Anda di halaman 1dari 24

26

BAB II
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

II.1.

Sejarah Perkembangan Kabupaten Tapanuli Selatan


Pada zaman penjajahan Belanda, Kabupaten Tapanuli Selatan disebut

Afdeeling Padangsidimpuan yang dikepalai oleh seorang Residen yang


berkedudukan di Padangsidimpuan.
Afdeeling Padangsidimpuan dibagi atas 3 onder afdeeling, masing-masing
dikepalai oleh seorang Contreleur dibantu oleh masing-masing Demang, yaitu :
1. Onder Afdeeling Angkola dan Sipirok, berkedudukan di Padangsidimpuan.
Onder ini dibagi atas 3 onder distrik, masing-masing dikepalai oleh seorang
Asisten Demang, yaitu :
1) Distrik Angkola, berkedudukan di Padangsidimpuan
2) Distrik Batang Toru, berkedudukan di Batang Toru
3) Distrik Sipirok, berkedudukan di Sipirok
2. Onder Afdeeling Padang Lawas, berkedudukan di Sibuhuan. Onder ini dibagi
atas 3 onder distrik, masing-masing dikepalai oleh seorang Asisten Demang,
yaitu :
1) Distrik Padang Bolak, berkedudukan di Gunung Tua
2) Distrik Barumun dan Sosa, berkedudukan di Sibuhuan
3) Distrik Dolok, berkedudukan di Sipiongot
3. Onder Afdeeling Mandailing dan Natal, berkedudukan di Kota Nopan. Onder
ini dibagi atas 5 onder distrik, masing-masing dikepalai oleh seorang Asisten
Demang, yaitu :
1) Distrik Panyabungan, berkedudukan di Panyabungan
2) Distrik Kota Nopan, berkedudukan di Kota Nopan
3) Distrik Muara Sipongi, berkedudukan di Muara Sipongi
4) Distrik Natal, berkedudukan di Natal
16
5) Distrik Batang Natal, berkedudukan di Muara Soma.
Tiap-tiap onder distrik dibagi atas beberapa Luhat yang dikepalai oleh
seorang Kepala Luhat (Kepala Kuria) dan tiap-tiap Luhat dibagi atas beberapa
16

BPS, Tapanuli Selatan Dalam Angka 2007, Kerjasama Badan Pusat Statistik Kabupaten
Tapanuli Selatan dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan,
hal. ix.

26
Universitas Sumatera Utara

27

kampung yang dikepalai oleh seorang Kepala Hoofd dan dibantu oleh seorang
Kepala Ripo apabila kampung tersebut mempunyai penduduk yang besar
jumlahnya.
Semenjak awal tahun 1950 terbentuklah Daerah Tapanuli Selatan dan
seluruh pegawai yang ada pada kantor Bupati Angkola Sipirok, Padang Lawas dan
Mandailing Natal ditentukan menjadi pegawai Kantor Bupati Kabupaten Tapanuli
Selatan yang berkedudukan di Padangsidimpuan.
Pada periode Bupati KDH Tapanuli Selatan dipegang oleh Raja Junjungan
Lubis, terjadi penambahan 6 kecamatan sehingga menjadi 17 kecamatan.
Penambahan kecamatan tersebut antara lain :
1. Kecamatan Siabu, berasal dari sebagian Kecamatan Panyabungan dengan
ibukotanya Siabu.
2. Kecamatan Batang Angkola, berasal dari sebagian Kecamatan
Padangsidimpuan dengan ibukotanya Pintu Padang
3. Kecamatan Barumun Tengah, berasal dari sebagian Kecamatan Padang
Bolak dengan ibukotanya Binanga.
4. Kecamatan Saipar Dolok Hole, berasal dari sebagian Kecamatan Sipirok
dengan ibukotanya Sipagimbar.
5. Kecamatan Sosa, berasal dari sebagian Kecamatan Barumun dengan
ibukotanya Ujung Batu.
6. Kecamatan Sosopan, berasal dari sebagian Kecamatan Barumun dengan
ibukotanya Sosopan.

17

Sejak tanggal 30 Nopember 1982, wilayah Padangsidimpuan dimekarkan


menjadi Kecamatan Psp Timur, Psp Barat, Psp Utara dan Psp Selatan dimana
Kecamatan Psp Utara dan Psp Selatan dibentuk menjadi Kota Administratif
Padangsidimpuan (PP No. 32 Tahun 1982).
Pada tahun 1992 Kecamatan Natal dimekarkan mnjadi 3 Kecamatan yaitu:
1. Kecamatan Natal dengan ibukotanya Natal
2. Kecamatan Muara Batang Gadis dengan ibukotanya Singkuang
17

Ibid, hal. x-xi.


