Anda di halaman 1dari 14

PT.

PLN (PERSERO)
DISTRIBUSI JAWA TIMUR
AREA PENGATUR DISTRIBUSI SURABAYA

Trip Relai Incoming Akibat Keterlambatan Sistem


Proteksi pada Penyulang
Pendahuluan
Seiring dengan meningkatnya tuntutan keandalan sistem tenaga listrik serta
kualitas pelayanan pelanggan. PLN senantiasa berupaya menekan angka gangguan/
pemadaman. Untuk itu kandalan dan sistem proteksi jaringan yang dapat bekerja dengan
baik menjadi kunci utama dalam melokalisasi dan mengurangi gangguan serta
menceggah kerusakan peralatan akibat gangguan. Dengan demikan diharapkan angka
gangguan dapat ditekan sehingga PLN tenang, pelangganpun senang.
Latar Belakang
Dalam beberapa bulan terakhir terjadi gangguan pada penyulang (Jaringan
Distribusi) yang berdampak pada tripnya relai incoming akibat kegagalan atau
keterlambatan sistem proteksi pada penyulang.
Hal ini sangat riskan terjadi, karena tripnya relai incoming mengakibatkan tripnya
penyulang-penyulang lain yang mendapat sulpai tegangan dari incoming tersebut yang
tidak mengalami gangguan. Sehingga sistem proteksi pada pada jaringan distribusi
kurang handal.
Berikut Data Gangguan Incoming Trafo:

BULAN
JANUARI
PEBRUARI
MARET
APRIL
TOTAL

JUMLAH
GANGGUAN
15
11
15
11
52

PT. PLN (PERSERO)


DISTRIBUSI JAWA TIMUR
AREA PENGATUR DISTRIBUSI SURABAYA

Jumlah Gangguan Trafo APD Jawa Timur januari-April 2010


UPD
Tengah
Timur
Barat
Jumlah

Januari
8
6
1
15

Bulan
Pebruari Maret
6
9
3
3
2
3
11
15

April
7
1
3
11

Gangguan
30
13
9
52

Trafo
Operasi
87
53
55
195

Persentase
34,48
24,53
16,36
26,67

Dari data tersebut di atas dapat kita ketahui bahwa angka gangguan incoming trafo masih
terbilang cukup tinggi. Oleh sebab itu pihak APD (Distribusi) bekerja sama dengan pihak
UPT perlu mencari solusi dalam menekan angka gangguan incoming.

Tujuan

PT. PLN (PERSERO)


DISTRIBUSI JAWA TIMUR
AREA PENGATUR DISTRIBUSI SURABAYA

Menghindari tripnaya relai iancoming akibat kegagalan sistem proteksi (Relai)


penyulang

Mengetahui sistem koordinasi setingan relai incoming dan relai penyulang

Menganalisis dan mengetahui penyebab trip incoming

Menciptakan sistem proteksi jaringan distribusi yang sensitif, selektif dan handal.

Landasan Teori
Pengertian Dasar Proteksi
1. Fungsi Proteksi
Fungsi proteksi adalah memisahkan bagian sistem yang terganggu sehingga bagian
sistem lain dapat terus beroperasi dengan cara sebagai berikut:
a. Mendeteksi adanya gangguan atau kondisi abnormal lainnya pada bagian
sistem yang diamankannya (fault detection)
b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing)
c. Menberikan indikasi adanya gangguan.
Komponen-komponen penting dalam sistem proteksi:

Relai Proteksi : sebagai elemen perasa yang mendeteksi adanya gangguan dan
keadaan abnormal lainnya (fault detection)

Pemutus Tenaga (PMT) : Memutuskan arus gangguan dalam sirkit tenaga untuk
melepaskan sistem yang terganggu (fault clearing)

Trafo Arus (CT), Trafo Tegangan (PT) dan Trafo Arus Toroida (zero sequence
current transformer) : Sebagai alat pengubah/ pembanding besaran primer
menjadi sekender.

Battery (Aki) : sebagai sumber tegangan untuk tripping PMT serta catu daya
untuk relai dan relai bantu (auxiliary relay).
Syarat dan Karakteristik Relai

Kepekaan ( sensitivity ) : harus peka terhadap gangguan dalam rangsangan


minimum.

Keandalan ( reliability ) :

PT. PLN (PERSERO)


DISTRIBUSI JAWA TIMUR
AREA PENGATUR DISTRIBUSI SURABAYA

dependability (Tingkat Kepastian Kerja): tidak boleh gagal

Security : Kepastian untuk tidak salah kerja

Selektifitas ( selectivity ) : security : Pengaman harus dapat memisahkan


bagian sistem yang terganggu sekecilnya yaitu hanya seksi atau peralatan
yang terganggu saja yang termasuk kedalam kawasan pengaman
utamanya.

Kecepatan ( speed ) : memisahkan daerah terganggu secepat mungkin


sehingga kerugian/ kerusakan akibat gangguan dapat diminimalisasi.

