KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan pada pasien
dengan Uretritis dengan sebaik-baiknya.
Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ilmu
keperawatan serta sebagai syarat menempuh ujian semester.
Dalam penyusunan makalah ini,penulis telah mengalami berbagai hal baik suka
maupun duka. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan
lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak.
Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan tulus penulis sampaikan
terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul
makalah ini.
Gorontalo, April 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu istilah umum yang di tujukan pada infeksi bakteri
pada saluran kemih. Beberapa bakteri dapat menjadi organisme penyebab. ISK atas terjadi
pada uretra atau ginjal, sedangkan ISK bawah terjadi pada uretra dan kandung kemih.infeksi
dapat berasal darimana saja dari saluran perkemihan dan menyebar ke area lain. Infeksi
saluran kemih yang tidak diberi pengobatan dapat menyebabkan gagal ginjal.
Ada tiga sumber utama untuk masuknya bakteri yang dapat menyebabkan infeksi
saluran kemih. Sumber infeksi yang paling banyak adalah melalui meatus, mengakibatkan
infeksi asenden. Infeksi desenden berasal dari darah atau limfe dan sering mengakibatkan
pielonefritis-infeksi pada ginjal.hal ini menjadi infeksi saluran kemih yang serius karena
sering menyebabkan terjadinya gagal ginjal (Conway,1989)
ISK lebih sering terjadi pada wanita dewasa dan meningkat insidennya sesuai
pertambahan usia dan aktivitas seksual. Meskipun alasan ini tidak dimengerti dengan jelas,
diperkirakan wanita lebih mudah mendapatkan infeksi daripada pria disebabkan karena uretra
wanita lebih pendek dan tidak mempunyai substansi antimikroba seperti yang di temukan
pada cairan seminal.
Jenis ISK:
Uretritis-uretra
Sistitis-kandung kemih
Uretritis-ureter
Pielonefritis-ginjal
Uretritis gonore merupakan suatu penyakit menular seksual yang
Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami gambaran tentang asuhan keperawatan dengan pasien uretritis
Tujuan Khusus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
URETRITIS
PENGERTIAN
Uretritis adalah inflamasi uretra. Uretritis biasanya merupakan infeksi asending pada lakilaki. Pada wanita, uretritis dihubungkan dengan sistitis atau vaginitis.uretritis biasanya adalah
suatu infeksi yang menyebar naik yang di golongkan sebagai gonoreal atau non gonoreal.
Namun demikian, kedua kondisi tersebut dapat terjadi pada satu pasien.(Nursalam,2008).
Uretritis yaitu inflamasi pada uretra, keadaan ini kerap kali merupakan gejala penyakit
gonore, dapat pula disebabkan oleh mikroorganisme.(Barbara.2005).
Uretritis adalah peradangan yang terjadi pada uretra (Anonym 1997).
Urethritis juga merupakan salah satu sindroma dari penyakit menular seks(PMS),urethritis
secara spesifik dapat terbagi 2 yaitu gonococal urethritis dannongonococal urethritisUrethritis
merupakan peradangan pada saluran kencing atau urethra, yangterjadi pada lapisan kulit
urethra, disebabkan oleh bakteri-bakteri yang menyerangsaluran kemih seperti Chlamydia
trachomatis, neisseria gonorrhoae, tricomonalvaginalis dan lain-lain. peradangan ini biasanya
terjadi pada ujung urethra atau urethra bagian posterior, urethritis juga merupakan salah satu
dari infeksi dari saluran kemihyaitu urethra, prostate, vas deferens, testis atau ovarium, bulibuli, ureter sampai ginjal.Dan dapat dikatakan sebagai bagian dari infeksi saluran kemih
superficial atau mukosayang tidak menandakan invasi pada jaringan.