Universitas Sumatera
Utara

28

3. Kecamatan Batahan dengan ibukotanya Batahan.


Pada tahun 1992 itu juga dibentuk Kecamatan Siais dengan ibukotanya
Simarpinggan yang berasal dari sebagian Kecamatan Psp. Barat.
Kemudian pada tahun 1996 sesuai dengan PP RI No. 1 Tahun 1996 tanggal
3 Januari 1996 dibentuk Kecamatan Halongonan dengan ibukotanya Huta Imbaru,
yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Padang Bolak.
Dengan dikeluarkannya UU RI No. 12 Tahun 1998 dan disyahkan pada
tanggal 23 Nopember 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Mandailing Natal
maka Kabupaten Tapanuli Selatan dimekarkan menjadi 2 Kabupaten, yaitu
Kabupaten Mandailing Natal (ibukotanya Panyabungan) dengan jumlah daerah
Administrasi 8 Kecamatan dan Kabupaten Tapanuli Selatan (Ibukotanya
Padangsidimpuan) dengan jumlah daerah administrasi 16 Kecamatan).
Selanjutnya Tahun 1999 sesuai dengan PP RI No. 43 Tahun 1999 tanggal
26 Mei 1999 terjadi pemekaran Kecamatan di Tapanuli Selatan antara lain :
1. Kecamatan Sosopan dimekarkan menjadi 2 Kecamatan, yaitu Kecamatan
Sosopan dengan ibukota Sosopan dan Kecamatan Batang Onang dengan
ibukotanya Pasar Matanggor.
2. Kecamatan Padang Bolak dimekarkan menjadi 2 Kecamatan yaitu
Kecamatan Padang Bolak dengan ibukota Gunung Tua dan Kecamatan
Padang Bolak Julu dengan ibukota Batu Gana.
3. Kecamatan Sipirok dimekarkan menjadi 2 Kecamatan yaitu Kecamatan
Sipirok dengan ibukota Sipirok dan Kecamatan Arse dengan ibukota Arse.
4. Kecamatan Dolok dimekarkan menjadi 2 Kecamatan yaitu Kecamatan
Dolok dengan ibukota Sipiongot dan Kecamatan Dolok Sigompulon
dengan ibukota Pasar Simundol.

18

Pada tahun 2001 wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan berkurang dengan


dibentuknya Kota Padangsidimpuan melalui UU No. 4 Tahun 2001. Kota

18

Ibid, hal. xii.


Universitas Sumatera
Utara

29

Padangsidimpuan berasal dari sebagian wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan yang


terdiri atas:
1. Kecamatan Padangsidimpuan Utara;
2. Kecamatan Padangsidimpuan Selatan;
3. Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua;
4. Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru; dan
5. Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara
Pada tahun 2002 sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli
Selatan Nomor 4 Tahun 2002 dibentuk lagi beberapa kecamatan di Kabupaten
Tapanuli Selatan, yaitu :
1. Kecamatan Sayur Matinggi dengan ibukotanya Sayurmatinggi berasal dari
sebagian Kecamatan Batang Angkola
2. Kecamatan Marancar dengan ibukotanya Marancar berasal dari sebagian
Kecamatan Batang Toru
3. Kecamatan Aek Bilah dengan ibukotanya Biru berasal dari sebagian
Kecamatan Saipar Dolok Hole
4. Kecamatan Ulu Barumun dengan ibukotanya Pasar Paringgonan berasal
dari sebagian Kecamatan Barumun
5. Kecamatan Lubuk Barumun dengan ibukotanya Pasar Latong berasal dari
sebagian Kecamatan Barumun
6. Kecamatan Portibi dengan ibukotanya Portibi berasal dari sebagian
Kecamatan Padang Bolak
7. Kecamatan Huta Raja Tinggi dengan ibukotanya Huta Raja Tinggi berasal
dari sebagian Kecamatan Sosa

Universitas Sumatera
Utara

30

8. Kecamatan Batang Lubu Sutam dengan ibukotanya Pinarik berasal dari


sebagian Kecamatan Sosa
9. Kecamatan Simangambat dengan ibukotanya Langkimat berasal dari
sebagian Kecamatan Barumun Tengah
10. Kecamatan Huristak dengan ibukotanya Huristak berasal dari sebagian
Kecamatan Barumun Tengah.
Pada 10 Agustus 2007, jumlah kecamatan di kabupaten Tapanuli Selatan
berkurang dengan adanya pemekaran dari kabupaten ini, yaitu melalui
pembentukan Kabupaten Padang Lawas dan Kabupaten Padang Lawas Utara
berdasarkan UU No. 38 Tahun 2007.
Kabupaten Padang Lawas memiliki 9 kecamatan, yaitu : Barumun,
Barumun Tengah, Batang Lubu Sutam, Huristak, Huta Raja Tinggi, Lubuk
Barumun, Sosa, Sosopan dan Ulu Barumun
Kabupaten Padang Lawas Utara memiliki 8 kecamatan, yaitu : Batang
Onang, Dolok, Dolok Sigompulon, Halongonan, Padang Bolak, Padang Bolak
Julu, Portibi dan Simangambat.
Dengan dibentuknya Kabupaten Padang Lawas dan Padang Lawas Utara,
maka Tapanuli Selatan terdiri dari 11 kecamatan, yaitu : Aek Bilah, Arse, Batang
Angkola, Batang Toru, Marancar, Padang Sidempuan Barat, Padang Sidempuan
Timur, Saipar Dolok Hole, Sayur Matinggi, Siais, Sipirok.

