Referat Glaukoma Sudut Terbuka
Referat Glaukoma Sudut Terbuka
PENDAHULUAN
Glaukoma berkembang saat pengeluaran cairan aqueous (out flow) dari bilik
mata depan terganggu sehingga terjadi penumpukan aqueous didalam bola mata
yang mempertinggi tekanan bola mata. Untuk mendiagnosis seseorang sebagai
penderita glaukoma harus dilakukan anamnesis dan serangkaian pemeriksaan
yang umum dilakukan. Pemeriksaan tersebut meliputi tonometri, oftalmoskopi,
gonioskopi, pemeriksaan lapang pandang. Pada keadaan dimana seseorang
dicurigai menderita glaukoma dilakukan tes provokasi, seperti tes minum air
(water drinking test).1,2
Berbagai penatalaksanaan yang diterapkan kepada penderita, berupa
medikamentosa, tindakan pembedahan dan laser hanya ditujukan untuk
memperlambat atau mencegah hilangnya penglihatan (kebutaan). Namun,
berkurangnya lapang pandang yang telah terjadi tidak bisa dikembalikan.3
Glaukoma merupakan penyakit yang tidak dapat dicegah, namun bila
diketahui secara dini dan diobati maka glaukoma dapat diatasi untuk mencegah
kerusakan lebih lanjut. Penemuan dan pengobatan sebelum terjadinya gangguan
penglihatan adalah cara terbaik untuk mengontrol glaukoma.1
2.
3.
Bagi pembaca:
Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan dalam bidang Ilmu
Penyakit Mata, terutama mengenai kasus Glaukoma.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bagian terpenting dari sudut filtrasi adalah trabekula, yang terdiri dari:1,2,6,7
a. Trabekula korneoskleral, serabutnya berasal dari lapisan dalam stroma
kornea dan menuju ke belakang, mengelilingi kanal schlemm untuk
berinsersi pada sklera.
b. Scleralspur (insersidari m. Ciliaris) dan sebagian ke m. Ciliaris meridional.
c. Serabut berasal dari akhir membran descement (garis schwalbe) menuju ke
jaringan pengikat m. Siliaris radialis dan sirkularis.
d. Ligamentum pektinatum rudimenter,berasal dari dataran depan iris menuju
ke depan trabekula. Trabekula terdiri dari jaringan kolagen, jaringan
homogen, elastis dan seluruhnya diliputi endotel.
sumber : http://duniamata.blogspot.com/search/label/humor%20aquous
Tiga Proses Produksi Humor Aquous oleh proc. Ciliar (epitel ciliar) :
1.
2.
Ultrafiltrasi
Ultrafiltasi berkenaan dengan pergerakan yang bergantung pada tekanan
sepanjang gradien tekanan. Pada prosesus siliaris, tekanan hidrostatik
dibedakan antara tekanan kapiler dan tekanan intraokular yang menyokong
pergerakan cairan kedalam mata, sedangkan gradien onkotik diantara
keduanya menghambat pergerakan cairan. Hubungan antara sekresi dan
ultrafiltrasi tidak diketahui. 8
3.
Difusi
Difusi adalah pergerakan pasif ion-ion melewati membran
yang
diperdebatkan. Fakta memberi kesan bahwa ion bikarbonat secara aktif disekresi
didalam mata; jadi fungsi enzim tersebut mungkin untuk menyediakan ion ini.
Karbonik anhidrase mungkin juga menyediakan ion bikarbonat ataupun ion
hidrogen untuk sistem penyangga intrasel. 8
Fakta terkini mengindikasikan bahwa 2-reseptor merupakan reseptor
adrenergik yang paling lazim berada dalam epitel silier. Namun arti dari temuan
ini tidak jelas, tapi antagonis -adrenergik dapat mempengaruh transpor aktif
dengan menyebabkan penurunan baik efisiensi pompa Na+K+ maupun jumlah
kedudukan pompa. 8
Humor aquos diproduksi oleh korpus siliare. Ultrafiltrasi plasma yang
dihasilkan di stroma prosesus siliaris dimodofikasi oleh fungsi sawar dan prosesus
sekretorius epitel siliaris. Setelah masuk ke bilik mata belakang, humor aquos
mengalir melalui pupil ke bilik mata depan Lalu ke jalinan trabekular di sudut
bilik mata depan. Selama periode ini, terjadi pertukaran diferensial komponenkomponen dengan darah di iris. 8
Kecepatan produksi cairan aquos diukur dalam satuan mikroliter per menit
(L/menit). Para peneliti di Amerika Serikat melakukan penelitian terhadap 300
orang dengan tekanan intraokuler normal yang berusia antara 3 sampai 38 tahun
dengan menggunakan teknik penyaringan (scan) fluorofotometri. Dalam
penelitian tersebut didapat bahwa kecepatan rata-rata aliran cairan aquos pada jam
8.00 16.00 berkisar antara 2,75 0.63 L/menit sehingga didapat batas normal
