OLEH KELOMPOK II :
DEVI YULIANTI, S.KEP
15.NS.088
15.NS.095
15.NS.097
HAYATUNNISA, S.KEP
15.NS.098
15.NS.107
15.NS.111
15.NS.112
NOPRIANNUR, S.KEP
15.NS.115
15.NS.131
15.NS.132
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL KASUS: RENCANA
PELAKSANAAN
RONDE
KEPERAWATAN
NUTRISI
KURANG
DARI
Banjarmasin,
Maret 2016
Menyetujui,
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin
Preseptor Klinik (PK)
NIP.
NIK.
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL KASUS: RENCANA
PELAKSANAAN
RONDE
KEPERAWATAN
KETIDAKSEIMBANGAN
NUTRISI
KURANG
DARI
Maret 2016
Menyetujui,
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin
Preseptor Klinik (PK)
NIP.
NIK.
Mengetahui,
Program Studi Profesi Ners
STIKES Sari Mulia Banjarmasin
Dini Rahmayani,S.Kep.,Ns.,MPH
NIK.19.44.2004.0
PROPOSAL PELAKSANAAN
RONDE KEPERAWATAN
I.
PENDAHULUAN
keperawatan
primer
merupakan
salah
satu
metode
PENGERTIAN
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat selain
melibatkan
klien
untuk
membahas
dan
melaksanakan
asuhan
keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan leh perawat primer dan
atau konselor, kepala ruangan, perawat pelaksana yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim kesehatan.
Karakteristik :
TUJUAN
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan ronde keperawatan, masalah keperawatan yang
di alami klien dapat diatasi.
B. Tujuan Khusus
1. Menumbuhkan cara berfikir yang kritis dan sistematis.
2. Meningkatkan kemampuan validitas data klien.
3. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
4. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien.
5. Meningkatkan
kemampuan
memodifikasi
rencana
asuhan
keperawatan.
6. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
7. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
IV.
MANFAAT
1. Masalah klien dapat teratasi.
2. Kebutuhan klien dapat terpenuhi.
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang propesional.
4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat
dan benar.
V.
KRITERIA KLIEN
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan.
VI.
METODE
1. Diskusi.
PascaRonde
A. Pra Ronde :
1. Menentukan kasus dan topik.
2. Menetukan tim ronde.
3. Mencari sumber atau literatur.
4. Membuat proposal.
5. Mempersiapkan klien : informed consent dan pengkajian.
6. Membuat proposal.
7. Diskusi.
B. Pelaksanaan Ronde :
1. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer yang difokuskan pada
masalah
keperawatan
dan
rencana
tindakan
yang
akan
KRITERIA EVALUASI
A. Struktur
1. Persyaratan administrative (informed concent, alat, dan lainnya).
2. Tim ronde keperawatn hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
3. Persiapan dilakukan sebelumnya.
B. Proses
1. Peseta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
2. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah ditentukan.
C. Hasil
1. Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.
2. Masalah klien dapat teratasi.
3. Perawat dapat :
a. Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
b. Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
c. Meningkatkan kemampuan validitas data klien.
d. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
e. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
f.
rencana
asuhan
keperawatan.
g. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
h. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
RENCANA PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN
PADA KLIEN TN. A DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH
Sasaran
Tujuan :
1. Tujuan Umum
Menyelesaikan
masalah
Ketidakseimbangan
Nutrisi
klien
Kurang
yang
Dari
belum
teratasi
Kebutuhan
Tubuh
yaitu
b.d
Ketidakefektifan Menelan.
2. Tujuan Khusus
- Menjustifikasi masalah yang belum teratasi.
- Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer, tim
-
kesehatan lainnya.
Menemukan alasan ilmiah terhadap masalah klien.
Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah klien.
Sasaran :
Klien Tn. A Umur 56 tahun yang dirawat di ruang Kumala RSUD Dr. H.
Moch. Ansari SalehBanjarmasin.
Materi :
1. Teori asuhan keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Tubuh b.d Spasme Otot Mastikatoris, Kesulitan Menelan Dan
Membuka Mulut.