Universitas Sumatera
Utara

31

II.2

Gambaran Umum Kabupaten Tapanuli Selatan

II.2.1 Profil Wilayah


Tapanuli Selatan adalah sebuah kabupaten di Sumatera Utara dengan luas
wilayah 18.897 km, Ibu kota de jure-nya ialah Sipirok, menyusul dibentuknya
Padang Sidempuan menjadi kota otonom.
Secara adminstratif Kabupaten Tapanuli Selatan berbatasan dengan :
1. Utara

: Kabupaten Tapanuli Utara dan kabupaten Tapanuli Tengah

2. Selatan

: Kabupaten Mandailing Natal dan Provinsi Sumatera Barat

3. Timur

: Provinsi Riau dan kabupaten Batu

4. Barat

: Samudra Indonesia dan kabupaten Mandailing Natal

Topografi
Kabupaten Tapanuli Selatan berada pada ketinggian 0 sampai dengan lebih
dari 2.009 meter di atas permukaan laut. Daerah yang berada pada ketinggian 0
meter umumnya terdapat di daerah pantai barat Tapanuli Selatan, yaitu di desa
Muara Upu kecamatan Padang Sidempuan Barat. Sedangkan daerah yang berdiri
pada ketinggian 2.009 meter terdapat pada gunung Tapulomajung di kecamatan
Saipar Dolok Nole. Keadaan lereng Tapanuli Selatan sangat bervariasi yaitu :
1. Kemiringan lereng antara 0 15 % terdapat sekitar 317.410 ha (25.89 %)
2. Kemiringan lereng antara 15 25 % terdapat sekitar 154.435.ha (12.60 %)
3. Kemiringan lereng antara 25 45 % terdapat sekitar 245.214 ha atau
sekitar 20 %.
4. Kemiringan lereng di atas 45 % terdapat sekitar 509.096 ha atau sekitar
41.50 %.

Universitas Sumatera
Utara

32

Hidrologi
Selain memiliki gunung-gunung yang indah, kabupaten Tapanuli Selatan
juga memiliki panorama yang indah akan danau-danaunya yaitu : Danau Tao di
kecamaan Batang Onang, Danau Sa di kecamatan Padang Sidempuan Barat dan
Danau Marsibut di kecamatan Sipirok. Sedangkan sungai-sungai yang ada antara
lain terdapat sungai Batang Pane, Sungai Barimun, sungai Batang Toru dan
lainnya.
Di kabupaten Tapanuli Selatan terdapat lima satuan wilayah sungai (sws)
atau daerah aliran sungai (DAS) yang terdiri dari 158 buah sungai yaitu :
1. Satuan Wilayah Sungai (SWS) Bilah dengan luas sekitar 76.630 ha.
2. Satuan Wilayah Sungai (SWS) Barimun dengan luas sekitar 587.209 ha.
3. Satuan Wilayah Sungai (SWS) Sosa dengan luas sekitar 93.900 ha.
4. Satuan Wilayah Sungai (SWS) Batang Angkola dengan luas sekitar
230.310 ha.
5. Satuan Wilayah Sungai (SWS) Batang Toru dengan luas sekitar 216.821
ha.
Dari kelima SWS tersebut baru dan di antaranya yang telah digunakan :
1. Sungai Batang Angkola dan
2. Sungai Batang Batang Pane
Penggunaan Lahan
Pola penggunaan lahan di kabupaten Tapanuli Selatan umumnya
didominasi oleh penggunaan untuk hutan yaitu seluas 410.313 ha. Kemudian
penggunaan untuk lahan perkebunan seluas 180.407 ha. Sedangkan luas daerah
yang tidak diusahakan terdapat seluas 108.247 ha dan luas lahan untuk
Universitas Sumatera
Utara

33

penggunaan lainnya terdapat seluas 162.594 ha. Dengan demikian di kabupaten


Tapanuli Selatan masih terdapat lahan yang cukup luas, yang dapat dikembangkan
untuk pertanian, perkebunan, peternakan, dan lahan transmigrasi.
II.2.2. Potensi Wilayah
Kabupaten Tapanuli Selatan memiliki potensi sumber daya alam tersebut
merupakan sektor yang memberikan kontribusi terhadap PAD Kabupaten Tapanuli
Selatan terutama sektor pertanian dan perkebunan. Selain itu di kabupaten
Tapanuli Selatan memiliki kekayaan alam yang belum dikelola secara optimal
yaitu: sektor perikanan dan kelautan, sektor peternakan, sektor perdagangan dan
jasa koperasi, sektor industri dan usaha kecil menengah (UKM), sektor
pertambangan dan bahan galian dan sektor pariwisata.
1. Pertanian Tanaman Pangan
Kabupaten Tapanuli Selatan dikenal sebagai salah satu pemasok kebutuhan
hasil pertanian, terutama pertanian tanaman pangan. Potensi pengembangan
pertanian tanaman pangan di kabupaten Tapanuli Selatan cukup besar,
sehingga kabupaten ini mendapat penghargaan dari pemerintah di bidang
ketahanan pangan tahun 2004 mewakili Sumatera Utara. Hal ini mengingat
lahan yang tersedia cukup luas. Lahan yang telah dimanfaatkan untuk
pertanian tanaman padi sawah terdapat seluas 27.389 ha dengan jumlah
produksi sebesar 472.921 ton. Luas areal terbesar terdapat di kecamatan
Padang Bolok yaitu sebesar 7.849 ha dengan jumlah produksi sebesar 44.308
ton. Sedangkan untuk tanaman padi ladang untuk tahun 2003 terdapat seluas
4.139 ha dengan jumlah produksi sebesar 8.935 ton.