ETIOLOGI
Kuman Gonorrhoe (N.Gonorhoe)
Kuman Non-Gonorrhoe (Klamidia Trakomatik / Urea Plasma Urelytikum)
Tindakan invasif
Iritasi batu ginjal
Trihomonas vaginalis
Organisme gram negatif :
-
Escherichia coli
Entero bakteri
Pseudomonas
PATOFISIOLOGI
- Invasi kuman (gonorrhoe, trihomonas vaginalis gram negatif) uretritis
- Iritasi (iritasi batu ginjal, iritasi karena tindakan invasif menyebabkan retak dan
permukaan mukosa pintu masuknya kuman proses peradangan uretritis).
Pada kebanyakan kasus organisme penyebab dapat mencapai kandung kemih melalui uretra.
Infeksi ini sebagai sistitis, dapat terbatas di kandung kemih saja / dapat merambat ke atas
melalui uretra ke ginjal. Organisme juga dapat sampai ke ginjal atau melalui darah / getah
bening, tetapi ini jarang terjadi. Tekanan dari kandung kemih menyebabkan saluran kemih
normal dapat mengeluarkan bakteri yang ada sebelum bakteri tersebut sampai menyerang
mukosa.
Obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih mengakibakan penimbunan
cairan, bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. Hal ini dapat menyebabkan atrofi hebat
pada parenkim ginjal / hidronefrosis. Disamping itu obstruksi yan6g terjadi di bawah
kandung kemih sering disertai refluk vesiko ureter dan infeksi pada ginjal. Penyebab umum
obstruksi adalah jaringa parut ginjal dan uretra, batu saluran kemih, neoplasma, hipertrofi
prostat, kelainan kongenital pada leher kandung kemih dan uretra serta penyempitan uretra.
PATHWAY
Uretritis
KLASIFIKASI
Risiko tinggi penularan penyakit
Nyeri Akut
Piuria, disuria
1. Uretritis Akut
Biasanya terjadi karena asending infeksi, atau sebaliknya oleh karena prostat mengalami
Retensi urin
Manejemen regimen
infeksi. Keadaan ini sering diderita oleh kaum pria.
terapeutik tidak efektif
Pemeriksaan Diagnostik :
Penyebab :
- Pengobatan yang tidak sempurna pada masa akut.
- Prostatitis kronis.
- Striktura uretra.
Tanda dan gejala :
- Mukosa terlihat granuler dan merah
- Getah uretra (+), dapat dilihat pada pagi hari sebelum miksi pertama.
Prognosa :
Bila tidak diobati dengan baik, infeksi dapat menjalar ke kandung kemih, ureter & ginjal.
Tindakan pengobatan :
- Pemberian antibiotik
2.
Prostatitis
Prostatitis bakterial akut terjadi dengan gejala-gejala infeksi saluran kemih bagian
bawah, nyeri di perineum atau obstruksi. Hasil pemeriksaanmenunjukkan prostat yang
membengkak dan lunak. Urinalisis biasanya menunjukkan piuria dan bakteriuria dengan hasil
kultur uropatogen yang khas.
3. Uretritis Gonokokus
o Penyebab Neisseria Gonorhoeoe (gonokokus)
o Tanda dan Gejala Sama dengan tanda dan gejala pada uretritis akut, karena uretritis ini
adalah bagian dari uretritis akut
o Prognosa Infeksi: dapat menyebar ke proksimal uretra.
o Komplikasi
o Infeksi yang menyebar ke proksimal uretra menyebabkan peningkatan frekuensi
kencing
o Gonokokus dapat menebus mukosa uretra yang utuh,mengakibatkan terjadi infeksi
submukosa yang meluas ke korpusspongiosum
o Infeksi yang menyebabkan kerusakan kelenjar peri uretra akanmenyebabkan terjadinya
fibrosis yang dalam beberapa tahun kemudianmengakibatkan striktura uretra.
