Anda di halaman 1dari 31

PROTEIN DAN SINTESA

PROTEIN
DR. ROSMAWATY LUBIS, MSi.

Protein :

Makanan yang mengandung protein, dalam


saluran pencernaan, oleh katalisa protease
dicerna menjadi asam amino
Asam amino diangkut oleh darah dari usus
menuju sel
Karbohidrat dapat diubah menjadi asam amino
melalui proses aminasi, dan sebaliknya asam
amino dapat dibah menjadi karbohidrat melalui
proses deaminasi. Keduanya disebut
transaminasi.

Protein :

NH3 yang berasal dari keluarnya gugus NH2 pada


proses deaminasi, selain untuk mensintesis asam
amino dari karbohidrat, ada yang keluar dari sel dan
diubah menjadi ureum atau asam urat, atau dengan
air menjadi ammonium hidroksil dan dieksresi
melalui ginjal.
Banyak bahan antara dalam reaksi pernapasan
karbohidrat, dapat menjadi bahan pokok untuk
mensintesis asam amino, dan reaksi tersebut dapat
timbal balik. Hal tersebut terjadi dalam proses
metabolisme asam amino (Gambar 38).

Asam amino :

1.

2.

Selain untuk sintesa protein, asam


amino juga menjadi bahan pokok untuk
sintesa :
Basa asam inti : Adenin (A), Timin (T),
Guanin (G), Citosin (C) , Urasil (U)
Kreatin yang menerima P dari ATP pada
otot.

Sumber asam amino :

Sumber asam amino yang sesungguhnya bagi


makhluk hidup dalah protein tumbuhan.
Protein disintesa oleh tumbuhan dari karbohidrat, yakni
dengan mengubah glukosa bersama ion NO3 menjadi
asam amino, lalu berangkai-rangkai menjadi protein.
Asam amino dalam saluran pencernaan, berasal dari
protein dan diangkut menuju sel tubuh untuk menjadi
protein hewani.
Protein hewani berbeda dengan protein tumbuhan atau
nabati.

Sintesa protein :

Sintesa protein di dalam sel ditentukan oleh gen.


Karena susunan genetis tidak sama pada
berbagai jenis makhluk hidup, bahkan diantara
saudara kandung, maka sintesa protein pun
berbeda pada masing-masing makhluk hidup.
Makin dekat hubungan kerabat, makin
mendekati persamaan susunan genetisnya,
maka makin mendekati persamaan protein tubuh
mereka. Demikian pula sebaliknya.

Sintesa protein :

Setiap gen mensintesa protein tertentu,


karena susunan nukleotida setiap gen
juga berbeda.
Kalau protein itu enzim, maka setiap gen
mensintesa enzim tertentu.

Sintesa protein :

Bahan : asam amino dalam plasma (20 asam amino)


Tempat : ribosom
Jalan reaksi : ditentukan oleh gen,dan tiap gen
mensintesa protein tertentu
Pelaksana : ARNm, ARNt dan enzim ARN polimerase
Energi : ATP
Tahap : a. transkripsi
b. translasi

Transkripsi :

Salah satu rantai AND yang aktif yg disebut AND


acuan AND template, mencetak ARN-m
Tiga-tiga (triplet) basa AND-acuan disebut
kodogen, dan triplet basa yang dicetak pada
nukleotida ARN-m disebut kodon.
ARN-m yang dicetak setangkup dengan ANDacuan, berarti sama dengan pasangan AND yang
bukan mencetak. Bedanya hanya gulanya diganti
dengan ribosa, dan basa Timin (T) diganti
dengan Urasil (U).

Transkripsi :

Enzim ARN-polimerase setahap demi setahap


bergerak pada molekul ADN di dalam inti sel,
dan di tempat emzim itu, pasangan double helix
terurai lepas dan berlangsung pencetakan.
ATP akan mengalami hidrolisis menjadi ADP +
P; P-nya bersenyawa dengan nukleosida
membentuk nukleotida (satu nukleosida terdiri
atas satu deoksiribosa dan satu basa organik)
Kemudian dengan fosfat terbentuk 1 P-G-B

Transkripsi :

Satu molekul ADN mencetak puluhan molekul


ARN-m. ARN-m merembes ke sitoplasma,
melekat setangkup dengan ARN-r dalam
ribosom.
Satu butir ribosom ditempati daerah ARN-m yang
tediri dari 2-3 kodon.
Tiga titik basa kodon berjabatan dengan tiga titik
basa ARN-r. Perjabatan itu sesuai dengan rumus
A-U dan G-C (ingat ! T pada AND diganti dengan
U pada ARN)

Translasi :

1.
2.
3.