Universitas Sumatera
Utara

34

Untuk meningkatkan hasil produksi tanaman padi sawah, maka di kabupaten


Tapanuli Selatan dapat dikembangkan beberapa irigasi teknis dan irigasi
setengah teknis untuk menunjang lahan pertanian. Di antaranya terdapat irigasi
Batang Angkola dan irigasi Batang Itung. Kondisi lahan pertanian menurut
jenis irigasinya dapat diuraikan sebagai berikut :
1) luas lahan sawah dengan irigasi teknis terdapat seluas 5.835 ha.
2) luas lahan sawah dengan irigasi sederhana PU terdapat seluas 2.901 ha.
3) luas lahan sawah dengan irigasi sederhana non PU terdapat sekitar 18.455
ha.
2. Tanaman Sayur-sayuran
Letak geografis Tapanuli Selatan yang sebagian besar wilayahnya berada pada
daerah pegunungan, sangat potensial untuk dikembangkan sebagai pertanian
tanaman pangan sayur-sayuran. Hal ini dapat dilihat dari hasil produksi
tanaman sayur-sayuran di kabupaten Tapanuli Selatan yang terus meningkat,
seperti tanaman cabe dengan luas 1.301 ha dengan jumlah produksi sebesar
6.440 ton. Tanaman ini banyak terdapat di kecamatan Sipirok dengan luas
panen sekitar 166 ha dengan jumlah produksi dengan luas panen sebesar 822
ton. Tanaman kacang panjang seluas 605 ha dengan jumlah produksi sebesar
2.892 ton. Tanaman tomat terdapat sebesar 433 ha dengan jumlah produksi
sebesar 3.529 ton. Buncis seluas 128 ha dengan jumlah produksi sebesar 506
ton. Petsai/sawi 361 ha dengan jumlah produksi sebesar 4.715 ton dan bawang
merah seluas 24 ha dengan jumlah produksi sebesar 96 ton.

Universitas Sumatera
Utara

35

3. Tanaman Buah-buahan
Kabupaten Tapanuli Selatan terkenal dengan salaknya, luas areal tanaman
salak di kabupaten Tapanuli Selatan terdapat sekitar 24.033 ha dengan jumlah
produksi

sebesar

408.561

ton/tahun.

Tanaman

ini

di

kecamatan

Padangsidempuan Barat, Siris, Padangsidempuan Timur, Batang Toru dan


kecamatan Maransur. Selain tanaman salak tanaman buah-buahan lain yang
mempunyai potensi cukup tinggi untuk dikembangkan adalah buah jeruk yang
terdapat di kecamatan Sipirok dan kecamatan Batang Toru. Sampai dengan
tahun 2004 luas areal tanaman ini terdapat sekitar 523 ha dengan jumlah
produksi sebesar 8.368 ton/tahun. Selain itu terdapat juga tanaman buah
hingga yang terdapat di kecamatan Padang Bolak Jula, Padang Bolak, Portibi,
Barumun Tengah, Huristak dan Holongonan seluas 1.411 ha dengan jumlah
produksi sebesar 19.754 ton/tahun.
4. Perkebunan
Kondisi topografi Kabupaten Tapanuli Selatan pada dasarnya memiliki potensi
alam yang cukup tinggi sesuai untuk syarat tumbuh berbagai jenis tanaman
pertanian dan perkebunan. Akan tetapi yang menjadi kendala utama selama ini
bahwa potensi alam tersebut secara umum belum dapat dimanfaatkan secara
optimal sebagai sumber usaha/penghasilan bagi masyarakat. Tanaman
perkebunan yang telah dibudidayakan masyarakat di daerah ini terdapat 15
jenis tanaman perkebunan meliputi, karet, kelapa sawit, kelapa, kokoa, kulit
manis, nilam, kemiri, aren, pinang, kapulaga, tembakau, cengkeh, kemenyan
dan jahe.

Universitas Sumatera
Utara

36

II.2.3 Infrastruktur
Pembangunan kabupaten Tapanuli Selatan dimasa yang akan datang, tidak
terlepas dari ketersediaan sarana dan prasarana yang ada. Untuk mendukung dan
menunjang segala pembangunan dan perekonomian kabupaten Tapanuli Selatan,
maka diperlukan infrastruktur yang dapat mendukung keberhasilan pembangunan
tersebut. Prasarana wilayah yang sangat penting peranannya dalam pembangunan
adalah sistem transportasi, telekomunikasi dan sumber daya energi.
1. Transportasi Darat
Untuk menunjang kelancaran arus lalu lintas barang dan jasa di kabupaten
Tapanuli Selatan, maka pemerintah kabupaten Tapanuli Selatan saat ini terus
berusaha untuk meningkatkan pembangunan jaringan jalan yang ada. Hal ini
bertujuan untuk mempermudah aksesbilitas dari dan menuju kabupaten
Tapanuli Selatan. Panjang jaringan jalan yang terdapat di kabupaten Tapanuli
Selatan saat ini telah mencapai sekitar 2.695.15 km. yang terdiri dari 683.35
km jalan dengan kondisi baik, 972.40 km dengan jalan sedang dan 942.40 km
dengan jalan rusak.
2. Transportasi Udara
Di kabupaten Tapanuli Selatan terdapat bandar udara perintis Aek Godang
lengkap dengan pesawat terbangnya. Untuk meningkatkan dan kemajuan
penerbangan, saat ini kabupaten Tapanuli Selatan terus berupaya untuk
menambah sarana dan prasarana yang ada seperti landasan pacu dan
kelengkapan alat navigasi, serta menambah rute dan jadwal dari satu kali
seminggu menjadi 3 kali seminggu.