Media :
1. Dokumentasi status klien.
2. Sarana diskusi, kertas dan pulpen.
3. Materi yang disampaikan secara lisan.
Tahap
Kegiatan
Pelaksana
Kegiatan
Klien
-
Tempat
1 hari
Pra
Pra Ronde
Penanggung
sebelum
Ronde
1. Menentukan kasus
jawab :
Kumala
dan topik
2. Menentukan tim
Ketua
RSUD Dr. H.
kelompok
Moch. Ansari
ronde
3.
4.
5.
6.
5 Menit
ronde
Menentukan literatur
Membuat proposal
Mempersiapkan klien
Diskusi pelaksanaan
Ronde 1. Pembukaan :
a. Salam pembukaan
1.Karu
b. memperkenalkan
2.Katim
tim ronde
3.PP
2. Pre Konfren :
4.PA
a. Menyampaikan
5.Dokter
6.Ahli Gizi
identitas dan
masalah klien
b. Menyampaikan
tujuan ronde
keperawatan
c. Penjelasan di
fokuskan pada
masalah
keperawatan
d. Memilih prioritas
masalah dan
tindakan yang akan
dilakukan terlebih
dahulu
e. Menentukan
rencana yang akan
f.
dilaksanakan
Perawat asosiate
memvalidasi ulang
pengkajian
Ruang
Saleh
Banjarmasin
Nurse
Station
g. Perawat asosiate
melaporkan hasil
h. Mendiskusikan
Kamar Klien
masalah yang
i.
ditemukan
Merencanakan
masalah yang
j.
sudah dilakukan
Karu menyerahkan
ketenaga medis
lain untuk
merencanakan
tindakan yang akan
dilakukan
3. onfren
a. Membuka salam
dan perkenalkan
TIM Ronde kepada
klien
b. Menyampaikan
masalah dan
menjelaskan
tindakan yang akan
dilakukan
c. Melakukan
tindakan
keperawatan
d. Penjelasan tentang
penyakit klien
e. Penjelasan tentang
f.
10 Menit
obat klien
Penjelasan tentang
Diit klien
4. Post Konfren
a. Mengakhiri salam
Pasca 1.
ronde
1.Karu
Nurse
Station
keperawatan
2.
Penutup
Kriteria Evaluasi
1. Struktural
a. Ronde keperawatan dilakukan di Ruang Kumala RSUD Dr. H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin.
b. Peserta ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah ditentukan.
3. Hasil
a. Klien puas dengan hasil kegiatan.
b. Masalah klien dapat teratasi.
c. Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berpikir yang kristis dan sistimatis.
2) Meningkatkan kemampuan validitas data klien.
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
beriorentasi pada masalah klien.
5) Meningkatkan kemampuan memodifikasi
keperawatan.
6) Meningkatkan kemampuan justifikasi
7) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
Pengorganisasian
1.
2.
3.
4.
Kepala ruangan
: Hayatun Nisa, S.Kep
Katim I
: Yenylia Dwiba Putri, S.Kep
Katim II
: Devi Yulianti, S.Kep
Perawat PP pagi
a. PP :Yayuk Kholifah , S.Kep
5. Perawat PP siang
a. PP : Erma Erliani, S.Kep
6. Perawat PP malam
a. PP : Hadi Subhan, S.Kep
b. PP : Muhammad Andri, S.Kep
rencana
asuhan
Informed Consent
SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN
RONDE KEPERAWATAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: ..
Umur
: ..
Alamat
: ..
Adalah suami/istri/orang tua/anak dari klien : ..
Nama
: ..
Umur
: ..
Alamat
: ..
Ruang
: ..
No. RM.
: ..
Dengan ini menyatakan setuju untuk dilakukan ronde keperawatan.
Banjarmasin,
Perawat yang menerangkan
Maret 2016.
Penanggung jawab
...
...
Saksi saksi :
Tanda tangan 1. . ()
2. . ()
B. Diagnosa Medis :
Tetanus
C. Keluhan Utama :
Klien mengeluh sulit membuka mulut dan sulit menelan makanan.
