TINJAUAN PUSTAKA
1.1
Konsep Dasar
1.1.1 Definisi
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan
lahir.
Menurut FK. UNPAD. 1996, plasenta previa adalah plasenta yang
implantasinya tidak normal, rendah sekali sehingga menutupi seluruh atatu
sebagian ostium internal. Angka kejadian plasenta previa adalah 0,4 0,6 % dari
keseluruhan persalinan.
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi paada tempat
abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internal). ( Mochtar, 1998 : 269 )
Menurut Prawiroharjo (2009), plasenta previa adalah plasenta yang
berimplantasi pada segmen bawah rahim demikian rupa sehingga menutupi
seluruh atau sebagian ostium internum.
Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abnormal yaitu segmen bawah
uterus sehingga dapat mnutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
(Mansjoer, 1999: 276)
Menurut Cunningham (2006), plasenta previa merupakan implantasi
plasenta di bagian bawah sehingga menutupi ostium uteri internum, serta
menimbulkan perdarahan saat pembentukan segmen bawah rahim.
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan
lahir (FKUI, 2000).
1.1.2 Klasifikasi
Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh
ostium uteri internum.
2.
3.
Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir
ostiumuteri internum.
4.
1.1.3
Etiologi
1.1.4
Pathologi
Lokasi implantasi dan ukuran placenta saling terkait. Secara rinci, karena
sirkulasi pada segmen bawah sedikit lebih baik dari pada fundus, placenta previa
mungkin butuh untuk menutupi area yang lebih besar untuk efisiensi yang
adekuat. Permukaan placenta previa mungkin lebih besar setidak-tidaknya 30%
lebih besar dari pada placenta yang terimplantasi di fundus. Segmen bagian bwah
relatif tanpa kontraksi dan perdarahan pantas di pertimbangkan pada pembukaan
sinus. Infeksi ascending dari vagina dapat menyebabkan placentitis, terutama di
daerah pajama atau di atas tulang.
4. Placenta previa dapat terdorong miring, melintang, presentasi dan mencegah
perikatan pada keadaan fetal.
a. Faktor Predisposisi
1) Berkurangnya vaskularisasi pada segmen bawah rahim.
2) Kehamilan multiple
3) Pembuluh darah yang mengalami perubahanakibat suplai darah yang
berkurang di daerah tersebut.
b. Faktor yang berkurang
1) Paritas
2) Usia ibu pada saat hami
1.1.5
Manifestasi klinik
1.
2.
3.
Kira-kira 7% dari placenta previa tanpa gejala dan merupakan suatu temuan
yang kebetulan pada scan ultrasonic.
4.
Beberapa adalah jelmaan untuk pertama kali, saat uteri bawah merentang
dan tipis, saat sobek dan perdarahan terjadi di lokasi implantasi bawah.
5.
Sikap yang tak terpengaruh oleh placenta previa adalah rasa sakit.
Bagaimanapun jika perdarahan yang pertama bersamaan dengan serangan
kelahiran, wanita mungkin mengalami rasa tak nyaman karena kontraksi
uterus.
7.
8.
9.
Seperti kaidah, fetal distress atau kemayian janin terjadi hanya jika bagian
penting placenta previa terlepas dari desidua basilis atau jika ibu menderita
syok hipovolemik.
10.
11.
12.
13.
Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul dan tidak
jarang terjadi letak janin (letak lintang atau letak sungsang).
2.
Prolaps plasenta
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pada ibu dapat terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan, anemia
karena perdarahan, endimetritis pasca persalinan.
9.
USG (Ultrasonographi)
2.
3.
Sinar X
4.
5.
Pemeriksaan laboratorium
6.
7.
Pengkajian vagina
8.
9.
10.
Isotop scanning
11.
12.
Amniocentesis
13.
Terapi ekspektatif
a. Tujuan terapi skspektatif adalah supaya janin tidak terlahi premature,
pasien dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kenalis
servisis. Upaya diagnosis dilakukan secara non invasive. Pemantauan
klinis dilaksanakan secara ketat dan baik.
1) Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian
berhenti.
2) Belum ada tanda-tanda in partu.
3) Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas
normal).
