Anda di halaman 1dari 11

EKSPANSI/ KONTRAKSI

Ekspansi ortodonti dari lengkung gigi telah lama menjadi kontroversi.


Masih ada perdebatan apakah lebar dan ukuran rahang ditentukan oleh struktur
wajah atau aktivitas jaringan lunak wajah dan mulut. Faktor yang diketahui secara
luas sebagai kapasitas kompensasi dari struktur alveolar untuk membawa gigi
menjadi

bentuk lengkung yang memuaskan telah disarankan dan laporan

mengenai faktor ini menyebabkan ketidakpuasan pengaturan gigi yang mencakup


beberapa kasus kekurangan lebar lengkung.
Tidak ada masalah pada lengkung rahang jika hubungan oklusal benar
secara bukolingual dan bentuk kedua lengkung adalah kurva yang harmonis.
Saat ini secara umum disetujui bahwa ekspansi dari lengkung rahang atas
dan bawah secara simultan bukanlah prosedur yang memuaskan mengingat
kekambuhan yang tidak dapat dihindari yang terjadi tanpa terduga. Terkadang
mempertahankan ekspansi lateral yang luas dan cepat, terutama pada rahang atas
dan

melibatkan

pemisahan

sutura

midpalatal,

dapat

digunakan

untuk

menghasilkan pelebaran yang permanen dari lengkung gigi karena apa yang
disebut kekambuhan yang terkontrol dapat diprediksikan.
Keseluruhan prosedur harus dilihat dari sudut pandang apa yang sedang
dicoba. Terkadang mempertahankan bahwa crowding anterior disebabkan
kekurangan lebar lengkung rahang dan ekspansi lateral akan menghasilkan ruang
untuk

mengkoreksi

crowding.

Ekspansi

lateral

lengkung

rahang

tidak

menghasilkan ruang yang signifikan untuk mengkoreksi crowding anterior dan


crowding pada segment labial tanpa ekstraksi gigi pada waktu yang bersamaan

untuk mendapatkan ruang guna menghasilkan proklinasi gigi. Ekspansi lengkung


gigi, apakah lateral ataupun anteroposterior, cenderung menempatkan segmen
lengkung gigi pada posisi yang tidak stabil dan dapat kambuh kembali dalam
derajat besar ataupun kecil yang akan berlangsung karena tidak adanya faktor
stabilisasi.
Tujuan utama ekspansi adalah kemungkinan untuk mengkoreksi perbedaan
oklusi bukolingual melalui perpindahan segmen bukal atau lingual dengan
menggunakan alat ekspansi atau kontraksi.
Alat lepasan harus pas digunakan dan cangkolan alat ekspansi secara
efisien dapat menghasilkan ekspansi atau kontraksi yang efisien dari segmen
bukal. Hal ini penting, bagaimanapun juga untuk hal perpindahan ini sebagaimana
dimaksudkan untuk mngkoreksi bukolingual dari hubungan oklusal daripada
menghasilkan ruang antara gigi anterior dengan melebarkan keseluruhan lengkung
gigi.
Masalah penjangkaran tidak menjadi aturan yang ada, seperti ekspansi
mengimplikasikan perpindahan yang secara simultan sama dan berlawanan
sedang dilakukan. Gaya yang bekerja dan reaksinya menyebabkan keduanya
bermanfaat.

Ekspansi lateral lengkung rahang atas

Ekspansi lateral lengkung rahang atas dengan menggunakan baseplat dengan


sekrup yang ditempatkan arah

melintang (gambar 6.1). Sekrup seharusnya

diletakkan dipertengahan antara titik paling anterior dan posterior disisi lain
dimana tekanan akan diberikan. Ini diperlukan sehingga pengaruh sekrup dapat
dihindari. Pengaruh ini menyebabkan pembebanan kekuatan lentur dari sekrup
dan berisiko patah.

Gambar 6.1 Alat ekspansi rahang atas yang dikenal sebagai Badcock plate. Jumlah tekanan yang
sama dihasilkan pada kedua sisi alat.

