Anda di halaman 1dari 27

TUGAS

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN URETRITIS


DI SUSUN

KELAS : 2.A D4 KEPERAWATAN


KELOMPOK 4

Eka Fajrin A.Daud


Elka Maristanti laudji
Fadhillah Salim
Fatmahwati Junus

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO


T.A 2014/2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan pada pasien
dengan Uretritis dengan sebaik-baiknya.
Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ilmu
keperawatan serta sebagai syarat menempuh ujian semester.
Dalam penyusunan makalah ini,penulis telah mengalami berbagai hal baik suka
maupun duka. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan
lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak.
Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan tulus penulis sampaikan
terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul
makalah ini.
Gorontalo, April 2015
Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu istilah umum yang di tujukan pada infeksi bakteri
pada saluran kemih. Beberapa bakteri dapat menjadi organisme penyebab. ISK atas terjadi
pada uretra atau ginjal, sedangkan ISK bawah terjadi pada uretra dan kandung kemih.infeksi
dapat berasal darimana saja dari saluran perkemihan dan menyebar ke area lain. Infeksi
saluran kemih yang tidak diberi pengobatan dapat menyebabkan gagal ginjal.
Ada tiga sumber utama untuk masuknya bakteri yang dapat menyebabkan infeksi
saluran kemih. Sumber infeksi yang paling banyak adalah melalui meatus, mengakibatkan
infeksi asenden. Infeksi desenden berasal dari darah atau limfe dan sering mengakibatkan
pielonefritis-infeksi pada ginjal.hal ini menjadi infeksi saluran kemih yang serius karena
sering menyebabkan terjadinya gagal ginjal (Conway,1989)
ISK lebih sering terjadi pada wanita dewasa dan meningkat insidennya sesuai
pertambahan usia dan aktivitas seksual. Meskipun alasan ini tidak dimengerti dengan jelas,
diperkirakan wanita lebih mudah mendapatkan infeksi daripada pria disebabkan karena uretra
wanita lebih pendek dan tidak mempunyai substansi antimikroba seperti yang di temukan
pada cairan seminal.
Jenis ISK:

Uretritis-uretra
Sistitis-kandung kemih
Uretritis-ureter
Pielonefritis-ginjal
Uretritis gonore merupakan suatu penyakit menular seksual yang

disebabkanolehkuman neisseria gonorrhoeae. Penaganannya yang sulit


menyebabkan penyakit initidak terbatas hanya pada suatu negara, tetapi sudah menjadi
masalah dunia terutama pada negara berkembang atau sedang berkembang seperti Asia
Selatan dan Tenggara,Sub Sahara Afrika dan Amerika Latin

Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami gambaran tentang asuhan keperawatan dengan pasien uretritis

Tujuan Khusus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Mahasiswa dapat memahami pengertian


Mahasiswa dapat memahami etiologi
Mahasiswa dapat memahami patofisiologi
Mahasiswa dapat memahami klasifikasi
Mahasiswa dapat memahami manifestasi klinis
Mahasiswa dapat memahami tindakan
Mahasiswa dapat memahami komplikasi
Mahasiswa dapat memahami pemeriksaan diagnosa
Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan uretritis

URETRITIS
PENGERTIAN
Uretritis adalah inflamasi uretra. Uretritis biasanya merupakan infeksi asending pada lakilaki. Pada wanita, uretritis dihubungkan dengan sistitis atau vaginitis.uretritis biasanya adalah

suatu infeksi yang menyebar naik yang di golongkan sebagai gonoreal atau non gonoreal.
Namun demikian, kedua kondisi tersebut dapat terjadi pada satu pasien.(Nursalam,2008).
Uretritis yaitu inflamasi pada uretra, keadaan ini kerap kali merupakan gejala penyakit
gonore, dapat pula disebabkan oleh mikroorganisme.(Barbara.2005).
Uretritis adalah peradangan yang terjadi pada uretra (Anonym 1997).
Urethritis juga merupakan salah satu sindroma dari penyakit menular seks(PMS),urethritis
secara spesifik dapat terbagi 2 yaitu gonococal urethritis dannongonococal urethritisUrethritis
merupakan peradangan pada saluran kencing atau urethra, yangterjadi pada lapisan kulit
urethra, disebabkan oleh bakteri-bakteri yang menyerangsaluran kemih seperti Chlamydia
trachomatis, neisseria gonorrhoae, tricomonalvaginalis dan lain-lain. peradangan ini biasanya
terjadi pada ujung urethra atau urethra bagian posterior, urethritis juga merupakan salah satu
dari infeksi dari saluran kemihyaitu urethra, prostate, vas deferens, testis atau ovarium, bulibuli, ureter sampai ginjal.Dan dapat dikatakan sebagai bagian dari infeksi saluran kemih
superficial atau mukosayang tidak menandakan invasi pada jaringan.
ETIOLOGI
Kuman Gonorrhoe (N.Gonorhoe)
Kuman Non-Gonorrhoe (Klamidia Trakomatik / Urea Plasma Urelytikum)
Tindakan invasif
Iritasi batu ginjal
Trihomonas vaginalis
Organisme gram negatif :
-