D. Riwayat Penyakit Sekarang :
Keluarga kllien mengatakan sebelum masuk rumah sakit klien tertusuk kawat
berkarat pada jari kelingking sebelah kanan. Setelah 2 minggu kemudian jari
tersebut mengalami bengkak dan mengeluh sulit membuka mulut serta
menelan makanan. 3 hari setelah itu klien dibawa keluarga pada hari Rabu,
02 Maret 2016 ke puskesmas terdekat, kemudian hari Kamis, 03 Maret 2016
di rujuk ke Rumah Sakit Tanah Bumbu, karena kurangnya fasilitas di rumah
sakit tersebut, klien di rujuk ke RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
pada hari Jumat, 05 Maret 2016. Pada saat pengkajian pada tanggal 11
Maret 2016, keluarga klien mengatakan klien bisa membuka mulut 2 jari
saja, klien tidak bisa menelan, klien terbatas dalam menggerekkan leher, dan
tidak bisa menunduk, serta disertai kejang 2-3 kali, klien juga mengeluh nyeri
pada leher, dada dan pinggang.
P = Nyeri saat menelan dan bergerak
Q = ditusuk-tusuk
R = leher, dada, dan pinggang\
S = 3 (1-5)
T = 2-3 menit
E. Riwayat Penyakit Dahulu :
Keluarga klien mengatakan klien memiliki riwayat penyakit hipertensi, asam
urat, dan klien belum pernah mengalami penyakit seperti saat ini.Klien juga
tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, DM, Asma, HepatitIs, TBC, dll.
F. Riwayat Penyakit Keluarga :
Keluarga klien dalam anggota keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit
seperti yang dialami klien saat ini. Keluarga juga tidak memiliki riwayat
penyakit hipertensi, DM, Asma, Hepatitus, TBC, dll.
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Anak Kandung
G. Pemeriksaan Fisik :: Tinggal Serumah
1. Tanda-tanda Vital :
a. Tekanan darah : 130/80 mmHg
b. Pernafasan : 28x/menit
c. Temperatur : 36,80C
d. Nadi
: 88 x/menit
cokelat pekat . Tidak ada keluhan nyeri saat berkemih, klien belum ada
BAB selama di rumah sakit.
7. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen (B6 : Bone)
Kemampuan pergerakan sendi bebas, klien nampak lemah, Skala
kekuatan otot :
33
33
33
33
33
33
33
33
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
Lumpuh total
Dibantu dengan alat
Dibantu orang lain dengan alat
Dapat melawan gravitasi
Mampu menahan tahanan ringan
No
Kemampuan
perawatan
Makan / Minum
Mandi
Toeliting
Berpakaian
Mobilitas
ditempat tidur
Berpindah
Ambulasi/ ROM
Skala aktivitas : 2
Keterangan :
0 = Mampu merawat diri secara penuh
1 = Memerlukan penggunaan alat
2 = Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain
3 = Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain dan peralatan
4 = Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam
perawatan
Warna kulit tidak anemis, turgor kulit sedang, tidak ada edema, klien
terepasang infus pada tangan kanan terpasang D5% Drif Diazepam 8
amp 7 tpm/24 jam
I.
HASIL
NILAI RUJUKAN
SATUAN
METODA
16,3
19
5,91
48
292
11.00-16.00
4.0-10.0
4.50-5.50
32.00-44.00
150-450
g/dl
Ribu/ul
Juta/ul
Vol%
Ribu/ul
ColorimetriC
Impedance
Impedance
Analyzer calculates
Impedance
146
<200
mg/dl
GOD-PAP
28
22
0-46
0-45
U/l
U/l
IFCC
IFCC
89
1,8
10-50
0,6-1,2
mg/dL
mg/dL
Modif-Berhelot
Jaffe
Terapi Farmakologi
Terapi Farmakologi tanggal 11 Maret 2016
1. Infus Clinimix + Ivelip 10 tpm
2. Inf. D5% Drip Diazepam 8 amp 7 tpm/24 jam
3.