Universitas Sumatera
Utara

37

3. Transportasi Sungai, Laut, Dan Penyebarangan


Satu-satunya transportasi sungai terdapat di kabupaten Tapanuli Selatan adalah
pelabuhan sungai Mabang, yang terdapat di desa Hutaraja Batang Toru. Rute
yang dapat dilalui dari pelabuhan ini antara lain adalah : Mabang Danau
Siais Rianeate Muara Upu. Pantai ini merupakan satu-satunya
wilayah laut yang dimiliki kabupaten Tapanuli Selatan, yang terdapat
sepanjang 35 km. yang terdapat di desa Muara Upu, kecamatan Padang
Sidempuan Barat.
4. Telekomunikasi
Telekomunikasi di kabupaten Tapanuli Selatan untuk pemakaiannya dibagi
atas 4 (empat) bagian yaitu telepon bisnis, telepon residentil, telepon
perkantoran dan sosial. Dari data yang dihimpun, setiap kecamatan yang
terdapat di kabupaten Tapanuli Selatan sudah mendapat pelayanan
telekomunikasi dari PT Telkom. Sedangkan untuk telepon selular dalam waktu
dekat ini akan diaktifkan pada telepon selular di beberapa kecamatan, seperti
kecamatan Padang Bolok dan kecamatan Sibutuan dan kecamatan Batang
Toru.
5. Pendidikan
Pembangunan di bidang pendidikan selalu mendapat perhatian dari pemerintah
kabupaten Tapanuli Selatan untuk meningkatkan kecerdasan generasi bangsa
dan negara. Hal ini dapat dilihat dari jumlah fasilitas pendidikan yang telah
ada di kabupaten Tapanuli Selatan. Jumlah fasilitas pendidikan yang terdapat
sampai dengan tahun 2006, adalah sebanyak 1.012 unit sekolah, yang terdiri
dari 904 unit sekolah dasar, 77 unit sekolah
Universitas Sumatera
Utara

38

Menengah Pertama, 24 unit Sekolah Menengah Atas dan 7 unit Sekolah


Menengah Kejuruan.
Selain itu di kabupaten Tapanuli Selatan juga banyak terdapat sekolah agama
sampai dengan tahun 2006 terdapat sekitar 280 sekolah agama, yang terdiri
dari 88 sekolah Diniyah Awaliyah , 29 unit sekolah Ibtidaiyah, 100 unit
sekolah Tsanawiyah dan 63 unit sekolah Aliyah. Dan terdapat sekitar 61 unit
pesantren yang mengasuh sekitar 14.887 orang santri.
6. Kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok penduduk di
sandang, papan, pangan, dan penduduk. Kesehatan menjadi salah satu tulang
punggung pembangunan, masyarakat yang sehat akan mendapatkan tenaga
yang kuat, cerdas dan mampu terlibat aktif dalam jalannya pembangunan.
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di kabupaten Tapanuli Selatan, saat
ini telah terdapat 3 unit Rumah Sakit Umum, 35 unit Puskesmas, 132 unit
puskesmas pembantu, 10 unit balai pengobatan umum dan sekitar 997 unit
posyandu yang menyebar hampir kesetiap kecamatan dan desa.

II.3.

Agenda Pembangunan Tahun 2006-2010


Agenda Pertama Menciptakan Manajemen Pemerintahan yang baik, bersih

dan profesional serta bebas KKN. Untuk terwujudnya agenda pertama akan
dilaksanakan melalui pembangunan-pembangunan bidang pemerintahan, hukum,
perencanaan pembangunan daerah, pengawasan, informasi dan komunikasi,
telekomunikasi, keuangan daerah, penataan ruang, pertanahan serta penelitian dan
iptek.

Universitas Sumatera
Utara

39

Agenda Kedua Menjadikan Tapanuli Selatan sebagai tempat hidup yang


kondusif, nyaman, aman, tertib dan indah dengan masyarakat yang terdidik dan
sehat dalam kerangka kerukunan umat beragama yang religius serta budaya yang
terkemuka secara nasional. Untuk terwujudnya agenda kedua akan dilaksanakan
melalui pembangunan-pembangunan bidang politik dan demokrasi, ketenteraman
masyarakat dan ketertiban umum, pendidikan pemuda dan olahraga, kesehatan,
kependudukan dan keluarga berencana, kesejahteraan sosial, perlinduangan anak
dan pemberdayaan perempuan, agama serta kepariwisataan dan adat budaya
Agenda Ketiga Menjadikan Tapanuli Selatan sebagai pusat produksi dan
motor ekonomi bagi wilayah sekitar berbasis potensi sumber daya alam lestari dan
sumber daya manusia yang unggul. Untuk terwujudnya agenda ketiga akan
dilaksanakan melalui pembangunan-pembangunan bidang pertanian tanaman
pangan, peternakan, perikanan dan kelautan, kehutanan dan perkebunan,
perindustrian, usaha kecil menengah dan koperasi, perdagangan, pertambangan
dan energi, ketenagakerjaan dan transmigrasi, penanaman modal daerah dan
peranan BUMD, pengentasan kemiskinan dan desa tertinggal dan infrastruktur.