Jika diperlukan perbedaan derajat ekspansi pada bagian depan dan


belakang segmen bukal, maka harus digunakan alat ekspansi tipe lengkung.
Jenis alat tersebut dijelaskan oleh Walter H. Coffin pada tahun 1881, dan
lengkung atau pegas yang menghasilkan gaya pada alat tersebut disebut dengan
Coffin spring sesuai dengan nama penemunya.
Pada awalnya, landasan dibuat satu buah dan dipotong pada bagian tengah
dengan gergaji halus setelah proses vulkanisir. Pada saat ini, landasan dibuat
dalam dua segmen yang cukup besar untuk berkontak dengan semua gigi yang
akan digerakkan dan terdapat tag pada cangkolan dan ujung kawat (Gambar 6.2).

Gambar 6.2 Ekspansi rahang atas dengan Coffin Spring

Kawat yang digunakan memiliki ketebalan 1,25 mm dan dibuat berbentuk


loop pada bagian sentral; diletakkan 1,0 mm dari jaringan lunak palatum.
Lengkung kawat biasanya dibuat lebih dulu, sedangkan tag pada cangkolan dibuat
sebelum pembuatan landasan. Empat lubang kecil harus dibuat dengan bur
rosehead halus, masing-masing satu pada setiap ujung landasan, ini dibuat sebagai
titik-titik registrasi untuk pencatatan dengan menggunakan jangka, sehingga dapat
dihitung seberapa besar ekspansi atau aktivitas yang diberikan pada alat sebelum
insersi.
Besarnya aktivitas yang diberikan pada alat sebelum insersi akan
tergantung pada panjang dan ketebalan kawat dan banyaknya gigi yang akan
digerakkan. Pengalaman memperlihatkan bahwa aktivasi sebanyak 2,0 mm (1,0
mm pada setiap sisi) cukup memadai dan tingkat ekspansi yang lebih lanjut dapat
dicapai dengan aktivasi lebih lanjut.
Sebelum dilakukan penyesuaian pada alat, jarak antara titik-titik di anterior
dan posterior harus diukur dengan menggunakan jangka dan dicatat. Dengan hal

tersebut, banyaknya ekspansi yang diberikan pada alat akan diketahui (Gambar
6.3).

Gambar 6.3 Pencatan pada setiap bagian alat ekspansi rahang atas; A. Sebelum aktivasi;
B. Setelah aktivasi

Aktivasi pada alat dapat dilakukan dengan cara menggenggam bagian


sentral kawat dengan tang universal Adam dan menekuknya dengan kuat,
sehingga bagian ujung anterior akan membuka (Gambar 6.4A). Ekspansi pada
ujung posterior dapat dilakukan dengan membuka bagian belakang alat dengan
penyesuaian pada ujung anterior kawat. Aktivasi dilakukan dengan menggenggam
bagian lurus dari kawat dengan tang dan membengkokkan ujung distal dari alat ke
lateral (Gambar 6.4B). Aktivasi dengan menggenggam lengkungan kawat pada
bagian depan dengan menggunakan tang tidak akan berhasil karena pada bagian
ini kawat tidak berjalan secara horizontal, dan penyesuaian dengan cara ini akan
menggerakan ujung distal alat menjauhi palatum dan lateral. Apabila kedua ujung
alat diaktivasi dengan cara ini, maka efek yang dihasilkan adalah menggerakan
loop ke palatum. Aktivasi pada ujung anterior dengan menekuk lengkung kawat
hanya akan menyebabkan bengkokan dan distorsi.

Gambar 6.4 Aktivasi alat ekspansi rahang atas. A. Meluruskan lengkung kawat pada titik
yang digenggam dengan tang akan menghasilkan ekspansi pada ujung anterior kawat. B.
Penyesuaian untuk ekspansi pada masing-masing bagian posterior secara terpisah. Lengkung
kawat dipegang dengan kuat dan bagian posterior alat digerakkan ke lateral pada bidang horizontal

EKSPANSI LATERAL PADA RAHANG BAWAH


Ekspansi lateral pada rahang bawah bisa didapatkan dengan bantuan alat
tipe sekrup dengan sekrup yang diletakkan pada garis median dibelakang gigi
insisif (Gambar 6.5). Namun, dengan susunan ini ungkitan pada sekrup akan
sangat besar dan setiap pembengkokan pada sekrup akan menyebabkan kurangnya
ekspansi pada bagian distal lengkung.

