AKTUATOR
I.
Pendahuluan
Aktuator merupakan salah satu bagian utama dari sistem kontrol yang fungsinya
melaksanakan apa yang diperintahkan oleh ECU sebagai komputer yang ada di kendaraan.
Posisi aktuator dari sistem kontrol sebagai berikut:
AKTOR
AKTOR
(
Unit
Aktuator) )
( Unit Aktuator
Dari gambar diatas dapat ditarik pengertian bahwa pengolahan dan perhitungan sinyal
dari sensor-sensor oleh ECU akan dikeluarkan berupa sinyal pengendali kerja aktuator,
sehingga kerja aktuator sangat dipengaruhi kondisi-kondisi sinyal dari sensor dan aturan
kerja pada ECU (program).
II.
2.
Injektor
3.
4.
Koil Pengapian
5.
6.
Lain-lain
Program
N
a m a :Studi :
Dikeluarkan oleh :
Tanggal :
M. Muchlas
01-01-00
OTOTRONIK
6 5 0 5 0 5 0 5
` 5 0 5 0 5 1 6
Halaman :
1 - 19
age 2 of 20
Pada tipe ini pompa bensin akan bekerja pada saat ada sinyal start dan apabila
saklar Air Flow Meter menutup, yaitu apabila ada aliran udara melewati flap pada Air
Flow Meter.
EFI tipe D konstruksi relai pompa bensin sebagai berikut:
Pada sistem ini pompa bensin bekerjanya dipengaruhi oleh dua hal: posisi starter
dan sinyal putaran dari distributor.
Sehingga ketika mesin distarter pompa bensin bekerja dan setelah ada putaran
pompa dipertahankan tetap bekerja, ketika mesin dimatikan pompa akan berhenti
bekerja.
Program
N
a m a :Studi :
Dikeluarkan oleh :
Tanggal :
M. Muchlas
01-01-00
OTOTRONIK
6 5 0 5 0 5 0 5
` 5 0 5 0 5 1 6
Halaman :
2 - 19
age 3 of 20
2.
Injektor
Injektor merupakan aktuator yang berfungsi menyemprotkan bahan bakar
kedalam mesin.
Injektor
bekerja
berdasarkan
elektro-
dengan
sangat
halus.
= Lubang penyemprot
= Pegas
= Terminal
= Saringan
Injektor yang terpasang di engine memiliki dua terminal, salah satu terminal
terhubung ke relay kombinasi, dimana setiap kunci kontak pada posisi ON sudah
terdapat tegangan bateray (stanby), terminal satunya dihubungkan ke ECU sebagai
pengatur kerja injektor, dengan sinyal aktif LOW.
Ditinjau dari urutan penyemprotan pada EFI dapat digolongkan menjadi dua
macam, yaitu :
-
Program
N
a m a :Studi :
Dikeluarkan oleh :
Tanggal :
M. Muchlas
01-01-00
OTOTRONIK
6 5 0 5 0 5 0 5
` 5 0 5 0 5 1 6
Halaman :
3 - 19
age 4 of 20
Penyemprotan Group
Penyemprotan Skwensial
Keterangan:
= katup isap terbuka
= penyemprotan bensin
= saat pengapian
Jika injektor memiliki tahananan 1,0-3,0 ohm harus dirangkaikan resistor 5,0-8,0
ohm secara seri sebelum dihubungkan dengan sumber tegangan 12 volt, tetapi
jika injektor memiliki tahanan 15-17 ohm dapat langsung di sambungkan dengan
tegangan 12 volt.
Program
N
a m a :Studi :
Dikeluarkan oleh :
Tanggal :
M. Muchlas
01-01-00
OTOTRONIK
6 5 0 5 0 5 0 5
` 5 0 5 0 5 1 6
Halaman :
4 - 19
age 5 of 20
b.
Bentuk penyemprotan yang baik adalah berbentuk tirus dan sama pada setiap
injektor.
c.
d.