(underwood,1999)
Etiologi
Infeksi hampir selalu didapat selama hubungan seksual. Gonokokusmembelah diri
pada mukosa yang utuh dari uretra anterior dan setelah itumenginvasi kelenjar peri
Peradangan akut dari mukosa uretra, dengan eksudat yang purulenta pada permukaan;
dapat terjadi ulserasi dari mukosa
MANIFESTASI KLINIS
1. Terkadang asimptomatis
2. Rasa gatal dan terbakar di sekitar uretra
3. Cairan dari uretra: pada prepusium, dapat berwarna bening, kental, pekat, atau
purulent
4. Disuria atau sering berkemih
5. Gangguan rasa nyaman pada penis
6. Adanya pus pada awal miksi
7. Nyeri pada saat miksi
8. Kesulitan untuk memulai miksi
9. Nyeri pada abdomen bagian bawah
10. Mukosa memerah dan edema
11. Ada ulserasi pada uretra
TINDAKAN
1. Antimikroba: tetrasiklin, quinolon, atau eritromisin efektif pada beberapa kasus
uretritis nongonokokus; metronidazol di pakai jika penyebabnya trikomonas
2. Peneilin: yang resisten penisilin diberikan cephalosporin, dan quinolon dapat di
gunakan mengobati uretritis gonokokus; dosis besar pemberian tunggal efektif
KOMPLIKASI
1. Prostatitis, epididimitis, struktur uretra, dan mandul berhunungan dengan sumbatan
saluran vasoepididinal
2. Infeksi rektal, paringitis, konjungtivitis, lesi kulit, dan arthritis dengan infeksi
gonokokus
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Kaji riwayat kontak seksual tanpa perlindungan
2. Kaji tanda dan gejala gangguan perkemihan serta saluran reproduksi
3. Lakukan pemeriksaan genitalia untuk mengetahui infeksi internal
1.
Identitas
- Usia
: Semua usia bisa terkena penyakit ini, biasanya lebih sering pada umur >45
thun.
- Jenis kelamin : Perempuan lebih rentan terkena uretritis dibanding laki-laki.
-
Alamat/tempat tinggal :
Riwayat Penyakit
- Riwayat penyakit sekarang : Masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri dan panas pada
daerah kelamin terutama pada saat berkemih, kadang juga disertai darah dan nanah.
- Riwayat penyakit dahulu : Penyebab penyakit biasanya akibat dari penyakit DM
3.
PEMERIKSAAN FISIK
a. Pola Sehat
Riwayat penyakit sekarang : kaji dengan PQRST
Riwayat penyakit terdahulu : Apakahklien pernah atau sedang mengalami penyakit
kelamin. Apakah klien pernah mengalami lesi local yang berlokasi dekat uretra
c. Riwayat psikologis
Kaji bagaimana status emosi, gaya komunikasi, konsep diri, dan gambarandiri klien
berhubungan dengan penyakityang dideritanya.
d. Riwayat social ekonomi
Pengkajian riwayat social ekonomi dapat memberikan sedikit gambaran penyakit
klien. Misalnya yang suka berganti ganti pasangan dapat mudahterkena uretritis
karena ia mudah terkena penyakit kelamin.
e. Pemeriksaan wajah
Amati apakah klein mengalami konjunktivitis karena dengan adanyakonjunktivitis
dapat menunjukkan terjadinya uretritisabakterial penyakitreiter
f. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi
: Bagaimanakah bentuk abdomen
Palpasi
: Adakah nyeri tekan
Auskultasi : adakah peningkatan bising usus atau gangguan konstraksi otot polos
ureter yang menyebabkan gangguan miksi.
g. Pemeriksaan Genetalia
Inpeksi
Pada penderita uretritis adanya mukosa merah udematus.Terdapat cairan eksudat
h. Pemeriksaan persistem
Pemeriksaan S.Pernafasan
ANALISA DATA
Data Subyektif :
Data Obyektif :
Mukosa merah
Terdapat cairan eksudat
Terdapat cairan ulserasi uretra
Mikroskopis : infiltrasi dari leukosit, sel plasma, sedikit sel leukosit,fibroblas
bertambah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan pada uretra
2. Gangguan perubahan eliminasi urine berhubungan denganobstruksi/edema/proses
peradangan pada saluran kemih
3. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan pada saluran kemih
4. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan terhadap penyakit
5. Resiko infeksi berhubungan dengan penyebaran patogen secara sistemik
RENCANA KEPERAWATAN
N
O
1.
