PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keanekaragaman hayati, atau biodiversitas, mengacu pada setiap bentuk
kehidupan dalam suatu daerah atau ekosistem. Keanekaragaman hayati ini termasuk
variabilitas genetik dalam populasi dan spesies; spesies yang berbeda flora, fauna,
dan mikroorganisme; berbagai fungsi dan interaksi ekologi yang dilakukan oleh
organisme dalam ekosistem; dan berbagai komunitas, habitat, dan ekosistem dibentuk
oleh organisme. Keanekaragaman hayati adalah salah satu sifat dasar alam yang
bertanggung jawab untuk keseimbangan dan stabilitas ekosistem. Hal ini juga bernilai
ekonomi yang besar. Keragaman ini adalah dasar dari pertanian dan produksi pangan,
dan itu sangat penting untuk bioteknologi. Fungsi ekologis yang dilakukan oleh
berbagai organisme masih kurang dipahami, namun keanekaragaman hayati dianggap
bertanggung jawab atas proses alam dan produk yang disediakan oleh ekosistem. Ini
simpanan untuk spesies yang mempertahankan bentuk kehidupan lain dan juga
memodifikasi biosfer, sehingga cocok dan aman bagi kehidupan. Keanekaragaman
hayati memiliki, selain sebuah nilai intrinsik, nilai ekologi, genetik, sosial, ekonomi,
ilmu pengetahuan, pendidikan, budaya, rekreasi, dan estetika penting.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sbb:
1. Apa kaitannya keanekaragaman hayati dan bioteknologi di Indonesia ?
2. Apa saja regulasi yang mengatur tentang keanekaragaman hayati ?
3. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan oleh Indonesia dalam melindungi
keanekaragaman hayatinya ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu supaya Mahasiswa mampu mengerti
dan memahami pengertian dan kajian dari hubungan keanekaragaman hayati dan
bioteknologi di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI
Pengertian Bioteknologi adalah aplikasi organisme atau bagian tubuh organisme
ke dalam teknologi untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Pemanfaatan
organisme atau komponen sbuselulernya dilakukan denga terarah dan terkontrol untuk
serta
meningkatkan
kebutuhan
manusia.
Sebenarnya,
prinsip-prinsip
bioteknologi telah diterapkan oleh masyarakat Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu,
bahkan 6.000 tahun sebelu masehi oleh masyarakat Babilonia. Masyarakat Babilonia
diwaktu itu telah membuat makanan dan minuman secara fermentasi. Contohcontoh bioteknologi tradisional yaitu pembuatan tempe, tape, kecap, oncom atau
pembuatan minuman tuak yang tahan lama oleh nenek moyang kita. Ada tiga ciri utama
dalam bioteknologi tradisional antara lain sebagai berikut...
Adanya
peropde
atau
mekanisme
tertentu
untuk
mendayagunakan
baru
dalam
bidang
rekayasa
genetika
cukup efektif untuk memidanakan parapelaku uji coba tanaman GMO ke alam
bebas, mengingat keuntungan yang sangat besar (milyaran dollar) dari adanya
perdagangan produk bioteknologi di pasar perdagangan internasional? Pertanyaan
kedua adalah: apakah aparat penegak hukum memiliki pengetahuan yang cukup
terhadap eksistensi tanaman plasma nutfah yang dilindungi, sehingga mampu
membedakan tanaman biasa dan jenis plasma nutfah? Pertanyaan ketiga: apakah
aparat penegak hukum memiliki pengetahuan yang cukup akan adanya proses
bioteknologi ini, sehingga mampu membedakan adanya perbuatan biasa dengan
perbuatan yang melawan hukum. Dengan dilakukannnya uji coba pelepasan
tanaman GMO ke alam bebas? Pertanyaan keempat: berapa besar jumlah aparat
penegak hukum yang sanggup melindungi secara luas hutan di Indonesia dari
kerusakan dan pencurian tanaman plasma nutfah di Indonesia?