NO
NAMA OBAT
Ketorolac
DOSIS
EFEKTIVITAS
KERJA OBAT
INDIKASI
KONTRA INDIKASI
EFEK SAMPING
Ulkus, perdarahan
saluran cerna dan
perforas,
hemoragik pasca
bedah, gagal ginjal
akut, reaksi
anafilaktik,dadan
gagal hati
30 mg
Penatalaksanaan
nyeri akut yang
berat jangka
pendek (<5 hari)
Hipersensitif terhadap
ketorolac dan
menunjukkan reaksi
alergi terhadap
aspirin atau obat
AINS lainnya. Pasien
dengan riwata ulkus
peptikum akut,
perdarahan saluran
cerna atau perforasi,
penderita gangguan
ginjal berat atau
beresiko menderita
gagal ginjal, pasien
yang menderita
perdarahan
cerebrovaskular,
diatesis hemoragik,
pasien yang sedang
mengalami
persalinan, ibu
menyusui, tidak boleh
diberikan secara
intravekal atau
epidural,
Pengobatan
jangka
pendek
diberikan 3060 mg dan
kemudian
dengan dosis
15-30 mg/6
jam. Dosis
maksimum
diberikan
dalam sehari
120 mg.
Untuk
menringan
nyeri sedang
pasca operasi
diberikan
dosis 30 mg
dan dosis 90
mg. Durasi
maksimum
pwngobatan
ketorolac
selama 5 hari
Menghentikan
perdarahan
(mimisan, pasca
operasi,
menstruai
berlebihan,
perdarahan pada
angio edema
turunan
Diare, mual,
badan terasa lelah
0.5 -1 g (atau
10 mg/kg) 3
kali sehari.
Pengobatan tukak
usus 12 jari aktif,
tukak lambung
akti, mengurangi
ejala refluk
esofaus, ranitidine
injeksi diidkasikan
untuk pasienrawat
inap di rumah
sakit dengan
keadaan
Penderita yang
hipersnsitif terhadap
ranitidine
Sakit kepala,
susunan saraf
pusat : malais,
pusing, vertigo,
kardiovaskulr,
aritmia, seperti :
takikardia,
bradikardia,
gastrointestinal :
konstipasi, diare,
mual, muntah, nyri
Asam
Tranexamat
3 x 250
mg
Ranitidin
2x50
mg
6-8 jam
Pada
pemberian IM
atau IV kadar
dalam serum
yang
diperlukan
untuk
menghambat
50 %
perangsangan
sekrrsi asam
hipersekresi
patologis atau
ulkus usus 12 jari
yang sulit diatasi
Metronidazole
2x 500
mg
Infeksi yang
disebabkan
bakteri anaerob,
infeksi menular
seksual, infeksi
parasit
tricomonas(bisa
pada diare dan
keputihan) infeksi
kuman amoeba
Ceftriaxone
2x1
amp
Mengobati dan
mencegah infksi
yang disebabkan
bakteri
perut,
muskuloskeletal :
atralgia, dan
malgia.
Hematologik :
leukopenia,
granulositopenia,
panitopenia,
trombositopenia
lambung
adalah 38-94
mg/ml. Kadar
tersebut
bertahan
selama 6-8
jam
Nafsu makan
menurun, muncul
infeksi jamur,
diare, pusing,
mual dan muntah,
air kencing
berwarna gelap,
alergi, kejang
7,5 mg/kg BB
sebanyak 34x/hari
selama 7-10
hari
48 72 Jam
J. Analisa Data
Tanggal 11 Maret 2016
N
o
1.
Analisa Data
Masalah
DS:
- Keluarga mengatakan klien sulit membuka
Ketidak Seimbangan
Spasme
mastikatoris,
Kebutuhan Tubuh
kesulitan
DS :
- Klien mengatakan nyeri pada leher, dada dan
pinggang
P : Nyeri saat menelan dan bergerak
Q : Ditusuk-tusuk
otot
menelan
dan
membuka
menelan makanan.