DIAGNOSA
NOC
NIC
Domain 12
Kelas 1
keperawatan
Kode dx (00132)
pengkajian nyeri
Nyeri akut
secara
Factor Berhubungan
hasil :
komprehensif
dengan:
termasuk lokasi,
Batasan karakteristik:
jantung
Perubahan frekuensi
pernapasan
Laporan isyarat
Diaphoresis
Perilaku distraksi
Mengekspresikan
Pain level
Pain control
Comfort level
Mampu
mengontrol
karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas dan factor
nyeri)
Mampu menggunakan
untuk
mengurangi
nyeri
(mencari
terapeutik untuk
mengetahui
pengalaman nyeri
menggunakan
menghindari nyeri
Sikap tubuh melindungi
Dilatasi pupil
Fokus pada diri sendiri
Gangguan tidur
nyeri)
Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
Tanda vital dalam
rentang normal
klien
Kaji kultur yang
mempengaruhi
ketidaknyamanan
Gunakan tehnik
komunikasi
bantuan)
Melaporkan bahwa
manajemen nyeri
Mampu mengenali
presipitasi
Observasi reaksi
non verbal dari
tehnik non-farmakologi
perilaku
Masker wajah
Perilaku berjaga-jaga
Focus menyempit
Indikasi nyeri yang dapat
diamati
Perubahan posisi untuk
selama
Pain management
Lakukan
respon nyeri
Evaluasi
pengalaman nyeri
masa lampau
Evaluasi bersama
klien dan tim
kesehatan lain
tentang
ketidakefektifan,
lampau
Bantu klien dan
keluarga untuk
mencari dan
menemukan
dukungan
Kontrol
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
Kurangi factor
presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi , non
farmakologi dan
interpersonal)
Kaji tipe dan
sumber nyeri
untuk menentukan
intervensi
Ajarkan tentang
tehnik non
farmakologi
Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan
istirahat
Kolaborasikan
dengan dokter
Analgesic
administration
Tentukan lokasi ,
karakteristik,
kualitas dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian obat
Cek instruksi
dokter tentang
jenis obat, dosis,
dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Beri analgetik
yang diperlukan
atau kombinasi
dari analgesic
ketika pemberian
lebih dari 1
Tentukan pilihan
analgesic
tergantung tipe
kali
Berikan analgesic
tepat waktu
terutama saat nyeri
2.
hebat
Gangguan Eliminasi
ElEliminasi urin
MManajemen cairan
Klien diharapkan mampu
Defenisi :
Intrevensi yang akan
untuk:
disfungsi dalam eliminasi Pola eliminasi
dilakukan :
Bau urin
urine
Jumlah urin
Timbang BB tiap hari
Warna urin
Hitung haluran
Partikel urin yang bebas
Pertahankan intake yang
Kejernihan urin
akurat
Pencernaan cairan yang
Pasang kateter urin
adekuat
Monitor status hidrasi
Keseimbangan intake dan
(seperti
:kelebapan
output dalam 24 jam
Urin yang keluar disertai mukosa membrane, nadi)
Monitor TTV
nyeri
Monitor adanya indikasi
Urin yang tak lancar
retensi/overload
cairan
keluar
(seperti :edem, asites,
Urin yang keluar dengan
distensi vena leher)
tergesa-gesa
Monitor perubahan BB
Pengawasan urin
Pengosongan kandung
klien
sesudah dialisa
-
3.