produksi cairan aquos sekitar 1,8 4,3 L/menit. Kecepatan ini dalam sehari dapat
bervariasi yang disebut dengan variasi diurnal yaitu kecepatan selama tidur 1,5
kali lebih cepat dari pada pagi hari.4
Sumber : http://www.perdami.or.id/?page=news.detail&id=7
Jukstakanalikular
Tahanan utama aliran keluar terdapat pada jaringan juksta kanalikular. Fungsi
jalinan trabekula adalah sebagai katup satu jalan yang membolehkan aquos
meninggalkan mata melalui aliran terbesar pada arah lain yang tidak bergantung
pada energi. Aquos bergerak melewati dan diantara sel endotelial yang membatasi
dinding dalam kanal Schlemm. Sekali berada dalam kanal Schlemm, aquos
memasuki saluran kolektor menuju pleksus vena episklera melalui kumpulan
kanal sklera. 1,2,8
Sumber : http://archive.kaskus.us/thread/2625261
Humor akuos berperan sebagai pembawa zat makanan dan oksigen untuk
organ di dalam mata yang tidak berpembuluh darah yaitu lensa dan kornea,
disamping itu juga berguna untuk mengangkut zat buangan hasil metabolisme
pada kedua organ tersebut. Adanya cairan tersebut akan mempertahankan bentuk
mata dan menimbulkan tekanan dalam bola mata (tekanan intra okuler). Untuk
mempertahankan keseimbangan tekanan di dalam bola mata cairan aquos
Sumber dari
http://medicastore.com/index.php?mod=obat_search
Sumber : http://www.perdami.or.id/?page=news.detail&id=7
kerusakan
neuron
pada
glaukoma
sudut
terbuka
dan
Pada glaukoma sudut terbuka primer tidak terlihat kelainan pada anyaman
trabekula akan tetapi mungkin terdapat kerusakan fungsi sel trabekula atau
jumlahnya kurang akibat bertambahnya usia. Pendapat lain adanya gangguan dari
enzim pada trabekula. 8
Bila telah dilakukan pemeriksaan tekanan bola mata dan papil saraf optik
maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan gonioskopi. Pemeriksaan ini perlu untuk
mengetahui apakah glaukoma adalah glaukoma primer sudut terbuka atau
sekunder. Gambaran
sudut
terbuka primer
sudut
terbuka primer
kuat
bahwa
meshwork, adalah akibat kematian sel itu sendiri oleh karena berbagai sebab.
Menurut Lutjen-Drecoll (1994), berkurangnya jumlah sel endotel trabecular
meshwork, disertai dengan akumulasi matriks ekstra-seluler dan penebalan lamela
daerah uvea dan korneo-sklera akan menimbulkan hambatan outflow cairan akuos
pada glaukoma sudut terbuka primer. 5,6
2.7 Patofisiologi
Tingginya tekanan intraokuler tergantung pada besarnya produksi aquoeus
humor oleh badan siliar dan pengaliran keluarnya. Besarnya aliran keluar aquoeus
humor melalui sudut bilik mata depan juga tergantung pada keadaan sudut bilik
mata depan, keadaan jalinan trabekulum, keadaan kanal Schlemm dan keadaan
tekanan vena episklera. Tekanan intraokuler dianggap normal bila kurang daripada
20 mmHg pada pemeriksaan dengan tonometer aplanasi. Pada tekanan lebih tinggi
dari 20 mmHg yang juga disebut hipertensi oculi dapat dicurigai adanya
glaukoma. Bila tekanan lebih dari 25 mmHg pasien menderita glaukoma
(tonometer Schiotz).
Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah atrofi sel
ganglion difus, yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian
dalam retina dan berkurangnya akson di saraf optikus. Iris dan korpus siliar juga
menjadi atrofi, dan prosesus siliaris memperlihatkan degenerasi hialin.2
Diskus optikus menjadi atrofi disertai pembesaran cekungan optikus diduga
disebabkan oleh; gangguan pendarahan pada papil yang menyebabkan degenerasi
berkas serabut saraf pada papil saraf optik (gangguan terjadi pada cabang-cabang
sirkulus Zinn-Haller), diduga gangguan ini disebabkan oleh peninggian tekanan
intraokuler. Tekanan intraokuler yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf
optik yang merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata.
Bagian tepi papil saraf optik relatif lebih kuat daripada bagian tengah sehingga
terjadi cekungan pada papil saraf optik.1,2,6
2.
3.
4.
Pada keadaan normal tekanan bola mata tidak akan mengakibatkan kerusakan
pada papil saraf optik. Reaksi mata tidak sama pada setiap orang, sehingga
tidaklah sama tekanan normal pada setiap orang. Tujuan pemeriksaan dengan
tonometer atau tonometri untuk mengetahui tekanan bola mata seseorang.