Dengan tekanan kerja normal, rata-rata penyaluran sekitar 0,2-0,25 liter selama
160 detik, tetapi dapat juga sampai 0,45 liter tergantung petunjuk buku manual.
e.
f.
Program
N
a m a :Studi :
Dikeluarkan oleh :
Tanggal :
M. Muchlas
01-01-00
OTOTRONIK
6 5 0 5 0 5 0 5
` 5 0 5 0 5 1 6
Halaman :
5 - 19
age 6 of 20
Program
N
a m a :Studi :
Dikeluarkan oleh :
Tanggal :
M. Muchlas
01-01-00
OTOTRONIK
6 5 0 5 0 5 0 5
` 5 0 5 0 5 1 6
Halaman :
6 - 19
age 7 of 20
3.
Macam-macam ISC/IAC
a.
mesin. Pada katup terdapat pegas bimetal yang dilengkapi dengan pemanas.
Program
N
a m a :Studi :
Dikeluarkan oleh :
Tanggal :
M. Muchlas
01-01-00
OTOTRONIK
6 5 0 5 0 5 0 5
` 5 0 5 0 5 1 6
Halaman :
7 - 19
age 8 of 20
Ketika temperatur mesin dingin katup terbuka sehingga ada tambahan udara
masuk dan putaran mesin idel tinggi. Setelah temperatur berangsur naik bimetal akan
melengkung menekan katup menutup saluran by pass secara bertahap dan putaran idel
akan turun.
Sistem diatas tidak dikontrol oleh ECU, bukan termasuk bagian EMS.
b.
Program
N
a m a :Studi :
Dikeluarkan oleh :
Tanggal :
M. Muchlas
01-01-00
OTOTRONIK
6 5 0 5 0 5 0 5
` 5 0 5 0 5 1 6
Halaman :
8 - 19
age 9 of 20
Ketika temperatur mesin masih dingin dan putaran mesin idel, ECU akan
mengeluarkan sinyal untuk mengoperasikan selenoid menarik katupnya melawan
pegas yang ada dibelakangnya, sehingga saluran by pass terbuka dan udara yang
masuk kemesin bertambah, akibatnya putaran idel jadi tinggi.
Setelah temperatur mesin panas ECU akan menghentikan sinyal yang menuju
selenoid sehingga pegas yang ada dibelakang katup selenoid akan mendorong katup
selenoid menutup saluran dan putaran idel jadi turun karena tambahan udara
dihentikan.
c.
gerakannya dibatasi 90. Penggerak dari katup rotari berupa motor DC.
Program
N
a m a :Studi :
Dikeluarkan oleh :
Tanggal :
M. Muchlas
01-01-00
OTOTRONIK
6 5 0 5 0 5 0 5
` 5 0 5 0 5 1 6
Halaman :
9 - 19
age 10 of 20
Ketika temperatur mesin masih dingin ECU mengeluarkan sinyal berupa duty
cycle yang besarnya tergantung dari sensor temperatur dan RPM mesin. Semakin
dingin temperatur semakin besar duty cycle yang dikelurakan ECU sehingga semakin
lebar pembukaan saluran by pass dan semakin tinggi putaran idel.
d.
sebagai penentu posisi yang presisi dengan derajat tertentu. ISC yang menggunakan
motor step dikontrol oleh ECU dengan sinyal yang urutannya tertentu.
Program
N
a m a :Studi :
Dikeluarkan oleh :
Tanggal :
M. Muchlas
01-01-00
OTOTRONIK
6 5 0 5 0 5 0 5
` 5 0 5 0 5 1 6
Halaman :
10 - 19
age 11 of 20
e.
Keterangan:
1. Katup Gas
2. Motor DC
3. Terminal / konektor
4. Saklar Idel
Ketika kondisi mesin idle dan dingin ECU mengeluarkan tegangan dan
menggerakkan motor maju kedepan, posisi motor akan tertahan disana oleh gigi
reduksi. Motor ini baru akan mundur jika ECU memberikan tegangan dengan arah
kebalikan.
