Anda di halaman 1dari 26

KOLOI

D
Ulfah Naida Marbun
1507117665
TEKNIK KIMIA S1-C

Berdasarkan dari besarnya


ukuran partikel zat terdispersi
(zat terlarut) maka sistem
dispersi dapat dibedakan
menjadi 3 macam , yaitu :

1. Dispersi Halus
(Larutan)
Disebut juga sebagai dispersi molekuler, yaitu
sistem dispersi yang diameter fasa terdispersinya < 10 7

cm. Sistem ini bersifat homogen dan tampak jernih.

Pengendapan tidak akan terjadi sehingga dengan


penyaringan zat terdispersi tidak dapat dipisahkan dari
mediumnya, Contohnya : dispersi gula dalam air.

2. Dispersi Koloid
(Koloid)
Sistem dispersi yang diameter fasa terdispersinya antara
10-7 10-5 cm. Sifat-sifatnya terletak diantara suspensi dan
larutan sejati, tidak bersifat homogen ataupun heterogen.
Sistem ini senantiasa keruh dan tidak terjai pengendapan
sebagai penyaringan fasa terdispersi tidak dapat dilakukan.
Contoh : dispersi susu dalam air.

3. Dispersi Kasar
(Suspensi)
Sistem dispersi yang diameternya >10 -5 cm. Sistem ini
mula-mula keruh tetapi dalam beberapa saat segera tampak
jelas batas antara fasa terdispersi dengan medium
pendispersinya. Karena terjadi pengendapan maka dengan
cara penyaringan dapat dipisahkan kembali fasa terdispersi
dari mediumnya. Contoh : dispersi pasir dalam air.

Berikut adalah perbandingan


sifat larutan, koloid, dan
suspensi

Jenis-Jenis
Koloid

1.
SOL
Sistem koloid dari partikel padat
yang terdispersi disebut sol. Ada dua
jenis sol, yaitu sol padat (padat dalam
padat) dan sol cair (padat dalam cair).

Agar-agar
(PadatCair)

pada sol cair, sol yang memadat


disebut gel. Koloid jenis sol banyak kita
temukan dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam industri.
Contoh sol: Agar-agar, lem kanji, air
sungai, cat, tinta, aloi, kaca berwarna.

Kaca
berwarna
(PadatPadat)

AEROSOL
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas
disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut
aerosol padat, jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol
cair.
Contoh aerosol padat: asap dan debu dalam udara.
Contoh aerosol : kabut dan awan.
Dewasa ini banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, seperti
semprot rambut (hair spray), semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot,
dan lain-lain. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan
pendorong (propelan aerosol). Contoh bahan pendorong yang banyak
digunakan adalah senyawa klorofluorokarbon (CFC) dan karbon dioksida.
Kabut
(Cair-Gas)

Asap
(PadatGas)

EMULSI
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain
disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi ini adalah dua jenis zat cair
itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan ke dalam dua
bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) dan emulsi air dalam
minyak (A/M). Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai semua zat cair
yang tidak bercampur dengan air. Contoh emulsi minyak dalam air
(M/A): santan, susu, kosmetik pembersih wajah (milk cleanser) dan
lateks. Contoh emulsi air dalam minyak (A/M): mentega, mayones,
minyak bumi, dan minyak ikan.
Margarin
(CairPadat)

Santan
(Cair-Cair)

Sistem koloid dimana gas yang menjadi


fase terdispersi disebut buih. Buih dapat

BUIH

dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke


dalam zat cair yang mengandung pembuih.
Buih digunakan pada berbagai proses,
misalnya buih sabun pada pengolahan bijih
logam, pada alat pemadam kebakaran, dan
lain-lain. Buih padat adalah buih dalam
medium pendispersi padat
Contoh: Batu apung, marshmallow, karet
busa. Buih cair adalah buih dalam medium

Batu
Apung
(GasPadat)

pendispersi cair
Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun
- Untuk pengelompokan buih, jika fase
terdispersi dan medium pendispersi sama-