A. OCR ( Over Current Relay / Relai Arus Lebih )

OCR bekerja apabila terjadi arus yang melebihi settingannya. Relai ini bekerja
untuk melindungi peralatan listrik lainnya apabila terjadi arus lebih akibat :
1. Adanya penambahan beban atau perkembangan beban
2. Adanya gangguan hubung singkat di Jaringan maupun Instalasi listrik

Gangguan hubung singkat terjadi antar fasa yaitu dua fasa maupun tiga fasa
Karakteristik Relay Arus Lebih
1. Relai arus lebih seketika ( moment, instant )
2. Relai arus lebih waktu tertentu ( definit time )
3. Relai arus lebih waktu terbalik ( inverse time )
4. Kombinasi waktu seketika dengan waktu tertentu
5. Kombinasi waktu seketika dengan waktu terbalik
Gambaran Karakteristik Relai Arus Lebih
A. Relai Arus Lebih Seketika ( moment, instant )

PT. PLN (PERSERO)


DISTRIBUSI JAWA TIMUR
AREA PENGATUR DISTRIBUSI SURABAYA

Karakteristik relai ini bekerja tanpa adanya penundaan waktu. Jangka waktu
mulai relai pick up sampai kerja relai sangat singkat ( 20 ms 50 ms ).
B. Relai Arus Lebih Waktu tertentu ( definit time )

Karakteristik relai ini bekerja dengan settingan waktu. Jangka waktu mulai relai
pick up sampai kerja relai diperpanjang dengan harga tertentu tidak tergantung
besarnya arus
C. Relai Arus Lebih Waktu Terbalik ( inverse time )

Karakteristik relai ini bekerja berkebalikan dengan waktu. Jangka waktu mulai
relai pick up sampai kerja relai berbanding terbalik dengan besarnya arus yang
mengerjakannya .

PT. PLN (PERSERO)


DISTRIBUSI JAWA TIMUR
AREA PENGATUR DISTRIBUSI SURABAYA

D. Kombinasi Relai Arus Lebih Seketika dengan Waktu Tertentu

Relai ini bekerja dengan perpaduan 2 karakteristik. Apabila arus yang melewati
melebihi Isetting relai instant dan definit, maka kedua karakteristik tersebut sama
sama bekerja tetapi relai instant lebih cepat bekerja maka indikasi relai menunjukkan
instant sedangkan apabila arus yang melewati melebihi Isetting relai definit tetapi
dibawah Isetting instant maka yang merasakan dan bekerja adalah karakteristik relai
definit sedangkan karakteristik relai instant tidak bekerja.
E. Kombinasi Relai Arus Lebih Seketika dengan Waktu Terbalik

Relai ini bekerja dengan perpaduan 2 karakteristik. Apabila arus yang melewati
melebihi Isetting relai instant dan inverse, maka kedua karakteristik tersebut sama

PT. PLN (PERSERO)


DISTRIBUSI JAWA TIMUR
AREA PENGATUR DISTRIBUSI SURABAYA

sama bekerja tetapi relai instant lebih cepat bekerja maka indikasi relai menunjukkan
instant sedangkan apabila arus yang melewati melebihi I setting relai inverse tetapi
dibawah Isetting instant maka yang merasakan dan bekerja adalah karakteristik relai
inverse sedangkan karakteristik relai instant tidak bekerja.
B. DGFR ( Directional Ground Fault Relay / Relai Arus Gangguan Tanah )
DGFR adalah perpaduan 2 karakteristik relai yaitu :
1. DGR ( Directional Ground Relay )
Rele ganguan tanah berarah dipasang pada penyulang 20 kV sebagai
pengaman utama untuk mengamankan gangguan 1 phasa ke tanah. Rele ini
bekerja berdasarkan dua besaran. Yaitu arus Io ( dari ZCT yang baru memang
baru muncul kalau ada gangguan tanah ) dan Vo ( dari PT ) Open Delta yang
menghasilkan suatu sudut dan arah tertentu. Bila salah satu komponen tidak
terpenuhi maka rele tidak akan bekerja.
2. GFR ( Ground Fault Relay/ Earth Faulth )

Rele arus lebih tanpa arah atau GFR adalah rele yang bekerja apabila
dilalui arus yang melebihi settinganya ( dari ZCT ). Arus lebih yang dideteksi
rele ini berasal dari ganguan phasa tanah.