4) Janin masih hidup.
b. Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotic profilaksis.
c. Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi placenta, usia
kehamilan,profil biofisik, letak dan persentasi janin.
d. Berikan kotolitik bila ada kontraksi:
1) MgSO4 4 gr IV dosis awal dilanjutkan 4 gr tiap 6 jam
2) Nifedipin 3 x 20 mg/hari
3) Betamethason 24 mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru janin
e. Uji pematangan paru janin dengan tes kocok (Bubble Test) dari test
amniosentesis.
f. Bila setelah usia kehamilan diatas 3 minggu placenta masih berada di
sekitar ostinum uteri internum, maka dugaan placenta previa menjadi
jelas sehingga perlu dilakukan observasi dan konseling untuk
menghadapi kemungkinan keadaan gawat darurat.
g. Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih
lama, pasien dapat dipulangkan untuk rawat jalan (kecuali apabila rumah
pasien diluar kota dan jarak untuk mencapai RS lebih dari 2 jam) dengan
pesan segera kembali ke RS apa bila terjadi pendarahan ulang.
2.
perawatan
lanjut
pascabedah
termasuk
Melahirkan pervaginam
pemantauan
BAB III
10
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
Identitas Pasien
a. Nama
: Ny. A
b. Umur
: 37 th
c. Jenis kelamin
: perempuan
d. Agama
: Islam
e. Suku bangsa
: Jawa Indonesia
f. Alamat
g. Pekerjaan
: IRT
h. Nomor Register
: 2019
i. Tanggal MRS
: 24-09-2012
j. Pukul
: 09.00 wib
k. Tanggal pengkajian
: 24-09-2012
l. Diagnosa medis
: Tn. B
b. Agama
: Islam
c. Pekerjaan
: PNS
d. Pendidikan
: S 1 Pendidikan
e. Status perkawinan
: Kawin
f. Suku bangsa
: Jawa Indonesia
g. Alamat
: Suami pasien
11
: 15 tahun
siklus
: teratur 28 hari
lamanya
: 7 hari
banyaknya
warnanya
: coklat tua
baunya
: anyir
disminore
: tidak
Flour albus
: tidak
HPHT
: 7 juni 2011
b. Status perkawinan
Kawin ke
:1
Lamanya kawin
: 12 tahun
Umur kawin
: 25 tahun
:2
usia kehamilan
: 20 minggu
ANC TM I + keluhan
TM II + keluhan
TM III + keluhan
Imunisasi TT
12
hamil)
Penyuluhan yang pernah didapat
Riwayat
2000
2007
2012
anak ke
1
2
3
Kehamilan Persalinan
Komplikasi
Jenis
BBL
36 minggu
30 minggu
20 minggu
nifas
-------------------------
Laki
perempuan
---------
3800 grr 59 cm
2300 gr 45 cm
------
Normal
SC
---------
mengatakan
mengalami
pendarahan
pervaginam
mulai
Pj
13
14
Makan : 1-2 sehari, porsi dari RS dengan menu bubur, sayur, lauk
pauk.
Minum : 6-7 gelas (air putih dan susu)
b. Pola Eliminasi
Sebelum sakit
BAB : 2x sehari, konsistensi lunak, warna kuning, bau khas feses, tidak
ada keluhan
BAK : 6-7 sehari warna kuning jernih, bau khas urin, tidak ada keluhan
Saat sakit
BAB : 0-1x sehari, mengalami konstipasi karena penurunan peristaltic
usus, warna kuning, bau khas feses, ada keluhan.
BAK : 4-5 sehari, warna kuning jernih, bau khas urin, tidak ada keluhan.
c. Pola Kebersihan Diri
Sebelum sakit
dalam seminggu, ganti baju 2x sehari, dang anti pakaian dalam 2x sehari.
Saat sakit
tidur karena perdarahan yang berulang-ulang dan tidur malam 4-5 jam
dalam sehari (01.00-05.00).
f. Pola kebiasaan seksual
15
dengan suaminya.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : lemah dan terjadi syok hipovolemik, turgor kulit
menurun, mata cowong, konjungtiva anemis/ tampak pucat, adanya
perdarahan pervaginam, dan mukosa bibir kering.
Kesadaran
: somnolen
TTV
TD
: 90/70
: 120x/ menit
: 36 C, akral dingin
RR
: 24x/ menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1) Kepala
2) Muka
: terlihat pucat.
3) Mata
4) Hidung
16
6) Leher
2) Ketiak
17
: Ny. A
No. reg
: 2019
NO Kelompok Data
Masalah
Etiologi
18
Ds:
Pasien
Kurangnya Segmen
mengatakan
perdarahan
pervaginam
mengalami volume
berwarna cairan
bawah
Servik membuka
penuh.