Busa
Sabun
(Gas-Cair)

Medium
Fase
Pendispersi terdispersi

Jenis koloid

Contoh

Padatan

Padatan

Sol padat

Paduan logam

Padatan

Cairan

Emulsi Padat

Keju, mentega

Padatan

Gas

Busa Padat

Batu apung

Cairan

Padatan

Sol, gel

Cat, tinta

Cairan

Cairan

Emulsi

Susu, santan

Cairan

Gas

Buih atau busa Batu apung

Gas

Padatan

Aerosol Padat

Debu, asap

Gas

Cairan

Aerosol Cairan

Awan, kabut

SIFAT-SIFAT
KOLOID

Adalah penghamburan berkas cahaya oleh


dalam sistem koloid. Pertama kali dikemukakan
oleh seorang ilmuwan Inggeris bernama Jhon
Tyndall ( 1820-1893). Contoh efek Tyndall :
Langit berwarna biru karena penghamburan
cahaya oleh partikel-partikel hidrogen dan
oksigen dalam udara.
Berkas cahaya akan berdampak jelas jika
memasuki ruang gelap melalui suatu celah
karena terjadinya penghamburan oleh partikel
partikel itu dalam udara
Berkas cahaya jika dilewatkan dalam sistem
koloid akan terlihat jelas terjadi penghamburan,
sedang jika dilewatkan dalam suatu larutan itu
tak terlihat sebab partikel-partikel dalam larutan
terlalu kecil untuk memantulkan cahaya.
Partikel debu ( sebagai koloid) seolah-olah

Efek
Tyndall

Gerak
Brown
Gerak partikel- partikel dalam
sistem koloid yang terus menerus
dengan arah zig zag (random ).
Karena terjadi tumbukan antar
partikel. Hal ini pertama kali
diamati oleh Robert Brown pada
tahun 1827. Gerak brown dapat
diamati oleh miksroskop .

Partikel koloid menyerap ion-ion pada bidang


permukaan, yang menyebabkan partikel koloid
tersebut bermuatan listrik positip atau

Adsorpsi
Koloid

bermuatan listrik negatifPartikel koloid


menyerap ion-ion pada bidang permukaan,
yang menyebabkan partikel koloid tersebut
bermuatan listrik positip atau bermuatan listrik
negatif

Penggunaan sistem adsopsi

Penjernihan air keruh dengan menggunakan


tawas Kal(SO4)2 24 H2O

Penjernihan gula tebu dengan menggunakan


karbon aktif

Pengobatan sakit perut dengan


menggunakan tablet Norit

Yaitu peristiwa penggumpalan


( pengendapan partikel-partikel koloid

si
a
l
gu
a
o
K

jika ke dalam sistem itu ditambahkan


suatu elektrolit. Koagulasi biasa
digunakan untuk menjernihkan air
sungai.
Contoh koagulasi

Pembentukan delta dimuara sungai sebab


air sungai yang mengandung lumpur

koagulasi adalah :

dengan air laut yang melarutkan garam-

Dengan cara penambahan zat elektrolit

garam sebagai elektrolit

misalnya partikel-partikelkaret alam

Penggumpalan asap pabrik dengan

dalam lateks dikoagulasikan dengan

menggunakan alat katrel yang hubungkan

asam asetat.

dengan arus listrik

Beberapa caradalam melakukan

Penggumpalan getah karet jika


ditambahkan asam cuka

Semakin tinggi konsentrasi zat elektrolit,

Dengan cara mekanik yaitu diadakan


pengadukan, pemanasan, Pendinginan

Pencampuran dua jenis larutan


koloidyang bermuatan berlawanan.

Yaitu berpengaruhnya partikelpartikel koloid oleh medan listrik.


Elektrofores
is

Partikel koloid yang bermuatan


posistif akan bergerak ke elektroda
negatif dan sebaliknya. Pada
peristiwa ini partikel koloid akan
ternetralkan dan menggumpalkan
elektroda.