sebelum
dan
Hipertermi
NOC:
NIC
Definisi
Termoregulation
Fever Treathment
Kriteria hasil:
mungkin
Monitor IWL
Batasan karakteristik:
Konfulasi
Kemerahan
Peningkatan suhu tubuh
suhu kulit
Monitor tekanan drah
nadi dan RR
Monitor penurunan
tingkat kesadaran
Monitor WBC, HB,
dan HCT
Monitor input dan
output
Berikan antipiretik
Berikan pengobatan
ada pusing
Faktor yang
berhubungan:
Anastesi
Penurunan respirasi
Dehidrasi
Pemajanan kuman yang
panas
Penyakit
Pemakaian pakaian yang
untuk mengatasi
penyebab demam
Selimuti pasien
Lakukan tapid sponge
Kolaborasi pemberian
cairan intravena
Kompres pasien pada
lingkungan
Penigkatan laju
metabolisme
Wedikasi
Aktifitas berlebihan
udara
Berikan pengobatan
untuk mencegah
terjadinya menggigil
temperatur regulation
Monito suhu tiap 2
jam
Rencanakan
monitoring suhu
secara kontinu
Monitor TD,nadi dan
RR
Monitor warna dan
suhu kulit
Monitor tanda-tanda
hipertermi dan
hipotermi
Tingkatkan intake
kehangatan tubuh
Ajarkan pada pasien
cara mencegah
kedinginan
Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan
pengalaman
emergency yang
diperlukan
Ajarkan indikasi dari
hipertermi dan
penangan yang
diperlukan
Berikan antipiretik
jika perlu
Monitor tekanan
tekanan darah
Monitor VS saat
pasien berbaring,
bandingkan
Monitor tekanan
darah, nadi,RR
sebelum selama dan
setelah aktivitas
Monitor kualitas dari
nadi
Monitor frekuensi dan
irama pernaasan
Monitor suara paru
Monitor ada
pernafasan abnormal
Monitor suhu warna
perifer
Monitor adanya
tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik
Identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign
4.
Ansietas
Domain 9 : Koping /
Kriteria Hasil :
pendekatan yang
Klien mampu
Toleransi Stres
mengidentifikasi
dan
gejala cemas
Mengidentifikasi,
mengungkapkan
menenangkan
Nyalakan dengan
jelas harapan
mengungkapkan
Definisi :
Gunakan
terhadap pelaku
pasien
Jelaskan semua
dan menunjukan
tehnik untuk
yang dirasakan
mengontril cemas
Vital sign dalam
batas normal
npasien terhadap
tingkat aktifitas
memperingatkan individu
menunjkan berkurangnya
kecemasan
selama prosedur
Pahami prespektif
situasi stres
Temani pasien
untuk memberikan
keamanan dan
mengurangi takut
Berikan informasi
memampukan imdividu
faktual mengenai
diagnosis,
ancaman.