Escherichia coli

Entero bakteri

Pseudomonas

Klebsiella dan Proteus

PATOFISIOLOGI
- Invasi kuman (gonorrhoe, trihomonas vaginalis gram negatif) uretritis
- Iritasi (iritasi batu ginjal, iritasi karena tindakan invasif menyebabkan retak dan
permukaan mukosa pintu masuknya kuman proses peradangan uretritis).

Pada kebanyakan kasus organisme penyebab dapat mencapai kandung kemih melalui uretra.
Infeksi ini sebagai sistitis, dapat terbatas di kandung kemih saja / dapat merambat ke atas
melalui uretra ke ginjal. Organisme juga dapat sampai ke ginjal atau melalui darah / getah
bening, tetapi ini jarang terjadi. Tekanan dari kandung kemih menyebabkan saluran kemih
normal dapat mengeluarkan bakteri yang ada sebelum bakteri tersebut sampai menyerang
mukosa.
Obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih mengakibakan penimbunan
cairan, bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. Hal ini dapat menyebabkan atrofi hebat
pada parenkim ginjal / hidronefrosis. Disamping itu obstruksi yan6g terjadi di bawah
kandung kemih sering disertai refluk vesiko ureter dan infeksi pada ginjal. Penyebab umum
obstruksi adalah jaringa parut ginjal dan uretra, batu saluran kemih, neoplasma, hipertrofi
prostat, kelainan kongenital pada leher kandung kemih dan uretra serta penyempitan uretra.
PATHWAY

Invasi kuman bakteri ke uretra


Ketidakmampuan pertahanan
lokal terhadap infeksi

Latihan kandung kemih

Penempelan bakteri di urotelium


uretra

Penggunaan kateter intermitten


berulang

Uretritis

Respon traumatik pada uretra

Ketidaktahuan dalam proses


transmisi penyakit

Reaksi infeksi-inflamasi lokal


Nyeri lokal

KLASIFIKASI
Risiko tinggi penularan penyakit

Nyeri Akut

Piuria, disuria

1. Uretritis Akut
Biasanya terjadi karena asending infeksi, atau sebaliknya oleh karena prostat mengalami
Retensi urin
Manejemen regimen
infeksi. Keadaan ini sering diderita oleh kaum pria.
terapeutik tidak efektif

Tanda dan gejala :


- Mukosa merah dan edema.
- Terdapat cairan eksudat yang purulent.
- Ada ulserasi pada uretra.
- Ada rasa gatal yang menggelitik
- Pada pria pembuluh darah kapiler melebar, kelenjar uretra tersumbat oleh
kelompok nanah
- Pada wanita jarang ditemukan uretritis akut, kecuali bila pasien menderita
gonorhoe.

Pemeriksaan Diagnostik :

Dilakukan pemeriksaan terhadap sekret uretra untuk mengetahui kuman penyebab.


Tindakan Pengobatan :
a. Pemberian antibiotika

b. Bila terjadi striktura, dilakukan dilatasi uretra dengan menggunakan bougie.


Komplikasi :
1. Prostatitis
2. Peri uretral abses yang dapat sembuh, kemudian menimbulkan striktura atau
Fistul uretra.
2. Uretritis Kronis

Penyebab :
- Pengobatan yang tidak sempurna pada masa akut.
- Prostatitis kronis.

- Striktura uretra.
Tanda dan gejala :
- Mukosa terlihat granuler dan merah

- Getah uretra (+), dapat dilihat pada pagi hari sebelum miksi pertama.
Prognosa :

Bila tidak diobati dengan baik, infeksi dapat menjalar ke kandung kemih, ureter & ginjal.
Tindakan pengobatan :
- Pemberian antibiotik

- Banyak minum untuk melarutkan bakteri (+ 3000 cc/ hari).


Komplikasi :
1.

Radang dapat menjalar ke prostate

2.