II.4.

Sasaran Pembangunan dan Pelayanan Publik

II.4.1 Sasaran Pembangunan Pelayanan Publik


Secara umum, sasaran yang ingin dicapai untuk dua puluh lima tahun
pertama pembangunan jangka panjang Tapanuli Selatan dijabarkan sebagai
berikut :

Universitas Sumatera
Utara

40

1. Bidang Politik dan Keamanan


1) Sistim pemerintahan daerah yang berorientasi pelayanan dengan prosedur
dan alur kerja yang baku, transparan dan terakreditasi.
2) Struktur organisasi pemerintahan yang ramping, efisien dan terkoordinasi
dengan baik, dengan sistim kepegawaian yang berdasarkan kompetensi.
3) Pegawai yang berkualitas tinggi, dengan dedikasi penuh dan komitmen
yang tinggi untuk memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat.
4) Koordinasi yang efektif antara aparat penegak hukum dengan lembaga
terkait dan masyarakat.
5) Penegakan hukum yang tegas, lugas dan konsisten.
6) Terciptanya pemerintahan yang bersih dengan integritas tinggi, berwibawa
dan akuntabel.
7) Terbentuknya kondisi yang memberikan jaminan kepastian hukum dan
jaminan keamanan bagi masyarakat.
8) Terjalinnya kerjasama yang harmonis antara masyarakat dan pemerintah.

2. Bidang Sosial dan Budaya


1) Terbentuknya dan berfungsinya kembali lembaga adat sebagai lembaga
yang disegani
2) Kembalinya sopo godang sebagai sarana komunikasi dan interaksi
masyarakat desa.
3) Pemahaman dan pengamalan kembali Poda Na Lima yang merata di
masyarakat.

Universitas Sumatera
Utara

41

4) Perubahan pola fikir masyarakat kearah produksi dan peningkatan


produktivitas.
5) Transformasi budaya dari masyarakat agraris ke budaya masyarakat
industri.
6) Sistim nilai masyarakat yang berorientasi masa depan dengan tetap
memelihara adat istiadat.
7) Terbentuknya sistim pelestarian bahasa dan budaya daerah yang dinamis.
8) Terciptanya masyarakat modern dengan etos kerja kuat dan motivasi yang
tinggi.
9) Terciptanya masyarakat madani yang mandiri dan tangguh.
3. Bidang Pendidikan dan Sumber Daya Manusia
1) Sistim pendidikan yang mengarah pada penyiapan sumber daya manusia
siap pakai.
2) Struktur pendidikan menengah yang sesuai dengan kebutuhan daerah dan
tersebar merata.
3) Kualitas lulusan pendidikan formal yang setara denga daerah terkemuka di
Indonesia.
4) Sistim pendidikan informal masyarakat yang sesuai dan tersebar merata di
setiap desa.
5) Struktur tingkat pendidikan masyarakat yang seimbang dan sesuai dengan
kebutuhan daerah.
6) Terbentuknya perpustakaan masyarakat di setiap desa dan kota.
7) Terjalinnya kerjasama yang harmonis antara dunia usaha dengan lembaga
pendidikan.

Universitas Sumatera
Utara

42

8) Terbentuknya lembaga pendidikan tinggi yang bertaraf nasional dan


internasional.
9) Tercapainya kemandirian daerah dalam penyediaan sumber daya manusia
yang unggul.
4. Bidang Perekonomian
1) Pemanfaatan

lahan

kosong

dan

terlantar

secara

optimal

dan

berkesinambungan
2) Infrastruktur dasar yang merata antar seluruh kecamatan
3) Infrastruktur keuangan yang kuat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi
masyarakat.
4) Industri kecil dan menengah yang berbasis sumber daya alam dengan
produktivitas yang meningkat secara berkesinambungan.
5) Terciptanya keseimbangan antara industri kecil/menengah dengan industri
besar.
6) Struktur ekonomi yang seimbang antara pertanian, industri dan jasa.
7) Tingkat pengangguran yang menurun setiap tahun hingga mencapai 2 %
dari angkatan kerja.
8) Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan tingkat pertumbuhan di
atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional.
9) Pendapatan

per

kapita

meningkat

secara

berkelanjutan

dengan

pertumbuhan di atas rata-rata nasional.


5. Bidang Pelestarian Lingkungan dan Sumber Daya Alam
1) Instalasi pengolahan limbah padat yang merata di setiap desa

Universitas Sumatera
Utara

43

2) Lingkungan sekitar daerah aliran sungai yang tertata baik dan memenuhi
standar
3) Lingkungan pemukiman yang memenuhi standar kesehatan lingkungan
4) Lingkungan komersial yang bersih, teratur dan berwawasan lingkungan
5) Rencana tata ruang yang komprehensif di seluruh kabupaten.
6) Kualitas air sungai dan danau yang memenuhi standar yang berlaku di
negara maju.
7) Kualitas infrastruktur lingkungan hidup perkotaan yang setara dengan
negara maju
8) Kualitas udara yang memenuhi standar internasional di perkotaan dan
kawasan industri.
9) Tercapainya keseimbangan ekosistem yang mendukung pembangunan
yang berkelanjutan.
Dengan demikian, pada akhir periode pembangunan jangka panjang tahap
pertama, yaitu pada tahun 2030, diharapkan Tapanuli Selatan telah menjadi daerah
yang maju dan modern dengan tingkat kemakmuran masyarakat yang setara
dengan tingkat kemakmuran negara-negara maju yang berpenghasilan menengah,
serta telah siap untuk menapaki tahapan pembangunan jangka panjang dua puluh
lima tahun kedua dalam rangka menciptakan masyarakat yang berbudaya tinggi,
modern dan maju yang setara dengan negara-negara maju terkemuka di dunia