- Klien tampak hanya minum 1 sdm susu
- Klien tampak kurus
- BBS : 52 Kg
- TB : 162 cm
- IMT : 57 kg
Trismus (+)
2.
Etiologi
mulut
Nyeri Akut
Agen
Biologi
Injury
DO :
- Klien tampak meringis
- Klien tampak memegangi leher dada dan
pinggang
- Klien tampak gelisah
- TTV
TD :130/80 mmHg
N : 88x/m
R : 28 x/m dengan O2 nasal kanul 2 liter
T : 36,8 0 C
2.
DS :
- Keluarga
klien
mengatakan
klien
sulit
Hambatan mobilitas
Kerusakan
fisik
neuromuskule
Faktor Resiko :
- Keluar darah pada hidung dan mulut berupa
Resiko aspirasi
Faktor Resiko :
- Klien beruia 56 tahun
- Klien tampak lemah
- Klien hanya berbaring ditempat tidur
- Skala aktivitas 2: Memerlukan bantuan dan
pengawasan orang lain
- Riwayat jatuh dari tempat tidur
- Skala penilaian resiko jatuh: 45 resiko tinggi
Resiko Jatuh
333
3
333
3
333
K. Intervensi Keperawatan
No.
1.
Rencana keperawatan
Hari
Diagnosa
Tanggal
Keperawatan
Intervensi
Jumat,
Ketidakseimbangan
NOC :
11
Maret
kebutuhan
2016
b.d
tubuh
spasme
NIC :
tidur 90 0 atau posisi duduk
otot b. Nutritional
status
mastikatoris,
nutrient intake
kesulitan
Weight Control
dan
mulut
menelan c.
membuka
saat berbaring
Setelah dilakukan tindakan 3. Anjurkan makan makanan
keperawatan selama 3 x 24
jam
Kriteria Hasil :
nutrisi
6. Timbang BB secara
berkala
dibutuhkan klien
2.
Jumat,
NOC:
NIC :
11
injury biologis
a. Pain Control
b. Pain Level
c. Pain Comfort
Maret
2016
secara komperhensif
mampu
teknik
nyeri,
menggunakan
nonfarmakologi
dengan
3. Gunakan teknik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
4. Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri,
pencahayaan dan
manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri
intensitas,
frekuensi
dari ketidaknyamanan
menggunakan
(skala
mencari bantuan)
c.
karakteristik, durasi,
faktor presipitasi
kriteria hasil:
(tahu
termasuk lokasi,
dan
tanda
kebisingan
5. Ajarkan teknik relaksasi
dan distraksi
6. Tingkatkan istirahat,
nyeri)
d. Menyatakan
rasa
nyaman
nyeri
setelah
berkurang
3.
Jumat,
Hambatan
11
Maret
kelemahan umum
2016
NOC :
a.
b.
c.
d.
Joint Movement
Mobility Level
Self Care
Transfer Performance
NIC :
1. Berikan informai akan
pentingnya mobilisasi
2. Ajarkan tehnik mobilisasi
dini dan ROM
3. Monitoring TTV sebelum
dan sesudah latihan dan
miring
kanan
dan kiri
b. Klien mampu duduk
c. Klien meningkat dalam
aktiftas
fisik
secara
mandiri
d. Klien dapat melakukan
ROM
4.
Jumat,
Resiko aspirasi
NOC :
11
1. Respiratory status :
Maret
ventilation
2. Aspiration control
3. Swallowing status
2016
pernafasan normal.
Klien mampu menelan,
mengunyah tanpa terjadi
aspirasi, dan mampu
c.
pemberian terapi
NIC :
1. Pantau TTV
2. Monitor status paru-patu
3. Pertahankan jalan nafas
yang paten.
4. Hindari makan kalau
residu masih banyak
5. Potong makanan kecilkecil
6. Haluskan obat oral
sebelum pemberian, jka
ada
7. Naikkan kepala 30-45
setelah makan
5.