Prostatitis

Prostatitis bakterial akut terjadi dengan gejala-gejala infeksi saluran kemih bagian
bawah, nyeri di perineum atau obstruksi. Hasil pemeriksaanmenunjukkan prostat yang
membengkak dan lunak. Urinalisis biasanya menunjukkan piuria dan bakteriuria dengan hasil
kultur uropatogen yang khas.
3. Uretritis Gonokokus
o Penyebab Neisseria Gonorhoeoe (gonokokus)
o Tanda dan Gejala Sama dengan tanda dan gejala pada uretritis akut, karena uretritis ini
adalah bagian dari uretritis akut
o Prognosa Infeksi: dapat menyebar ke proksimal uretra.
o Komplikasi
o Infeksi yang menyebar ke proksimal uretra menyebabkan peningkatan frekuensi
kencing
o Gonokokus dapat menebus mukosa uretra yang utuh,mengakibatkan terjadi infeksi
submukosa yang meluas ke korpusspongiosum
o Infeksi yang menyebabkan kerusakan kelenjar peri uretra akanmenyebabkan terjadinya
fibrosis yang dalam beberapa tahun kemudianmengakibatkan striktura uretra.
(underwood,1999)

4. Uretritis Non Gonokokus (Non Spesifik)


Uretritis non gonokokus (sinonim dengan uretritis non spesifik) merupakan penyakit
yang ditularkan melalui hubungan seksual yang paling seringdiketemukan. Pada pria,
lender uretra yang mukopurulen dan disuria terjadidalam beberapa hari sampai beberapa
minggu setelah melakukan hubungankelamin dengan wanita yang terinfeksi. Lendir
mengandung sel nanah tetapigonokokus tidak dapat di deteksi secara mikroskopis atau
kultur (Underwood,1999)

InsidenMasih merupakan penyakit yang sering terjadi pada banyak bagian


dunia,insiden berhubungan langsung dengan promiskuitas dari populasi

Etiologi
Infeksi hampir selalu didapat selama hubungan seksual. Gonokokusmembelah diri
pada mukosa yang utuh dari uretra anterior dan setelah itumenginvasi kelenjar peri

uretral, dengan akibat terjadinya bakteremia danketerlibatan limfatik.


Makroskopik

Peradangan akut dari mukosa uretra, dengan eksudat yang purulenta pada permukaan;
dapat terjadi ulserasi dari mukosa

MANIFESTASI KLINIS
1. Terkadang asimptomatis
2. Rasa gatal dan terbakar di sekitar uretra
3. Cairan dari uretra: pada prepusium, dapat berwarna bening, kental, pekat, atau
purulent
4. Disuria atau sering berkemih
5. Gangguan rasa nyaman pada penis
6. Adanya pus pada awal miksi
7. Nyeri pada saat miksi
8. Kesulitan untuk memulai miksi
9. Nyeri pada abdomen bagian bawah
10. Mukosa memerah dan edema
11. Ada ulserasi pada uretra
TINDAKAN
1. Antimikroba: tetrasiklin, quinolon, atau eritromisin efektif pada beberapa kasus
uretritis nongonokokus; metronidazol di pakai jika penyebabnya trikomonas
2. Peneilin: yang resisten penisilin diberikan cephalosporin, dan quinolon dapat di
gunakan mengobati uretritis gonokokus; dosis besar pemberian tunggal efektif
KOMPLIKASI
1. Prostatitis, epididimitis, struktur uretra, dan mandul berhunungan dengan sumbatan
saluran vasoepididinal
2. Infeksi rektal, paringitis, konjungtivitis, lesi kulit, dan arthritis dengan infeksi
gonokokus

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Kultur urine : Mengidentifikasi organisme penyebab


Urine analisis/urinalisa : Memperlihatkan bakteriuria, sel darah putih, danendapan sel

darah merah dengan keterlibatan ginjal


Darah lengkap
Sinar-X ginjal, ureter dan kandung kemih mengidentifikasi anomali struktur nyata.
Pielogram intravena (IVP) : Mengidentifikasi perubahan atau abnormalitasstruktur
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN URETRITIS

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Kaji riwayat kontak seksual tanpa perlindungan
2. Kaji tanda dan gejala gangguan perkemihan serta saluran reproduksi
3. Lakukan pemeriksaan genitalia untuk mengetahui infeksi internal

1.

Identitas

- Usia

: Semua usia bisa terkena penyakit ini, biasanya lebih sering pada umur >45

thun.
- Jenis kelamin : Perempuan lebih rentan terkena uretritis dibanding laki-laki.
-

Alamat/tempat tinggal :

Tempat/daerah yeng sering terjadi/sebagai faktor resiko

peyebaran, seperti daerah lokalisasi, daerah perairan, dsb.


2.