Yaitu cara membersihkan partikel-partikel


koloid dari ion-ion yang mengganggu
kestabilan koloid. Koloid dimasukkan dalam
kantong semipermeabel, kemudian kantong
tersebut dicelupkan ke dalam air yang
mengalir. Ion-ion pengganggu akan hanyut
oleh air sedangkan partikel koloid tetap
berada dalam kantong.

Dialisis

Pembuatan
Koloid

Kondensasi

Pembentukan koloid dengan mengubah partikel partikel


dari larutan sejati menjadi partikel- partikel koloid.

a.

Cara fisika

Pendinginan ( dapat dilakukan dengan


menurunkan kelarutan suatu zat terlarut
dengan cara mengubah pelarut atau
dengan cara pendinginan, contohnya
pembuatan sol belerang.

b. Cara Kimia :
Reaksi hidrolisis
FeCl3(aq) + H2O(aq) Fe(OH)3(s) + HCl(aq)
Fe(NO3)3(aq) + H2O(aq) Fe(OH)3 (s) +
HNO3(aq)
Reaksi Redoks ( jika mengalami perubahan
biloks)
Au3(aq)+ + Sn2+(aq) Au+(s) + Sn4+(aq)
Reaksi Pengenceran
AgNO3(aq) + HCl(aq) AgCl(s) + HNO3(aq)
AgOH(aq) + KCl(aq) AgCl(s) + KOH(aq)
2H3AsO3 + 3 H2S As2S3(s) + 6 H2O

Dispersi

Pembuatan dari suspensi


dengan memperkecil ukuran
partikel

a) Cara Mekanik : pembuatan koloid dengan


menggunakan alat tertentu seperti blender
b) Cara busur bredig : pembuatan koloid logam
dengan cara menjadikan logam sebagai
elektroda dicelupkan dalam air yang dialiri
arus listrik
c) Cara Peptisasi : Pembuatan koloid dengan
menambahkan ion sejenis pada suatu
endapan
AgCl(s) + Ag+ AgCl(s)

Contoh Koloid Dalam Kehidupan


Sehari-Hari
Sifat karakteristik kolid yang penting, yaitu sangat bermanfaat untuk
mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan
bersifat stabil untuk produksi skala besar. Oleh karena sifat tersebut, sistem koloid
menjadi banyak kita jumpai dalam industri (aplikasi kolid untuk produksi cukup
luas). Tetapi selain industri, sistem koloid juga banyak dapat kita jumpai dsalam
kehidupan kita sehari-hari, contohnya saja di alam, kedokteran, pertanian, dsb

Penggumpalan darah
Darah mengandung sejumlah kolid protein yangbermuatan negative. Jika

terdapat luka kecil, maka luka tersebut dapat doibati dengan pensil stiptik atau
tawas yang mengandung ion-ion Al+3 dan Fe+3, dimana ion-ion tersebut akan
membantu menetralkan muatan-muatan partikel koloid protein danmembnatu
penggumpalan darah.

Pembentukan delta di muara sungai


Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang bermuatan
negatif. Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+, Mg+2, dan Ca+2 yang bermuatan
positif. Ketika air sungai bertemu di laut, maka ion-ion positif dari air laut akanmenetralkan
muatan pasir dan tanah liat. Sehingga, terjadi koagulasi yang akan membentuk suatu delta.

Pengambilan endapan pengotor


Gas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses industri seringkali mangandung zatzat pengotor berupa partikel-partikel koloid. Untukmemisahkan pengotor ini, digunakan alat
pengendap elektrostatik yang pelat logamnya yang bermuatan akan digunakan untuk
menarik partikel-partikel koloid.

Pemutihan gula
Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid
tanah diatomae atau karbon, partikel-partikel koloid kemudian akan mengadsorbsi zat warna
tersebut. Sehingga gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan.

Anda mungkin juga menyukai