target Surveillance
5. Outbreak threshold
6. Surveilans Hasil (Outcome Surveillance)
7. Surveilans Selama Perawatan
8. Surveilans Paska Rawat
( Post Discharge Surveillance)

SURVEILANS HASIL
(OUTCOME SURVEILLANCE)
Pada umumnya yang dipantau adalah kejadian
infeksi luka operasi (ILO), infeksi saluran kemih
(ISK), infeksi aliran darah primer ( IADP) dan
ventilator associated Pneumonia ( VAP).
Sering memerlukan dukungan laboratorium
microbiologi.

HOSPITAL WIDE, TRADITIONAL


SURVEILLANCE
Paling komprehensif, terus menerus dan
prospektif, pada semua pasien infeksi RS
Mahal dan memerlukan banyak waktu
Metode pertama yang dikeluarkan CDC

PERIODIC SURVEILLANCE

Surveillance hanya selama interval waktu


spesifik, satu bulan dalam satu
kwartal,pada satu atau beberapa unit
kemudian pindah ke unit lain.

Sering dilaksanakan dengan metode target


surveillance sepanjang waktu tertentu

PREVALENCE SURVEILLANCE
Survei infeksi aktif, termasuk infeksi lama
dan baru selama periode waktu tertentu
Jumlah total infeksi aktif dibagi jumlah
pasien yang ada selama survei
Prevalensi survei biasanya lebih tinggi
dari insiden rate infeksi baru dan lama
dihitung

TARGET SURVEILLANCE
Banyak pendekatan kepada target
surveillance
Fokus kepada critical care unit, Operasi
kardiotorasik, transplantasi, Hemodialisis,
bakterimia, infeksi luka operasi, Ventilator
Associated Pneumonia
Untuk membatasi skope survei, dapat
mengumpulkan data populasi pasien yang
masuk

OUTBREAK THRESHOLD
Survei dilakukan ketika terjadi
Out break
Peningkatan hasil kultur positif
Isolasi meningkat

SURVEILANS SELAMA PERAWATAN


Surveilans yang dilakukan hanya selama
masa perawatan saja.
Paling mudah dilakukan tetapi hanya
mencerminkan infeksi rumah sakit yang
timbul dalam waktu relative singkat.

SURVEILANS PASKA RAWAT


( POST DISCHARGE SURVEILLANCE)
Surveilans yang dilakukan sesudah pasien
keluar dari rumah sakit.
Memerlukan follow up yang ketat dari pasien
baik melalui pemeriksaan langsung waktu
pasien datang control atau berkunjung kerumah
pasien dan secara tidak langsung yaitu melalui
kontak telepon.

PLANING SURVEILENS

Masukan dalam program PPI


Membuat pedoman surveilens
Membuat SPO Surveilens
Menyiapkan formulir surveilens
serta juknis pengisian

ANALISA
Melakukan cek ulang apakah data sudah
valid
Menjumlahkan lama hari pemakaian alat dari
semua jenis alat yang tercatat dalam
formulir tersebut untuk menentukan
denominator
Menjumlahkan semua kasus infeksi sesuai
jenisnya untuk menentukan numerator
Merekapitulasi jenis kuman yang ada pada
pasien yang dilakukan pemeriksaan kultur
sesuai jenis spesimen dan masing masing
ruangan

ANALISA
Dilakukan penghitungan sesuai rumus untuk
menentukan insiden rate
Mambuat tabel / grafik dari data yang
didapatkan
Membandingkan dengan data bulan
sebelumnya dan data CDC
Membuat dugaan faktor - faktor
kemungkinan kejadian infeksi ( dilihat secara
intrinsik dan ekstrinsik)

Insiden Rate VAP


Jumlah VAP
-------------------------------------------------- X 1000
Jumlah hari pemakaian Ventilasi Mekanik dalam kurun
waktu tertentu
Contoh:
Pada bulan Juli 2009 jumlah pasien terpasang ventilasi
mekanik lima orang, total hari pemakaian kateter vena
sentral 20 hari.Jumlah pasien VAP dua orang, maka
insiden rate VAP adalah 2/20 X 1000 = 100

Insiden Rate IADP


Jumlah IADP
------------------------------------ X 1000
Jumlah hari pemakaian kateter vena sentral dalam
kurun waktu tertentu
Contoh:
Pada bulan Juli 2009 jumlah pasien terpasang
kateter vena central 10 orang, total hari pemakaian
kateter vena sentral 40 hari.Jumlah pasien IADP dua
orang, maka insiden rate IADP adalah 2/40 X 1000 =
50

Insiden Rate Plebitis


Jumlah Plebitis
------------------------------------ X 1000
Jumlah hari pemakaian intra vena perifer dalam kurun
waktu tertentu
Contoh:

Pada bulan Juli 2009 jumlah pasien terpasang intra vena


perifer 50 orang, total hari pemakaian kateter vena
perifer 200 hari.Jumlah pasien Plebitis 10 orang, maka
insiden rate Plebitis adalah 10/200 X 1000 = 50

Insiden Rate ILO


Jumlah ILO
----------------------------------------- X 100
Jumlah kasus operasi dalam kurun waktu
tertentu
Contoh:

Pada bulan Juli 2009 jumlah kasus


operasi SC 20 orang, terjadi ILO dua orang,
maka insiden rate infeksi adalah
2/20 X 100 = 10 %

Laporan dibuat secara periodik,


tergantung institusi bisa setiap
bulan, triwulan, tahunan.
Laporan dilengkapi dengan
rekomendasi tindak lanjut bagi
pihak terkait dengan peningkatan
infeksi.
Melakukan evaluasi dari tindak
lanjut pada bulan berikutnya

HASIL SURVEILENS PPI


DI RS X

DATA INFEKSI RATE RUMAH SAKIT X PERIODE 2001-2010

INSIDEN RATE INFEKSI ALIRAN DARAH (IAD) PERIODE TAHUN 2001 S/D 2013

Analisa :
Grafik diatas menunjukan Insiden rate infeksi aliran darah (IAD)
sebesar 5.5 (persribu hari pemakaian alat) atau 0.6%
mengalami penurunan sebesar 25% dari target program tahun 2013
yaitu sebesar 20% ( insiden rate IAD tahun 2012 sebesar 7.9
atau 0.8 % ). Sedangkan sebagai pembanding data HAIs dari NHSN
( National Healthcare worker Safety Network) tahun 2010 sebesar
14%
Kemungkinan faktor penyebab tingginya angka kejadian infeksi
aliran darah antara lain masih kurangnya kepatuhan terhadap
penerapan bundles central line. Kondisi pasien itu sendiri dimana
kebanyakan pasien yang dilakukan pemasangan kateter vena
sentral adalah pasien yang mengalami multi organ failure. Kejadian
infeksi aliran darah pada pasien paska operasi yaitu pada pasien
yang mengalami komplikasi sehingga perawatan di ruang ICU
makin lama dan memerlukan kateter central vena untuk pemberian
terapi atau pemantauan cairan.

DATA ISK PERIODE 2001 - 2010

Per 1000 hari pemakaian


Ventilasi Mekanik

Data VAP periode 2005-2010


70
60
50
40
30
20
10
0

61.4
52.2
42

38

VAP

30
19.5

`05

`06

`07

`08
Tahun

`09

`10

DATA PLEBITIS PERIODE 2005 - 2010

Kesimpulan
Kegiatan surveilens merupakan salah satu
program PPI yang sangat penting dan
luas yang harus dilaksanakan dalam PPI
Kegiatan surveilens akan dapat
menurunkan HAIs

Anda mungkin juga menyukai