Riwayat Penyakit

- Riwayat penyakit sekarang : Masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri dan panas pada
daerah kelamin terutama pada saat berkemih, kadang juga disertai darah dan nanah.
- Riwayat penyakit dahulu : Penyebab penyakit biasanya akibat dari penyakit DM
3.

Observasi & Pemeriksaan Fisik


Observasi Tanda-tanda Vital

S : Suhu meningkat (biasanya antara 37,5-38,5 C)

N : Nadi meningkat (biasanya >100 x/mnt)

RR : Pernafasan normal (18-20 x/mnt)

TD : Tekanan darah normal (110/70-130/90 mmHg)

PEMERIKSAAN FISIK
a. Pola Sehat
Riwayat penyakit sekarang : kaji dengan PQRST
Riwayat penyakit terdahulu : Apakahklien pernah atau sedang mengalami penyakit
kelamin. Apakah klien pernah mengalami lesi local yang berlokasi dekat uretra

b. Pola aktifitas sehari-hari


Nutrisi
Kaji pola nutrisi klien apakah klien mengalami mual, muntah atauanoreksia

berhubungan dengan adanya rasa nyeri dan adanya inflamasiuretra


Eliminasi
Perubahan pola eliminasi berkemih biasanya ; terjadi penurunanfrekuensi / oliguri.
Istirahat / tidur
Apakah klien mengalami gangguan tidur, keletihan, kelemasan,malaise dikarenakan
adanya inflamasi uretra dan adanya rasa nyeri.Apakah klien mengalami gangguan
tidur karena ansietas / ketakutanterhadap penyakitnya.

c. Riwayat psikologis
Kaji bagaimana status emosi, gaya komunikasi, konsep diri, dan gambarandiri klien
berhubungan dengan penyakityang dideritanya.
d. Riwayat social ekonomi
Pengkajian riwayat social ekonomi dapat memberikan sedikit gambaran penyakit
klien. Misalnya yang suka berganti ganti pasangan dapat mudahterkena uretritis
karena ia mudah terkena penyakit kelamin.
e. Pemeriksaan wajah
Amati apakah klein mengalami konjunktivitis karena dengan adanyakonjunktivitis
dapat menunjukkan terjadinya uretritisabakterial penyakitreiter

f. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi
: Bagaimanakah bentuk abdomen
Palpasi
: Adakah nyeri tekan
Auskultasi : adakah peningkatan bising usus atau gangguan konstraksi otot polos
ureter yang menyebabkan gangguan miksi.
g. Pemeriksaan Genetalia
Inpeksi
Pada penderita uretritis adanya mukosa merah udematus.Terdapat cairan eksudat

purulen.Ada ulserasi diuretraAdanya pus.Peradangan akut uretra


Palpasi
Ada nyeri tekan pada genetalia karena adanya inflamasi
Auskultasi
Adanya gangguan kontraksi otot polos uretra sehingga terjadi kesulitanmiksi

h. Pemeriksaan persistem
Pemeriksaan S.Pernafasan

Pernafasan pendek, karena menahan nyeri (nyeri daerah simpisis pubis)


Pemeriksaan S.Kardiovaskuler
Tidak ada gangguan pada sistem kardiovaskuler
Pemeriksaan S.Persepsi-sensori
Tidak ada gangguan pada sistem persersi-sensori
Pemeriksaan S.Muskulus
Tidak ada gangguan pada sisitem muskulus
Pemeriksaan S.Pencernaan
Abdomen tegang dan nyeri tekan pada daerah simpisis pubis/perut bagian bawah.
Pemeriksaan S.Perkemihan
Nyeri dan panas saat berkemih, terjadi disuria, hematuria, & piuria

ANALISA DATA
Data Subyektif :

Klien mengeluhkan rasa nyeri di daerah uretra dan sekitarnya


Klien mengeluhkan adanya pus dan kemerahan di penis
Klien mengeluhkan nyeri saat BAK
Klien mengatakan kecemasan terhadap penyakitnya

Data Obyektif :

Mukosa merah
Terdapat cairan eksudat
Terdapat cairan ulserasi uretra
Mikroskopis : infiltrasi dari leukosit, sel plasma, sedikit sel leukosit,fibroblas
bertambah

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan pada uretra
2. Gangguan perubahan eliminasi urine berhubungan denganobstruksi/edema/proses
peradangan pada saluran kemih
3. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan pada saluran kemih
4. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan terhadap penyakit
5. Resiko infeksi berhubungan dengan penyebaran patogen secara sistemik

RENCANA KEPERAWATAN
N
O
1.