Do:
Terlepasnya plasenta
- KU : lemah
- Kesadaran : somnolen
- Turgor
kulit
menurun,
mata
Ketidakmampuan
bawah uterus
- TTV
TD : 90/70 mmHg
Perdarahan hebat
N : 120x/ menit
S : 36 C
Kurangnya
RR : 24x/ menit
cairan
Ds:
Pasien
Gangguan
mengatakan
perdarahan
pervaginam
mengalami perfusi
berwarna jaringan
Segmen
volume
bawah
Servik membuka
penuh.
Do:
Terlepasnya plasenta
hipovolemik
- Kesadaran : somnolen
Ketidakmampuan
19
- TTV
bawah uterus
TD : 90/70 mmHg
N : 120x/ menit
Gangguan
S : 36 C
jaringan
perfusi
RR : 24x/ menit
Px USG : plasenta insersi di SBR
menutup sebagian atau seluruh OUI.
Nama
: Ny. A
No. Reg
: 2019
Tgl Muncul
24-09-2012
Diagnosa
Tgl Teratasi
Kurangnya volume cairan berhubungan 26-09-2012
dengan hilangnya cairan (perdarahan)
yang berlebihan
24-09-2012
C. IMPLEMENTASI
Nama
: Ny. A
No. reg
: 2019
TGL
24-09-2012
Jam
No. dx
10.00 1
Tindakan keperawatan
1. BHSP
10.00
2. Mengobservasi TTV
10.30
10.45
11.00
11.00
11.10
7.
11.30
11.45
TTD
20
(menggunakan
speculum
13.00
13.30
15.00
lengkap
13. berkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian cairan
intra vena, plasma, darah utuh
15.45
(transfuse darah)
14. berkolaborasi dalam persiapan
laparatomi
24-09-2012
10.00 2
1. BHSP
10.00
2. Mengobservasi TTV
10.15
perubahan
aktivitas
janin
(hipoaktivitas/ hiperaktivitas)
11.20
4.Mencatat
perdarahan
ibu
dan
21
12.05
6.berkolaborasi
pemberian
12.45
25-09-2012
14.00
9.
mempersiapkan
pasien
untuk
08.00 1
08.00
2. Mengobservasi TTV
08.15
08.30
09.00
09.30
09.50
10.15
10.45
25-09-2012
08.00 2
1. BHSP
08.00
2. Mengobservasi TTV
08.50
3.
Berkolaborasi
pemberian
22
09.45
D. EVALUASI
Nama
: Ny. A
No. reg
: 2019
NO
Tanggal 24-09-2012
Tanggal 25-09-2012
Tanggal
S:
S:
2012
S:
Pasien
mengalami
mengatakan
Pasien mengatak
perdarahan
an
26-09-
Pasien
mengalami
mengatakan
perdarahan
tidak mengalami
pervagina sedikit.
perdarahan
pervagina
O:
O:
O:
KU : baik
- KU : lemah
Kesadaran :
- Kesadaran : somnolen
-Kesadaran
kompos metis
kompos metis
-
Turgor kulit
sclera anemis
cowong,
menurun,
sedikit
mata
cowong,
konjungtiva
dan
- TTV
anemis.
TD : 90/70 mmHg
konjungtiva
-Sedikit perdarahan
sclera
dan
tidak
anemis
-
Tidak
adanya perdarahan
23
N : 120x/ menit
-Mukosa
S : 36 C
agak -
lembab
RR : 24x/ menit
bibir lembab
-TTV
TTV
TD : 100/70 mmHg
TD : 120/70
S : 36,5 C
mmHg
P:
N : 100x/menit
S : 37,5 C
RR : 23x/ Menit
N : 84x/ menit
lanjutkan
intervensi
(1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,
14)
RR : 22x/ menit
A: masalah teratasi
sebagian
(1,2,3,4,6,10,11,12)
S:
Pasien
mengalami
mengatakan
perdarahan
Pasien mengatakan
perdarahan
vagina
sedikit
O:
- KU : lebih baik
syok hipovolemik
-Kesadaran :
- Kesadaran : somnolen
- DJJ
janin
tidak
kompos mentis
160/menit
janin
- TTV
dengan
pemeriksaan
hentikan
intervensi
intervensi
S:
A: masalah teratasi
P:
P: lanjutkan
Mukosa
nadi
24
TD : 90/70 mmHg
120/menit.
N : 120x/menit
-Tidak
S : 36 C
kontraksi uterus
RR : 24x/menit
lanjutkan
(1,2,3,4,5,6,7,8,9)
terdapat
hipoksia
intervensi -TTV:
TD : 100/70 mmHg
S : 36,5 C
N : 100x/menit
RR : 23x/menit
A: masalah teratasi
sebagian
P: lanjutkan intervensi
( 1,2,6,7 )