PT. PLN (PERSERO)


DISTRIBUSI JAWA TIMUR
AREA PENGATUR DISTRIBUSI SURABAYA

STANDART WAKTU KERJA RELAI


KARAKTERISTIK WAKTU BERDASARKAN BS 142 / IEC 255-3 / IEEE - ANSI

Standart Inverse

Very Inverse

Extremlly Inverse

KETERANGAN
t = waktu kerja
td = time dial
( merupakan setting )
IF = Arus Hub. Singkat
IS = Arus Setting

Long Time Inverse

Short Time Inverse

PT. PLN (PERSERO)


DISTRIBUSI JAWA TIMUR
AREA PENGATUR DISTRIBUSI SURABAYA

DATA PENGUJIAN RELAI

PT. PLN (PERSERO)


DISTRIBUSI JAWA TIMUR
AREA PENGATUR DISTRIBUSI SURABAYA

PT. PLN (PERSERO)


DISTRIBUSI JAWA TIMUR
AREA PENGATUR DISTRIBUSI SURABAYA

Klasifikasi Penyebab Trip pada Incoming


1. Proteksi penyulang 20 kV mecet, terlambat, atau tidak bekerja
2. Proteksi trafo tidak stabil
3. Kesalahan koordinasi proteksi
4. CT jenuh
5. Salah wiring atau triping command
6. DC Fault
7. Gangguan di bus 20 kV
8. Gangguan penyulang dalam converage setting moment incoming ( 4x In Trafo)
9. Over load.
Dampak dari Trip Incoming

Apabila beban total penyulang saat incoming trip besar dapat berakibat pada
kerusakan trafo

Penyulang yang tidak mengalami gangguan ikut padam (gangguan meluas)

Daya yang terjual ke konsumen berkurang akibat gangguan

Pendapatan perusahaan otomatis berkurang

Kualitas pelayanan konsumen menurun

Nilai SAIDI dan SAIFI meningkat

Kualitas kinerja menurun

Dalam hal ini yang akan jadi fokus utama pembahasan adalah pada kegagalan
proteksi pada penyulang.
Indikasi Kegagalan pada Sistem Penyulang:

PT. PLN (PERSERO)


DISTRIBUSI JAWA TIMUR
AREA PENGATUR DISTRIBUSI SURABAYA

1. Ralai tidak bekerja (relai mengalami kerusakan)


o DC Fault
o Wiring
o Rusak
o Salah setting
2. Relai bekerja tetapi mengalami keterlambatan
* Keterlambatan pada relai bantu
o Type Hight Speed
o Type Low Speed
* Keterlambatan pada mekanis PMT penyulang
* Perintah trip dari relai ke koil (contactor) mengalami hambatan
3. Untuk penyualng yang amsih mengguankan relai jenis manual seperti MCGG
perlu mendapat perhatian lebih karena jelai jenis ini tidak dapat dilihat event
dari hasil download relainya langsung. Di samping itu biasanya relai jenis ini
sering mengalami keterlambatan atau beru bekerja setelah arus nominal
melebihi settingan.
Tinjauan dan Penanganan Awal

Tinjauan awal setting relai incoming da relai penyulang:

Perkiraan lokasi/bagian yang terjadi gangguan


o Jaringan sebelum relai penyulang
o Rel/Busbar setelah relai penyualang menuju relai incoming

Jenis gangguan serta beban pada saat terjadi gangguan

Investigasi dan Tinjauan Langsung ke Lapangan

PT. PLN (PERSERO)


DISTRIBUSI JAWA TIMUR
AREA PENGATUR DISTRIBUSI SURABAYA

Melihat event (jurnal gangguan) bisa langsung didownload dari relainya seperti
pada relai jenis digital seperti (Vamp, Micom, dan SEL) atau meminta keterangan
dari piket dispatcher/ operator GI

Melakukan pemeriksaan kondisi fisik relai

Memastikan wiring contact trip sudah terpasang dengan benar

Pengujian relai :
o OCR
o DGR
o Earth Fault
o Recloser

Uji Time CB

Pengubahan settingan bila perlu

Koordinasi dengan pihak UPT selaku pihak yang bertangguang jawab terhadap
relai incoming.

Solusi dan Tindakan Lanjut


1. Pemantauan indikasi gangguan relai serta kondisinya melalui daftar gangguan
penyulang atau laporan dari operator GI
2. Investigasi Relai yang terindikasi mengalami gangguan atau masalah
3. Pemeliharaan serta pengujai relai secar berkala disertakan pada saat pemeliharaan
kubikel tahunan.
4. Memastikan settiangan relai dengan melakukkan pengujian terlebih dahulu
5. Mengkoordinasikan settingan relai penylang kepada pihak UPT sebagai dasar
penentuan settingan relai incoming
6. Mengetahui karakteristik setiap jenis (Merk) relai
7. Memberikan laporan kepada pihak yang terkait jika terjadi perubahan pada
settingan relai
Kendala
1. Penggunaan relai yang masih analog sehingga, jika terjadi gangguan tidak dapat
terdeteksi event gangguan tersebut.

PT. PLN (PERSERO)


DISTRIBUSI JAWA TIMUR
AREA PENGATUR DISTRIBUSI SURABAYA

2. Sistem proteksi masih menggunakan relay bantu type low speed


3. Tidak adanya relay earth faulth sebagai back up relay DGR apabila tidak bekerja.

Saran

Koordinasi dan kerja sama yang baik antara pihak UPT dan Distribusi sehingga
dapat menciptakan sistem proteksi yang handal

Penggantian relai yang masih analog dengan relai digital serta relay bantu jenis
kontaktor biasa dengan jinis hight speed

Memasang relay Earth Faulth sebagai back up relay DGR

Anda mungkin juga menyukai