DIAGNOSA

NOC

NIC

Domain 12

Setelah dilakukan tindakan

Kelas 1

keperawatan

Kode dx (00132)

.x 24 jam nyeri akut

pengkajian nyeri

Nyeri akut

teratasi, dengan Kriteria

secara

Factor Berhubungan

hasil :

komprehensif

dengan:

termasuk lokasi,

Agens cedera mis.


Biologis, zat kimia, fisik,
psikologis

Batasan karakteristik:

Perubahan selera makan


Perubahan tekanan darah
Perubahan frekuensi

jantung
Perubahan frekuensi

pernapasan
Laporan isyarat
Diaphoresis
Perilaku distraksi
Mengekspresikan

Pain level
Pain control
Comfort level
Mampu
mengontrol

karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas dan factor

nyeri (tahu penyebab

nyeri)
Mampu menggunakan

untuk

mengurangi

nyeri

(mencari

terapeutik untuk
mengetahui

nyeri berkurang dengan

pengalaman nyeri

menggunakan

menghindari nyeri
Sikap tubuh melindungi
Dilatasi pupil
Fokus pada diri sendiri
Gangguan tidur

nyeri)
Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
Tanda vital dalam
rentang normal

klien
Kaji kultur yang
mempengaruhi

nyeri (skala, intensitas,


frekuensi, dan tanda

ketidaknyamanan
Gunakan tehnik
komunikasi

bantuan)
Melaporkan bahwa

manajemen nyeri
Mampu mengenali

presipitasi
Observasi reaksi
non verbal dari

tehnik non-farmakologi

perilaku
Masker wajah
Perilaku berjaga-jaga
Focus menyempit
Indikasi nyeri yang dapat
diamati
Perubahan posisi untuk

selama

Pain management
Lakukan

respon nyeri
Evaluasi
pengalaman nyeri

masa lampau
Evaluasi bersama
klien dan tim
kesehatan lain
tentang
ketidakefektifan,

Melaporkan nyeri secara


verbal

control nyeri masa

lampau
Bantu klien dan
keluarga untuk
mencari dan
menemukan

dukungan
Kontrol
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan

kebisingan
Kurangi factor

presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi , non
farmakologi dan

interpersonal)
Kaji tipe dan
sumber nyeri
untuk menentukan

intervensi
Ajarkan tentang
tehnik non

farmakologi
Berikan analgetik
untuk mengurangi

nyeri
Evaluasi
keefektifan

kontrol nyeri
Tingkatkan

istirahat
Kolaborasikan
dengan dokter

Analgesic

administration
Tentukan lokasi ,
karakteristik,
kualitas dan
derajat nyeri
sebelum

pemberian obat
Cek instruksi
dokter tentang
jenis obat, dosis,

dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Beri analgetik
yang diperlukan
atau kombinasi
dari analgesic
ketika pemberian

lebih dari 1
Tentukan pilihan
analgesic
tergantung tipe

dan beratnya nyeri


Tentukan
analgesic pilihan ,
rute pemberian

dan dosis optimal


Pilih rute
pemberian secara
IV, IM, untuk
pengobatan nyeri
secara teratur

Monitor vital sign


sebelum dan
sesudah
pemberian
analgesic pertama

kali
Berikan analgesic
tepat waktu
terutama saat nyeri

2.

hebat
Gangguan Eliminasi
ElEliminasi urin
MManajemen cairan
Klien diharapkan mampu
Defenisi :
Intrevensi yang akan
untuk:
disfungsi dalam eliminasi Pola eliminasi
dilakukan :
Bau urin
urine
Jumlah urin
Timbang BB tiap hari
Warna urin
Hitung haluran
Partikel urin yang bebas
Pertahankan intake yang
Kejernihan urin
akurat
Pencernaan cairan yang
Pasang kateter urin
adekuat
Monitor status hidrasi
Keseimbangan intake dan
(seperti
:kelebapan
output dalam 24 jam
Urin yang keluar disertai mukosa membrane, nadi)
Monitor TTV
nyeri
Monitor adanya indikasi
Urin yang tak lancar
retensi/overload
cairan
keluar
(seperti :edem, asites,
Urin yang keluar dengan
distensi vena leher)
tergesa-gesa
Monitor perubahan BB
Pengawasan urin
Pengosongan kandung

klien

kemih dengan lengkap


Tahu akan keluarnya urin

sesudah dialisa
-

3.

sebelum

dan

Monitor status nutrisi

Hipertermi

NOC:

NIC

Definisi

Termoregulation

Fever Treathment

Peningkatan suhu tubuh di

Kriteria hasil:

Monitor suhu sesering

mungkin
Monitor IWL

atas ukuran normal .

