Anda di halaman 1dari 69

ABSTRAK

Kredit tidak bisa diperoleh tanpa menyerahkan barang jaminan terlebih dahulu, yang
kemudian ditaksir oleh juru taksir agar bisa memutuskan besarnya jumlah pinjaman bagi
debitur. Hal ini menunjukkan adanya korelasi antara barang jaminan dan kredit dalam proses
penaksiran tersebut. Penaksiran menjadi salah satu komponen yang sangat penting perannya
dalam manajemen Perum pegadaian, karena tidak akan ada fasilitas kredit tanpa adanya
barang jaminan dan tidak akan ada pemberian kredit tanpa proses penaksiran nilai jaminan
terlebih dahulu.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dan bersifat deskriptif
analitik. Tahapan pengumpulan datanya melalui wawancara dengan pihak pegadaian,
menggunakan buku-buku pokok dan naskah yang berkaitan dengan permasalahan.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yuridis formal, dan pendekatan filsafat
Hukum Islam. Untuk menganalisis data yang terkumpul digunakan cara kualitatif dengan
teknik deduktif dan induktif.
Ahli taksir di Perum Pegadaian bertugas menaksir nilai barang gadaian nasabah agar
permohonan kreditnya dapat dikabulkan sesuai dengan nilai jaminannya. Penaksiran barang
jaminan sangat menentukan jumlah kredit, dengan kata lain terdapat korelasi empiris antara
nilai jaminan dengan jumlah kredit sehingga implikasi terhadap jumlah kredit yang diperoleh
nasabah, maksimal 91 % untuk golongan A, 89 % untuk golongan B, dan 88 % untuk
golongan C dan D dari nilai taksiran.
Key word: penaksiran, nilai jaminan, kredit, pegadaian, fiqh muamalat

Anda mungkin juga menyukai