I.
TUJUAN
III.
IV.
a.
DASAR TEORI
Titik nyala
Titik nyala adalah Temperatur terendah di mana campuran senyawa
dengan udara pada tekanan normal dapat menyala setelah ada suatu inisiasi, misalnya dengan
adanya percikan api. Titik nyala dapat diukur dengan metoda wadah terbuka (Open Cup /OC)
atau wadah tertutup (Closed cup/CC). Nilai yang diukur pada wadah terbuka biasanya lebih
tinggi dari yang diukur dengan metoda wadah tertutup.
1.
Bahan bakar cair yang mudah menyala (yang punya titik nyala dibawah 37.8
derajatCelcius dan tekanan uap tidak lebih dari 2.84 kg/cm2), terbagi:
a.
kelas IA, punya titik nyala dibawah 22.8 derajat Celcius dan titik
didih
dibawah37.8 derajat Celcius
b.
kelas IB, punya titik nyala dibawah 22.8 derajat Celcius dan titik
didih
sama
ataudiatas 37.8 derajat Celcius
c.
kelas IC,punya titik nyala sama atau diatas 22.8 derajat Celcius dan titik
didihdibawah 60 derajat Celcius
2.
Bahan bakar cair mudah terbakar (yang punya titik nyala sama atau diatas
37.8
derajatCelcius, terbagi:
a.
kelas IIA, punya titik nyala sama atau diatas 37.8 derajat Celcius
dan
titik
didihdibawah 60 derajat Celcius
b.
kelas IIB, punya titik nyala sama atau diatas 37.8 derajat Celcius
dan
titik
didihdibawah 93 derajat Celcius
c.
kelas IIC, punya titik nyala sama atau diatas 93 derajat Celcius.
Setiap zat cair yang mudah terbakar memiliki tekanan uap yang merupakan fungsi dari
temperatur cair, dengan naiknya suhu, tekanan uap juga meningkat. Dengan meningkatnya
tekanan uap, konsentrasi cairan yang mudah terbakar menguap diudara meningkat.
Jika titik nyala lebih rendah dari temperatur cairannya maka uap diatas permukaannya siap
untuk terbakar atau meledak. Lebih rendah dari titik nyala adlah lebih berbahaya, terutama bila
temperatur
ambientnya
labih
dari
titik
nyala.
CARA KERJA
Untuk Penentuan Titik Leleh :
1. Menggerus bahan atau sampel yang telah diketahui titik didihnya sebelumnya, kemudian
diletakkan dikaca arloji.
2. Memasukkan sampel kedalam pipa kapiler, kemudian memadatkannya
dengan cara
menjatuh-jatuhkan pipa kapiler tersebut didalam pipa atau semacamnya yang lebih besar secara
berulang-ulang
3. Meletakkan pipa kapiler pada bagian pemanasan pada alat penentu titik
leleh.
4. Menyalakan pemanas alat penentu titik leleh.
5. Mengatur pemanasan dengan mengatur tombol coarse temperature control
serta fine
temperatur control, sehingga kecepatan pemanasan menunjukkan
kenaikan suhu 1-2C per
menit atau sesuai dengan dengan kartu penunjuk
yang ada pada bagian alas tersebut
6. Mengamati sampel yang diselidiki, menekan tombol display( display hold control) pada saat
sampel
meleleh.
7. Membaca suhu atau titik leleh yang tertera pada alat.
DATA PENGAMATAN
Titik Leleh
No
Nama Zat
Warna Zat
Titik leleh
(secara praktek)
Titik Leleh
Secara Teori)
Asam Oksalat
Putih
102C
106C
Asam Benzoat
Putih
124C
123C
Titik Nyala
(secara
praktek)
Titik Nyala
Secara Teori)
51C
40C
Titik Nyala
Nama Zat
PERHITUNGAN
Titik Leleh
Asam Oksalat
Warna
Api
Merah
% Kesalahan =
=
= 3, 77 %
- Asam Benzoat
% Kesalahan =
=
= 0, 81 %
Titik Nyala
Asam Asetat Glasial
% Kesalahan =
=
= 27,5 %
VIII.
PERTANYAAN
1.
Tuliskan definisi titik leleh dan titik nyaa suatu zat
2.
Jelaskan mengapa kita perlu mengetahui besarnya titik leleh dan titik nyala suatu zat.
Jawaban:
1. Titik leleh :
Temperatur minimal yang dimiliki oleh suatu bahan untuk
berubah dari fase padat menjadi cair.
Titik Nyala : Temperatur maksimal yang dimiliki suatu bahan untuk
menghasilkan uap atau gelembung yang dapat menyebabkan
timbulnya percikan atau nyala api.
2.
Kita perlu mengetahui besarnya titik leleh dan titik nyala suatu zat agar kita dapat mengetahui
sifat zat itu, sehingga mempermudah kita dalam melakukan penelitian terhadap suatu zat. Dalam
melakukan penelitian kita dapat mengetahui batas pemanasan yang harus kita berikan agar
nantinya zat tersebut tidak meleleh ataupun menyala yang dapat menimbulkan kecelakaan.
IX.
ANALISA DATA
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa:
Pada saat memasukkan zat padat ke pipa kapiler diusahakan untuk tidak ada udara yang
masuk dengan cara memadatkanzat dengan menjatuhkan pipa kapiler yang berisi zat padat
etrsebut di dalam pipa gelas berulang-ulang.
Pada penentuan titik leleh ini menggunakan zat asam oksalat dan asam benzoat, pada saat
percobaan kecepatan pemanasan diatur sehingga kenaikkan suhu 1-20C permenit atau sesuai
kartu petunjuk yang ada, hal ini dilakukan agar mendapatkan hasil yang teliti. Dan penentuan
titik leleh ditandai dengan melelehnya zat tersebut.
Sedangkan pada saat penentuan titik nyala, menggunakan zat asam asetat glasial. Pada
percobaan yang dilakukan, bejana logam bagian atas harus dijaga agar tetap kering dengan cara
mengelap dengan tissue kering, agar api tidak ikut menyambar ke bagian atas bejana tersebut.
Dan suhunnya diukur dengan menggunakan termometer. Penentuan titik nyala ditandai dengan
percikan api.
Dari data tersebut juga dapat diketahui terjadi perbedaan antara titik leleh dan titik nyala
secara teoritis dan praktek. Dikarenakan pada saat pengerjaan yang kurang teliti dan
dimungkinkan juga kondisi alat yang kurang baik dan sampel zat yang mengalami perubahan
pada saat kondisi udara terbuka karena terlalu lama dibiarkan.
X.
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.
Besarnya titik leleh Asam Oksalat adalah 102C sedangkan untuk Asam Benzoat adalah
124C
2.
Besarnya titik nyala untuk Asam Asetat Glasial adalah 51C
3.
% kesalahan titik leleh asam oksalat yaitu 3,77% dan asam benzoat adalah 0.81 %
% kesalahan titik nyala asam asetat glasial yaitu 27,5 %