Translasi adalah menafsirkan kode genetis atau huruf


morse telegram yang dibawa oleh ARN-m dari dalam
inti dan bereaksi dengan asam amino yang sesuai
dengan macam kodonnya.
Prosesnya adalah sbb :
ARN-t oleh katalisa enzim translase (aminoasil-ARN-t
sintetase) bereaksi dengan asam amino.
Satu asam amino bereaksi spesifik dengan ARN-t
tertentu.
ARN-t (20 macam) berpasangan dengan kodon ARN-m
dalam ribosom, setangkup antara basa (A-U dan G-C)

Translasi :

Urutan tiga titik basa kodon harus sesuai dengan


urutan tiga titik basa pada lekukan ujung ARN-t.
Tiga titik basa ujung ARN-t itu disebut antikodon.
Kode genetis yang dicetak pada ARN-m berupa
deretan kodon, pada ribosom diterjemahkan
berupa untaian asam-asam amino untuk
membentuk protein.
Hubungan antara kode genetik ADN gen dengan
terjemahannya dalam sintesa protein disebut
informasi genetis.

Translasi :

Pada ribosom, gabungan asam-asam amino


membentuk polipeptida dengan bantuan enzim
peptidil transferase.
Umumnya bila susunan tiga titik basa kodon
berbeda, maka asam amino yang diikat juga
akan berbeda. Tetapi beberapa asam amino
dapat memiliki lebih dari satu kodon.
Kode genetis bersifat universal, karena berlaku
bagi segenap makhluk hidup

Translasi kodon :
Dua puluh macam asam amino, dapat diikat dan
dirangkaikan oleh setiap kodon.
Beberapa kodon dapat mengikat anti kodon lebih dari
satu macam, hal ini untuk menjaga kemungkinan
bilamana satu kodon rusak atau tak terbaca (Gambar 40)
Translasi terdiri atas 4 proses :
I. Aminoasil ARN-t (ARN-t yang membawa asam amino)
masuk ke tempat A dalam ribosom, sesuai dengan
perjabatan tiga titik basa kodon dan anti kodon, C-G dan
A-U. Pada tempat D sebelumnya sudah ditempati
aminoasil ARN-t lain.

Translasi kodon :
II.(A) sudah ditempati ARN-t, asam amino yang dibawa
beruntai dengan untai peptida yang sudah terbentuk di
tempat (D)
III. ARN-t pada (D) melepaskan untai peptidanya, yang
kini sudah beruntai dengan asam amino yang dibawa
ARN-t pada (A), lalu pergi lagi mengikat asam amino
baru.
IV. Peptidil-ARN-t (gabungan peptida dan ARN-t) yang
membawa asam amino pada (A) pindah ke tempat
(D). (A) menjadi kosong, yang nantinya akan dimasuki
lagi oleh aminoasil ARN-t yang baru.(gambar 41-42)

Regulasi Sintesa Protein :

Sel bersifat homeostatis (seimbang). Bila


produksi berlebihan, akan dicernakan kembali
oleh lisosom. Demikian pula bila ada kerusakan,
sel mampu memperbaiki sampai kembali pada
bentuk dan susunan semula.

Regulasi adalah lewat sistem enzim, sedangkan enzim


adalah protein regulasi dalam sintesa protein.
Regulasi sintesa protein bisa pada tingkat transkripsi,
bisa pula pada tingkat translasi. Regulasi pada tingkat
transkripsi disebut regulasi tingkat genetis.

Regulasi pada tingkat transkripsi

Yacob dan Manod (1961) tentang teori operon.


Regulasi dengan sistem represi-induksi. Represi
berarti menekan, menghambat; sedangkan
induksi berarti mendorong.
Sistem operon membagi gen menjadi :
1.Gen struktur
2.Gen operator
3. Gen regulator

Gen struktur :

Gen struktur adalah gen yang mengkode sintesa


satu molekul polipeptida dengan jalan
transkripsi.
Gen struktur terletak pada satu untai
polinukleotida ADN dalam kromatin dan dikontrol
sebagai satu unit.
Untuk mensintesa satu jenis protein, dikode oleh
beberapa gen struktur (tiga atau lebih)

Gen operator :

Gen operator adalah gen yang


menghasilkan zat operator, yang
mendorong gen struktur bertranskripsi.
Seperangkat gen struktur bersama gen
operator disebut operon.

Gen regulator :

Gen regulator adalah gen yang menghasilkan


zat represor, dan letaknya tidak jauh dari
operon.
Zat represor merupakan zat yang khas untuk
operon. Jika gen regulator beroperasi, dilakukan
transkripsi ARN-m. ARN-m merembes ke
sitoplasma, kemudian ribosom melakukan
translasi, sehingga terbentuk protein yang
sifatnya menekan kerja operon, itulah zat
represor.