Suhu tubuh dalam


rentang normal

Batasan karakteristik:

Konfulasi
Kemerahan
Peningkatan suhu tubuh

di atas kisaran normal


Kejang
Takikardi
Takipnea
Kulit terasa hangat

Nadi dan respirasi

dalam rentang normal


Tidak ada perubahan

suhu kulit
Monitor tekanan drah

warna kulit dan tidak

nadi dan RR
Monitor penurunan

tingkat kesadaran
Monitor WBC, HB,

dan HCT
Monitor input dan

output
Berikan antipiretik
Berikan pengobatan

ada pusing

Faktor yang

berhubungan:
Anastesi
Penurunan respirasi
Dehidrasi
Pemajanan kuman yang

panas
Penyakit
Pemakaian pakaian yang

Monitor warna dan

untuk mengatasi

penyebab demam
Selimuti pasien
Lakukan tapid sponge
Kolaborasi pemberian

tidak sesuai dengan suhu

cairan intravena
Kompres pasien pada

lingkungan
Penigkatan laju

lipat paha dan aksila


Tingkatkan sirkulasi

metabolisme
Wedikasi
Aktifitas berlebihan

udara
Berikan pengobatan
untuk mencegah
terjadinya menggigil

temperatur regulation
Monito suhu tiap 2

jam
Rencanakan
monitoring suhu

secara kontinu
Monitor TD,nadi dan

RR
Monitor warna dan

suhu kulit
Monitor tanda-tanda
hipertermi dan
hipotermi

Tingkatkan intake

cairan dan nutrisi


Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya

kehangatan tubuh
Ajarkan pada pasien
cara mencegah

keletihan akibat panas


Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan
suhu dan
kemungkinan efek
negatif dari

kedinginan
Beritahukan tentang
indikasi terjadinya
keletihan dan
pengalaman
emergency yang

diperlukan
Ajarkan indikasi dari
hipertermi dan
penangan yang

diperlukan
Berikan antipiretik
jika perlu

Vital Sign Monitor

Monitor tekanan

darah, nadi suhu, RR


Catat adanya fluktuasi

tekanan darah
Monitor VS saat
pasien berbaring,

duduk atau berdiri


Auskultasi tekanan

darah pada kedua


lengan dan

bandingkan
Monitor tekanan
darah, nadi,RR
sebelum selama dan

setelah aktivitas
Monitor kualitas dari

nadi
Monitor frekuensi dan

irama pernaasan
Monitor suara paru
Monitor ada

pernafasan abnormal
Monitor suhu warna

dan kelembaban suhu


Monitor sianosis

perifer
Monitor adanya
tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,

peningkatan sistolik
Identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign

4.

Ansietas
Domain 9 : Koping /

Kriteria Hasil :

pendekatan yang

Klien mampu

Toleransi Stres

mengidentifikasi

Kelas 2 : Respons Koping

dan

Perasaan tidak nyaman


atau kekhawatiran yang

gejala cemas
Mengidentifikasi,
mengungkapkan

menenangkan
Nyalakan dengan
jelas harapan

mengungkapkan
Definisi :

Gunakan

terhadap pelaku

pasien
Jelaskan semua

samar disertai respon


autonom ( suber sering kali
tidak spesifik atau tidak
dketahui oleh individu );
perasaan takut yang

dan menunjukan

prosedur dan apa

tehnik untuk

yang dirasakan

mengontril cemas
Vital sign dalam

batas normal

npasien terhadap

disebabkan oleh antisipasi


terhadap bahaya.
Hal ini merupakan

Postur tubuh, ekspresi

wajah, bahasa tubuh dan

isyarat kewaspadaan yang

tingkat aktifitas

memperingatkan individu

menunjkan berkurangnya

akan adanya bahaya dan

kecemasan

selama prosedur
Pahami prespektif
situasi stres
Temani pasien
untuk memberikan
keamanan dan

mengurangi takut
Berikan informasi

memampukan imdividu

faktual mengenai

untuk bertindak menghadapi

diagnosis,

ancaman.