Ada juga yang konstruksinya sebagai berikut:
Program
N
a m a :Studi :
Dikeluarkan oleh :
Tanggal :
M. Muchlas
01-01-00
OTOTRONIK
6 5 0 5 0 5 0 5
` 5 0 5 0 5 1 6
Halaman :
11 - 19
age 12 of 20
Keterangan:
1. ISC position sensor
2. Pegas pengembali
3. ISC aktuator
4. Throtle Position Sensor
5. Saklar CTP (Closed throttle
Position)
6. Alur Kabel Katup Gas
4.
Koil Pengapian
Koil Pengapian merupakan aktuator yang bekerjanya dengan menghasilkan
tegangan induksi yang sangat tinggi untuk disalurkan menuju busi.
Sistem yang masih dilengkapi dengan Distributor, maka koilnya satu melayani
seluruh silinder.
Sistem yang tidak dilengkapi dengan distributor (Distributorless Ignition
System) ada yang tiap koil melayani 2 silinder (Group).
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa busi silinder 1 dan 6 menyala
bersamaan, busi silinder 3 dan 4 nyala bersamaan, dan busi silinder 2 dan 5 juga nyala
bersamaan masing-masing setiap akhir langkah kompresi dan buang.
Program
N
a m a :Studi :
Dikeluarkan oleh :
Tanggal :
M. Muchlas
01-01-00
OTOTRONIK
6 5 0 5 0 5 0 5
` 5 0 5 0 5 1 6
Halaman :
12 - 19
age 13 of 20
5.
Program
N
a m a :Studi :
Dikeluarkan oleh :
Tanggal :
M. Muchlas
01-01-00
OTOTRONIK
6 5 0 5 0 5 0 5
` 5 0 5 0 5 1 6
Halaman :
13 - 19
age 14 of 20
Pada diagram diatas ditunjukkan sebuah posisi MIL hubungannya dengan ECU.
Apabila sistem pada kendaraan tidak terdapat masalah, maka saat mesin hidup
MIL akan mati, sebaliknya bila ada masalah MIL akan menyala. Tidak semua masalah
akan menyalakan MIL. Umumnya terdapat ketentuan kapan MIL akan menyala
kaitannya dengan permasalahan yang terjadi. Apabila data yang terkirim oleh sensor
masih berada pada rentang kerja sensor tersebut, walaupun data semestinya jauh
berbeda, maka MIL tetap tidak menyala.
Hal diatas menunjukkan tetap perlunya diagnosa untuk membandingkan data
terbaca dengan data semestinya pada kondisi pengukuran.
Sekarang telah banyak Scantool dipasaran yang dapat membantu kita untuk
lebih cepat menentukan letak permasalahan serta membantu kebutuhan diagnosa.
Pada buku manual umumnya dijelaskan juga cara mengakses kode
permasalahan jika tidak memiliki Scantool.
6.
Lain-Lain
Pada kebanyakan kendaraan sekarang masih dilengkapi dengan beberapa
actuator lain, misalnya untuk kebutuhan perbaikan emisi gas buang dilengkapi dengan:
pemanas sensor lambda, solenoid EGR, Selenoid V-TEC, Katup Pernafasan Tanki, dan
Program
N
a m a :Studi :
Dikeluarkan oleh :
Tanggal :
M. Muchlas
01-01-00
OTOTRONIK
6 5 0 5 0 5 0 5
` 5 0 5 0 5 1 6
Halaman :
14 - 19
age 15 of 20
juga untuk efisiensi pendinginan mesin dilengkapi dengan relay pengendali motor
pendingin mesin.
Semua aktuator tersebut prinsip kerjanya sama dengan aktuator-aktuator
utama yang telah dijelaskan, hanya kondisi apa dan kapan semuanya diatur dalam
pemrograman yang ada di ECU.
IV.