Gambar 6.5 alat ekspansi pada rahang bawah

Susunan yang lebih baik adalah dengan menggunakan Coffin spring atau
alat tipe ekspansi lengkung. Alat ini tidak hanya efisien namun dapat

menghasilkan gaya ekspansi yang berbeda pada bagian anterior dan posterior
secara terkontrol (Gambar 6.6).

Gambar 6.6 Ekspansi pada rahang bawah menggunakan Coffin Spring

Seperti pada alat yang diunakan pada rahang atas, landasan hanya cukup
untuk ujung lengkung kawat dan tag cangkolan. Lengkung kawat memiliki
ketebalan 1,25 mm dan dibuat titik-titik pada ujung landasan. Aktivasi alat dapat
dilakukan dengan cara yang sama seperti pada alat yang digunakan di rahang atas.
Ujung posterior alat diperlebar dengan cara menggenggam bagian tengah
lengkungan horizontal lalu menekuknya dengan kuat dan hati-hati menggunakan
tang Universal Adam (Gambar 6.7A).

Gambar 6.7. A. Aktivasi pada bagian posterior dengan cara sedikit meluruskan bagian tengah
lengkungan kawat dengan tang universal Adams; B. Ujung anterior alat diaktivasi dengan
menggenggam masing-masing ujung ke arah horizontal

Aktivasi pada ujung anterior dilakuan pada masing-masing sisi secara


terpisah sambil memegang ujung distal lengkung pada bagian yang tidak dapat

rusak karena tekanan yang diberikan oleh tang (Gambar 6.7B). Aktivasi alat tidak
boleh melebihi 2,0 4,0 mm pada setiap kali aktivasi, ekspansi yang berlebih
dapat dilakukan dengan aktivasi lebih lanjut.
Kasus yang diperlihatkan pada Gambar 6.8 dan 6.9 memperlihatkan
penyesuaian lebar pada salah satu lengkung rahang untuk menyesuaikan dengan
lengkung yang lain. Pada Gambar 6.8, rahang bawah diekspansi agar sesuai
dengan rahang atas, sedangkan pada Gambar 6.9 memperlihatkan rahang atas
yang dikontraksi agar sesuai dengan rahang bawah.

Gambar 6.8 A D, sebelum perawatan. Pasien laki-laki 13 tahun dengan masalah lengkung rahang
atas yang besar disertai ketidakteraturan yang berat pada regio gigi kaninus kanan atas dan gigi
kaninus kiri atas yang tidak tumbuh. Perawatan yang diberikan dengan cara pembukaan gigi
kaninus dan kesejajaran lengkung rahang atas. Hubungan bukolingual rahang diperbaiki dengan
ekspansi pada rahang bawah dengan Coffing Spring. Gambar E-H menunjukkan model gigi pasien
saat usia 18 tahun

Gambar 6.9 Pasien berusia 12 tahun dengan susunan rahang bawah yan baik disertai dengan
adanya celah. Gigi premolar pada posisi scissors bite dan lengkung rahang atas cenderung lebar.
Perawatan yang diberikan dengan cara kontraksi rahang atas menggunakan alat dengann
cangkolan pada premolar satu dan molar satu dan penghubung antara kedua cangkolan untuk
menarik gigi premolar kedua ke lingual. Oklusi secara bukolingual diperbaiki dengan multiband
pada rahang bawah untuk menyejajarkan gigi premolar kedua rahang bawah. Gigi insisif lateral
rahang atas disejajarkan dan disesuaikan dengan bentuknya.; F H memperlihatkan model gigi
setelah perawatan

Anda mungkin juga menyukai