Gen regulator :

Jika zat represor aktif, maka gen operator akan


diblokir sehingga tidak dapat beroperasi.
Zat represor dapat menjadi tidak aktif, jika ada
suatu zat induktor yang bersenyawa dengan zat
represor.
Jika zat induktor terurai, zat represor kembali
aktif. Jka represor non aktif berarti operon
beroperasi (Gambar 43)

Gen regulator :

Produksi atau hasil metabolisme suatu substrat dapat bertindak


sebagai korepressor.
Zat represor bertindak sebagai apo-repressor, seperti halnya
dalam sistem enzim.
Ko- bergabung dengan apo- menjadi holo-repressor, suatu
repressor yang aktif.
Dengan demikian, operon berhenti beroperasi dan enzim berhenti
disintesa.
Karenanya, produksi bertindak sebagai umpan balik (feed back).
Sistem umpan balik ini perlu bagi sel, agar produksi suatu zat tidak
berlebihan dan efektif.
Dengan substrat sebagai induktor dan produksi sebagai
korepressor, terciptalah regulasi sintesa di dalam sel.

Regulasi pada tingkat translasi :

Sulit dijajaki. Sintesa ARN-t dan enzim aminoasil sintetase


(enzim untuk merangkaikan ARN-t dengan asam amino)
berperan sangat menentukan.
Faktor lain yang menentukan terjadinya translasi adalah
melekatnya ARN-m dengan ribosom. Jika ARN-m yang
telah ditranskripsi tidak melekat ke ribosom, translasi
terhambat.
Faktor lain adalah kadar dan macam asam amino yang
ditransport ke dalam sel, kadar oksigen yang masuk ke
mitokondria untuk menghasilkan ATP, jumlah mitokondria
dalam sitoplasma, pH medium dan kehadiran elektrolit,
ikut berperan mengatur translasi.

Regulasi pada tingkat translasi :

Pada makhluk bersel banyak, misalnya manusia,


jika sudah mengalami bentuk definitif dan lahir,
sel tidak lagi semata-mata dikontrol oleh inti,
tetapi juga oleh saraf dan hormon.
Contoh regulasi sintesa protein air liur, berada di
bawah rangsangan dan dikontrol oleh saraf dan
hormon.
Sel Leydig di dalam testis, dalam mensintesa
steroid juga dikontrol oleh hormon LH dan ICSH
yang disekresi oleh kelenjar hipofisa.

Regulasi pada tingkat translasi :

Selain itu, banyak ditemukan gen rangkap, yang


dikerahkan bersama-sama untuk mensintesa
protein dalam jumlah banyak dalam waktu yang
singkat. Regulasi sintesa disini berarti sangat rumit.
Juga terdapat gen-gen yang berinteraksi atau
bekerjasama untuk menumbuhkan suatu karakter,
dan tiap karakter sering dikode oleh banyak gen;
berarti satu karakter ada banyak operon; sedang
untuk tiap operon terdapat beberapa gen struktur.

Interaksi gen :
1.
2.
3.

Bersifat inhibitor : menghambat


Bersifat komplemen : pelengkap
Bersifat kumulatif : saling menambah

Dogma sentral :

Dogma sentral merupakan pusat atau sentral


informasi genetis bagi suatu sel dalam menjalani
kehidupan.
Arus informasi genetis dalam sintesa protein secara
normal adalah menurut pola dogma sentral yaitu :
ADN
ARN
protein
transkripsi
translasi
Untuk transkripsi dibutuhkan enzim ARNpolimerase.

Teminisme :

Temin (1964) mengatakan bahwa arus informasi


yang berlawanan dapat terjadi, seperti pada sel
kanker dan sel yang diinfeksi oleh virus ARN
(Ribovira).
ARN virus merangsang ADN dalam inti sel
tumpangan (host) untuk bertranskripsi. Arah
informasi menjadi sbb :
ARN
ADN
ARN
protein
rangsangan

transkripsi

translasi

Teminisme :

Jadi menurut Temin (Teminisme), arus informasi


genetis dapat berlangsung dua arah ADN
ARN
ARN virus merangsang ADN tumpangan untuk
mentranskripsi protein kapsidnya, dan
bersamaan dengan itu membentuk ARN
nukleidnya.
Untuk transkripsi ADN dengan cara terbalik ini,
diperlukan enzim ARN-dependent ANDpolimerase.

Kegunaan teminisme :
1.

2.

Dalam rekayasa genetika (genetic


engineering) teminisme memegang
peranan penting dalam membuat klon
ADN yang berasal dari ARN donor
(virus, bakteri atau sel lain).
Klon ADN untuk produksi imunoglobulin,
enzim atau hormon.

Anda mungkin juga menyukai