tindakan prognosis
Dorong keluarga
untuk menemani
Ditandai dengan
Gelisah
Insomnia
Resah
Ketakutan
Sedih
Fokus pada diri
Kekhawatiran
Cemas
anak
Lakukan back /
neck rub
Denagrkan dengan
penuh perhatian
Identifikasi tingkat
kecemasan
Bantu pasien
mengenal situasi
Batasan Karakteristik
yang
Perilaku
menimbulkan
Penurunan
produktivitas
Gerakan yang trelevan
Gelisah
Melihat sepintas
Insomia
Kontak mata yang
kecemasan
Dorong pasien
buruk
Mengekspresikan
kekhawatiran krena
mengungkapkan
perasaan,
kelakuan, persepsi
Instruksikan
pasien
menggunakan
perubahan dalam
peristiwa hidup
Angitasi
Mengintai
Tampak waspada
Gelisah, Distres
Kesedihan yang
mendalam
Ketakutan
Perasaan tidak adekuat
Berfokus pada diri
sendiri
Peningkatan
kewaspadaan
Iribilitas
Gugup
Senang berlebihan
Rasa nyeri yang
meningkatkan
ketidakberdayaan
Peningkatan rasa
ketidakberdayaan yang
persisten
Bingung
Menyesal
Ragu / tidak percaya
diri
Khawatir
Fisiologi
Wajah tegang
Tremor tangan
Peningkatan keringat
Peningkatan
ketegangan
Gemetar
Tremor
Suara bergetar
Simpatik
untuk
mengurangikecem
asan
Afektif
teknik relaksasi
Berikan obat
Anoreksia
Eksitensi
kardiovaskuler
Diare
Mulut kering
Wajah merah
Jantung berdebar-debar
Peningkatan tekanan
darah
Peningkatan denyut
nadi
Peningkatan refleks
Peningkatan frekuensi
pernapasan
Pupil melebar
Kesulitan bernapas
Vasokontriksi
superficial
Lemah, kedutan pada
otot
Para simpatik
Nyeri abdomen
Penurunan tekanan
darah
Penurunan denyut nadi
Diare
Vertigo
Letih
Mual
Ganguan tidur
Kesemutan pada
exstremitas
Sering berkemih
Dorongan segera
berkemih
Kognitif
Menyadari gejala
fisiologis
Bloking fikiran,
Konfusi
Penurunan lapang,
persepsi
Kesulitan
berkonsentrasi
Penurunan kemampuan
untuk belajar
Penurunan kemampuan
untuk memecahkan
masalah
Ketakutan terhadap
konsekwensi yang tidak
spesifik
Lupa, Gangguan
perhatian
Khawatir
Melamun
Cenderung
menyalahkan orang lain
Perubahan dalam
( status ekonomi,
lingkungan, status
ksesehatan pola
interaksi, fungsi peran
status peran )
Pemajanan toksin
Terkait keluarga
Herediter
Infeksi / kontaminan
interpersonal
Penularan penyakit
interpersonal
Krisis maturasi
Krisis situasional
Steres, Ancaman
kematian
Penyalahgunaan zat
Ancaman pada ( status
ekonomi, lingkungan,
status kesehatan, pola
interaksi, fungsi peran,
status peran, konsep
diri)
Konflik tidak disadari
mengenai tujuan
penting hidup
Konflik tidak disadari
mengenai nilai yang
esensial / penting
Kebutuhan yang tidak
dipenuhi
5.
Resiko Infeksi
Kriteria Hasil :
lingkungan
Domain 11 : Keamanan / Klien bebas dari tanda Bersihkan
setelah dipakai pasien
Perlindungan
dan gejala infeksi
Mendeskripsikan proses
Kelas 1 : Infeksi
NDX 00004
penularan
factor
mempengaruhi
masuknya
organisme
penyakit,
yang
penularan
Faktor-faktor resiko :
penatalaksanaannya,
Menunjukkan
Prosedur Invasif
Ketidakcukupan
pengetahuan
kemampuan
untuk
mencegah
menghindari
paparan
peningkatan
paparan Menunjukkan
teknik
isolasi
Batasi pengunjung bila
perlu
serta Instruksikan
patogen.
lain
Pertahankan
pada
pengunjung
untuk
infeksi
meninggalkan pasien
patogen.