Perancangan Driver
Driver merupakan rangkaian elektronika yang dipicu oleh sinyal output ECU untuk
menggerakkan aktuator. Umumnya driver merupakan rangkaian transistor.
Transistor
sebenarnya
seperti
sebuah
relay
yang
dimanfaatkan
untuk
mengoperasikan sebuah sistem arus besar dengan pengendali arus kecil. Sehingga dikenal
istilah Transistor Gain.
Arus basis emitor mengendalikan arus kolektor
emitor.
Terdapat 2 macam transistor : NPN dan PNP namun keduanya sama-sama dapat
digunakan sebagai driver dari aktuator.
Transistor PNP
Transistor NPN
Program
N
a m a :Studi :
Dikeluarkan oleh :
Tanggal :
M. Muchlas
01-01-00
OTOTRONIK
6 5 0 5 0 5 0 5
` 5 0 5 0 5 1 6
Halaman :
15 - 19
age 16 of 20
Gambar
disamping
menunjukkan
Terkadang didunia otomotif tidak disebut dengan istilah driver tetapi dengan nama
yang spesifik, misalnya untuk driver koil pengapian sebutan yang populer adalah igniter.
Igniter sebenarnya berupa rangkaian pasangan Transistor (darlington).
Pada kendaraan, driver terkadang sudah terangkai jadi satu didalam box ECU.
Tetapi ada juga driver yang ditaruh diluar ECU jadi satu dengan aktuator.
Mengingat bervariasinya kebutuhan arus dan tegangan pada berbagai aktuator,
agar kemungkinan kerusakan transistor tidak menjalar ke bagian utama ECU, keluaran ECU
tidak langsung mengendalikan transistor tetapi dilewatkan terlebih dahulu melalui
optokopler.
Perancangan driver memperhitungkan beberapa hal, diantaranya besarnya tegangan
kerja, arus kerja yang diperlukan dan adanya tegangan induksi dari kumparan.
Driver untuk aktuator yang sifatnya selenoid termasuk didalamnya relay mungkin
hanya diperlukan transistor berdaya rendah dan tidak perlu pengaman transistor. Tetapi
untuk aktuator yang berupa motor diperlukan transistor yang dayanya lebih besar dan
kemungkinan perlu pengaman dari timbulnya induksi kumparan. Driver untuk koil perlu
perancangan yang lebih khusus, mengingat arus kerja koil cukup tinggi dan tegangan
induksi kumparannya juga sangat tinggi.
ECU
Program
N
a m a :Studi :
OPTOKOPLE
R
TRANSISTOR
AKTUATOR
Dikeluarkan oleh :
Tanggal :
M. Muchlas
01-01-00
OTOTRONIK
6 5 0 5 0 5 0 5
` 5 0 5 0 5 1 6
Halaman :
16 - 19
age 17 of 20
OPTOKOPLER
Untuk mendapatkan arus yang lebih besar dapat dengan mengkombinasi dua buah
transistor (transistor daya rendah dengan transistor daya tinggi) kombinasi kedua transistor
tersebut disebut darlington. Dipasaran telah tersedia transistor darlington dengan berbagai
macam daya. Namun kita juga dapat merancang darlington sendiri.
Program
N
a m a :Studi :
Dikeluarkan oleh :
Tanggal :
M. Muchlas
01-01-00
OTOTRONIK
6 5 0 5 0 5 0 5
` 5 0 5 0 5 1 6
Halaman :
17 - 19
age 18 of 20
Program
N
a m a :Studi :
Dikeluarkan oleh :
Tanggal :
M. Muchlas
01-01-00
OTOTRONIK
6 5 0 5 0 5 0 5
` 5 0 5 0 5 1 6
Halaman :
18 - 19
age 19 of 20
Program
N
a m a :Studi :
Dikeluarkan oleh :
Tanggal :
M. Muchlas
01-01-00
OTOTRONIK
6 5 0 5 0 5 0 5
` 5 0 5 0 5 1 6
Halaman :
19 - 19
Halaman:
20