Universitas Sumatera
Utara

44

II.4.2 Pelayanan Publik


a. Pelayanan Pendidikan
Pada tingkat pendidikan dasar khususnya untuk tingkat sekolah
dasar/Madrasah Ibtidaiyah dapat jelaskan bahwa pada akhir tahun 2003, jumlah
sekolah dasar/Madrasah Ibtidaiyah yang ada di Tapanuli Selatan berjumlah 718
buah yang terdiri dari 695 sekolah negeri, 23 sekolah swasta. Jumlah tenaga guru
yang ada sebanyak 4.674 orang dengan rincian 4.577 orang mengajar di sekolah
negeri dan sisanya 97 orang di sekolah swasta. Kemudian banyaknya murid yang
ditampung berjumlah 115.935 orang, disekolah negeri 114.355 orang dan swasta
1.580 orang. Pada tahun 2006 terjadi peningkatan, baik itu sekolah, murid maupun
guru, yaitu jumlah sekolah menjadi 933 buah (negeri 909, swasta 24), murid
menjadi 156.550 orang (negeri 154.734, swasta 1.816) serta guru 5.734 orang
(negeri 5.638, swasta 96).
Pada tingkat SLTP dan SLTA pun kondisinya tidak berbeda, dimana pada
tahun 2006 terjadi peningkatan jumlah sekolah, guru dan murid dibanding tahun
2005. Pada tahun 2005 jumlah sekolah SLTP dan SLTA adalah 162 dan 71 buah,
bertambah menjadi 177 dan 94 buah sekolah. Jumlah guru SLTP dan SLTA
bertambah dari 1.917 orang dan 988 orang pada tahun 2005 menjadi 2.513 orang
dan 1.318 orang pada tahun 2006. Demikian juga halnya dengan jumlah murid
bertambah dari 37.336 murid SLTP dan 13.681 murid SLTA menjadi 49.144 murid
SLTP dan 20.802 murid SLTA. Indikator yang dapat digunakan untuk melihat
kecukupan

sarana

pendidikan

disuatu

daerah

diantaranya

adalah

ratio

murid/sekolah, ratio murid/guru dan ratio murid/kelas. Pada tahun 2006 tingkat
kecukupan sarana pendidikan terutama jumlah sekolah bisa dikatakan sudah
Universitas Sumatera
Utara

45

cukup memadai. Kondisi ini diperlihatkan dengan ratio murid/sekolah sebesar 170
pada tingkat SD/Madrasah Ibtidaiyah, yang berarti setiap satu sekolah
SD/Madrasah Ibtidaiyah di Tapanuli Selatan rata-rata menampung 168 orang
murid.
Pada tingkat pendidikan SLTP/Madrasah Tsanawiyah hal yang sama juga
terlihat, dimana pada tahun 2003 rasio murid dan sekolahnya sebesar 230,
kemudian

meningkat

menjadi

278

pada

tahun

2006.

Pada

tingkat

SMU/SMK/Madrasah Aliyah kondisinya tidak jauh berbeda dimana setiap satu


sekolah menampung 193 orang murid pada 2006 dan sebanyak 221 orang pada
tahun 2007.
b. Pelayanan Kesehatan
Salah satu tujuan strategis yang akan dicapai pembangunan kesehatan di
Tapanuli Selatan yang tertera dalam rencana strategis program pembangunan
daerah adalah meningkatkan mutu, kinerja, dan etika pelayanan tenaga kesehatan,
institusi kesehatan dan unit pelayanan. Pelayanan kesehatan yang baik bukan
hanya untuk dinikmati oleh masyarakat yang mampu saja. Setiap warga dan
masyarakat Tapanuli Selatan mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan
pelayanan yang layak, termasuk bagi masyarakat golongan ekonomi lemah. Oleh
sebab

itu

salah

satu

arah

kebijakan

pembangunan

kesehatan

adalah

mengembangkan sistem pelayanan kesehatan terhadap penduduk miskin, salah


satunya dengan pemberian kartu sehat, sehingga diharapkan semua lapisan
masyarakat yang ada dapat menikmati pelayanan kesehatan yang baik.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan, pada