Tindakan pencegahan adalah salah satu upaya yang paling efektif untuk
mencagah masuknya peneliti asing ke dalam hutan Indonesia yang tidak
bertanggung jawab dengan melakukan pencurian dan perusakan keaneka-ragaman
hayati. Pasal 39 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 telah memberikan dasar
bagi upaya-upaya tersebut. Pasal 39 ayat 3 menyatakan:
Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, berwenang untuk :
Melakukan pemeriksaan atas kebenaran dengan tindak pidana di bidang
konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya;
Melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak pidana
di bidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya;
Memeriksa tanda pengenal seseorang yang berada dalam kawasan suaka alam
dan kawasan pelestarian alam;
Melakukan penggeledahan dan penyitaan barang bukti tindak pidana di bidang
konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya;
Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang lain atau badan sehubungan
dengan tindak pidana di bidang konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya;
Membuat dan menandatangani berita acara;
Perlindungan
terhadap
masyarakat (law in action) sangat dipengaruhi oleh tiga hal, pertama, faktor aparat
penegak hukum, dalam hal ini apakah aparat penegak hukum telah memahami
aturan aturan hukum yang ada sebagai sebuah payung perlindungan?
Kedua, apakah hukum secara substansi telah memuat norma norma yang
mampu melindungi lingkungan alam khususnya dalam hal ini adalah
keanekaragaman hayati di Indonesia? Ketiga, kultur hukum, dalam hal ini perlu
dikaji secara lebih mendalam lagi, apakah masyarakat memiliki kultur hukum
yang berbeda dengan norma hukum yang diberlakukan oleh negara?
Bagaimanakah ketiga parameter di atas apabila dikaitkan dengan kondisi
empiris? Parameter pertama adalah aparat penegak hukum, aparat penegak hukum
Indonesia masih belum memahami arti penting kondisi lingkungan khususnya
keanekaragaman hayati sebagai sebuah karunia Tuhan bagi keberlangsungan
peradaban manusia. Aparat hukum masih memiliki kendala dalam menegakan
aturan aturan hukum dalam bidang lingkungan hidup, antara lain:
Pertama adalah, lemahnya pengetahuan para aparat penegak hukum tentang
fungsi, kegunaan, dan tujuan kelestarian lingkungan hidup khususnya
keanekaragaman hayati. Kedua, masih belum dimilikinya pengetahuan akan
dampak negatif yang dapat timbul dari adanya pengembangan produk-produk
bioteknologi terhadap kondisi lingkungan hidup oleh aparat penegak hukum.
Ketiga, terbatasnya jumlah aparat penegak hukum yang tersedia untuk melindungi
luas wilayah hutan Indonesia dimana plasma nutfah berada, dalam arti lain bahwa
terbatasnya jumlah aparat hukum yang tersedia untuk melindungi luas sebaran
keanekaragaman hayati Indonesia. Keempat, terbatasnya peralatan yang dimiliki
oleh aparat penegak hukum yang mampu melihat kondisi kerusakan
keanekaragaman hayati Indonesia dari adanya sebuah uji coba pelepasan GMO ke
alam bebas.
2.5 Rekomendasi dan Solusi
Mengingat begitu parahnya dampak yang ditimbulkan dari adanya uji-coba
rekayasa genetika terhadap kondisi lingkungan hidup dan juga terjadinya
10
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah :
1. Bioteknologi adalah aplikasi organisme atau bagian tubuh organisme ke dalam
teknologi untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Pemanfaatan organisme atau
komponen sbuselulernya dilakukan denga terarah dan terkontrol untuk melibatkan
multidisiplin serta aplikasi yang terpadu dengan mikrobiologi, biokimia,
2.
Perkembangan-perkembangan
baru
dalam
bidang
rekayasa
genetika
12
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari makalah ini adalah penyaji materi harus
memberikan gambaran spesifik tentang masing-masing sub bahasan.
13