tindakan prognosis
Dorong keluarga

untuk menemani

Ditandai dengan

Gelisah
Insomnia
Resah
Ketakutan
Sedih
Fokus pada diri
Kekhawatiran
Cemas

anak
Lakukan back /

neck rub
Denagrkan dengan

penuh perhatian
Identifikasi tingkat

kecemasan
Bantu pasien
mengenal situasi

Batasan Karakteristik

yang
Perilaku

menimbulkan

Penurunan

produktivitas
Gerakan yang trelevan
Gelisah
Melihat sepintas
Insomia
Kontak mata yang

kecemasan
Dorong pasien

buruk
Mengekspresikan
kekhawatiran krena

mengungkapkan
perasaan,

kelakuan, persepsi
Instruksikan
pasien
menggunakan

perubahan dalam

peristiwa hidup
Angitasi
Mengintai
Tampak waspada

Gelisah, Distres
Kesedihan yang

mendalam
Ketakutan
Perasaan tidak adekuat
Berfokus pada diri

sendiri
Peningkatan

kewaspadaan
Iribilitas
Gugup
Senang berlebihan
Rasa nyeri yang
meningkatkan
ketidakberdayaan
Peningkatan rasa
ketidakberdayaan yang

persisten
Bingung
Menyesal
Ragu / tidak percaya

diri
Khawatir

Fisiologi

Wajah tegang
Tremor tangan
Peningkatan keringat
Peningkatan

ketegangan
Gemetar
Tremor
Suara bergetar

Simpatik

untuk
mengurangikecem
asan

Afektif

teknik relaksasi
Berikan obat

Anoreksia
Eksitensi

kardiovaskuler
Diare
Mulut kering
Wajah merah
Jantung berdebar-debar
Peningkatan tekanan

darah
Peningkatan denyut

nadi
Peningkatan refleks
Peningkatan frekuensi

pernapasan
Pupil melebar
Kesulitan bernapas
Vasokontriksi

superficial
Lemah, kedutan pada
otot

Para simpatik

Nyeri abdomen
Penurunan tekanan

darah
Penurunan denyut nadi
Diare
Vertigo
Letih
Mual
Ganguan tidur
Kesemutan pada

exstremitas
Sering berkemih
Dorongan segera
berkemih

Kognitif

Menyadari gejala

fisiologis
Bloking fikiran,

Konfusi
Penurunan lapang,

persepsi
Kesulitan

berkonsentrasi
Penurunan kemampuan

untuk belajar
Penurunan kemampuan
untuk memecahkan

masalah
Ketakutan terhadap
konsekwensi yang tidak

spesifik
Lupa, Gangguan

perhatian
Khawatir
Melamun
Cenderung
menyalahkan orang lain

Faktor yang berhubungan

Perubahan dalam
( status ekonomi,
lingkungan, status
ksesehatan pola
interaksi, fungsi peran

status peran )
Pemajanan toksin
Terkait keluarga
Herediter
Infeksi / kontaminan

interpersonal
Penularan penyakit

interpersonal
Krisis maturasi
Krisis situasional
Steres, Ancaman

kematian
Penyalahgunaan zat
Ancaman pada ( status
ekonomi, lingkungan,
status kesehatan, pola
interaksi, fungsi peran,
status peran, konsep

diri)
Konflik tidak disadari
mengenai tujuan

penting hidup
Konflik tidak disadari
mengenai nilai yang

esensial / penting
Kebutuhan yang tidak
dipenuhi

5.

Resiko Infeksi

Kriteria Hasil :

lingkungan
Domain 11 : Keamanan / Klien bebas dari tanda Bersihkan
setelah dipakai pasien
Perlindungan
dan gejala infeksi
Mendeskripsikan proses

Kelas 1 : Infeksi
NDX 00004

penularan

Definisi: Peningkatan resik

factor

mempengaruhi

masuknya

organisme

penyakit,
yang

penularan

Faktor-faktor resiko :

penatalaksanaannya,
Menunjukkan

Prosedur Invasif
Ketidakcukupan
pengetahuan

kemampuan
untuk

mencegah

menghindari

paparan

peningkatan

paparan Menunjukkan

teknik

isolasi
Batasi pengunjung bila

perlu
serta Instruksikan

patogen.

lain
Pertahankan

pada

pengunjung

untuk

mencuci tangan saat


untuk
timbulnya

berkunjung dan setelah


berkunjung

infeksi
meninggalkan pasien
patogen.
sabun
Jumlah leukosit dalam Gunakan
Trauma
antimikrobia untuk cuci
batas normal
Kerusakan jaringan dan
lingkungan
Ruptur

hidup sehat

setiap

sebelum dan sesudah

farmasi

tindakan keperawatan
Gunakan baju, sarung

amnion
Agen

(imunosupresan)
Malnutrisi
Peningkatan
paparan

lingkungan patogen
Imunosupresi
Ketidakadekuatan imun
buatan
Tidak

tangan
Cuci
tangan

membran

perilaku

adekuat

pertahanan

sekunder

(penurunan

Hb,

Leukopenia, penekanan

tangan

sebagai

pelindung
Pertahankan

alat

lingkungan

aseptik

selama

pemasangan alat
Ganti letak IV perifer dan
line

central

dressing

dan
sesuai

dengan petunjuk umum


Gunakan
kateter

respon inflamasi)
Tidak
adekuat
pertahanan tubuh primer
(kulit tidak utuh, trauma
jaringan,