Universitas Sumatera
Utara

46

tahun 2003 ada sebanyak 33.957 keluarga yang menerima kartu sehat, meningkat
menjadi 34.016 keluarga pada tahun 2006.
c. Pelayanan Kependudukan
Program ini bertujuan untuk melakukan penataan sistim administrasi
kependudukan yang profesional melalui komputerisasi on-line dalam rangka
terciptanya tertib administrasi penduduk dan tersedianya data serta informasi
penduduk yang akurat dan terpadu dengan konsep Relation Data Base
Management System (RDBMS), terwujudnya bank data kependudukan standar
nasional. Kegiatankegiatan pokok program ini adalah :
1) Penataan sistim administarasi kependudukan melalui Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan (SIAK) secara on-line, semi on-line dan offline,
2) Penyempurnaan sistem pendaftaran penduduk, pencatatan sipil dan
pengelolaan informasi kependudukan yang sesuai dengan administrasi
kependudukan yang berbasis program SIAK,
3) Pendataan penduduk dalam rangka menunjang pelaksanaan program
SIAK,
4) Penataan kelembagaan administrasi kependudukan yang efektif dan
efesien,
5) Meningkatkan kompetensi aparatur kependudukan melalui pelaksanaan
diklat-diklat teknis baik dalam daerah maupun luar daerah,
6) Penyelenggaraan promosi dan pemenuhan hak-hak dan kesehatan
reproduksi termasuk advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan
konseling,

Universitas Sumatera
Utara

47

7) Pengadaan dan peningkatan sarana dan prasarana disetiap pelayanan KB


dan KR,
8) Penyelenggaraan tim terpadu pelayanan keluarga berencana keliling dari
Kabupaten ke Kecamatan dan Kecamatan ke Desa/Kelurahan,
9) Peningkatan operasional pelayanan KB disetiap sarana pelayanan,
10) Peningkatan akses pelayanan dan pemberdayaan cakupan KB mandiri,
11) Pengayoman pencabutan terhadap peserta KB inpalant/implanon,
12) Melakukan pembinaan, pengayoman dan perlindungan terhadap clien
peserta KB.
13) Peningkatan kualitas dan pembinaan operasional institusi (kader)
pembantu pembina keluarga berencana desa/kelurahan (PPKBD),
14) Pengembangan dan meningkatkan keterampilan bagi pelayanan KB untuk
melaksanakan pelayanan KB yang prima,
15) Penyelenggaraan

pelatihan

teknis

peningkatan

pengetahuan

dan

keterampilan terhadap pembina pembantu KB desa (PPKBD) dan sub


pembantu pembina KB desa (Sub PPKBD),
16) Pelaksanaan jambore IMP ( Institusi Masyarakat Pedesaan),
17) Memberdayakan pelaksanaan kegiatan gerak PKK KB Kesehatan,
18) Pelaksanaan kegiatan operasional TNI Manunggal KB Kesehatan tingkat
Kabupaten,
19) Bantuan/motivasi dan rangsangan pengadaan pakaian terhadap PPKBD,
20) Pelaksanaan pelatihan teknis petugas lapangan KB dan
21) Pelaksanaan orientasi terhadap tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh
adat.

Universitas
Sumatera Utara

48

d. Pelayanan Infrastruktur
Berdasarkan data terakhir bahwa kondisi infrastruktur yang terdapat di
daerah Kabupaten Tapanuli Selatan adalah ruas jalan nasional sepanjang 196, 60
km dengan kondisi 67,30 km rusak berat dan 26,30 km kondisi rusak sedang.
Sedangkan panjang ruas jalan propinsi adalah 496,4 km dengan kondisi 243, 3 km
rusak berat dan 80,2 km rusak sedang sementara panjang ruas jalan kabupaten
adalah 2.770,5 km dengan kondisi rusak berat 463,3 km (16,76 %) kondisi rusak
sedang dan rusak ringan 1.853,1 km (66,89 %).
Jumlah irigasi yang terdapat di daerah Kabupaten Tapanuli Selatan adalah
sebanyak 180 unit yang terdiri dari 6 unit irigasi teknis, 41 unit irigasi semi teknis
dan 133 unit irigasi sederhana dengan luas areal persawahan secara kumulatif
33.646 Ha.
Selanjutnya sarana dan prasarana air bersih yang terdapat di Kabupaten
Tapanuli Selatan adalah 11 unit bak penangkap (brown kaptening) dengan kondisi
3 unit rusak berat dan 2 unit rusak sedang, sementara reser voar adalah sebanyak 8
unit dengan kondisi 1 unit rusak berat sedangkan pipa distribusi adalah sepanjang
54.736 m dengan kondisi rusak berat sepanjang 11.736 m. Selain itu hidrant
umum yang terdapat di daerah Kabupaten Tapanuli Selatan adalah sebanyak 48
tempat dengan kondisi rusak 5 tempat dan tungkuh air terdapat pada 19 tempat
dengan kondisi rusak 7 tempat dengan kondisi rusak berat pada 7 tempat serta
sumur bor ada sebanyak 7 unit dengan kondisi rusak berat 5 unit, sumur gali
sebanyak 5 unit dengan kondisi rusak berat 2 unit, MCK sebanyak 12 unit dengan
kondisi rusak berat, 4 unit dan jumban keluarga sebanyak 30 unit, rusak 10 unit.

Universitas Sumatera
Utara

49

Selanjutnya kondisi prasarana pendidikan yang terdapat di Kabupaten


Tapanuli Selatan adalah 17 unit sekolah Taman Kanak-Kanak, 674 unit SD, 84
unit SMP dan 26 unit SMU serta 11 unit SMK, selain itu prasarana kesehatan
yang terdapat di daerah Kabupaten Tapanuli Selatan adalah 3 unit rumah sakit
umum daerah, 36 unit puskesmas, 134 unit puskesmas pembantu dan 24 unit
puskesmas keliling serta 1.058 unit posyandu

Universitas Sumatera
Utara

Anda mungkin juga menyukai