Tonometer yang ditaruh pada permukaan mata atau kornea akan menekan bola
mata ke dalam. Tekanan ke dalam ini akan mendapatkan perlawanan tekanan dari
dalam bola mata melalui kornea. 8
Kelainan serabut retina, serat yang pucat atau atrofi akan berwarria hijau
Derajat 0, bila tidak terlihat struktur sudut dan terdapat kontak, kornea dengan
iris, disebut sudut tertutup
Derajat 1, bila tidak terlihat 1/2 bagian trabekulum sebelah belakang, dan garis
Schwalbe terlihat disebut sudut sangat sempit. Sudut sangat sempit sangat
mungkin menjadi sudut tertutup
Derajat 2, bila sebagian kanal Schlemm terlihat disebut sudut sempit sedang
kelainan ini mempunyai kemampuan untuk tertutup
Derajat 3, bila bagian belakang kanal Schlemm masih terlihat termasuk skleral
spur, disebut sudut terbuka. Pada keadaan ini tidak akan terjadi sudut tertutup.
e. Tes Provokasi
Tes provokasi : dilakukan pada keadaan yang meragukan.
1)
Tes minum air : penderita disuruh berpuasa, tanpa pengobatan selama 24 jam.
Kemudian disuruh minum 1 L air dalam 5 menit. Lalu tekanan intraokuler diukur
setiap 15 menit selama 1,5 jam. Kenaikan tensi 8 mmHg atau lebih, dianggap
mengidap glaukoma.
2)
3)
Kombinasi tes air minum dengan pressure congestion test : Setengah jam setelah
tes minum air dilakukan pressure congestion test. Kenaikan 11 mmHg
mencurigakan, sedangkan kenaikan 39 mmHg atau lebih pasti patologis.
4)
5)
semua
reseptor
yang
rendah-menurunkan
walaupun
tidak
menghilangkan risiko efek samping sistemik ini. Depresi, kacau pikir dan rasa
lelah dapat timbul pada pemakaian obat penghambat beta topikal. 7
Apraklonidin adalah suatu agonis adrenergik 2 baru yang menurunkan
pembentukan humor aquos tanpa efek pada aliran keluar.Epinefrin dan dipivefrin
memiliki efek pada pembentukan aqueus humor.1
Inhibitor karbonat anhidrase sistemik-asetazolamid adalah yang paling
banyak digunakan, tetapi terdapat alternatif yaitu diklorfenamid dan metazolamid
digunakan untuk glaukoma kronik apabila terapi topikal tidak memberi hasil
memuaskan dan pada glaukoma akut dimana tekanan intraokular yang sangat
tinggi perlu segera dikontrol. Obat-obat ini mampu menekan pembentukan humor
aquos sebesar 40-60%. Asetazolamid dapat diberikan per oral dalam dosis 125250 mg sampai tiga kali sehari atau sebagai Diamox Sequels 500 mg sekali atau
dua kali, atau dapat diberikan secara intravena (500 mg). Inhibitor karbonat
anhidrase menimbulkan efek samping sistemik yang membatasi penggunaan obatobat ini untuk terapi jangka panjang.8
Obat-obat hiperosmotik mempengaruhi pembentukan humor aquos serta
menyebabkan dehidrasi korpus vitreum.
pilokarpin, larutan 0,5-6% yang diteteskan beberapa kali sehari atau gel 4% yang
diteteskan sebelum tidur. Karbakol 0,75-3% adalah obat kolinergik alternatif.
Obat-obat antikolinesterase ireversibel merupakan obat parasimpato-mimetik
yang bekerja paling lama. Obat-obat ini adalah demekarium bromide 0,125 dan
0,25% dan ekotiopat iodide 0,03-0,25% yang umumnya dibatasi untuk pasien
afakik atau pseudofakik karena mempunyai potensi kataraktogenik. Perhatian:
obat-obat antikolinesterase ireversibel akan memperkuat efek suksinilkolin yang
diberikan selama anastesia dan ahli anestesi harus diberitahu sebelum tindakan
bedah. Obat-obat ini juga menimbulkan miosis kuat yang dapat menyebabkan
penutupan sudut pada pasien dengan sudut sempit. Pasien juga harus diberitahu
kemungkinan ablasio retina.9
Semua obat parasimpatomimetik menimbulkan miosis disertai meredupnya
penglihatan terutama pada pasien katarak dan spasme akomodatif yang mungkin
mengganggu pada pasien muda.
Epinefrin 0,25-2% diteteskan sekali atau dua kali sehari, meningkatkan aliran
keluar humor aquos dan disertai sedikit penurunan pembentukan humor aquos.
Terdapat sejumlah efek samping okular eksternal, termasuk vasodilatasi
konjungtiva reflek, endapan adrenokrom, konjungtivitis folikularis dan reaksi
alergi.efek samping intraokular yang dapat tejadi adalah edema makula sistoid
pada afakik dan vasokonstriksi ujung saraf optikus.Dipivefrin adalah suatu
prodrug epinefrin yang dimetabolisasi secara intraokular menjadi bentuk aktifnya.
Epinefrin dan dipivefrin jangan digunakan untuk mata dengan sudut kamera
anterior sempit. 10
2.12 Prognosa
Prognosis sangat tergantung pada penemuan dan pengobatan dini 1. Bila tidak
mendapat pengobatan yang tepat dan cepat, maka kebutaan akan terjadi dalam
waktu yang pendek sekali. Pengawasn dan pengamatan mata yang tidak mendapat
serangan diperlukan karma dapat memberikan keadaan yang sama seperti mata
yang dalam serangan. 2