Jumat,
Resiko jatuh
NOC :
11
a. Knowledge : personal
Maret
safety
b. Safety behavior : fall
2016
c.
prevention
Safety behavior : fall
occurance
d. Safety behavior :
physical injury
e. Safety integrity : skin
and mucous membran
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24
jam resiko jatuh tidak terjadi
dengan Kriteria Hasil :
a. Klien
tidak
klien
3. Hindarkan lingkungan
yang berbahaya
4. Pantau kesadaran klien
5. Pasang side rail tempat
tidur. Evaluasi pupil
6. Sediakan tempat tidur
yang nyaman dan bersih
mengalami
cedera/jatuh
b. Klien
terbebas
NIC:
1. Sediakan Limgkungan
dari
cedera fisik
utnuk klien
7. Batasi pengunjung
8. Anjurkan keluarga untuk
menemani klien.
9. Menjaga lingkungan dari
kebisingan
L. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d spasme otot
mastikatoris, kesulitan menelan dan membuka mulut
Belum teratasi
S:
- Keluarga mengatakan klien sulit membuka mulut dan menelan
makanan.
- Klien hanya minum 1 sdm susu.
O:
- Klien tampak kesulitan membuka mulut dan menelan makanan.
- Klien tampak hanya minum 1 sdm susu
- Klien tampak kurus
- BBS : 52 Kg
- TB : 162 cm
- IMT : 57 kg
- Lila : 23 cm
A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d spasme
otot mastikatoris, kesulitan menelan dan membuka mulut belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
-
Pantau TTV
Kaji skala nyeri
Ajarkan tehnik relaksasi
Kolaborasi analgetik katorolac
S:
-
O:
-
4. Resiko aspirasi
Masih mungkin terjadi
Faktor Resiko :
Keluar darah pada hidung dan mulut berupa gumpalan darah
-
segar.
klien bisa membuka mulut 2 jari saja,
klien tidak bisa menelan
klien terbatas dalam menggerekkan leher, dan tidak bisa
menunduk
serta disertai kejang 2-3 kali
5. Resiko Jatuh
Masih mungkin terjadi
Faktor Resiko :
- Klien beruia 56 tahun
- Klien tampak lemah
- Klien hanya berbaring ditempat tidur
- Skala aktivitas 2: Memerlukan bantuan dan pengawasan orang lain
- Riwayat jatuh dari tempat tidur
- Skala penilaian resiko jatuh:
- Pasien sering kejang
- Pasien terpasang pin resiko jatuh
- Pasien terpasang infus D5 Drip Diazepam 8 amp 7tpm/24jam
- Skala otot :
333
333
3
333
3
333
tubuh
b.d
ketidakefktifan menelan
N. Fokus Intervensi Keperawatan
No.
1.
Hari
Diagnosa
Tanggal
Keperawatan
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Selasa,
Ketidakseimbangan
NOC :
15
Maret
kebutuhan
2016
tubuh
NIC :
tidur 90 0 atau posisi
menelan
status
nutrient intake
c.
Weight Control
3. Anjurkan makan
keperawatan selama 3 x 24
jam
sering
ketidakseimbangan
Kriteria Hasil :
makan
meningkat
c.
nutrisi
6. Timbang BB secara
berkala
Adanya peningkatan BB
0,5 kg/minggu
dapat
berhadir
mengikuti
ronde
keperawatan.
c. Peserta yang berhadir meliputi kepala bidang keperawatan, kepala
ruangan Kumala, supervisor bedah syaraf, ahli gizi, apotiker dan
j.
Hasil
a. Konselor aktif menjawab pertanyaan dan memberikan informasi terkait
masalah yang dihadapi klien.
b. Klien dan keluarga merasa senang telah dilibatkan dalam kegiatan
ronde keperawatan.
c. Solusi dari permasalahan klien telah didapatkan.
d. Keluarga puas dengan hasil ronde keperawatan.
e. Berkolaborasi dengan ahli gizi klien apabila mendapat diet tambahan
DAFTAR PUSTAKA
(2011).
Manajemen
Keperawatan:
Aplikasi
dalam
Praktik