Anda di halaman 1dari 3

IBUPROFEN

Iburofen seperti juga naproxen dan diclofenac merupakan turunan asam propionat
dengan

efek

analgesik,

antipiretik,

dan

anti-inflamasi

yang

menonjol,

mencerminkan suatu penghambatan dari sintesis prostatglandin. Turunan asam


propionat sama bergunanya dengan salisilat dalam mengobati berbagai bentuk
dari arthritis termasuk osteoarthritis, rheumatoid arthritis, arthritis gout akut.
Ibuprofen sering diresepkan dalam dosis rendah yang bersifat analgesik tapi
mempunyai efek anti-inflamasi rendah. Perubahan struktur minor pada nukleus
ibuprofen menghasilkan fenoprofen, ketoprofen, flurbiprofen.

FARMAKOKINETIK
Secara umum ibuprofen beserta turunannya sangat cepat dan sangat efektif
diserap setelah pemberian peroral, dengan bioavailibilitas lebih besar 85%.
Puncak konsentrasi plasma terjadi antara 0,5 dan 3 jam tergantung jenis obat
yang dipilih. Seluruh jenis obat tersebut mengalir ke dalam cairan sinovial secara
perlahan dan masih terdapat dalam konsentrasi yang cukup tinggi di sinovial
walaupun konsentrasinya dalam plasma telah menurun. Ditribusi flurbiprofen
relatif cepat dalam cairan sinovial dan konsentrasinya sebanding dengan
konsentrasi plasma setelah 6 jam pemberian peroral.
Ibuprofen dieliminasi terutama melalui metabolisme secara luas di hati menjadi
hidroksil atau konjugasi karboksil dengan kurang dari 1% obat ditemukan dalam
urin dalam keadaan tidak dimetabolisme. Ibuprofen memiliki volume distribusi
yang relatif rendah (0,1 sampai 0,12 L/Kg). Waktu paruh eliminasinya berkisar
antara 2 hingga 4 jam.

FARMAKODINAMIK
Mekanisme kerja ibuprofen melalui inhibisi sintesis protatglandin dengan
menghambat cyclooxygenase I (COX I) dan cyclooxygenase II (COX II). Namun
tidak seperti aspirin, hambatan yang diakibatkan olehnya bersifat reversibel.
Dalam pengobatan dengan ibuprofen, terjadi penurunan perlepasan mediator dari

granulosit, basofil, dan sel mast, terjadi penurunan kepekaan terhadap bradikinin
dan histamin, mempengaruhi produksi limfokin dari limfosit T, melawan
vasodilatasi dan menghambat agregasi platelet.

PENGGUNAAN KLINIS
Ibuprofen dapat digunakan untuk mengurangi nyeri yang ringan hingga sedang,
khususnya nyeri oleh inflamasi seperti yang terdapat pada arthritis dan gout.
Beberapa pasien dalam rheumatoid arthritis dapat ditangani dengan baik
menggunakan ibuprofen, namun secara umum ibuprofen lebih berguna untuk
pasien peradangan yang ringan dan arthritis degeneratif. Flurbiprofen lebih
potensial sebagai anti-inflamasi dibandingkan dengan ibuprofen dan biasanya
dapat ditoleransi dengan baik. Ketoprofen dan fenopofen sering digunakan
sebagai terapi pengganti naproxen.

DOSIS
Untuk menggurangi nyeri ringan hingga sedang dosis dewasa penggunaan
ibuprofen peroral adalah 400 mg untuk nyeri haid 400 mg peoral kalau perlu.
Untuk arthritis rheumatoid

400-800 mg. Untuk demam pada anak-anak 5

mg/kgbb, untuk nyeri pada anak-anak 10 mg/kgbb, untuk arthritis juvenil 30-40
mg/kgbb/hari.

EFEK SAMPING
Secara umum semua turunan asam propionat memiliki efek iritasi gastrointestinal
dan ulserasi yang lebih kecil dibandingkan dengan pemberian salisilat. Fungsi
platelet mungkin dipenggaruhi dan berfariasi dari masing-masing turunannya.
Inhibisi dari sintisis protaglandin dapat memperburuk disfungsi ginjal pada
pasien dengan kelainan ginjal yang mana prostaglandin diperlukan untuk
mempertahankan aliran darah ginjal. Dapat juga menimbulkan suatu reaksi alergi
pada pasien yang hipersensitif. Efek gagal ginjal dapat berupa gagal ginjal akut,

nefritis interstisialis, dan sindrom nefrotik. Efek samping dari ibuprofen dapat berupa
kemerahan, pruritus, tinitus, pusing, nyeri kepala, cemas, meningitis aseptik, dan retensi
cairan disamping efek gastrointestinal (dapat diubahdengan penelanan bersama makanan).
Pemberian ibuprofen dalan jangka waktu yang lama berhubungan dengan agranulositosis dan
aplasi sumsum tulang granulositik.

INTERAKSI OBAT
Pemberian dengan aspirin meningkatkan pembersihan obat bebas (free drug clearance).
Dapat juga terjadi interaksi dengan koagulan namun jarang terjadi.

PERBANDINGAN DENGAN NSAIDs LAINNYA


Efek anti-inflamasi dari ibuprofen lebih besar dari pada aspirin pada dosis sekitar 2400 mg
per hari, efek anti-inflamasi ibuprofen setara dengan 4g aspirin.

Daftar Pustaka
1. Stoelting RK, Hiller SC. Pharmacology & Phisiology in Anesthetic Practice, 4thed.
USA: Lipincott Williams & Wilkins ; 2006. P 276-90.
2. Katzung B. Agoes HA (ed). Farmakologi Dasa rdan Klink. 6thed. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 1995. p 558-67.
3. Sinatra RS, Hord AH, Grinsberg B, et al. Acute Pain Mechanisms & Management,
Missouri: Mosby Year Book; 1992. P 112-121.
4. Trevor AJ, Katzung BG, Masters SB. Katzung & Trevors Pharmacology Examinition
& Board Review. USA: McGraw Hill; 2005. p 307-13.
5. Anderson PO, Knoben JE, Troutman WG. Handbook of Clinical Drug Data. USA:
McGraw Hill; 2002. p 20-21.

Anda mungkin juga menyukai