sabun
Jumlah leukosit dalam Gunakan
Trauma
antimikrobia untuk cuci
batas normal
Kerusakan jaringan dan
lingkungan
Ruptur
hidup sehat
setiap
farmasi
tindakan keperawatan
Gunakan baju, sarung
amnion
Agen
(imunosupresan)
Malnutrisi
Peningkatan
paparan
lingkungan patogen
Imunosupresi
Ketidakadekuatan imun
buatan
Tidak
tangan
Cuci
tangan
membran
perilaku
adekuat
pertahanan
sekunder
(penurunan
Hb,
Leukopenia, penekanan
tangan
sebagai
pelindung
Pertahankan
alat
lingkungan
aseptik
selama
pemasangan alat
Ganti letak IV perifer dan
line
central
dressing
dan
sesuai
respon inflamasi)
Tidak
adekuat
pertahanan tubuh primer
(kulit tidak utuh, trauma
jaringan,
penurunan
intermiten
menurunkan
infeksi
kandung kencing
Tingktkan intake nutrisi
Berikan terapi antibiotik
bila perlu
untuk
perubahan
Infection
Protection
(proteksi
terhadap
infeksi)
Monitor
tanda
dan
dan lokal
Monitor
granulosit, WBC
Monitor
kerentanan
terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Saring
pengunjung
hitung
terhadap
penyakit
menular
Partahankan
teknik
yang beresiko
Pertahankan
isolasi k/p
Berikan
kuliat
teknik
perawatan
pada
epidema
Inspeksi
area
kulit
dan
membran
mukosa
terhadap
kemerahan,
panas, drainase
Ispeksi kondisi luka /
insisi bedah
Dorong
masukkan
Dorong istirahat
Instruksikan
pasien
untuk minum antibiotik
sesuai resep
Ajarkan pasien
dan
keluarga
dan
tanda
gejala infeksi
Ajarkan
menghindari infeksi
Laporkan kecurigaan
cara
infeksi
Laporkan kultur positif
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Uretritis adalah peradangan pada uretra, infeksi ini disebabkan oleh kuman
gonorroe atau kuman lain, kadang-kadang uretritis trjadi tanpa adany bakteri.
Uretritis akut biasanya terjadi karena naiknya infeksi atau sebaliknya, oleh
karena prostat mengalami infeksi. Keadaan ini lebih sering diderita oleh kaum lakilaki. Tanda dan gejala uretritis meliputi daerah mukosa meraha edema, terdapat cairan
eksudat yang purulen, ada ulserasi pada uretra, ada rasa gatal yang menggelitik, gejala
yang khas pada uretritis GO, yaitu good morning sign. Pada laki-laki pembuluh
darah kapiler melebar, kelenjar uretra tersumbat oleh kelompok nanah.pada
perempuan, jarang ditemukan uretritis akut, kecuali bila pasien menderita GO.
Pemeriksaan diagnnostik uretritis akut dilakukan pemeriksaan terhadap sekret
uretra untuk mengetahui kuman penyebab. Tindakan pengobatan dengan memberi
antibiotika. Bila terjadi struktur dilakukan dilatasi uretra dengan menggunakan
boligit. Bila komplikasi berikan antibiotika.
Uretritis kronik. Infeksi ini disebabkan oleh pengobatan yang tidak sempurna
pada masa akut, prostatis kronik, atau striktura uretra. Tanda dan gejala infeksi ini
berupa mukosa terlihat ganular dan merah dan getah uretra dengan baik, infeksi dapat
menjalar ke kandung kemih, ureter, ginjal. Tindakan pengobatan dilakukan dengan
pemberian kemoterapi berantibiotika atau banyak minum untuk melarutkan
bakteri(kurang lebih 3000 cc/ hari). Komplikasi gangguan ini berupa radang yang
dapat menjalar ke prostat.
B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu saya mengharapkan dan saya menerima dengan tangan
terbuka masukan ataupun saran yang dapat mendukung dan membangun demi
kesempurnaan pembuataan makalah ini dari pembaca
DAFTAR PUSTAKA
Keperawatan ed.9.Jakarta:EGC
DR. Nursalam, M.Nurs. (Hons) dan Fransisca B.B, S.Pd., S.Kep.,Ns.2006.Asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan Sistem Perkemihan.Jakarta: Salemba
Medika
Barbara Engram.2002.RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL-BEDAH
https://www.scribd.com/doc/108551717/BAB-I-URETRITIS
http://sehat-sakit-stikes.blogspot.com/2012/07/askep-uretritis.html