Relai Incoming Akibat Keterlambatan Sistem Proteksi Pada Penyulang
Relai Incoming Akibat Keterlambatan Sistem Proteksi Pada Penyulang
PLN (PERSERO)
DISTRIBUSI JAWA TIMUR
AREA PENGATUR DISTRIBUSI SURABAYA
BULAN
JANUARI
PEBRUARI
MARET
APRIL
TOTAL
JUMLAH
GANGGUAN
15
11
15
11
52
Januari
8
6
1
15
Bulan
Pebruari Maret
6
9
3
3
2
3
11
15
April
7
1
3
11
Gangguan
30
13
9
52
Trafo
Operasi
87
53
55
195
Persentase
34,48
24,53
16,36
26,67
Dari data tersebut di atas dapat kita ketahui bahwa angka gangguan incoming trafo masih
terbilang cukup tinggi. Oleh sebab itu pihak APD (Distribusi) bekerja sama dengan pihak
UPT perlu mencari solusi dalam menekan angka gangguan incoming.
Tujuan
Menciptakan sistem proteksi jaringan distribusi yang sensitif, selektif dan handal.
Landasan Teori
Pengertian Dasar Proteksi
1. Fungsi Proteksi
Fungsi proteksi adalah memisahkan bagian sistem yang terganggu sehingga bagian
sistem lain dapat terus beroperasi dengan cara sebagai berikut:
a. Mendeteksi adanya gangguan atau kondisi abnormal lainnya pada bagian
sistem yang diamankannya (fault detection)
b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing)
c. Menberikan indikasi adanya gangguan.
Komponen-komponen penting dalam sistem proteksi:
Relai Proteksi : sebagai elemen perasa yang mendeteksi adanya gangguan dan
keadaan abnormal lainnya (fault detection)
Pemutus Tenaga (PMT) : Memutuskan arus gangguan dalam sirkit tenaga untuk
melepaskan sistem yang terganggu (fault clearing)
Trafo Arus (CT), Trafo Tegangan (PT) dan Trafo Arus Toroida (zero sequence
current transformer) : Sebagai alat pengubah/ pembanding besaran primer
menjadi sekender.
Battery (Aki) : sebagai sumber tegangan untuk tripping PMT serta catu daya
untuk relai dan relai bantu (auxiliary relay).
Syarat dan Karakteristik Relai
Keandalan ( reliability ) :
OCR bekerja apabila terjadi arus yang melebihi settingannya. Relai ini bekerja
untuk melindungi peralatan listrik lainnya apabila terjadi arus lebih akibat :
1. Adanya penambahan beban atau perkembangan beban
2. Adanya gangguan hubung singkat di Jaringan maupun Instalasi listrik
Gangguan hubung singkat terjadi antar fasa yaitu dua fasa maupun tiga fasa
Karakteristik Relay Arus Lebih
1. Relai arus lebih seketika ( moment, instant )
2. Relai arus lebih waktu tertentu ( definit time )
3. Relai arus lebih waktu terbalik ( inverse time )
4. Kombinasi waktu seketika dengan waktu tertentu
5. Kombinasi waktu seketika dengan waktu terbalik
Gambaran Karakteristik Relai Arus Lebih
A. Relai Arus Lebih Seketika ( moment, instant )
Karakteristik relai ini bekerja tanpa adanya penundaan waktu. Jangka waktu
mulai relai pick up sampai kerja relai sangat singkat ( 20 ms 50 ms ).
B. Relai Arus Lebih Waktu tertentu ( definit time )
Karakteristik relai ini bekerja dengan settingan waktu. Jangka waktu mulai relai
pick up sampai kerja relai diperpanjang dengan harga tertentu tidak tergantung
besarnya arus
C. Relai Arus Lebih Waktu Terbalik ( inverse time )
Karakteristik relai ini bekerja berkebalikan dengan waktu. Jangka waktu mulai
relai pick up sampai kerja relai berbanding terbalik dengan besarnya arus yang
mengerjakannya .
Relai ini bekerja dengan perpaduan 2 karakteristik. Apabila arus yang melewati
melebihi Isetting relai instant dan definit, maka kedua karakteristik tersebut sama
sama bekerja tetapi relai instant lebih cepat bekerja maka indikasi relai menunjukkan
instant sedangkan apabila arus yang melewati melebihi Isetting relai definit tetapi
dibawah Isetting instant maka yang merasakan dan bekerja adalah karakteristik relai
definit sedangkan karakteristik relai instant tidak bekerja.
E. Kombinasi Relai Arus Lebih Seketika dengan Waktu Terbalik
Relai ini bekerja dengan perpaduan 2 karakteristik. Apabila arus yang melewati
melebihi Isetting relai instant dan inverse, maka kedua karakteristik tersebut sama
sama bekerja tetapi relai instant lebih cepat bekerja maka indikasi relai menunjukkan
instant sedangkan apabila arus yang melewati melebihi I setting relai inverse tetapi
dibawah Isetting instant maka yang merasakan dan bekerja adalah karakteristik relai
inverse sedangkan karakteristik relai instant tidak bekerja.
B. DGFR ( Directional Ground Fault Relay / Relai Arus Gangguan Tanah )
DGFR adalah perpaduan 2 karakteristik relai yaitu :
1. DGR ( Directional Ground Relay )
Rele ganguan tanah berarah dipasang pada penyulang 20 kV sebagai
pengaman utama untuk mengamankan gangguan 1 phasa ke tanah. Rele ini
bekerja berdasarkan dua besaran. Yaitu arus Io ( dari ZCT yang baru memang
baru muncul kalau ada gangguan tanah ) dan Vo ( dari PT ) Open Delta yang
menghasilkan suatu sudut dan arah tertentu. Bila salah satu komponen tidak
terpenuhi maka rele tidak akan bekerja.
2. GFR ( Ground Fault Relay/ Earth Faulth )
Rele arus lebih tanpa arah atau GFR adalah rele yang bekerja apabila
dilalui arus yang melebihi settinganya ( dari ZCT ). Arus lebih yang dideteksi
rele ini berasal dari ganguan phasa tanah.
Standart Inverse
Very Inverse
Extremlly Inverse
KETERANGAN
t = waktu kerja
td = time dial
( merupakan setting )
IF = Arus Hub. Singkat
IS = Arus Setting
Apabila beban total penyulang saat incoming trip besar dapat berakibat pada
kerusakan trafo
Dalam hal ini yang akan jadi fokus utama pembahasan adalah pada kegagalan
proteksi pada penyulang.
Indikasi Kegagalan pada Sistem Penyulang:
Melihat event (jurnal gangguan) bisa langsung didownload dari relainya seperti
pada relai jenis digital seperti (Vamp, Micom, dan SEL) atau meminta keterangan
dari piket dispatcher/ operator GI
Pengujian relai :
o OCR
o DGR
o Earth Fault
o Recloser
Uji Time CB
Koordinasi dengan pihak UPT selaku pihak yang bertangguang jawab terhadap
relai incoming.
Saran
Koordinasi dan kerja sama yang baik antara pihak UPT dan Distribusi sehingga
dapat menciptakan sistem proteksi yang handal
Penggantian relai yang masih analog dengan relai digital serta relay bantu jenis
kontaktor biasa dengan jinis hight speed