penurunan

intermiten
menurunkan

infeksi

kandung kencing
Tingktkan intake nutrisi
Berikan terapi antibiotik
bila perlu

kerja silia, cairan tubuh


statis,

untuk

perubahan

sekresi pH, perubahan


peristaltik).
Penyakit kronik

Infection

Protection

(proteksi

terhadap

infeksi)
Monitor

tanda

dan

gejala infeksi sistemik

dan lokal
Monitor

granulosit, WBC
Monitor
kerentanan

terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Saring
pengunjung

hitung

terhadap

penyakit

menular
Partahankan

teknik

aspesis pada pasien

yang beresiko
Pertahankan

isolasi k/p
Berikan
kuliat

teknik

perawatan

pada

epidema
Inspeksi

area

kulit

dan

membran

mukosa

terhadap

kemerahan,

panas, drainase
Ispeksi kondisi luka /

insisi bedah
Dorong
masukkan

nutrisi yang cukup


Dorong
masukan
cairan

Dorong istirahat
Instruksikan
pasien
untuk minum antibiotik

sesuai resep
Ajarkan pasien

dan

keluarga

dan

tanda

gejala infeksi
Ajarkan

menghindari infeksi
Laporkan kecurigaan

cara

infeksi
Laporkan kultur positif

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Uretritis adalah peradangan pada uretra, infeksi ini disebabkan oleh kuman
gonorroe atau kuman lain, kadang-kadang uretritis trjadi tanpa adany bakteri.
Uretritis akut biasanya terjadi karena naiknya infeksi atau sebaliknya, oleh
karena prostat mengalami infeksi. Keadaan ini lebih sering diderita oleh kaum lakilaki. Tanda dan gejala uretritis meliputi daerah mukosa meraha edema, terdapat cairan
eksudat yang purulen, ada ulserasi pada uretra, ada rasa gatal yang menggelitik, gejala
yang khas pada uretritis GO, yaitu good morning sign. Pada laki-laki pembuluh
darah kapiler melebar, kelenjar uretra tersumbat oleh kelompok nanah.pada
perempuan, jarang ditemukan uretritis akut, kecuali bila pasien menderita GO.
Pemeriksaan diagnnostik uretritis akut dilakukan pemeriksaan terhadap sekret
uretra untuk mengetahui kuman penyebab. Tindakan pengobatan dengan memberi
antibiotika. Bila terjadi struktur dilakukan dilatasi uretra dengan menggunakan
boligit. Bila komplikasi berikan antibiotika.
Uretritis kronik. Infeksi ini disebabkan oleh pengobatan yang tidak sempurna
pada masa akut, prostatis kronik, atau striktura uretra. Tanda dan gejala infeksi ini
berupa mukosa terlihat ganular dan merah dan getah uretra dengan baik, infeksi dapat
menjalar ke kandung kemih, ureter, ginjal. Tindakan pengobatan dilakukan dengan
pemberian kemoterapi berantibiotika atau banyak minum untuk melarutkan

bakteri(kurang lebih 3000 cc/ hari). Komplikasi gangguan ini berupa radang yang
dapat menjalar ke prostat.
B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu saya mengharapkan dan saya menerima dengan tangan
terbuka masukan ataupun saran yang dapat mendukung dan membangun demi
kesempurnaan pembuataan makalah ini dari pembaca

DAFTAR PUSTAKA

Judith M. Wilkinson dan Nancy R.Ahern.2002.BUKU SAKU Diagnosis

Keperawatan ed.9.Jakarta:EGC
DR. Nursalam, M.Nurs. (Hons) dan Fransisca B.B, S.Pd., S.Kep.,Ns.2006.Asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan Sistem Perkemihan.Jakarta: Salemba

Medika
Barbara Engram.2002.RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL-BEDAH

VOL 1.Jakarta: EGC


Dr.Sapto Harnowo dan Fitri h. Susanto, S.Kp.2000.KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH Untuk Akademi Keperawatan (MA 320).Jakarta: Widya Medika

https://www.scribd.com/doc/108551717/BAB-I-URETRITIS
http://sehat-sakit-stikes.blogspot.com/2012/07/askep-uretritis.html

Anda mungkin juga menyukai